• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

E. Hubungan Minat Membaca Majalah Remaja

Remaja merupakan suatu periode transisi dari masa kanak-kanak

menuju masa dewasa. Banyak perubahan besar yang terjadi pada remaja,

karena itu mereka mengalami kebingungan dalam mencari identitas dirinya.

Kondisi ini menyebabkan remaja memiliki karakteristik psikologis yang labil

dan mudah terpengaruh lingkungan sekitarnya (Erikson, 1968). Masa remaja

juga diibaratkan sebagai suatu masa dimana individu memiliki energi besar,

untuk melakukan berbagai aktivitas yang sesuai dengan minatnya.

Minat merupakan salah satu faktor psikologis yang mempengaruhi

sikap dan perilaku individu (Hadipranata, dalam Ermawati, 2001). Minat juga

dapat menjadi sumber motivasi seseorang untuk melakukan aktivitas yang

berhubungan dengan obyek minatnya, karena adanya perhatian atau rasa

senang terhadap obyek minat tersebut (Hurlock, 1993). Perkembangan minat

sejalan dengan perkembangan individu. Minat yang dimiliki pada masa

kanak-kanak kemungkinan akan menurun atau hilang dan digantikan oleh minat baru

yang lebih berarti bagi remaja (Engel, dkk, 1990). Minat pada remaja ini akan

memainkan peran penting dalam perkembangan perilaku dan kepribadiannya.

Salah satu aktivitas yang banyak disukai oleh remaja adalah aktivitas

membaca. Minat membaca dapat ditumbuhkan melalui pengalaman membaca

yang terjadi secara kebetulan yang kemudian dipersepsi positif oleh remaja

sehingga akan dilakukannya lagi, melalui proses identifikasi terhadap orang

dilakukan oleh orangtua atau orang dewasa lainnya. Dengan membaca remaja

banyak mendapatkan informasi tentang dunia sekitarnya. Salah satu media

bacaan yang banyak dibaca remaja adalah majalah remaja. Kebanyakan

majalah remaja ditujukan kepada remaja putri yang merupakan adaptasi dari

majalah wanita dewasa, hanya berbeda pada tingkat usia pembacanya.

Tema-tema yang diangkat dalam majalah remaja ini adalah seputar masalah

kecantikan, trend, dan gaya hidup modern (Adiputra, 1997).

Remaja yang memiliki minat membaca majalah remaja akan

cenderung melakukan aktivitas membaca majalah remaja dengan intensitas

yang lebih tinggi, daripada mereka yang tidak memiliki minat terhadap hal

tersebut. Akibat membaca majalah remaja maka remaja akan membentuk

suatu pola perilaku tertentu. Menurut Petri (1981) jenis informasi yang kita

peroleh dan bagaimana informasi tersebut diproses akan mempengaruhi

perilaku kita. Dengan membaca majalah remaja yang berisi hal-hal yang

menjurus pada konsumtivisme, akan menuntun remaja untuk berperilaku

konsumtif dalam kehidupannya sehari-hari.

Gaya hidup konsumtif adalah pola perilaku sehari-hari yang khas dari

individu dalam menghabiskan waktu dan uang yang meliputi aktivitas, minat

dan opini yang selalu berorientasi ke arah memperoleh kesenangan hidup dan

prestige. Ciri-ciri dari gaya hidup konsumtif selalu mengarahkan segala aktivitas atau usahanya untuk memperoleh kesenangan atau kenikmatan.

Bentuk dari gaya hidup ini antara lain seks bebas, pesta, perilaku konsumtif

khususnya bagi kaum muda yang sangat antusias terhadap hal-hal baru

sehingga gaya hidup ini banyak diikuti termasuk oleh para siswi.

Siswi yang berada pada tahap remaja ini akan mengalami

perkembangan fisik, perubahan kognitif dan juga hubungan sosial. Menurut

Santrock (2003), pada masa dewasa dini seseorang akan mencoba banyak

peran yang berbeda, mencari karir alternatif, berpikir tentang berbagai gaya

hidup dan mempertimbangkan berbagai hubungan yang ada. Setelah itu,

individu akan membuat keputusan tentang hal-hal tersebut khususnya dalam

bidang karir dan gaya hidup. Pada masa dewasa dini banyak individu memiliki

gaya hidup seperti membeli barang yang tidak dibutuhkan secara berlebihan,

salah satu contohnya.

Fenomena gaya hidup konsumtif di Yogyakarta semakin meningkat,

yang dapat terlihat dari banyaknya pengunjung ke tempat-tempat hiburan

seperti mall, café, diskotik, dan menjamurnya majalah remaja, serta tayangan televisi yang kebanyakan memberikan tontonan seputar gaya hidup artis yang

serba mewah dan glamour. Dalam pergaulan, remaja berasosiasi dengan teman

sebayanya, yang dalam hal ini bertindak sebagai kelompok referensi.

Kelompok referensi ini mempengaruhi remaja untuk memiliki gaya hidup

konsumtif, karena remaja berinteraksi dalam suatu lingkup pertemanan

dimana antara satu individu dapat mempengaruhi individu yang lain.

Majalah remaja juga banyak mengulas mengenai gaya hidup dan gosip

terbaru para bintang, yang mengakibatkan remaja cenderung menirunya tanpa

ajang para produsen untuk menawarkan produknya. Tidak dapat dipungkiri

bahwa media massa pun juga memberikan andil terhadap pembentukan

perilaku remaja dengan berbagai topik yang dibawakannya yang dapat

menarik minat untuk membaca bagi para remaja. Berbagai berita seputar gaya

hidup yang terdapat pada majalah remaja dapat mempengaruhi anggapan

remaja bahwa penampilan merupakan hal yang harus diutamakan dalam

pergaulan sehari-hari dalam lingkungannya. Faktor kelompok referensi (faktor

teman) juga mempengaruhi remaja untuk memiliki gaya hidup konsumtif,

karena remaja berinteraksi dalam suatu lingkup pertemanan dimana antara

satu individu dapat mempengaruhi individu yang lain. Selain itu juga karena

karakteristik remaja yang mudah terpengaruh dan suka ikut-ikutan kelompok

referensi mereka (teman) yang membuat mereka yang pada awalnya tidak

berminat membaca majalah remaja, pada akhirnya mulai tertarik untuk ikut

membaca majalah remaja. Hal ini bisa membuat remaja tersebut yang semula

perilakunya biasa menjadi cenderung bergaya hidup konsumtif seperti

melakukan pembelian busana yang sedang trend berkembang saat ini yang

dipakai oleh temannya. Oleh sebab diatas maka minat membaca majalah

remaja mempengaruhi gaya hidup remaja menjadi cenderung konsumtif.

Hubungan minat membaca majalah remaja dengan gaya hidup

konsumtif pada remaja dipertegas oleh Hidayati (2001) yang menyatakan

bahwa, gaya hidup konsumtif remaja semakin diperparah dengan

menjamurnya majalah-majalah remaja, yang isinya tidak lain hanya mengulas

remaja seakan menjadi sahabat yang paling mengerti apa yang diinginkan oleh

remaja. Artikel-artikel yang ada di dalam majalah remaja ini, banyak

memberikan informasi mengenai apa yang sedang dianggap trend oleh remaja

secara umum.

Dampak majalah remaja terlihat jelas pada remaja putri dimana

penampilan menjadi sesuatu yang sangat penting. Seperti yang disampaikan

oleh Grinder (1978) remaja putri lebih tertarik pada kecantikan dan

penampilan yang atraktif. Informasi-informasi semacam ini secara langsung

maupun tidak langsung akan membuat gaya hidup remaja putri menjadi lebih

konsumtif.

Dokumen terkait