• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D. Minat Membaca Majalah Remaja

2. Minat pada Remaja

Minat sifatnya berkembang seiring dengan perkembangan individu

yang bersangkutan. Minat remaja memainkan peranan penting dalam

perkembangan tingkah laku dan kepribadiannya. Menurut Chauhan (dalam

Salindri, 1996) minat pada remaja memiliki karakteristik tersendiri, yaitu:

a. Minat pada remaja sifatnya tidak stabil, terutama pada remaja awal,

setelah mencapai masa remaja akhir sifatnya menjadi lebih stabil

karena pada masa ini remaja sudah mampu memusatkan perhatian

pada minat tertentu saja.

b. Minat pada remaja berkembang bersama perkembangan intelektual dan

sosial.

c. Ada perubahan nilai atau arti dari perhatian pada minat remaja. Minat

yang pada masa anak memiliki arti besar mungkin akan menurun dan

Ada beberapa minat yang berkembang selama masa remaja, yaitu:

a. Social Interest

Minat sosial berkembang seiring dengan adanya dorongan untuk

berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang lain. Manifestasi dari

minat ini adalah tingkah laku berkelompok remaja dengan

teman-teman di luar rumahnya, dimana ia dapat bertukar pikiran dan

mengidentifikasi dirinya.

b. Recreatioal Interest

Minat ini berguna bagi kesehatan mental remaja karena memberikan

kesempatan untuk mengekspresikan dirinya, menyalurkan emosi yang

terpendam, serta melepaskan ketegangan.

c. Personal Interest

Manifestasi dari minat ini adalah perhatian remaja terhadap

penampilan dirinya dihadapan orang lain dan perhatian pada kesehatan

tubuhnya.

d. VocationalInterest

Minat terhadap pekerjaan ini mulai timbul pada usia remaja awal, dan

dipengaruhi oleh faktor lingkungan tempat tinggal, jenis kelamin,

pekerjaan orangtua, khususnya ayah, serta daya tarik pekerjaan itu

3. Minat Membaca Majalah Remaja a. Minat Membaca

Minat merupakan salah satu aspek psikologi yang mempunyai

pengaruh yang cukup besar terhadap sikap dan perilaku individu.

Menurut Hurlock (1991) minat merupakan sumber motivasi yang akan

mengarahkan individu untuk melakukan apa yang ingin mereka

lakukan bila diberi kebebasan untuk memilih. Dalam hal ini berarti

sesuatu yang diminati oleh seseorang merupakan sesuatu yang

disenanginya, sehingga dalam melakukan hal-hal yang berkaitan

dengan hal tersebut tidak ada unsur keterpaksaan.

Membaca adalah mengartikan simbol verbal yang tertulis

(Glover & Burning, 1989). Menurut Petty & Jansen (1980) membaca

merupakan suatu proses mental yang menurut kemampuan untuk

mengenal kata, mengartikannya, dan mengekspresikan kembali arti

kata-kata tersebut. Sedangkan Nurhadi (1990) mengutip pendapat

Thorndike yang menyebutkan bahwa membaca pada hakekatnya

adalah proses berpikir dan bernalar dimana didalamnya terlihat

aspek-aspek berpikir seperti mengingat, memahami, membedakan,

membandingkan, menemukan, menganalisis, mengorganisasi, dan

menerapkan hal yang terkandung dalam bacaan. Hal ini melibatkan

proses berpikir divergen dan konvergen serta berpikir abstrak, yang

Sinambela (1993) mengartikan minat membaca adalah sikap

positif dan adanya rasa keterikatan dalam diri anak terhadap aktivitas

membaca dan tertarik terhadap buku bacaan. Minat membaca

merupakan salah satu aspek psikologi yang mempunyai pengaruh yang

cukup besar terhadap sikap dan perilaku individu dalam mengartikan

simbol verbal yang tertulis. Minat membaca tidak terbentuk dengan

sendirinya, tetapi melalui suatu proses. Minat membaca dapat

ditumbuhkan melalui pengalaman membaca yang terjadi secara

kebetulan, melalui proses identifikasi terhadap orang dewasa yang

berada di sekitarnya, dan juga melalui proses bimbingan yang

dilakukan oleh orangtua dan orang dewasa lainnya.

Menurut Erryanti (2001) minat membaca memiliki empat

aspek yaitu :

1) Kesadaran akan manfaat membaca majalah remaja

Menunjukkan sejauh mana subyek menyadari bahwa dengan

membaca majalah remaja akan memberikan manfaat bagi dirinya.

2) Perhatian terhadap majalah remaja

Menunjukkan sejauh mana subyek memberikan perhatian terhadap

majalah remaja, ditunjukkan dari apakah subyek mengetahui

hal-hal terbaru mengenai majalah remaja, perkembangan majalah

remaja dari waktu ke waktu, serta kapan edisi majalah remaja yang

3) Rasa senang membaca majalah remaja

Menunjukkan sejauh mana subyek menikmati aktivitas membaca

majalah remaja dan persepsi subyek mengenai aktivitas membaca

majalah remaja dibandingkan dengan aktivitas yang lain.

4) Frekuensi membaca majalah remaja

Menunjukkan seberapa sering subyek melakukan aktivitas

membaca majalah remaja dalam kehidupannya sehari-hari.

Dalam pengamatannya peneliti melihat bahwa apabila remaja

memiliki minat membaca majalah remaja yang cukup tinggi, maka

dikhawatirkan perilakunya akan cenderung konsumtif. Seperti yang

bisa kita lihat bahwa efek konsumtif dalam kehidupannya sehari-hari

akan diliputi dengan kegiatan yang secara continiu menjurus kearah konsumtivisme seperti, jalan-jalan ke mall, membeli barang-barang dan pakaian yang selalu mengikuti trend mode terbaru. Selain itu

ketika para remaja memiliki waktu luang, mereka mereka cendrung

sering memanfaatkan waktu luangnya dengan pergi ke mall atau

ketempat hiburan, daripada memanfaatkan waktu luangnya untuk

belajar. Hal ini merupakan efek yang boleh dibilang negatif bila

dipelihara dan dijadikan sebagai gaya hidup. Selain itu, remaja ABG

(Anak Baru Gede) pada usia 15-17 tahun, masih memiliki

kecenderungan perilaku yang tidak menentu. Setelah melewati proses

meniru, mengidentifikasi, dan mengembangkan perilaku pada usia

tertanam sedikit demi sedikit. Selain efek membentuk budaya

konsumerisme yang menggila di kalangan remaja, efek dari nilai-nilai

yang terkandung dalam tayangan remaja saat ini bisa dibilang penuh

dengan kesemrawutan global (”Pengaruh Minat Baca Terhadap

Remaja, 2009).

Secara psikologis, masa remaja merupakan fase pertengahan

yang banyak didominir proses pencarian jati diri. Emosi remaja yang

meluap-luap, ekspresif, dan labil sangat rentan terpengaruh faktor

eksternal seperti kelompok referensi (teman pergaulan mereka salah

satunya). Budaya pergaulan yang sarat dengan nilai-nilai solidaritas

dalam lingkungan pergaulan remaja juga menjadi alasan seorang

remaja melakukan aktivitas yang dilakukan oleh temannya, seperti

mengukuti trend gaya hidup yang selalu up to date hingga mengikuti untuk membaca majalah remaja (Muktiono, 2003). Perilaku remaja

yang konsumtif jelas dapat membawa dampak yang kurang baik,

karena efeknya mereka akan cenderung boros dan selalu berusaha

mengikuti trend dan gaya hidup terbaru yang terus berkembang.

Remaja yang dikatakan memiliki gaya hidup konsumtif biasanya

perilakunya cenderung senang untuk pergi ke mall untuk berbelanja atau shopping dalam kesehariannya. Sedangkan remaja yang tidak konsumtif biasanya tidak tergoda arus mode trend yang sedang terkini

konsumtif; seperti senang belanja, dan berpakaian mengikuti mode

atau trend yang sedang berkembang.

Berdasarkan hal tersebut di atas dapat dikatakan bahwa remaja

yang masih labil, biasanya cenderung tergoda untuk membaca majalah

remaja demi mengikuti trend fashion gaya hidup terbaru yang sedang

berkembang berdasarkan majalah remaja yang mereka baca. Hal ini

terjadi karena biasanya teman pergaulan mereka yang sehari-hari, yang

gaya hidupnya konsumtif juga dapat menyebabkan perilakunya

cenderung untuk mengimitasi teman sepergaulan hidupnya, sehingga

perilakunya menjadi lebih konsumtif.

b. Majalah Remaja

Majalah merupakan salah satu jenis media massa cetak. Media

massa memiliki kelebihan dibandingkan dengan institusi sosial

lainnya, yaitu kemampuannya untuk menyampaikan pesan yang

mengandung ide, nilai, dan pengertian baru kepada masyarakat secara

cepat, serempak, dan dalam kualitas yang lebih tinggi (Adiputra,

1997). Kelebihan pada pesan yang disampaikan bukan hanya dari segi

keberagaman pesannya saja melainkan juga pada esensinya.

Pengetahuan yang didapat melalui pesan media massa cenderung lebih

dinamis. Hal ini disebabkan karena media massa terus berkembang

Menurut Kurniawan (1995) majalah memiliki karakteristik

tertentu yang membedakannya dari media massa yang lain,

karakteristik tersebut yaitu:

1) Majalah merupakan media yang terbit secara berkala tapi bukan

terbit setiap hari. Periode yang digunakan biasanya mingguan atau

bulanan.

2) Majalah merupakan media cetak bersampul, memiliki cover di

bagian depannya, dan biasanya dirancang secara khusus.

3) Majalah merupakan media cetak yang sekurang-kurangnya

memiliki sejumlah halaman tertentu dan dijilid.

4) Format media cetak ini dapat berbentuk tabloid, atau saku, atau

format konfensional sebagaimana format majalah yang dikenal

selama ini.

Berbeda dengan surat kabar yang berperan secara politis,

majalah lebih berperan dalam bidang budaya. Majalah lebih beragam

dan terspesialiasi penggunaannya daripada media massa yang lain.

Contohnya majalah kesehatan, majalah olahraga, majalah remaja,

majalah wanita, dan lain-lain. Spesialisasi ini menyebabkan majalah

lebih personal penggunaannya. Pembaca majalah dapat memilih

halaman yang sesuai dengan minatnya sendiri. Sedangkan tema yang

disajikan dalam majalah bersifat lebih mendalam karena periodesasi

menggali isu-isu yang sedang hangat dibicarakan, mengumpulkan

informasi yang relevan, dan menyampaikan pada pembacanya.

Majalah remaja merupakan salah satu bentuk spesialisasi

majalah menurut usia pembacanya. Kebanyakan majalah remaja

ditujukan untuk remaja putri yang merupakan adaptasi dari majalah

wanita dewasa, hanya berbeda pada tingkat umur pembacanya.

Tema-tema yang diangkat dalam majalah remaja ini juga merupakan Tema-tema

yang banyak diminati oleh remaja pada umumnya. Tema-tema tersebut

seputar masalah kecantikan, trend, dan gaya hidup. Majalah remaja

juga berguna secara sosial, tidak hanya mengantarkan remaja pada

realitas sosial tetapi juga melibatkan remaja pada realitas sosial itu

sendiri (Adiputra, 1997). Majalah remaja selain sebagai pemberi

informasi terbaru, juga mengantarkan remaja pada agenda-agenda

pembicaraan kelompok mereka. Remaja yang tidak membaca majalah

remaja tidak akan mengetahui hal-hal yang sedang hangat dibicarakan

oleh teman-teman sebaya mereka. Akibatnya remaja tersebut akan

dianggap kurang pergaulan atau ketinggalan jaman.

Berdasarkan uraian diatas, minat membaca majalah remaja

diartikan sebagai sumber motivasi remaja untuk melakukan aktivitas

membaca karena ketertarikan dan perhatiannya terhadap majalah

remaja. Apabila minat membaca majalah remaja tinggi pada remaja,

maka perilaku membelinya cenderung tinggi. Hal ini menyebabkan

E. Hubungan Minat Membaca Majalah Remaja Dengan Gaya hidup

Dokumen terkait