• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.3 Hubungan Antar Variabel

2.3.3 Hubungan Pelatihan Karyawan dengan Kinerja Karyawan

Menurut Marwansyah (2012) organisasi yang efektif harus mampu menemukan, mendayagunakan, mempertahankan, dan mengembangkan menusia dalam mencapai hasil yang dicita-citakan. Tentunya apabila perusahaan berupaya meningkatkan kemapuan karyawan, maka karyawan akan memberikan kinerja terbaiknya seiring dengan ilmu yang diberikan dari pelatihan tersebut. Pelatihan juga menjadi salah satu treatment dalam memelihara karyawan maka hal ini jelas berhubungan dengan kinerja mereka di kemudian hari.

2.4 Hipotesis dan Kerangka Penelitian 2.4.1 Hipotesis

Penelitian yang dilakukan Yoga Pratama ( 2012 ) mengemukakakn bahwa penelitian yang dia lakukan di Kantor Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor hasil dari analisis antar variabel budaya organisasi mempunyai korelasi yang cukup berarti dan arah hubungan yang positif dan searah . Hasil analisis juga menunjukkan bahwa variabel budaya organisasi mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap variabel kinerja pegawai. Kemudian penelitian pada pegawai bank sumsel babel cabang syariah Palembang yang dilakukan oleh Sulbahri Madjir & Listeti Yuniar ( 2013 ) memiliki hasil bahwa pelatihan dan budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Lalu pada penelitian Maryono ( 2016 ) menunjukkan bahwa Komunikasi terhadap Kinerja Pegawai Puskesmas Induk Kecamatan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.

Sehingga dari penelitian terdahulu diatas dapat dituliskan hipotesis penelitian yaitu sebagai berikut :

1. Budaya Organisasi berpengaruh signifikan terhadap peningkatan Kinerja Karyawan pada Bank BNI Graha Pangeran Surabaya .

2. Efektivitas Komunikasi berpengaruh signifikan terhadap peningkatan Kinerja Karyawan pada Bank BNI Graha Pangeran Surabaya .

3. Pelatihan Karyawan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan Kinerja karyawan pada Bank BNI Graha Pangeran Surabaya .

2.4.2 Kerangka Penelitian

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

Budaya Organisasi X1

Pelatihan Karyawan X3

Efektivitas Komunikasi X2

Kinerja Karyawan Y

H1

H2

H3

48 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kuantitatif karena untuk menguji hipotesis atau hubungan. Pendekatan penelitian kuantitatif biasanya digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang mana untuk menguji hipotesisi menggunakan analisis statistik. Melalui penelitian ini diharapkan dapat diketahui pengaruh budaya organisasi, efektivitas komunikasi dan pelatihan terhadap kinerja karyawan.

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono. 2005 ). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada Bank BNI Graha Pangeran Surabaya yang berjumlah 80 orang karyawan.

3.2.2 Sampel

Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang

representatif (Margono, 2004). Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk menentukan ukuran jumlah sampel yang akan diteliti dapat menggunakan pedoman Roscoe dalam sekaran (1992) tentang rule of thumb yang berisi : pada penelitian multivariate (termasuk analisis regresi multivariate) ukuran sampel harus beberapa kali lebih besar (10 kali) dari jumlah variable yang akan dianalisis.

Keterangan : N = Jumlah Sampel

v = Jumlah Variabel

Sehingga di dapat ukuran jumlah sampel yang digunakan yaitu :

Dengan jumlah 3 variabel bebas dan 1 variabel terikat dikalikan dengan 10 menghasilkan 40 sampel yang akan diteliti.

Dalam penelitian ini pnentuan sampel dilakukan dengan metode penarikan sampel secara tidak acak ( non Probability Sampling ) dengan menggunakan prosedur Purposive Sampling yang berarti mengambil sampel dengan pertimbangan dan syarat tertentu. Kemudian yang menjadi syarat atau pertimbangan dalam menentukan sampel yaitu ;

1. Karyawan Tetap Bank BNI yang bekerja minimal 1 (satu) tahun.

N = v × 10

N = 4 × 10 = 40

2. Pemilihan responden difokuskan kepada teller, customer service dan karyawan divisi yang bekerja di Karyawan Bank BNI Graha Pangeran Surabaya .

Kemudian pengumpulan kuesioner menggunakan skala likert dengan tata cara pemberian skor 1-5 yang berlaku pada SS = Sangat Setuju (5), S = Setuju (4) , N = Netral (3) , TS = Tidak Setuju (2) , STS = Sangat tidak setuju (1).

3.3 Identifikasi Variabel

Variabel Bebas adalah variabel yang memempengaruhi atau menjelaskan variabel lainnya. Dalam penelitian ini variabel bebas (X) nya terdiri dari : - Budaya Organisasi ( X1 ) = Suatu kebiasaan yang dilakukan perushaan untuk

menciptakan image atau citra perusahaan demi mencapai kinerja perusahaan yang baik dilihat dari dalam maupun luar.

- Efektivitas Komunikasi ( X2 ) = hal terpenting dalam perusahaan dimana dalam menyampaikan informasi dari satu personal ke yang lainnya dengan baik dan dapat di implementasikan sesuai dengan tujuan perusahaan.

- Pelatihan Karyawan ( X3 ) = Salah satu treatment atau pemeliharaan karyawan dengan melatih keahlian yang sudah dimiliki maupun belum dimilki karyawan bertujuan agar dapat meningkatkan kinerja yang berguna bagi perusahaan kedepannya,

Variabel Terikat adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini yaitu :

- Kinerja Karyawan ( Y ) = Variabel terikat yang muncul karena banyak faktor.

Capaian yang dihasilkan karyawan dari berbagai situasi seperti budaya organisasi, efektivitas komunikasi dan pelatihan yang diberikan oleh perusahaan.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan pendefinisian variabel agar dapat dioperasikan dengan jelas tentang batasan atau pengertian akan konsep-konsep atau variabel-variabel dalam penelitian. Definisi operasional variabel menunjukkan darimana variabel akan diukur, menunjukkan kegiatan bagaimana suatu variabel penelitian akan diukur yang mengandung penjelasan/spesifikasi mengenai variabel yang telah diindentifikasi, pemgukuran variabel (indikator atau item pertanyaan) dan skala/ukuran yang digunakan. Definisi operasional masing-masing variabel akan dijelaskan pada sub bab dibawah ini.

3.4.1 Definisi operasional variabel Budaya Organisasi (X1) : Menurut Tampubolon (2008) budaya organisasi merupakan kesepakatan perilaku anggota dalam organisasi yang selalu berusaha menciptakan efisiensi, kreatif, bebas dari kesalahan, dan berfokus pada hasil. indikator budaya organisasi ada 6 yaitu sebagai berikut :

1. Inovatif memperhitungkan resiko

2. Memberi perhatian pada masalah secara detail 3. Berorientasi terhadap hasil yang dicapai

4. Berorientasi kepada semua kepentingan karyawan 5. Agresif dalam bekerja

6. Mempertahankan dan menjaga stabilitas kerja

3.4.2 Definisi operasional variabel Efektiftas Komunikasi (X2) : Menurut T. Hani Handoko (2003) komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Indikator efektivitas komunikasi ada 4 yaitu sebagai berikut :

1.Pemahaman 2.Kesenangan

3.Pengaruh pada Sikap 4. Hubungan yang baik

3.4.3 Definisi operasional variabel Pelatihan (X3) : Menurut Komaruddin Sastradipoera (2006) pelatihan adalah salah satu jenis proses pembelajaran untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pengembangan SDM yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori. Indikator pelatihan ada 6 yaitu sebagai berikut :

1.Materi pelatihan 2.Metode pelatihan

3. Kemampuan instruktur pelatihan 4. Peserta pelatihan

5. Suasana pelatihan 6. Evaluasi pelatihan

3.4.4 Definisi operasional variabel Kinerja (Y) : Menurut Robbins (2006) Kinerja merupakan pengukuran terhadap hasil kerja yang diharapkan berupa sesuatu yang optimal. Indikator kinerja ada 6 yaitu sebagai berikut:

1. Kualitas 2. Kuantitas

3. Ketepatan Waktu 4. Efektivitas 5. Kemandirian 6. Komitmen Kerja

Dalam mengukur variabel budaya organisasi, efektivitas komunikasi, pelatihan dan kinerja karyawan diperlukan data primer yang didapatkan melalui kuesioner. skala yang akan digunakan yaitu skala likert 1-5. Angka berarti sangat tidak setuju, angka 2 berarti tidak setuju, angka 3 berarti netral, angka 4 berarti setuju, dan angka 5 berarti sangat setuju. Jika responden memilih sangat tidak setuju berarti budaya organisasi,

efektivitas kmunikasi, pelatihan dan kinerja karyawan mendapat skor 1 , apabila responden memilih tidak setuju berarti budaya organisasi, efektivitas kmunikasi, pelatihan dan kinerja karyawan mendapat skor 2, apabila responden memilih netral maka budaya organisasi, efektivitas kmunikasi, pelatihan dan kinerja karyawan mendapat skor 3, apabila responden memilih setuju berarati budaya organisasi, efektivitas kmunikasi, pelatihan dan kinerja karyawan mendapat skor 4 dan apabila responden memilih sangat setuju berarti budaya organisasi, efektivitas kmunikasi dan pelatihan mendapat skor 5. Skor ini akan diakumulasikan dan akan menjelaskan hipotesis yang ada.

3.5 Jenis dan Sumber Data 3.5.1. Jenis Data

Jenis data terdiri dari dua macam yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data primer adalah data yang diperoleh penulis melalui observasi atau pengamatan langsung dari lokasi penelitian, baik itu melalui observasi, kuesioner dan wawancara secara langsung dengan konsumen sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian ini.

2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh tidak langsung, yaitu data tersebut diperoleh penulis dari data perusahaan yang di publikasikan dan buku–buku literatur yang memberikan informasi tentang kinerja karyawan Karyawan Bank BNI Graha Pangeran Surabaya .

3.5.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Data Kuantitatif.

Data kuantitatif adalah data yang dapat diinput ke dalam skala pengukuran statistik.

Fakta dan fenomena dalam data ini tidak dinyatakan dalam bahasa alami, melainkan dalam numerik.

2. Data Kualitatif.

Data kualitatif adalah data yang dapat mencakup hampir semua data non-numerik. Data ini dapat menggunakan kata-kata untuk menggambarkan fakta dan fenomena yang diamati.

3.6 Prosedur Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data yang diperlukan dalam pembahasan ini melalui dua tahap penelitian, yaitu:

1.Studi Kepustakaan (Library Research)

Studi kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan data sekunder dari perusahaan, landasan teori dan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini dengan cara dokumentasi. Studi dilakukan antara lain dengan mengumpulkan data yang bersumber dari literatur–literatur, bahan kuliah, dan hasil penelitian lainnya yang ada hubungannya dengan objek penelitian. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan tambahan pengetahuan mengenai masalah yang sedang dibahas

2.Studi Lapangan (Field Research)

Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data yang diperlukan dengan cara melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian, baik melalui observasi,penyebaran kuesioner kepada konsumen, dan wawancara. Penelitian Lapangan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara kuesioner. Kuesioner adalah pengumpulan data dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden yang dijadikan sebagai sampel penelitian.

3.7 Teknik Analisis 3.7.1. Uji Kualitas Data

Ada dua konsep untuk mengukur kualitas data baik riset kuantitatif maupun riset kualiltatif yaitu reabilitas dan validitas. Namun reabiltas dan validitas lebih dikenal pada riset kuantitaif dibandingkan riset kualitatif . Pada roset kuantitatif, reabilitad dan validitas seringkali dgunakan untuk menguji instrument riset berupa kuisioner yang mempunyai konstruk yang bersifat abstrak.

3.7.1.1 Uji Reliabitas

Menurut Sekaran (2003), Reliabilitas suatu pengukur menunjukkan stabilitas dan konsistensi dari suatu instrumen yang mengukur suatu konsep berguna untuk mengakses “kebaikan” dari suatu pengukur. Reabilitas juga diartikan kemampuan suatu instrumen seperti kuesioner menunjukkan kestabilan dan kekonsistenan di dalam meungkur konsep. Ketentuan dalam uji reliabilitas ini adalah apabila nilai koefisien cronbach alpha > 0,7 maka instrumen tersebut dapat diterima atau kuesioner tersebut reliabel.

3.7.1.2 Uji Validitas

Menurut Azwar (2000), Validitas diartikan sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Validitas adalah kebenaran dan merujuk pada kesesuaian konstruk atau ide dalam definisi konsep dan pengukuran. Item kuesioner dinyatakan valid jika nilai pearson correlation > 0,4 dan nilai siginifikansinya < 0,05 ( 5% ) .

3.7.2 Uji Asumsi Klasik 3.7.2.1 Uji Normalitas.

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari tiap-tiap variabel yang dianalisis sebenarnya mengikuti pola sebaran normal atau tidak.

Uji normalitas variabel dilakukan dengan menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov.

Kelebihan dari Kolmogorov-Smirnov adalah sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan persepsi diantara satu pengamat dengan pengamat yang lain, yang sering terjadi pada uji normalitas dengan menggunakan grafik. Uji normalitas ini dianalisis menggunakan bantuan komputer program IBM SPSS Statictic 23.0. Suatu data dikatakan mempunyai distribusi normal jika mempunyai Asymptotic Significance >

0.05 .

3.7.2.2. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel bebas. Jika antar variabel bebas saling berkorelasi, maka akan sulit untuk menemukan

variabel bebas mana yang mempengaruhi variabel terikat. Untuk menguji multikolinieritas dapat dilakukan dengan meilhat VIF dan angka tolerance. Jika VIF <

10 dan angka tolerance mendekati 1 , maka tidak terjadi multikolinieritas Cooper &

Schindler (2001) dalam murni at al.

3.7.2.3 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi digunakan untuk mengetahui korelasi antara anggota serangkaian data obsrvasi baik data time series maupun cross sectional. Terjadinya autokorelasi menyebabkan Uji F dan Uji T menjadi tidak akurat. Untuk mendeteksi autokorelasi, dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW). Jika angka DW sebesar < 1,10 maka terjadi autokorelasi, jika diantara 1,10 – 1,54 maka tanpa kesimpulan, jika diantara 1,55 – 2,46 tidak ada autokorelasi, jika diantara 2,46 – 2,9 tanpa kesimpulan dan jika > 2,9 ada autokorelasi.

3.7.2.4 Uji Heteroskedastisitas.

Dalam persamaan regresi berganda perlu diuji mengenai sama atau tidak varians dari residual dari observasi yang satu dengan observasi lainnya. Jika residual mempunyai varians yang sama, disebut homoskedastisitas. dan jika variansnya tidak sama disebut terjadi heteoskedastisitas. Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas. Analisis uji asumsi heteroskedastisitas hasil output SPSS melalui grafik scatterplot antara Z prediction (ZPRED) untuk variabel bebas (sumbu X=Y hasil prediksi) dan nilai residualnya (SRESID) merupakan variabel terikat (sumbu Y=Y prediksi – Y rill). Homoskedastisitas terjadi jika titik-titik hasil pengolahan data antara

ZPRED dan SRESID menyebar di bawah ataupun di atas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola yang tertentu.

3.7.3 Metode Analisis

3.7.3.1 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk melakukan prediksi, bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dinaikkan atau diturunkan nilainya. Analisis ini digunakan dengan melibatkan dua atau lebih variabel bebas antara variabel dependen (Y) dan variabel independen (X) , cara ini digunakan untuk mengetahui kuatnya hubungan antara beberapa variabel bebas secara serentak terhadap variabel terkait dan dinyatakan dengan rumus. Rumus analisis regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e Keterangan:

Y= Kinerja Karyawan

a= Konstanta, merupakan nilai terkait yang dalam hal ini adalah Y pada saat variabel independenya adalah 0 (XX2=0).

β1= Koefisien regresi berganda variabel independen X1 terhadap variabel Y, bila variabel X1 dianggap konstan

β2 = Koefisien regresi berganda variabel independen X2 terhadap variabel Y, bila variabel X2 dianggap konstan

β3 = Koefisien regresi berganda variabel independen X3 terhadap variabel Y, bila variabel X3 dianggap konstan

X1 = Budaya Organisasi yang merupakan variabel independen ke-1 X2 = Efektivitas Komunikasi yang merupakan variabel independen ke-2 X3 = Pelatihan Karyawan yang merupakan variabel independen ke-3 e= Error

3.7.4. Uji Hipotesis

Uji Hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari analisis data. Dalam penelitian ini akan menguji pengaruh variabel bebas (X) yang terdiri dari budaya organisasi, efektivitas komunikasi dan pelatihan terhadap variabel terikat (Y) yaitu kinerja karyawan .Secara statistik variabel ini dapat diukur dari nilai koefisien korelasi (R) , koefisien determinasi (R2), statistic F, dan nilai statistic T.

Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistikanya berada dalam daerah kritis daerah dimana H0 ditolak, sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada di dalam daerah dimana H0 diterima.

a. Koefisien Korelasi (R)

Koefisien korelasi merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur tingkat keeratan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

b. Koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai R square dikatakan baik jika diatas 0,5 karena nilai R square berkisar antara 0-1

c. Uji t

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi dependen. Uji statistic t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel X dan Y, apakah variabel X1,X2,X3 ( Budaya Organisasi, Efektivitas Karyawan, Pelatihan Karyawan) benar-benar berpengaruh terhadap variabel Y ( Kinerja Karyawan ).

Dasar pengambilan keputusan adalah dengan mengunakan angka probabilitas signifikansi yaitu :

1. Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05 , maka H0 diterima dan Ha ditolak.

2. Apabila angka probabilitas signifikansi < 0,05 , maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Apabila ditulis dalam persamaan adalah sebagai berikut :

H0 => B1 + B2 + B3 + B4 + B5 = 0, yang berarti variabel X tidak berpengaruh terhadap variabel Y.

Ha => B1 + B2 + B3 + B4 + B5 ≠ 0, yang berarti secara variabel X berpengaruh signifikan terhadap variabel Y.

63 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk (selanjutnya disebut “BNI”

atau “Bank”) pada awalnya didirikan di Indonesia sebagai Bank sentral dengan nama “Bank Negara Indonesia” berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 tahun 1946 tanggal 5 Juli 1946.

Selanjutnya, berdasarkan Undang-Undang No. 17 tahun 1968, BNI ditetapkan menjadi “Bank Negara Indonesia 1946”, dan statusnya menjadi Bank Umum Milik Negara. Selanjutnya, peran BNI sebagai Bank yang diberi mandat untuk memperbaiki ekonomi rakyat dan berpartisipasi dalam pembangunan nasional dikukuhkan oleh UU No.

17 tahun 1968 tentang Bank Negara Indonesia 1946. BNI merupakan Bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara) pertama yang menjadi perusahaan publik setelah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 1996. Untuk memperkuat struktur keuangan dan daya saingnya di tengah industri perbankan nasional, BNI melakukan sejumlah aksi korporasi, antara lain proses rekapitalisasi oleh Pemerintah di tahun 1999, divestasi saham Pemerintah di tahun 2007, dan penawaran umum saham terbatas di tahun 2010.

Perubahan terakhir Anggaran Dasar BNI dilakukan antara lain tentang penyusunan kembali seluruh Anggaran Dasar sesuai dengan Akta No. 35 tanggal 17 Maret 2015 Notaris Fathiah Helmi, S.H. telah mendapat

persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia , dengan surat keputusan No. AHU-AH.01.03-0776526 tanggal 14 April 2015.Saat ini, 60% saham-saham BNI dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, sedangkan 40% sisanya dimiliki oleh masyarakat, baik individu maupun institusi, domestik dan asing. BNI kini tercatat sebagai Bank nasional terbesar ke-4 di Indonesia, dilihat dari total aset, total kredit maupun total dana pihak ketiga. Dalam memberikan layanan finansial secara terpadu, BNI didukung oleh sejumlah perusahaan anak, yakni Bank BNI Syariah, BNI Multifinance, BNI Sekuritas, BNI Life Insurance, dan BNI Remittance.BNI menawarkan layanan penyimpanan dana maupun fasilitas pinjaman baik pada segmen korporasi, menengah, maupun kecil. Beberapa produk dan layanan terbaik telah disesuaikan dengan kebutuhan nas abah sejak kecil, remaja, dewasa, hingga pensiun.

4.1.1 Visi BNI

Menjadi Lembaga Keuangan yang Unggul dalam Layanan dan Kinerja

4.1.2 Misi BNI

1. Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada seluruh nasabar, dan selaku mitra pilihan utama.

2. Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor.

3. Menciptakan kondisi terbaik bagi karyawan sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi.

4. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab kepada lingkungan dan komunitas.

5. Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang baik.

4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan Gambar 4.2

Struktur Organisasi PT Bank Negara Indonesia

Berikut penjelasan mengenai struktur organisasi dari Bank Negara Indonesia:

Top Management : Direksi

Middle Management : Direktur Utama & Wakil DIretur Utama

Low Management : Direktur Bisnis Korporasi, Menengah,Keuangan & Risiko Kredit, Konsumer Banking, Tresuri & Internasional, Hubungan Kelembagaan &

Transaksional Perbankan,Perencanaan & Operasional, Kepatuhan & Risiko Perusahaan.

1. Direksi

- Tanggung jawab dari direksi:

Untuk mengelola usaha perseroan sesuai anggaran dasar. Pada tahun 2006 secara formal direksi mengadakan tiga kali rapat direksi untuk mengevaluasi kinerja operasional dan keuangan perseroan, serta meninjau strategi dan hal-hal penting lainnya. Selain itu beberapa pertemuan informaljuga dilaksanakan untuk membahas dan menyetujui hal-hal yang membutuhkan perhatian dengan segera.

2. Direktur utama

· Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan di bidang administrasi keuangan,kepegawaian dan kesekretarian.

· Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan peralatan perlengkapan.

· Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.

· Mengendalikan uang pendapatan, hasil penagihan rekening penggunaan air dari langganan.

· Melaksanakan tugas-tugas yang di berikan Dewan Direksi.

Dalam melaksanakan tugas-tugas Direktur Umum bertanggung jawab kepada Dewan direksi.

· Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif.

· Menawarkan visi dan imajinasi di tingkat tertinggi (biasanya bekerja sama dengan MD atau CEO)

· Memimpin rapat umum, dalam hal; untuk memastikan pelaksanaan tata tertib:

keadilan dan kesempatan bagi semua untuk berkontribusi secara tepat;

mengarahkan diskusi kea rah consensus; menjelaskan dan menyimpulkan tindakan dan kebijakan.

· Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya dengan dunia luar.

· Memainkan bagian terkemuka dalam menentukan komposisi dari board dan sub-komite, sehingga tercapai keselarasan dan efektivitas.

· Mengambil keputusan sebagaimana di delegasikan oleh BOD atau pada situasi tertentu yang dianggap perlu, yang diputuskan dalam meeting-meeting BOD.

· Menjalankan tanggung jawab dari direktur perusahaan sesuai dengan standaretika dan hokum, sebagai refrensi dalam (apapun standar dokumen kebijakan direktur yang mungkin anda gunakan)

· Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan di bidang administrasi keuangan,kepegawaian dan kesekretarian.

· Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan peralatan perlengkapan.

· Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.

· Mengendalikan uang pendapatan, hasil penagihan rekening penggunaan air dari langganan.

· Melaksanakan tugas-tugas yang di berikan Dewan Direksi.

· Dalam melaksanakan tugas-tugas Direktur Umum bertanggung jawab kepada Dewan direksi.

· Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif.

· Menawarkan visi dan imajinasi di tingkat tertinggi (biasanya bekerja sama dengan MD atau CEO)

· Memimpin rapat umum, dalam hal; untuk memastikan pelaksanaan tata tertib:

keadilan dan kesempatan bagi semua untuk berkontribusi secara tepat;

mengarahkan diskusi kea rah consensus; menjelaskan dan menyimpulkan tindakan dan kebijakan.

· Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya dengan dunia luar.

· Memainkan bagian terkemuka dalam menentukan komposisi dari board dan sub komite, sehingga tercapai keselarasan dan efektivitas.

· Mengambil keputusan sebagaimana di delegasikan oleh BOD atau pada situasi tertentu yang dianggap perlu, yang diputuskan dalam meeting-meeting BOD.

· Menjalankan tanggung jawab dari direktur perusahaan sesuai dengan standaretika dan hokum, sebagai refrensi dalam (apapun standar dokumen kebijakan direktur yang mungkin anda gunakan)

· Menjalankan tanggung jawab dari direktur perusahaan sesuai dengan standaretika dan hokum, sebagai refrensi dalam (apapun standar dokumen kebijakan direktur yang mungkin anda gunakan)

Dokumen terkait