• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

C. Hubungan Pendidikan Akhlak Dalam Keluarga

Remaja

Masa remaja sedang berada dalam fase perkembangan yang amat pesat, fisiknya sudah semakin kuat dan semakin menarik. Masa remaja sudah mulai mampu berfikir abstrak dan memecahkan masalah yang bersifat hipotesis. Emosinya sedang menggelora sehingga memiliki semangat yang membara. Hubungan sosialnya semakin menunjukkan toleransi kepada orang lain, apalagi dengan sesama kelompok remaja. Loyalitas remaja kepada keluarganya lebih dulu ada dari loyalitas kepada kelompok teman, loyalitas kepada keluarga lebih lebih kuat dan kokoh dari pada loyalitas kepada kelompok dalam banyak kasus. Misalnya: untuk memuaskan kecenderungan untuk berkumpul, yang tidak ditemukannya dalam keluarga.

Keluarga bertanggung-jawab terhadap anak-anaknya, kedua orang tua bertanggung jawab mendidik, memberi petunjuk dan selalu membiasakan dengan sifat-sifat yang baik. Disamping itu, mereka juga bertanggung jawab memenuhi kebutuhan-kebutuhan intuitif dan mental anak-anaknya. Dalam agama Islam melarang atau tidak menerima kalau orang tua terlalu memusatkan perhatian mereka kepada salah satu bidang tertentu dengan mengabaikan bidang yang lain, karena akan membawa dampak negatif terhadap bidang yang lain.

Untuk itu agar tercipta remaja muslim yang berakhlak mulia, maka peran keluarga sangatlah penting untuk mewujudkanya. Dalam hal ini, suatu faktor penting yang memegang peranan menentukan dalam kehidupan remaja

64

yakni Agama. Sebab agama adalah latihan akhlak bagi jiwa manusia dan persoalan remaja, maka upaya mengatasinya dapat dilakukan melalui pendidikan akhlak. Karena dalam pendidikan akhlak di titik beratkan pada pembentukan mental remaja agar memiliki pribadi yang bermoral, budi pekerti yang luhur dan bersusila. Dalam proses ini tersimpul indikator bahwa pendidikan akhlak merupakan penuntun bagi remaja untuk memiliki sikap mental dan kepribadian sebaik yang ditujukan Al-Qur‟an dan Hadits Nabi Muhammad SAW.

Pendidikan akhlak sangat tepat bagi remaja agar didalam perkembangan mentalnya tidak mengalami hambatan dan menyimpang kearah negatif. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan utama yang sangat penting atau bahkan tidak ada yang lebih penting dalam kaitanya dengan pendidikan aklak bagi perkembangan remaja anaknya. Unsur-unsur didalam keluarga, seperti: konstelasi keluarga, peran sosial dalam keluarga, karakteristik anggota keluarga, kekohesifan keluarga dan gangguan dalam keluarga akan berpengaruh terhadap penyesuaian diri anggotanya.

Untuk itu pendidikan dalam Islam mewajibkan orang tua untuk berusaha secara kontinyu memperbaiki perasaan-perasaan dan karakter anak- anak mereka yang remaja. Juga membiasakan mereka melakukan kebiasaan- kebiasaan dan etika-etika sosial, agar hal itu membantu mereka beradaptasi atau menyesuaikan diri berperilaku baik dengan angota-angota masyarakat. Pendidikan akhlak dalam keluarga dilakukan dengan cara mendidik dan mengajari akhlak yang baik dan membiasakan untuk melakukan sifat-sifat

65

terpuji semenjak anak masih kecil, sesuai dengan perkembangan jiwanya yang akan membentuk sikap tertentu pada anak yang lambat laun sikap itu akan bertambah jelas dan kuat, akhirnya tidak tergoyahkan karena telah masuk menjadi bagian dari kepribadiannya dan sesuai dengan dasar, tujuan, materi dan metode pendidikan akhlak.

Pembentukan kepribadian adalah proses yang mengarah kepada terbentuknya tingkah laku, baik dari segi fisik maupun psikis yang membedakan seorang anak (remaja) yang satu dengan yang lainnya menuju kesempurnaan serta sempurna agar kelak menjadi insan kamil, berguna bagi agama, bangsa dan negara. Pembentukan kepribadian berlangsung secara berangsur-angsur, proses pembentukannya dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dalam dan faktor luar dan melalui tiga tahap yaitu pembiasaan, pembentukan pengertian sikap dan minat dan pembentukan kerohanian yang luhur.

Terdapat 3 (dua) aspek interaksi remaja-orang tua yaitu aspek objektif

dan subjektif. Aspek Objektif adalah keadaan nyata dari peristiwa yang terjadi pada saat interaksi, sedangkan aspek subjektif adalah persepsi remaja terhadap

peristiwa dalam interaksi tersebut. Kenyataan yang terjadi tidak jarang remaja lebih menggunakan aspek subjektif dalam berinteraksi dengan orang tua. Misalnya: orang tua sebenarnya ingin melindungi karena sayang kepada anaknya, justru dipersepsi sebagai terlalu mengekang dan membatasi remaja.

Dasar-dasar perilaku, sikap hidup dan berbagai kebiasaan ditanamkan kepada anak (remaja) dalam lingkungan keluarga. Semua dasar yang menjadi

66

landasan bagi pengembangan pribadinya itu tidak mudah berubah. Oleh sebab itu, penting sekali diciptakan lingkungan keluarga yang baik, dalam arti menguntungkan bagi kemajuan dan perkembangan pribadi anak serta mendukung tercapainya tujuan yang dicita-citakan. Pergaulan anak seharihari dengan lingkungan keluarganya itu akan membentuk karakter, watak dan sikap serta kepribadian anak (Noor, 1980:17). Oleh karena itu, keluarga harus membentuk dan menumbuhkan kepribadian anak ke arah yang kuat dengan memberikan pengalaman atau kebiasaan yang baik, nilai-nilai akhlak yang tinggi serta kebiasaan yang sesuai dengan ajaran agama (Islam). Nilai-nilai akhlak yang ditanamkan dalam keluarga sejak dini pada anak-anak dengan sendirinya akan menjadi bagian dari unsur-unsur kepribadiannya.

Keluarga dalam hal ini orang tua harus menyadari bahwa dari interaksi sehari-hari antara orang tua anak itulah terjadi proses peneladanan (modelling). Akhlak, perilaku dan kepribadian orang tua seperti pemurah, jujur, pemberani, teguh, mengemban dan menjalankan amanah, menghormati yang lebih tua, mengasihi yang lebih muda, dan seterusnya, akan berdampak positif terhadap pembentukan kepribadian anak. Pengalaman anak dalam keluarganya akan tetap melekat dalam jiwanya sehingga membentuk suatu watak dan kepribadian yang tidak terhapuskan. Dengan demikian wajib bagi orang tua mendidik akhlak anaknya. Pendidikan akhlak ini bertujuan menciptakan sosok yang berakhlakul karimah adalah menuju dan menghampiri diri seseorang dan umat kepada Allah SWT Yang Maha Karim

67

atau istilah akhlakul karimah menuju pribadi taqwa (Falih dan Yusuf, 1973:119).

Ada beberapa kewajiban keluarga terutama orang tua dalam memberikan pendidikan akhlak kepada anak, yaitu: (Langgulung, 1995:374- 375)

1. Memberi contoh yang baik bagi anak-anaknya dalam berpegang teguh pada akhlak yang mulia.

2. Menyediakan peluang-peluang dan suasana praktis dimana mereka dapat mempraktekkan akhlak yang diterima dari orang tuanya.

3. Memberi tanggung jawab yang sesuai kepada anak-anaknya supaya mereka merasa bebas memilih dalam tindak tanduknya.

4. Menunjukkan bahwa keluarga selalu mengawasi mereka dengan sadar dan bijaksana.

5. Menjaga mereka dari teman-temannya yang nyeleweng dari tempat-tempat kerusakan, dan lain-lain lagi cara dimana keluarga dapat mendidik akhlak anak-anaknya.

Upaya pendidikan akhlak terhadap anak tersebut harus mendapatkan perhatian, karena mempunyai peranan penting dalam segala kehidupan. Akhlak merupakan dasar pembentukan sikap dan watak yang baik bagi anak yang sedang masa pertumbuhan. Orang tua harus benar-benar memperhatikan, membimbing dan mengarahkan pendidikan akhlak anak-anaknya agar mereka mempunyai budi pekerti yang mulia dalam kehidupannya. Sebab orang tua merupakan pembina pribadi pertama dalam kehidupan anak. Kepribadian

68

orang tua, sikap dan cara hidup merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung yang dengan sendirinya akan masuk dalam pribadi anak yang sedang bertumbuh (Daradjat, 1976:71).

Dengan demikian anggota keluarga harus menyadari bahwa dalam pembentukan kepribadian anak (khususnya dalam masa remaja) sangat diperlukan pembiasaan-pembiasaan dan latihan-latihan yang cocok dan sesuai dengan perkembangan jiwanya karena pembiasaan dan latihan tersebut akan membentuk sikap tertentu pada anak, yang lambat laun sikap itu akan bertambah jelas dan kuat, akhirnya tidak tergoyahkan lagi, karena telah masuk menjadi bagian dari pribadinya. Dalam ikatan keluarga yang akrab dan hangat, seorang anak akan memperoleh pengertian tentang hak dan kewajiban, tanggung jawab yang diharapkan. Anak belajar bekerjasama, membagi rasa kepada yang lainnya, selalu ingat akan adanya saudara-saudaranya sehingga membentuk sikap sosial yang memudahkan hubungan sosial. Seorang anak dalam keluarga dimana terlihat ikatan keluarga yang diwarnai kehangatan dan keakraban akan membentuk azas hidup berkelompok yang baik sebagai landasan hidupnya di masyarakat.

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, peranan keluarga dalam pendidikan akhlak untuk pembentukan kepribadian anak adalah:

1. Sebagai orang tua, mereka membesarkan, merawat, memelihara dan memberikan kesempatan berkembang menuju terbentuknya kepribadian anak.

69

Suatu kenyataan bahwa manusia diusia kecilnya sangat membutuhkan pertolongan dari kelangsungan hidupnya. Orang tualah yang mempunyai hubungan fitri dengan anak untuk memelihara dan melindunginya, sudah merupakan naluri sejak pertama dengan seluruh potensinya sangat terkait dengan orang tuanya. Islam mengajarkan agar manusia mengingatkan kewaspadaannya untuk memelihara diri dan meningkatkan langkah-langkah potensinya sangat terkait dengan orang tuanya.

Jadi jelaslah bahwa memelihara dan melindungi keluarga sangat penting sekali dengan jalan membekali mereka dengan iman yang kokoh untuk berbuat yang baik dan meninggalkan yang dilarang Allah.

2. Sebagai pendidik, mengajarkan ketangkasan motorik, ketrampilan melalui latihan-latihan, mengajarkan peraturan-peraturan, tata cara keluarga, tatanan lingkungan masyarakat, menanamkan pedoman hidup bermasyarakat.

3. Sebagai tokoh teladan, orang tua sebagai tokoh yang ditiru pola tingkah lakunya, cara berekspresi, cara berbicara dan sebagainya.

4. Sebagai pengawas, orang tua memperhatikan, mengamati kelakuan, tingkah laku anak. Mereka mengawasi anak agar anak tidak melanggar peraturan di rumah maupun di luar lingkungan keluarga.

5. Orang tua sebagai peletak dasar pembentukan kepribadian anak.

Kepribadian anak berakar dalam diri orang tuanya, sedangkan orang tua merupakan faktor pendidik bagi anak dan memainkan peranan

70

paling utama dalam pertumbuhan kepribadiannya. Dengan kata lain, di satu sisi orang tua memberikan faktor lingkungan. Mereka adalah faktor dimana ciri-ciri khas, baik fisik maupun mental nenek moyangnya diwariskan kepada anak. Juga menyangkut sisi lingkungan, maka dipangkuan orang tualah anak diberikan pendidikan pertama dan tempat bagi pertumbuhan kepribadiannya. Dengan menanamkan nilai-nilai akhlak yang mulia , tingkah laku yang baik, kepedulian terhadap orang lain, akan terbentuklah kepribadian anak yangberakhlakul karimah.

Pendidikan akhlak dalam keluarga mempunyai peranan yang penting bagi kepribadian anak khususnya pada masa remaja, yaitu sebagai dasar bagi pembentukan kepribadian anak, dengan pemberian pendidikan akhlak dalam keluarga sejak dini akan terbentuklah kepribadian anak yang utuh yang nantinya akan membentuk kepribadian muslim (kepribadian yang seluruh aspek yakni tingkah laku, kegiatan-kegiatan jiwanya maupun filsafat hidupnya dan kepercayaan menunjukkan pengabdian kepada Allah SWT serta penyerahan diri kepada-Nya).

71

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Dukuh Donganti

1. Letak geografis

Dukuh Donganti adalah merupakan salah satu Dukuh yang ada di Kelurahan Nglembu Kec. Sambi, Kab. Boyolali. Jateng. Kemudian Dukuh Donganti terdiri dari tiga RT, adapun lokasinya jika di tunjuk dari kota Boyolali adalah sebelah timur laut dari kota / kabupaten Boyolali yang jaraknya kurang lebih 20 km dari kota Boyolali.

Kemudian Batas-batas wilayah dukuh Donganti sebagai berikut: a. Sebelah Utara : Desa Kleben, Kec. Simo

b. Sebelah Timur : Dukuh Gunung Kancil, Kec. Sambi c. Sebelah Selatan : Dukuh Karang Widodo, Kec. Sambi d. Sebelah Barat : Desa Sambiroto, Kec. Simo

Luas Wilayah Dukuh Donganti adalah 302.554 Ha yang terdiri dari

a. Tanah sawah : 113,04 ha

b. Tanah Pekarangan : 62,914 ha c. Tanah Perkebunan/tegalan : 126,6 ha

Sumber : data kewilayahan dari Kantor Kelurahan Nglembu untuk lokasi RW. 03 Dukuh Donganti Tahun 2014-2015

2. Komposisi penduduk

Menurut data statistik yang di peroleh dari Kantor Kelurahan Nglembu jumlah penduduk Dukuh donganti seluruhnya adalah 563 jiwa, perincian 353 laki-laki dan 210 jiwa perempuan. Jumlah Kepala Keluarga Dukuh donganti adalah 80 KK (Sumber : data kependudukan dari Kantor Kelurahan Nglembu untuk lokasi RW. 03 Dukuh Donganti Tahun 2014- 2015)

72

Tabel 3.1

Klasifikasi Penduduk Menurut Umur

UMUR JUMLAH 0 – 1 Tahun 14 1 – 5 Tahun 18 6 – 10 Tahun 22 11 – 15 Tahun 19 16 – 20 Tahun 58 21 – 25 Tahun 65 26 – 30 Tahun 78 31 – 40 Tahun 53 41 – 50 Tahun 78 51 – 60 Tahun 83

Lebih dari 60 Tahun 75

JUMLAH 563

Sumber : tabel data statistik kependudukan dari Kantor Kelurahan Nglembu untuk lokasi RW. 03 Dukuh Donganti Tahun 2014- 2015)

3. Keadaan pendidikan

Penduduk Dukuh Donganti sebagian besar sudah melaksanakan pendidikan formal baik tingkat Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Untuk data yang lebih terperinci dapat dilihat tabel berikut:

Tabel 3.2

Klasifikasi Penduduk Menurut Pendidikan

Tidak Sekolah 140

Tamat SD 123

Tamat SLTP / Sederajat 95

Tamat SLTA / Sederajat 115

S1 86

S2 4

Jumlah 563

Sumber : S. Ahmadi, Ketua RW. 03 Kelurahan Nglembu, Dukuh Donganti, hasil wawancara pribadi, Donganti, 14 Juni 2015 jam 16.30 WIB

73

Berdasarkan tabel di atas, masyarakat Dukuh Donganti mempunyai kesadaran yang tinggi tentang pentingnya pendidikan. Hal ini tampak dengan tidak adanya anak usia sekolah yang tidak sekolah dan berkurangnya jumlah lulusan Sekolah Dasar yang tidak melanjutkan ke SLTP dan SLTA serta makin banyaknya anak yang bersekolah ke luar kota untuk belajar di Perguruan Tinggi.

4. Mata Pencaharian

Penduduk Dukuh Donganti berdasarkan umur 10 tahun ke atas bermata pencaharian sebagai petani, buruh atau pedagang dan sebagainya. Untuk lebih jelas dapat di lihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3.3

Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No Pekerjaan Jumlah 1 PNS 71 2 TNI 9 3 POLRI 6 4 Perangkat Desa 1 5 Pensiunan 52 6 Buruh Pabrik 75 7 Buruh Bangunan 49 8 Petani 93 9 Peternak 48 10 Nelayan - 11 Buruh tani 74 12 Pedagang 45 13 Lain-lain 40 Jumlah 563

Sumber : S. Ahmadi, data kependudukan warga RW. 03 Dukuh Donganti, Kelurahan Nglembu Tahun 2014-2015

74 5. Kondisi Keagamaan

Berdasarkan hasil penelitian di Dukuh Donganti secara keseluruhan menganut agama Islam

Adapun sarana peribadahan yang ada di dukuh Donganti sebayak 3 buah dengan terperinci sebagai berikut :

a. Masjid : 1 buah b. Mushola : 2 buah 6. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang ada di Dukuh Donganti yang berhubungan dengan masyarakat umum yaitu bidang olah raga lapangan Tenis Meja 1 buah, Lapangan Bulu Tangkis 1 buah dan lapangan Volly 1 buah. Untuk bidang kesehatan untuk umum : POLIDES (bertempat di rumah Bp Sutarno setiap hari Rabu).

7. Struktur Organisasi Dukuh Donganti

Bagan 1 Struktur Organisasi Dukuh Donganti Penanggung jawab S. Ahmadi Wakil Ketua Suharno Bendahara Badarudin Sekretaris Sartono Ketua Djalal Suyuti RT 03 Sartono RT 04 Suharno RT 05 Bejo Siswanto Seksi Pemuda Arfan

75

B. Penyajian Data

Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket yang disebarkan kepada responden (keluarga yang memiliki anak usia remaja). Setelah diperoleh data berdasarkan hasil angket tersebut kemudian dideskripsikan dengan membuat tabulasi yang merupakan proses mengubah data dari instrument pengumpulan data (angket) menjadi tabel-tabel angka. Data yang penulis kumpulkan terdiri dari dua macam data yaitu data mengenai pendidikan akhlak dalam keluarga dan data mengenai kepribadian remaja yang diambil dari hasil angket.

1. Daftar Responden

Tabel 3.4 Daftar Responden

No Nama No Nama

1 Abdul Rouf A. 21 Nunik

2 Abdul Wahab 22 Nur Rohman

3 Andi Haryono 23 Sartono

4 Alwin Y 24 Siti Fatona

5 Badarudin 25 Siti Munjayanah

6 Tri Haryanto 26 Samsudin

7 Bejo Siswanto 27 S. Ahmadi

8 Dewi Kurniawati 28 Siti Nur Solikhati

9 Dwi Wahyuni 29 Suharno

10 Djumairi 30 Sutini

11 Djalal 31 Hafidudin

12 Eka Yuni Sari 32 Qomarudin

76

No Nama No Nama

14 Isnaini 34 Hasan

15 Joko P 35 Tarno

16 Maria Ulva 36 Daldiri

17 Mawardi 37 Ambari

18 M. Roisul F 38 Basori

19 M. Saiful 39 Suparmo

20 M. Abadi 40 Hartoyo

2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Adapun kisi-kisi instrumen penelitian, dapat peneliti sajikan dalam bentuk tabel, sebagai berikut:

[

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Instrument Penelitian

Variabel Instrument Nomor Butir

Pernyataan Jumlah Pendidikan Akhlak Dalam Keluarga Penerapan ibadah 1, 2, 3, 4 4

Penerapan kejujuran dalam bertindak

5, 6 2

Penerapan keadilan 7, 8 2

Kebijaksanaan dalam penyelesaian suatu masalah

9, 10, 11, 12 4

Kesabaran dalam

menghadapi berbagai hal

13, 14 2

Kesopanan dalam

bertingkah-laku dan kebersihan diri

77

Variabel Instrument Nomor Butir

Pernyataan Jumlah

Jumlah 18

Kepribadian Remaja

Pelaksanaan ibadah dalam

kehidupan sehari-hari 1, 2, 3 3 Kebijaksanaan dalam bertindak 4, 5, 6 3 Kesopanan dalam berbuat/tingkah laku 7, 8, 9, 10 4

Kerajinan menuntut ilmu 11, 12, 13 3 Kebersihan diri sendiri dan

lingkungan

14, 15, 16 3

Mampu mengontrol diri 17, 18 2

Jumlah 18

3. Uji Validitas dan Reabilitas Angket

Sebelum dibagikan kepada responden, terlebih dahulu butir pernyataan yang terdapat dalam angket penelitian tersebut diuji-cobakan terlebih dahulu kepada 10 (sepuluh) responden, untuk mengetahui validasi butir pernyataan dalam angket penelitian tersebut.

a. Uji Validitas Angket

Instrumen tes yang akan digunakan dalam penelitian perlu dilakukan uji validitas terlebih dahulu untuk mengetahui kelayakan soal yang dibuat. Arikunto dalam Ridwan (2011:97) menyatakan

78

keandalan atau kesahihan suatu alat ukur”. Valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2010: 173). Meteran yang valid dapat digunakan untuk mengukur panjang dengan teliti, karena meteran memang alat untuk mengukur panjang. Meteran tersebut menjadi tidak valid jika digunakan untuk mengukur berat.

Mengukur validitas digunakan program komputer SPSS 16 for windows dengan menggunakan Coreected Item-Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item (nilai r hitung) dibandingkan dengan nilai r tabel. Kriteria soal dikatakan valid, jika nilai r hitung > 0,3 (Sugiyono, 2010: 178).

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Instrumen Pendidikan Akhlak Dalam Keluarga

Item Pernyataan r hitung r kritis Keterangan

Pernyataan 1 .348 0,30 Valid Pernyataan 2 .638 0,30 Valid Pernyataan 3 .745 0,30 Valid Pernyataan 4 .674 0,30 Valid Pernyataan 5 .727 0,30 Valid Pernyataan 6 .638 0,30 Valid Pernyataan 7 .483 0,30 Valid Pernyataan 8 .348 0,30 Valid Pernyataan 9 .745 0,30 Valid Pernyataan 10 .745 0,30 Valid Pernyataan 11 .723 0,30 Valid Pernyataan 12 .638 0,30 Valid Pernyataan 13 .504 0,30 Valid

79 Pernyataan 14 .674 0,30 Valid Pernyataan 15 .674 0,30 Valid Pernyataan 16 .546 0,30 Valid Pernyataan 17 .723 0,30 Valid Pernyataan 18 .483 0,30 Valid

Sumber:berdasarkan data yang telah diolah (terlampir)

Tabel 3.6 menunjukkan hasil uji validitas instrumen variabel x

“pendidikan akhlak dalam keluarga” yang dilakukan oleh peneliti pada 10 responden, pada tanggal 14 Juni 2015 pukul 08.00 WIB. Instrumen angket berjumlah 18 pernyataan dengan jawaban yang telah disediakan peneliti. Setelah dianalisis dengan menggunakan program SPSS 16 for windows dengan menggunakan Coreected Item-Total Correlation dan dibandingkan dengan r kritis, diketahui 18 pernyataan dalam angket penelitian dinyatakan valid.

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Instrumen Kepribadian Remaja

Item Pernyataan r hitung r kritis Keterangan

Pernyataan 1 .785 0,30 Valid Pernyataan 2 .325 0,30 Valid Pernyataan 3 .785 0,30 Valid Pernyataan 4 .707 0,30 Valid Pernyataan 5 .921 0,30 Valid Pernyataan 6 .582 0,30 Valid Pernyataan 7 .464 0,30 Valid Pernyataan 8 .582 0,30 Valid Pernyataan 9 .582 0,30 Valid Pernyataan 10 .785 0,30 Valid Pernyataan 11 .921 0,30 Valid

80 Pernyataan 12 .626 0,30 Valid Pernyataan 13 .325 0,30 Valid Pernyataan 14 .458 0,30 Valid Pernyataan 15 .727 0,30 Valid Pernyataan 16 .707 0,30 Valid Pernyataan 17 .582 0,30 Valid Pernyataan 18 .921 0,30 Valid

Sumber:berdasarkan data yang telah diolah (terlampir)

Tabel 3.7 menunjukkan hasil uji validitas instrumen variabel y

“kepribadian remaja” yang dilakukan oleh peneliti pada 10 responden, pada tanggal 14 Juni 2015 pukul 08.00 WIB. Instrumen angket berjumlah 18 pernyataan dengan jawaban yang telah disediakan peneliti. Setelah dianalisis dengan menggunakan program SPSS 16 for windows dengan menggunakan Coreected Item-Total Correlation dan dibandingkan dengan r kritis, diketahui 18 pernyataan dalam angket penelitian dinyatakan valid.

b. Uji Reliabilitas Angket

Selain pengujian validitas, juga diperlukan pengujian reliabilitas. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Kalau dalam objek kemarin berwarna biru, maka hari ini dan besok tetap berwarna biru. Hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam dalam waktu yang berbeda.

Reliabilitas berarti suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut

81

sudah dianggap baik (Riduwan,2009:348). Pengujian reliabilitas menggunakan program komputer SPSS 16 for windows dengan menggunakan Gutman Split Half Coefficien. Tingkat reliabilitas instrumen mengunakan kriteria yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2002: 155) sebagai berikut :

Tabel 3.8

Kriteria Reliabilitas Pernyataan Angket

Besarnya nilai r Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Tinggi Cukup Agak Rendah Rendah

Sangat rendah (tidak berkorelasi) Sumber:Suharsimi Arikunto.

Hasil uji reliabilitas item pernyataan angket dengan bantuan

SPSS 16 for windows dapat dilihat pada tabel, sebagai berikut:

Tabel 3.9

Hasil Uji Reliabilitas Pendidikan Akhlak Dalam Keluarga Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.925 18

Sumber: berdasarkan data yang telah diolah (terlampir)

Tabel 3.9 menunjukkan jumlah item pernyataan angket adalah 18, dengan nilai Alhpa 0,925. Berdasarkan kriteria reliabilitas soal pada tabel 3.8, maka nilai Alpha 0,925 dikategorikan reliabilitas tinggi

82

sehingga instrumen angket ini dapat digunakan untuk penelitian berikutnya.

Tabel 3.10

Hasil Uji Reliabilitas Kepribadian Remaja Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.931 18

Sumber: berdasarkan data yang telah diolah (terlampir)

Tabel 3.10 menunjukkan jumlah item pernyataan angket adalah 18, dengan nilai Alhpa 0,931. Berdasarkan kriteria reliabilitas soal pada tabel 3.8, maka nilai Alpha 0,931 dikategorikan reliabilitas tinggi sehingga instrumen tes ini dapat digunakan untuk penelitian berikutnya.

[

4. Hasil Jawaban Angket

Untuk mengetahui nilai pendidikan akhlak dalam keluarga dan kepribadian remaja diperoleh dengan cara menjumlah hasil jawaban angket yang masing-masing jawaban telah diberikan skor, sebagai berikut: point alternatif jawaban Selalu (A) = 5, Sering (B) = 4, Kadang-Kadang (C) = 3, Pernah (D) = 2 dan Tidak Pernah (E) = 1.

Tabel 3.11

Hasil Jawaban Angket Pendidikan Akhlak Dalam Keluarga

No No. Responden No Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 001 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 2 002 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 003 4 4 3 4 3 4 5 4 3 3 3 4 4 4 4 5 3 5

83 No No. Responden No Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 4 004 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 005 5 4 3 4 3 4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 6 006 5 4 4 3 4 4 4 5 4 4 3 4 5 3 3 5 3 4 7 007 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 8 008 5 4 3 3 4 4 4 5 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 9 009 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 10 010 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 11 011 5 4 3 4 3 4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 12 012 5 4 4 3 4 4 4 5 4 4 3 4 5 3 3 5 3 4 13 013 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 14 014 5 4 3 3 3 4 4 5 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 15 015 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 16 016 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 17 017 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 18 018 4 4 3 4 3 4 5 4 3 3 3 4 4 4 4 5 3 5 19 019 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 20 020 5 4 3 4 3 4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 21 021 4 4 5 3 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 5 3 4 22 022 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 23 023 5 3 5 3 5 4 4 5 3 3 5 4 4 3 5 4 5 4 24 024 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 25 025 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 26 026 4 3 5 4 3 4 4 5 3 5 4 4 4 4 4 5 4 4 27 027 5 5 5 3 4 4 4 5 4 4 3 4 5 3 3 5 3 4 28 028 4 3 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 29 029 5 4 5 5 3 4 4 5 5 3 3 4 4 3 5 4 3 4

84 No No. Responden No Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 30 030 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 31 031 4 4 3 4 3 4 5 4 3 4 3 4 4 5 4 5 3 5 32 032 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 33 033 5 4 3 4 3 4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 34 034 4 4 5 3 4 4 4 5 4 4 3 4 5 5 3 5 3 4 35 035 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 36 036 5 3 5 3 3 4 4 5 5 3 3 4 4 5 3 4 5 4 37 037 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 38 038 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 39 039 4 3 5 4 3 4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 40 040 5 5 5 3 4 4 4 5 4 4 3 4 5 3 3 5 3 4 Tabel 3.12

Hasil Jawaban Angket Tentang Kepribadian Remaja

No No. Responden No Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 001 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 2 002 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 3 003 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 3 5 5 4 4 4 004 5 5 5 3 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 3 5 4 5 005 5 4 5 3 3 4 4 4 4 5 3 3 4 4 4 3 4 3 6 006 3 5 3 4 4 4 5 4 4 3 4 4 5 4 5 4 4 4 7 007 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 8 008 4 4 3 3 3 4 5 4 4 3 4 4 4 3 4 5 4 5 9 009 3 4 3 3 3 4 5 4 4 3 5 5 4 3 5 5 4 4 10 010 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4

85 No No. Responden No Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 11 011 3 5 3 4 4 4 5 4 4 3 4 4 5 4 5 4 4 4 12 012 4 4 3 4 3 5 4 5 4 3 4 3 4 4 4 5 4 3 13 013 3 5 3 3 3 4 5 4 4 3 4 4 4 3 5 4 4 3 14 014 4 4 3 5 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 5 3 15 015 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 16 016 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 3 5 5 4 4 17 017 5 5 5 3 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 3 5 4 18 018 5 4 5 3 4 4 5 4 4 5 3 3 4 5 4 4 5 3 19 019 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 20 020 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 21 021 4 4 5 5 3 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 22 022 4 5 3 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 3 3 3 5 5 23 023 3 4 3 4 4 5 3 3 5 4 4 5 4 3 5 3 4 5 24 024 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 5 3 25 025 3 4 3 5 4 5 3 3 4 5 4 4 4 3 4 3 5 4 26 026 3 5 3 4 3 4 5 4 3 5 4 3 5 3 4 3 4 4 27 027 3 4 4 5 3 4 5 3 4 5 4 3 5 3 4 4 5 3 28 028 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 29 029 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 30 030 3 5 3 4 4 4 5 4 4 3 4 4 5 4 5 4 4 4 31 031 3 4 3 4 3 4 5 4 4 5 3 4 4 3 4 3 4 4 32 032 3 4 3 4 3 5 4 5 4 4 3 5 4 3 5 3 4 3 33 033 3 4 3 4 3 5 4 5 4 3 5 4 5 3 5 3 5 4 34 034 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 35 035 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 3 5 5 4 4 36 036 5 5 5 3 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 3 5 4 37 037 5 5 5 3 3 4 5 4 4 5 3 3 4 5 4 5 4 3 38 038 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5

86 No No. Responden No Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 39 039 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 40 040 3 4 4 5 3 5 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 5

87

BAB IV

ANALISIS DATA

Seluruh data dari hasil penelitian dari penyebaran angket dapat terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data tersebut sesuai dengan proposinya masing-masing yang mengacu pada tujuan penelitian dan penulis menganalisis dari pertama, kedua dan ketiga, antara lain :

A. Analisis Pertama

Adapun langkah-langkah yang diambil,sebagai berikut :

1. Membuat tabel daftar nilai dan nominasi hasil observasi dalam daftar

rating scale pada variabel pendidikan akhlak dalam keluarga. 2. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket 3. Memprosentasikan jawaban

4. Menginterprestasikan hasil prosentase jawaban responden

Tabel 4.1

StatisticsFrekuensi Jawaban Angket Pendidikan Akhlak Dalam Keluarga

Dokumen terkait