• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kinerja Kemitraan

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.5 Proses Bisnis Rantai

6.5.1 Hubungan Proses Bisnis rantai

Hubungan proses bisnis antar anggota rantai pasok disini melihat hubungan keterkaitan yang terjadi diantaranya, serta pengaruhnya bagi proses bisnis. Bagaimana permintaan pasar terhadap sayuran dapat direspon oleh anggota rantai didalam rantai pasokan sayuran. Pembahasan mengenai hubungan bisnis yang terjadi didalam rantai pasokan sayuran ditinjau dari siklus rantai pasok, proses pull/push, dan kekuatan tawar dari masing-masing anggota rantai.

72 Menurut Chopra dan Meindl (2004), proses dalam rantai pasok dapat ditinjau dari dua sudut pandang, yakni tinjauan siklus dan tinjauan pull/push. Pada tinjauan siklus, proses di dalam rantai pasok dibagi ke dalam beberapa rangkaian siklus antara lain customer order, procurement, manufacturing, serta replenishment. Sedangkan pada tinjauan push/pull, proses di dalam rantai pasok dilihat apakah sebagai upaya untuk merespon permintaan konsumen atau untuk mengantisipasi permintaan konsumen. Pada proses tarik (pull), proses dilakukan untuk merespon pesanan konsumen, sedangkan pada proses dorong (push), proses dilakukan untuk mengantisipasi pesanan konsumen yang akan datang.

Siklus procurement merupakan siklus pemesanan bahan baku atau produk dari anggota yang berada pada posisi sebelumnya dalam rantai pasok. Umumnya di setiap anggota rantai pasok, menjabarkan siklus ini ke dalam tahapan siklus lainnya sesuai dengan kebutuhan. Intinya, terdapat input berupa berapa kebutuhan bahan yang harus dibeli, kemudian terdapat output berupa pesanan pembelian disertai penerimaan barangnya. Siklus replenishment merupakan siklus penambahan barang dari penjual/pemasok ke pembeli. Siklus ini terjadi akibat pembeli menginginkan tambahan suplai barang dari penjual/pemasok karena barang yang dikirimkan oleh penjual/pemasok ada yang rusak atau jumlahnya dibawah pesanan pengirim. Siklus manufacturing atau siklus produksi hanya terdapat pada petani. Sedangkan siklus customer order atau siklus penerimaan dan pemenuhan pesanan dilakukan oleh semua anggota rantai pasok. Bedanya siklus customer order antara anggota rantai pasok yang satu dengan yang lainnya adalah kelengkapan administrasi dan sistem manajemen pesanannya. Siklus customer order pada perusahaan tentu dilakukan dengan lebih baik disertai dengan penataan administrasi yang lebih rapi berbeda dengan petani yang melakukan administrasi pesanan dari pembeli yang tidak tertata rapi. Siklus proses rantai pasok dalam rantai pasokan sayuran dapat dilihat pada Gambar 6.

73 Siklus manufacturing Siklus Order Pull Siklus procurement Siklus replenishment

Pull Push Siklus customer order

Siklus procurement

Push Siklus customer order

Pesan/Order

Gambar 6. Siklus-siklus Proses dalam Rantai Pasokan Sayuran pada Frida Agro Petani dalam rantai pasokan ini adalah satu-satunya pelaku yang melakukan siklus manufacturing, yakni melakukan kegiatan produksi atau menghasilkan sayuran. Siklus produksi yang dilakukan oleh petani dilakukan berdasarkan jumlah dan ukuran pesanan sayuran yang datang dari Frida Agro, karena rata-rata pesanan yang datang dari Frida Agro mengikuti permintaan yang datang dari supermarket. Sayuran yang akan dikirimkan oleh petani kepada Frida

Petani

Frida Agro

Supermarket

74 Agro jumlah dan ukurannya sesuai dengan pesanan yang diminta oleh Frida Agro, jadi hubungan proses antara petani dan Frida Agro mengarah pada proses pull. Petani merespon pesanan sayuran baik dalam jumlah dan ukuran sayuran berdasarkan yang dipesan oleh Frida Agro.

Frida Agro dalam rantai pasokan ini melakukan proses pengadaan sayuran dari petani, jadi siklus procurement yang dilakukan Frida Agro adalah dengan cara memesan sayuran kepada petani-petani yang menjadi mitranya, pesanan ini meliputi jumlah sayuran dan ukuran sayuran yang dipesan. Proses pengadaan sayuran yang dilakukan oleh Frida Agro ini berdasarkan permintaan dari supermarket, namun dalam setiap kali melakukan pemesanan kepada petani, Frida Agro selalu menambah 10 sampai 20 persen pesanannya dari pesanan yang sebenarnya, tujuannnya adalah untuk mengantisipasi adanya pesanan sayuran tambahan atau untuk mengganti sayuran yang rusak sewaktu dalam perjalanan, oleh karena itu siklus replenishment dilakukan Frida Agro saat melakukan pemesanan awal kepada petani. Sayuran yang akan dikirimkan oleh Frida Agro kepada supermarket jumlah dan ukurannya sesuai dengan permintaan yang datang, penambahan jumlah sayuran sebanyak 10 samai 20 persen ini juga dibawa pada saat mendistribusikan sayurannya kepada supermarket. Maka hubungan proses antara Frida Agro mengarah pada proses pull dan push, proses pull yang dilakukan Frida Agro adalah merespon pesanan yang dari supermarket, proses pull tidak hanya berupa jumlah pesanan yang diterima, namun juga berupa informasi bagaimana sayuran yang digemari oleh konsumen akhir dan keluhan tentang sayuran yang telah dipasarkan. Sedangkan proses push yang dilakukan adalah mengantisipasi jumlah pesanan tambahan yang datang, dan mengantisipasi sayuran yang mengalami kerusakan pada saat perjalanan. Frida Agro selain menyediakan pesanan untuk supermarket, juga menyediakan produk sayurannya guna melayani pembeli yang datang secara langsung untuk membeli sayurannya dalam jumlah kecil secara harian.

Supermarket dalam rantai pasokan ini melakukan kegiatan pengadaan sayuran atau siklus procurement dari Frida Agro, supermarket memesan sayuran yang dibutuhkan kepada Frida Agro. Sayuran yang dipesan jumlah dan ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan dari konsumen. Sayuran yang

75 dijual kepada konsumen disediakan dalam lemari pendingin khusus dan supermarket menyediakan semua sayuran yang dimiliki untuk dijual kepada konsumen yang membeli, pada akhirnya konsumen sendiri yang memilih sayuran mana yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Dalam proses bisnis supermarket dengan konsumen ini mengarah pada proses push, dimana pihak supermarket mnyediakan semua sayuran yang dimiliki untuk dijual kepada konsumen.

Aspek hubungan proses bisnis rantai juga dapat menjelaskan sistem penjejakan dalam rantai pasoan sayuran. Sistem sayuran dalam rantai pasok memungkinkan anggota rantai untuk menelusuri penyebab terjadinya resiko kerugian pada rantai pasokan sayuran. Hal tersebut sangat terkait dengan karakteristik sayuran yang mudah rusak, sehingga perlu perhatian khusus dalam hal penanganan pasca panen sayuran dalam kegiatan rantai pasok ini. Jika terjadi salah penanganan sayuran yang berdampak penurunan kualitas, maka penulusuran penyebab penurunan kualitas sayuran tersebut dapat dilakukan melalui sistem penjejakan sehingga dapat diketahui permasalahannya. Pengelolaan secara bersama terkait hubungan proses bisnis rantai dengan memperhatikan aspek traceability atau penjejakan tersebut dapat meminimalisir resiko kerugian yang mungkin terjadi di dalam rantai. Dalam rantai pasokan ini, sistem penjejakan yang dilakukan dimulai dari supermarket hingga petani. Sayuran yang kualitasnya tidak sesuai pesanan pada saat sampai ke tangan supermarket, akan ditelusuri penyebabnya oleh petani, Frida Agrodan supermarket. Penyebabnya cukup beragam, diantaranya kerusakan pada saat perjalanan, kesalahan penanganan pada saat pengemasan atau kesalahan petani pada saat produksi sayuran.

Hubungan proses bisnis dalam rantai pasokan sayuran ditentukan pula oleh kekuatan posisi tawar (bargaining position) antara pelaku rantai pasokan. Said et al (2006) menyatakan bahwa supply chain management (SCM) adalah permainan posisi daya tawar dan kekuatan. Perusahaan yang sukses adalah yang bisa menjaga keseimbangan daya tawar dan kekuatan yang ada dalam kemitraan seluruh rantai pasok. Posisi tawar sangat menentukan dalam hal mekanisme penentuan harga produk sayuran maupun harga input yang digunakan dalam rantai pasokan. Posisi kekuatan tawar tersebut ditentukan dari pihak mana yang lebih kuat dan lebih mampu menetapkan harga jual produknya. Hal penting terkait

76 posisi tawar pada salah satu pihak dalam rantai pasokan sayuran adalah menyangkut perolehan keuntungan. Pihak dengan posisi tawar yang lebih kuat memungkinkan untuk mendapatkan keuntungan yang relatif lebih tinggi. Kondisi tersebut menciptakan dominasi pihak dengan posisi tawar yang lebih kuat sehingga pada akhirnya menimbulkan kecenderungan bahwa pihak tersebut dapat menciptakan role play dalam proses bisnis rantai pasokan sayuran.

Penentuan harga produk sayuran di tingkat petani dilakukan berdasarkan kesepakatan antara petani dengan Frida Agro. Kedua belah pihak telah terlibat kerjasama kemitraan untuk pemasaran sayuran. Harga jual sayuran ditentukan oleh harga jual tertinggi sayuran yang berlaku di pasar tradisional. Pada dasarnya petani mitra membutuhkan kerjasama dengan Frida Agro untuk produk sayuran mereka, karena ketika harga harga jatuh, Frida Agro tetap membayar sayuran yang mereka terima dengan harga jual tertinggi di pasaran. Sedangkan untuk Frida Agro, kerjasama ini dibutuhkan agar mereka mendapatkan pasokan sayuran yang berkesinambungan, karena tidak semua petani memiliki kemampuan menghasilkan produk sayuran yang sama baik kualitasnya. Hubungan saling ketergantungan tersebut membuat posisi tawar kedua belah pihak dapat dikatakan seimbang.

Posisi tawar Frida Agro dengan supermarket menjadi hal yang sangat penting dalam rantai pasokan. Hal tersebut dikarenakan Frida Agro merupakan pihak yang menjadi perwakilan dari petani sayuran yang sangat berkepentingan terhadap keberlangsungan rantai pasokan sayuran. Frida Agro memiliki standar harga sayuran yang mereka jual, harga jual ini didasarkan pada biaya produksi yang sudah ditambahkan dengan keuntungan yang diinginkan. Harga jual ini atau yang ditawarkan kepada supermarket dalam menentukan harga yang akan disepakati. Harga jual sayuran yang ditawarkan oleh Frida Agro kepada supermarket juga melihat harga pasar yang berlaku, dalam kasus ini, pihak Frida Agro juga terus mengamati perkembangan harga pasaran di tingkat distributor.

Supermarket memiliki posisi tawar yang lebih kuat dibandingkan dengan Frida Agro. Apabila Frida Agro tidak mampu memenuhi permintaan sayuran dalam jumlah dan ukuran yang telah ditentukan, maka pihak supermarket dapat menolak pasokan sayuran dari Frida Agro. Hal lain yang mengindikasikan bahwa

77 posisi tawar supermarket lebih kuat adalah terdapat beberapa pemasok sejenis seperti Frida Agro yang memasok sayuran pada pihak supermarket.

Kerjasama yang mereka lakukan dituangkan dalam kesepakatan kontraktual dalam jangka waktu tertentu. Kerjasama ini dibuat karena kedua belah pihak telah saling percaya satu sama lain, saling menguntungkan satu sama lain dan kooperatif dalam pemenuhan kebutuhan konsumen. Tujuan dilakukan kerjasama ini adalah agar kedua belah pihak terikat dan menjamin kelangsungan usaha masing-masing, hal ini akan berdampak pada keuntungan yang akan didapat oleh kedua belah pihak. Frida Agro maupun supermarket saling membutuhkan kerjasama ini, Frida Agro membutuhkan supermarket untuk dapat memasarkan sayuran dalam kemasan yang mereka jual, sedangkan supermarket membutuhkan pasokan sayuran untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Posisi tawar anggota rantai pasokan sayuran pada Frida Agro dapat dilihat pada Gambar 7.

= <

Keterangan : < berarti pembeli memiliki kekuatan melebihi pemasok > berarti pemasok memiliki kekuatan meelbihi pembeli = berarti terdapat saling ketergantungan (berimbang) 0 berarti tidak saling bergantung

Gambar 7. Posisi Tawar Anggota Rantai Pasokan Sayuran Pada Frida Agro