• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA

B. Pola Asuh Orang Tua

2. Macam - Macam Pola Asuh Orang Tua

Ada berbagai macam penggolongan yang dikemukakan oleh para ahli mengenai pola asuh orang tua terhadap anaknya. Di antaranya adalah penggolongan yang dilakukan oleh Baumrind (1967). Menurut Baumrind, terdapat 4 macam pola asuh orang tua :

1. Pola asuh Demokratis 15

15 Sayyid Ahmad al Hasyimi, Mukhtashor al Ahadits an Nabawiyyah, Darul Ikhya’ al Kitab al Arobiyyah, him. 130

2. Pola asuh Otoriter 3. Pola asuh Permisif 4. Pola asuh Penelantar16 17

Keempat macam pola asuh orang tua tersebut mempunyai karakteristik tersendiri yang dijelaskan sebagai berikut:

Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka . Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak. Orang tua tipe ini juga memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan, dan pendekatannya kepada anak bersifat hangat.

Pola asuh otoriter sebaliknya cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman18. Misalnya, kalau tidak mau makan, maka tidak akan diajak bicara. Orang ma tipe ini juga cenderung memaksa, memerintah, menghukum. Apabila anak tidak mau melakukan apa yang dikatakan oleh orang tua, maka orang tua tipe

16 Ira Petranto, Rasa Percaya Diri Anak adalah Pantulan Pola Asuh Orang Tuanya, ( online ) http://www.binarvmoon.co.uk. diakses pada tanggal 19 Februari 2008

17 Ibid 18 Ibid

ini tidak segan - segan menghukum anak. Orang tua tipe ini juga tidak mengenal kompromi, dan dalam komunikasi biasanya bersifat satu arah. Orang tua tipe ini tidak memerlukan umpan balik dari anaknya untuk mengerti mengenai anaknya.

Pola asuh Permisif atau pemanja biasanya memberikan pengawasan yang sangat longgar19. Orang tua yang menerpakan opal asuh tipe ini memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Mereka cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka. Namun orang tua tipe ini biasanya bersifat hangat, sehingga seringkali disukai oleh anak.

Pola asuh tipe yang terakhir adalah tipe penelantar. Orang tua tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim pada anak- anaknya20. Waktu mereka banyak digunakan untuk keperluan pribadi mereka, seperti bekeija, dan juga kadangkala biaya pun dihemat-hemat untuk anak mereka. Termasuk dalam tipe ini adalah perilaku penelantar secara fisik dan psikis pada ibu yang depresi. Ibu yang depresi pada umumnya tidak mampu memberikan perhatian fisik maupun psikis pada anak-anaknya.

Dari penjelasan tentang pola-asuh orang tua tersebut di atas, 19 Ibid

Baumrind menegaskan bahwa tipe yang paling baik adalah tipe pola asuh demokratis. Sedangkan pola asuh otoriter, permisif dan penelantar hanya akan memberikan dampak buruk pada anak .

Sementara itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fels

Research Institute penggolongan pola asuh dibedakan dalam tiga

kelompok21 22 :

1. Pola asuh menerima - menolak

Pola ini didasarkan atas taraf ‘kemesraan’ orang tua terhadap anak. Dalam arti sejauh mana tingkat kedekatan hubungan antara orang tua dan anak semakin dekat orang tua maka akan semakin diterima oleh anak. Dan sebaliknya, semakin jauh orang tua maka akan semakin ditolak oleh anak.

2. Pola asuh memiliki - melepaskan

Pola ini didasarkan atas bebrapa sikap protektif orang tua terhadap anak. Pola ini bergerak dari sikap orang tua yang overprotektif dalam memiliki anak sampai kepada sikap mengabaikan anak sama sekali.

3. Pola demokrasi - otokrasi

21 Ibid

Pola ini didasarkan atas taraf partisipasi anak dalam menentukan kegiatan - kegiatan dalam keluarga. Pola otokrasi berarti orang tua bertindak sebagai diktator terhadap anak. Sedangkan pola demokrasi, sampai batas - batas tertentu, anak dapat berpartisipasi dalam keputusan - keputusan keluarga.

Dalam kaitannya dengan pola asuh ini James W. Vander Zanden mengidentifikasi hubungan orang tua dan anak menjadi sebagaimana ia katakan:

There two dimensions along which they have been characterized.

The first is warmth hostility ; the second is restrictiveness -permissiveness.

Warmth - hostility. This dimension a o f parental behaviour is defined at the warm wnd by such characteristics as accepting, approving, understanding, and child- centeredness. Warm parents are affectionate and respond positively to their child’s dependency behaviour warm parents also frequently use explanations, especially in disciplining, use physical punishment in frequently, and demonstrate a high use o f praise in dicipline. Hostile parents, on the hand, generally show the opposite o f these characteristic.

Restrictiveness - permissiveness. This dimension is defined at the restrictive and by many restriction and strict enforcement o f demands in areas such as as noise, obedience, anf aggression ( to sibling, peers, and parents ). Restrictive parents are also concerned with neatness, table manners, care o f household furniture, modesty behaviour, and sex play. The permissive end o f the sepectrum, as you might expect, reflects the opposite o f these qualities.2 23

23 Paul Henry Mussen, John Janeway Conger, and J. Kagan, Essential o f Child Development and Personality, Harper & Row Publisher, New York, 1980, him. 272

Menurut James W. Vander Zanden ada dua macam dimensi hubungan orang tua terhadap anaknya :

a. Dimensi Kehangatan - Tidak Bersahabat ( Warmth - hostility )

Pola asuh ini dapat diartikan sebagai hubungan kehangatan antara orang tua dan anaknya dengan karaktristik seperti penerimaan, pendekatan, pemahaman, dan perhatian penuh pada anak (child-centeredness). Warm Parents ( orang tua yang hangat ) adaiah rasa sayang dan respon positif akan sikap ketergantungan anak. Warm parents secara berkala juga menggunakan penjelasan, khususnya

dalam kedisiplinan dan jarang memberlakukan hukuman fisik. Orang tua tipe ini juga mengungkapkan pentingnya penghargaan dalam disiplin. Sedangkan hostile parents ( orang tua yang bersikap tidak bersahabat ), di sisi lain secara umum menunjukkan hal - hal yang berlawanan dengan karakter ini.

b. Pola Ketegasan - Toleransi ( Restrictiveness- permissiveness)

Pola asuh orang tua ini dapat diartikan sebagai bentuk ketegasan pemberlakuan tuntutan - tuntutan yang keras dalam ran ah seperti kegaduhan, kepatuhan dan agresifitas ( pada saudara - saudara kandung, rekan - rekan sebaya, dan kedua orang tua ). Ketegasan

orang tua ini bisa meliputi hal - hal kecil seperti kerapian, tata cara makan, dan lain - lain. Dan juga pada hal - hal besar seperti sopan santun dan hubungan lawan jenis. Sedangkan orang tua yang bersikap toleransi akan bersikap lebih lunak daripada sikap orang tua yang tegas.

Dari bermacam - macam pola asuh yang telah dikemukakan diatas pada dasamya merupakan perbedaan karakteristik hubungan antara orang tua dan anak. Perbedaan ini dirasakan oleh anak yang selanjutnya akan mempengaruhi perkembangan psikis anak.

Dokumen terkait