BAB V PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
5.1 Kontekstualisasi Hasil Kajian dengan Rancangan Penyuluhan
Berdasarkan hasil kajian tentang persepsi petani terhadap petik merah kopi di Desa Kemiri Kecamatan Jabung Kabupaten Malang, menggunakan 2 variabel independen yaitu persepsi petani (X1) dan pelatihan (X2) terhadap variabel dependen yaitu persepsi petani (Y). Dari hasil analisis yang dilakukan, diperoleh bahwa variabel penelitian (X2) memiliki hubungan yang signifikan sehingga pelatihan menjadi bagian dari strategi yang digunakan dalam membiay rancangan penyuluhan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan petani kopi terkait petik merah kopi.
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada hubungan atau interaksi antara unsur internal, yaitu kekuatan (strength), kelemahan (weakness), terhadap unsur eksternal yaitu peluang (opportunity) dan ancaman (threat) (Rangkuti, 2018). Analisis SWOT dilakukan di Desa Kemiri Kecamatan Jabung Kabupaten Malang dimana wilayah tersebut adalah sasaran penyuluhan berdasarkan hasil dari identifikasi potensi wilayah (IPW). Terdapat 4 langkah dalam melakukan analisis SWOT yaitu tahap pengumpulan data, pembuatan matriks IFAS dan EFAS, tahap analisis data serta tahap pengambilan keputusan (Maria, 2020).
5.1.1 Tahap Pengumpulan Data
5.1.2 Pembuatan Matriks IFAS dan EFAS
Setelah pengumpulan data, selanjutnya adalah tahap pembuatan matriks IFAS dan EFAS. Data yang telah diambil kemudian dikategorikan menjadi 4 kriteria dengan masing-masing kriteria bernilai 1 - 4. Rating yang diperoleh kemudian akan dikalikan dengan bobot masing-masing parameter sehingga didapatkan skor.
Tabel 5. 1 Rating Skor Analisis SWOT
No Nilai Keterangan
1 4 Sangat Kuat
2 3 Kuat
3 2 Mendekati Kuat
4 1 Lemah
Sumber : Rangkuti, 2001.
a. Matriks Analisis IFAS
Analisis IFAS dilakukan terhadap faktor strategi yang berasal dari internal yaitu kekuatan dan kelemahan dalam petik merah buah kopi. Dari hasil observasi yang telah dilakukan maka data tersebut kemudian dijadikan sebagai dasar dalam melakukan analisis IFAS yang dituangkan dalam bobot dan rating. Berikut merupakan matriks analisis IFAS.
Tabel 5. 2 Hasil Analisis IFAS
No Kekuatan Bobot Rating Skor
1 Adanya tanaman kopi sebagai komoditas unggulan
0,23 4 0,92
2 Petani yang berpengalaman 0,15 3 0,46
3 Lokasi yang strategis 0,15 4 0,62
Total Skor 0,53 2
No Kelemahan Bobot Rating Skor
1 Petani belum menerapkan petik merah buah kopi 0,23 3 0,69 2 Kurangnya pengetahuan petani tentang
pascapanen buah kopi
0,08 2 0,15
3 Kurangnya keaktifan anggota kelompok tani 0,15 2 0,31
Total Skor 0,46 1,15
Sumber : Data yang diolah, 2022
Melalui hasil analisis IFAS, pada faktor kekuatan mendapatkan skor sebesar 2 dan faktor kelemahan mendapatkan skor 1,15 , sehingga total skor yang didapatkan pada analisis IFAS sebesar 3,15. Pada faktor kekuatan disebutkan bahwa kopi merupakan komoditas unggulan, petani yang berpengalaman, lokasi yang strategis. Serta pada faktor kelemahan disebutkan bahwa petani belum menerapkan petik merah, kurangnya pengetahuan petani
tentang pascapanen buah kopi, dan kurangnya keaktifan anggota kelompok tani.
Dengan nilai total skor positif diatas 2,5 artinya posisi internal cukup kuat yang memiliki kemampuan di atas rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan dan mengantisipasi kelemahan (Kusuma & Probowati, 2014).
b. Matriks Analisis EFAS
Analisis EFAS merupakan analisis yang dilakukan dengan menilai faktor – faktor eksternal, terdiri dari peluang dan ancaman dalam petik merah kopi.
Dari hasil observasi yang telah dilakukan diguakan sebagai dasar dalam menentukan analisis EFAS yang dituangkan dalam bobot dan rating skor.
Berikut merupakan matriks EFAS pada tabel dibawah ini :
Tabel 5. 3 Hasil Analisis EFAS
No Peluang Bobot Rating Skor
1 Tersedianya pasar potensial 0,13 3 0,39
2 Perubahan gaya hidup masyarakat 0,20 4 0,80
3 Meningkatnya daya beli konsumen 0,20 4 0,80
Total Skor 0,53 2
No Ancaman Bobot Rating Skor
1 Harga jual tidak menentu 0,20 1 0,20
2 Kebiasaan petani setempat 0,13 3 0,40
3 Petani semakin berumur 0,13 3 0,40
Total Skor 0,46 1
Sumber : Data yang diolah, 2022
Berdasarkan hasil analisis EFAS, diperoleh hasil pada faktor peluang sebesar 2 dan pada faktor ancaman mendapat skor sebesar 1, sehingga didapatkan total skor 3. Pada faktor peluang disebutkan bahwa tersedianya pasar potensial, perubahan gaya hidup masyrakat, meningkatnya daya beli konsumen dan pada faktor ancaman yaitu harga jual tidak menentu, kebiasaan petani setempat, dan petani semakin berumur. Dari total skor nilai positif didapatkan nilai lebih dari 2,5 yang artinya posisi eksternal cukup kuat yang
memiliki kemampuan di atas rata-rata dalam memanfaatkan peluang untuk mengantisipasi ancaman eksternal (Kusuma & Probowati, 2014).
5.1.3 Analisis SWOT
Pada tahap analisis SWOT dilakukan dengan melihat selisih skor total kekuatan dengan skor total kelemahan yang akan menjadi sumbu x dan selisih skor total peluang dengan skor total ancaman yang kemudian menjadi sumbu y.
Sumbu x = skor total kekuatan – skor total kelemahan
= 2 – 1,15
= 0,85
Sumbu y = skor total peluang – skor total ancaman
= 2 – 1
= 1
Dari perhitungan di atas, tahap selanjutnya dilakukan penggabungan dari sumbu x dan sumbu y dalam satu koordinat titik yang terbagi menjadi 4 kuadran yaitu kuadran I, kuadran II, kuadran III, dan kuadran IV. Hasil dari matriks analisis SWOT tersaji pada gambar dibawah ini :
Gambar 5. 1 Hasil Matriks Analisis SWOT
Dilihat dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa posisi titik koordinat berada pada kuadran I atau berada diantara Strength dan Opportunity artinya
penetapan materi disarankan untuk melakukan strategi dibuat berdasarkan kekuatan – kekuatan (strength) yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang (opportunity) yang ada dalam upaya pengembangan kualitas buah kopi di Desa Kemiri. Adapun matriks strategi SWOT pada tabel dibawah ini :
Tabel 5. 4 Matriks Strategi SWOT IFAS
EFAS
STRENGTH (S) 1. Adanya kopi sebagai
komoditas unggulan
2. Petani yang
berpengalaman 3. Lokasi yang strategis
WEAKNESS (W) 1. Petani belum
menerapkan petik merah buah kopi 2. Kurangnya
pengetahuan petani tentang pascapanen 3. Kurangnya keaktifan
anggota kelompok tani
OPPORTUNITIES (O) 1. Tersedianya pasar
potensial
2. Perubahan gaya hidup masyarakat 3. Meningkatnya daya
beli konsumen
S – O 1. Mengadakan
penyuluhan tentang teknik panen kopi secara petik merah
W – O 1. Meningkatkan
pengetahuan petani tentang pascapanen buah kopi
2. Mengadakan
kegiatan penyuluhan
rutin untuk
mengoptimalkan hasil buah kopi.
THREATS (T) 1. Harga jual tidak
menentu
2. Kebiasaan petani setempat
3. Petani semakin berumur
S – T
1. Melakukan nilai tambah buah kopi 2. Mendorong potensi
pemuda setempat untuk
mengembangkan hasil panen buah kopi.
W – T
1. Melakukan promosi kopi khas Desa Kemiri secara daring agar semakin dikenal luas oleh masyarakat 2. Adanya regenerasi
petani milenial dari pemuda setempat.
5.1.4 Pengambilan Keputusan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa pelatihan memiliki hubungan yang signifikan dengan persepsi petani terhadap petik merah yang kemudian dijadikan sebagai pertimbangan dalam perancangan penyuluhan. Berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan,
diperoleh hasil strategi S – O yang digunakan yaitu mengadakan penyuluhan tentang panen kopi secara petik merah