• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Status Sosial Ekonomi dan Pola Asuh Orang Tua dengan Sikap Sosial Keagamaan SiswaSosial Keagamaan Siswa

BAB IV ANALISIS DATA

D. Hubungan Status Sosial Ekonomi dan Pola Asuh Orang Tua dengan Sikap Sosial Keagamaan SiswaSosial Keagamaan Siswa

Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa pembentukan sikap anak banyak dipengaruhi oleh keluarga. Keluarga merupakan kelompok primer yang memiliki pengaruh paling dominan pada anak. Keluarga merupakan kelompok sosial pertama bagi kehidupan manusia dimana ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya. Apabila interaksi sosial di dalam keluarga tidak lancar maka besar kemungkinannya bahwa interaksi sosialnya dalam masyarakat juga berlangsung tidak lancar45.

Kelancaran interaksi dalam keluarga sangatlah dipengaruhi oleh status status sosial ekonomi orang tua. Orang tua yang tergolong dalam status sosial ekonomi rendah cenderung disibukkan oleh pekeijaannya. Bahkan anak - anaknya pun kadang sudah dituntut untuk membantu bekeija.

Senada dengan uraian diatas, John B. Watson mengklaim bahwa semua tindakan anak merupakan pantulan atas perlakuan orang tua terhadap anak - anaknya, sebagaimana dikatakan oleh Thomas M. Achenbach :

Allmost all interactions o f children with other people can affect their education progess. The Archbehaviourist John B. Watson claimed that infant training practices descisively shape a personality fo r life. Watson may have overstated the case, but children certainly learn basic attitudes and behaviour through interactions with their parents. Althuogh children often react against parental values, they cotinoue to show the effects o f their parentsinfluence. Parent typically, shape childrens behaviour

pertaining to self-control, concern fo r others, acquisition o f skill, and preparation for adult roles, including parent hood. They also help to determine how children react to the more formal educational institutional o f their society46.

Sementara itu, keadaan status status sosial ekonomi keluarga - dalam hal ini orang tua- tentu mempunyai peranan penting terhadap perkembangan anak - anak47. Apabila kita pikirkan dengan seksama, bahwa dengan adanya perekonomian yang cukup, lingkungan material yang dihadapi anak di dalam keluarganya itu lebih luas, ia mendapat kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan bermacam - macam kecakapaan yang tidak dapat ia peroleh apabila alat - alatnya tidak ada. Hubungan orang tua yang hidup dalam status sosial ekonomi serba cukup dan kurang mengalami tekanan - tekanan fundamental seperti dalam memperoleh nafkah hidup yang memadai. Orang tuanya dapat mencurahkan perhatian yang lebih mendalam kepada pendidikan anak - anaknya apabila ia tidak disulitkan dalam urusan kebutuhan - kebutuhan primer kehidupan. Kiranya hal ini dapat dianggap benar secara umum. Sebagaimana dikatakan oleh Ahmad Yasin bin Asmuni al Jaruni:

y (Jji j $\JS- y L« (J O' A-Ull y

JLgJrlj y e .Jl J < d y - U j & i J

AjLj ,ljL*

46 Thomas M. Achenbach, Developmental Psychopathology, John Wiley and Son Inc, N ew York, 1982, him 48

j L * ( J $ LjUJLd i\ j*5*i\ 4JI-A 4j ? 4 -C ^i-! J £ Aj i i i l l d

.(j^jpS/'j (_r^S/' LSi^

Oj^JJ

“ Sebagaimana diketahui, bahwa anak ketika kebutuhan yang mencukupi di rumah tidak didapatkan dan tidak ada yang memberi apa yang menjadi keinginannya, baik uang saku maupun kebutuhan hidup, dan ia melihat di sekitamya keadaan yang kekurangan, kesulitan dan terbatas, ia akan berusaha mencarinya sendiri. Dan sangat dimungkinkan dengan cara - cara yang jelek dan jahat. Ia pun akan mudah terpengaruh oleh perilaku buruk dan menyimpang. Sehingga akan muncul suatu tindakan yang akan meresahkan jiwa, harta dan benda masyarakat sekitamya”.

Sementara itu, seorang peneliti Amerika Serikat, Griffith, telah melakukan sebuah penelitian terhadap 3387 orang tua dan 760 gum. Mereka ditanya tentang gejala - gejala tingkah laku yang tidak wajar dari anak -anaknya, seperti tingkah laku agresif, kurang ajar, penyelewengan, dan sebagainya. Dari hasil penyelidikan ini temyata bahwa tingkah laku yang tidak wajar itu paling banyak berasal dari keluarga yang berasal dari status sosial ekonomi rendah. Dan paling sedikit berasal dari anak - anak yang berasal dari status sosial ekonomi tengah ( sedang )48 49.

Namun demikian, persoalan status sosial ekonomi bukanlah menjadi faktor mutlak dalam perkembangan sosial, sebab hal ini tergantung kepada sikap - sikap orang tuanya dan bagaimana corak interaksi di dalam keluarga itu50. Walaupun status sosial ekonomi orang tua memuaskan, tapi apabila mereka tidak

48 Ahmad Yasin, Tarbiyatul Walad,Hidayatuth Thulab, Kediri, 2005, him. 26 49 Ibid, him. 184

memperhatikan didikan anaknya atau ada hubungan yang kurang harmonis dengan anak - anaknya, maka hal itu juga tidak menguntungkan bagi perkembangan sosial anaknya.

Yang terakhir ini, merupakan salah satu pengaruh dari pola asuh orang tua. Karena sangatlah mungkin sekali anak - anak yang berasal dari keluarga yang berstatus sosial ekonomi rendah, namun dengan pola asuh orang tua yang baik, sikap sosial keagamaannya jauh lebih baik dari anak - anak yang berasal dari keluarga yang berstatus sosial ekonomi tinggi namun pola asuh orang tuanya kurang baik. Jadi, perkembangan sikap sosial keagamaan anak - anak tidak bisa dipisahkan dari bentuk - bentuk pola asuh orang tua terhadap anak - anaknya.

Berkenaan dengan hal ini, Sholeh Abdul Aziz, seorang ahli pendidikan di Mesir menetapkan suatu statement:

o jjjaJl^31 .JiiiSl <3

Setiap perbuatan buruk anak merupakan efek dari perlakuan orang tua yang diterapkan pada anak yang dilakukan secara terus menerus secara konsisten.

Mussen juga mengemukakan, “ Because the parent-child relationship is so influential in determining the personality and social development o f the child, it is important to realize that there are many variations in parent-child

51 Sholih Abdul Aziz, A! Tarbiyah wa Thoriqu at Dirosah, Juz II, Darul Maarif, Kairo, 1971, him. 74

relationship. Although it is impossible to measure accurately all the differences

52

in these relationships...”

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa hubungan antara orang tua dan anak akan sangat berpengaruh pada sikap dan perilaku anak. Menyadari akan hal itu, maka pentinglah bagi orang tua untuk menerapkan pola asuh yang tepat. Rosulullah Saw. bersabda:

Artinya:

Muliakanlah anak - anakmu dan baguskanlah adab mereka

( H.R. Ibnu Majah)

Wajiblah hukumnya bagi orang tua untuk menanamkan sikap dan perilaku yang baik untuk anak - anaknya, karena orang tua adalah pemimpin dalam keluarga. Sebagaimana hadits Rosulullah Saw.:

“ Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kamu akan ditanyakan ( tentang kekuasaannya ). Seorang Imam adalah pemimpin, dan dia akan ditanyakan ( tentang kekuasaannya ). Seorang laki - laki adalah pemimpin dalam keluarganya, dan dia akan ditanyakan ( tentangan kekuasaanya ). Seorang perempuan adalah pemimpin bagi rumah tangga suaminya, dan dia akan ditanyakan ( tentang kekuasaanya ). Seorang hamba adalah penguasa harta Sayyidnya, dan dia akan ditanyakan ( tentang kekuasaanya ). Ingatlah, Setiap

52 Paul Henry Mussen, Op.cit.

53 Sunan Ibnu Majah, Kitabul Adab, Juz 2, Darul Fikr, Baeirut, him. 1211 54 Shohih Bukhori, Juz 4, Darul Kitab al ‘Ilmiyyah, Beirut, him 474

kalian adalah pemimpin, dan setiap kamu akan ditanyakan ( tentang kekuasaannya tersebut). ”

( H.R. Bukhori dari Ayyub dari Nafi’ dari Abdullah )

Hadits Rosul diatas memberikan pengertian bahwa orang tua harus bersaha mendidik, mengasuh, dan mengarahkan anaknya dengan sebaik baiknya karena anak adalah amanah dari Allah SWT yang dipertanggung jawabkan kelak.

Dokumen terkait