• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Hukum Islam

1. Pengertian dan Istilah Hukum Isalm

Hukum islam terdiri dari dua suku kata yaitu “hukum” dan

“islam”, Kata hukum secara etimologi berasal dari akar kata bahasa Arab, yaitu ُُhakama-yahkumu yang kemudian bentuk mashdar-nya menjadi hukman.Lafadz hukmu adalah bentuk tunggal dari bentuk jamak ahkâm.Berdasarkan akar kata َُhakama tersebut kemudian muncul kata al-hikmah yang memiliki arti kebijaksanaan.38

Al-Fayumi dalam buku Zainudin Ali, Hukum Islam, Pengantar Hukum Islam di Indonesia ia menyebutkan bahwa Hukum bermakna memutuskan, menetapkan dan menyelesaikan setiap permasalahan.39

Muhammad Daud Ali menyebutkan bahwa kata hukum yang berasal dari lafadz Arab tersebut bermakna norma, kaidah, ukuran, tolok ukur, pedoman yang digunakan untuk menilai dan melihat tingkah laku manusia dengan lingkungan sekitarnya.

Dalam kamus Oxford sebagaimana dikutip oleh Muhammad Muslehuddin hukum diartikan sebagai “Sekumpulan aturan, baik yang

37 https://www.pa-bekasi.go.id/index.php/tentang-pengadian/sistem-pengelolaan-pengadilan/yurisprudensi. Akses 20 Maret 2021.Jam.9:51.

38 Drs.Rohidin S.h.M.Ag. Pengantar Hukum Islam.(Yogyakarta:Lintang Rasi Aksara Books),Hlm.1

39 Zainudin Ali, Hukum Islam, Pengantar Ilmu Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), hlm. 1

38

berasal dari aturan formal maupun adat, yang diakui oleh masyarakat dan bangsa tertentu dan mengikat bagi anggotanya”40

Selanjutnya islâm adalah bentuk mashdar dari akar kata aslama-yuslimu-islâman dengan mengikuti wazn af’ala-yuf’ilu-if’âlan yang mengandung arti ketundukan dan kepatuhan serta bisa juga bermakna Islam, damai, dan selamat. Namun kalimat asal dari lafadz islâm adalah berasal dari kata salima-yaslamu-salâman-wa salâmatan yang memiliki arti selamat (dari bahaya), dan bebas (dari cacat)41.

Hukum islam berarti seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah SWT dan Sunnah Rasul tentang tingkah laku manusia mukalaf yang diakui, serta diyakini berlaku dan mengikatuntuk semuaMuslim. Maka, dapat dipahami bahwa hukum islam menyangkut syariat dan fiqh.42

Hukum islam merupakan hukum yang mengatur kehidupan manusia dengan tujuan untuk kemaslahatan hamba-hambanya dunia dan akhirat.43Kemaslahatan hamba-hamba di dunia dan di akhirat disni maksudnya ialah bahwa semua hukum yang di wahyu kan oleh Allah swt mempunyai tujuan yakni tidak di buat dengan sia-sia.

Dari kalangan ahli ushul hukum islam adalah kehendak atau titah Allah yang berhubungan dengan perbuatan manusia.Sedangkan bagi kalangan ahli fiqh, “hukum syara‟” adalah pengaruh titah Allah terhadap

40 Muhammad Muslehuddin, Filsafat Hukum Islam dan Pemikiran Orientalis: Studi Perbandingan Sistem Hukum Islam, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1997).

41 Drs.Rohidin S.h.M.Ag. Pengantar Hukum Islam.(Yogyakarta:Lintang Rasi Aksara Books,2016).Hlm.2

42 Hasbi-Ashdiqi, Filsafat Hukum Islam, (Bulan Bintang,:Jakarta), 1993. Hlm. 23

43 Drs.H.Ichsan Muchammad.Lc.Ma.Pengantar HukuIslam.(Yogyakarta:Gramasurya,2015).Hlm.2

39

perbuatan manusia tersebut. Seluruh kehendak Allah tentang perbuatan manusia itu pada dasarnya terdapat dalam al-Qur‟an dan penjelassannya dalam Sunnah Nabi. Tidak ada yang luput satu pun dari al-Qur‟an.

Namum al-Qur‟an itu bukanlah kitab hukum dalam pengertian ahli fiqh karena di dalamnya hanya terkandung titah dalam bentuk suruhan dan larangan atau ungkapan lain yang bersamaan dengan itu; dengan istilah lain, al-Qur‟an itu mengandung norma hukum.

Menurut Amir Syarifuddin sebagaimana dikutip oleh Kutbuddin Aibak,hukum islam adalah seperangkat peraturan wahyu Allah dan Sunnah Rasul tentang tingkah laku manusia mukalaf yang diakui dan diyakini berlaku mengikuti untuk semua yang beragama islam.44

2. Ruang Lingkup Hukum Islam

Hukum islam juga memiliki ruang lingkup,dalam fiqih islam ruang lingkup hukum islam dibedakan menjadi dua yaitu hubungan kepadah Allah SWT dan hubungan kepada manusia (muamalah).Apabila Hukum Islam di sistematisasikan seperti dalam tata hukum Indonesia, maka akan tergambarkan bidang ruang lingkup muamalat dalam arti luas sebagai berikut45:

a. Hukum Privat

44 Kutbuddin Aibak, “Otoritas dalam Hukum Islam (Telaah Pemikiran Khaled M. Abou El Fadl)”.

Disertasi. (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2014), hal. 94. Kutbuddin Aibak, “Membaca Kembali Eksistensi Hukum Islam dalam Keragaman Hidup dan Kehidupan”, dalam Ahkam:

Jurnal Hukum Islam, volume 5 No. 2 November 2017, hal. 322

45Drs.Rohidin S.h.M.Ag. Pengantar Hukum Islam.(Yogyakarta:Lintang Rasi Aksara Books).Hlm.13

40

Hukum privat adalah hukum yang mengatur hubungan antara sesama manusia antar satu orang dengan orang yang lain dengan menitikberatkan pada kepentingan perorangan.Hukum privat merupakan hukum yang mengatur tentang hubungan antara individu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Hukum privat meliputi hukum perdata, Hukum perdata adalah rangkaian peraturan atau hukum yang mengatur antara satu dengan yang lain atau individu.

Dalam Hukum islam,hukum perdata meliputi:

1) Munakahat

Munakahat mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan perkawinan dan perceraian serta segala akibat hukumnya.

2) Wiratsat

Wiratsat mengatur segala pembagian harta warisan.dalam islam hukum warisan di sebut dengan faraidh.

3) Mu‟amalah

Mu‟amalah dalam arti yang khusus, mengatur masalah kebendaan dan hak-hak atas benda, tata hubungan manusia dalam masalah jual beli, sewa-menyewa, pinjam-meminjam, perserikatan, kontrak, dan sebagainya.

b. Hukum Publik

Hukum publik merupakan hukum yang mengatir hubungan antara negara dan perseorangan atau mengatur kepentingan umum.

41 Hukum publik meliputi:

1) Hukum Jinyah

Hukum jinayah yang memuat aturan-aturan mengenai perbuatan-perbuatan yang diancam dengan hukuman, baik dalam jarîmah hudûd (pidana berat) maupun dalam jarîmah ta‟zîr (pidana ringan).

Yang dimaksud dengan jarîmah adalah tindak pidana. Jarîmah hudûdadalah perbuatan pidana yang telah ditentukan bentuk dan batas hukumnya dalam al-Quran dan as-Sunnah (hudûd jamaknya hadd, artinya batas).

Jarîmah ta‟zîr adalah perbuatan tindak pidana yang bentuk dan ancaman hukumnya ditentukan oleh penguasa sebagai pelajaran bagi pelakunya (ta‟zîr artinya ajaran atau pelajaran).

2) Al-Ahkâm as-Shulthâniyyah.

Al-Ahkam as-Shulthaniyyah membicarakan permasalahan yang berhubungan dengan kepala Negara/pemerintahan hak pemerintah pusat dan daerah tentang pajak dan sebagainya.

3) .Siyâr.

Hukum syiar mengatur urusan perang dan damai tata hubungan dengan pemeluk agama lain dan negara lain:d.

Mukhâsamat, mengatur soal peradilan, kehakiman, dan hukum acara.

3. Karakter Hukum Islam

42

Hukum islam memliki beberapa ciri atau karateristik yang membuatnya berbeda dengan hukum-hukum lainya di anataranya,yaitu:

a. Takamul

Hukum Islam membentuk umat dalam satu kesatuan yang bulat walaupun berbeda-beda.Yang dimaksud dengan takâmulialah

“lengkap,sempurna dan bulat berkumpul padanya aneka pandangan hidup.”Hukum Islam menghimpun segala sudut dan segi yang berbeda-beda dalam satu kesatuan. Karenanya, hukum Islam tidak menghendaki adanya pertentangan antara ushûl dengan furû‟.

Satu sama lain saling melengkapi, saling menguatkan serta dapat di ibaratkan serupa batang pohon yang semakin banyak cabang dan rantingnya ia semakin kokoh dan teguh semakin subur pertumbuhan nya dan semakin segar kehidupannya.46

Hukum Islam bersifat syumûl dapat melayani secara menyeluruh terhadap golongan yang tetap bertahan pada apa yang sudah usang dan dapat melayani golongan yang ingin mendatangkan pembaruan.

Hukum Islam dapat melayani Agahl al-„aql dan ahl an-naql, dapat melayani ahl al-kitâb wa as-sunnah, sebagaimana dapat melayani ahl ar-ra‟yi wa al-qiyâsdan mampu berasimilasi dengan segala bentuk masyarakat dengan beragam tingkat kecerdasan.47

b. Bersifat Universal

46 Drs.Rohidin S.h.M.Ag. Pengantar Hukum Islam.(Yogyakarta:Lintang Rasi Aksara Books),2016.Hal.65

47 Ibid.66

43

Hukum Islam bersifat universal, mencakup seluruh manusia di dunia tidak dibatasi oleh faktor geografis atau batasan teritori. Hal ini terlihat dalam sumber utama hukum Islam dalam konteks sejarah Rasul dengan memfokuskan dakwah mengenai tauhid seperti panggilan yâ ayyuha an-nâs, walaupun pada persoalan hukum hanya khusus umat Islam saja.48

c. Bersifat Moralitas (Akhlqi)

Moral dan akhlak sangat penting dalam pergaulan hidup di dunia ini. Oleh karena itu, Allah sengaja mengutus Nabi untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.

Dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu „Anhu, Rasulullah Shallallahu „Alaihi Wasallam bersabda:

ِقلا ْخَلأا َمِراَكَم َمِّمَتُلأ ُتْثِعُب اَمَّنِإ

Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak.” (HR. Al-Baihaqi)

Sebagaimana juga Allah memerintahkan umat Islam untuk mengambil contoh teladan dari moral Nabi Dalam surat al-Ahzâb: 21

ََّللٱ ْاىُج ۡسَي ٌَاَك ًٍَِّن ٞتََُسَح ٌةَى ۡسُأ ِ َّللٱ ِلىُسَز يِف ۡىُكَن ٌَاَك ۡدَقَّن َسَكَذَو َسِخَٰٓ ۡلۡٱ َو ۡىَيۡنٱَو

ا ٗسيِثَك َ َّلل ٱ ١١

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap

48 Ibid.66

44

(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

Relasi antara moral dan hukum adalah merupakan karakteristik terpenting dari kajian hukum Islam. Dalam hukum Islam antara keduanya tidak ada pemisahan, jadi pembahasan hukum Islam juga di dalamnya termasuk pembahasan moralitas.49

Sebagai bukti bahwa hukum islam sangat memperhatikan akhlak dengan di haramkan nya khomar dan judi kerana di dalam khomar (minuman keras) dan judi tidak ada manfaat di dalamnya karena dosa dalam khomar dan judi jauh lebih besar dari pada manfaat nya,seperti dalam Q.S Al-Baqarah: 219

ۡسَي ۡنٱَو ِس ًَۡخۡنٱ ٍَِع َ ََىُه َ ِساَُّهِن ُعِف ََُيَو ٞسيِبَك ٞىۡثِإ َٰٓاًَِهيِف ۡمُق ِِۖسِسۡيًَ

ٍِي ُسَب ۡكَأ َٰٓاًَُهًُۡثِإَو

ۡسَيَو ۗاًَِهِعۡفََّ

ِ َيَٰٓ ۡلۡٱ ُىُكَن ُ َّللٱ ٍُِّيَبُي َ ِن َذَ َ َۗىۡفَعۡنٱ ِمُق ٌَِۖىُقِفُُي اَذاَي َ ََىُه َ

ٌَوُسَّكَفَتَت ۡىُكَّهَعَن ١١٩

Artinya:Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi.

Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan". Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.(Q.S Al-Baqarah:219)

49 Ibid.68

45

karena itu dosa dan bahaya dari khomar (minuman keras) dan judi terhadap akhlak manusia makanya allah haramkan minuman khomar dan judi.50

d. Bersifat Wa-Waqi‟iyyah (realistis) dan Sistematis

Arti Al-waqi‟iyyah itu adalah realistis,maksunya ialah bahwa hukum islam itu memperhatikan realistisn yang benar-benar terjadi dalam kehidupan manusisa serta menetapkan hukum nya.

Bukti kerealistis hukum islam itu pengakuan terhadap hak untuk memiliki,keinginan dan kecintaan manusia terhadap benda atau terhadap sesuatu merupakan realitas yang tidak terbantakan karena memang menjadi bagian fitrah dari manusia karena itulah islam membenarkan dan mengakui hak manusia untuk memiliki.Namun agar hak memiliki itu tidak mendzolimi orang lain maka islam membatasinya dengan bebrapa batasan.51

Contoh islam membenarkan perceraian,sudah menjadi pengetahuan umum bahwa di antara pasangan suami istri itu ada yang tidak senasib baik karena tidak terwujudnya keharmonisandalam rumah tangga disebabkan oleh banyak hal.Jika islam dalam hal ini tidak membolehkan perceraian maka tentu hal ini sangat tidak realistis dan tidak hanya mengakibatkan ketidak harmonisan dalam rumah tangga tetapi juga akan mengakibatkan kekerasan dalam rumah tangga dan bahkan bisa samapi pembunuhan.

50 Drs.H.Ichsan Muchammad.Lc.Ma.Pengantar Hukum Islam. (Yogyakarta:Gramasurya,2015) .Hal.9

51 Ibid.10

46

Hukum Islam juga bersifat sistematis. Dalam artian bahwa hukum Islam mencerminkan sejumlah aturan yang bertalian secara logis.

Beberapa lembaganya saling berhubungan satu dengan yang lain.

Perintah salat senantiasa diiringi dengan perintah zakat dan lainnya.

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa hukum Islam tidak mengajarkan spiritual mandul. Dalam hukum Islam seseorang dilarang hanya bermuamalah dengan Allah dan melupakan dunia.

Seorang muslim diperintahkan mencari rizki, tetapi hukum Islam melarang sifat imperial dan kolonial ketika mencari rizki tersebut.

Karena hukum Islam tidak akan bisa dilakanakan apabila diterapkan sebagian dan ditinggalkan sebagian yang lainnya.52

e. Harakah

Dari segi harakah, hukum Islam mempunyai kemampuan bergerak dan berkembang, mempunyai daya hidup, dapat membentuk diri sesuai dengan perkembangan dan kemajuan. Hukum Islam terpancar dari sumber yang luas dan dalam, yaitu Islam yang memberikan sejumlah aturan hukum yang dapat dipergunakan dalam setiap masa dan tempat oleh manusia.

Hukum Islam dalam gerakannya menyertai perkembangan manusia, mempunyai qâidah asâsiyyah, yaitu ijtihad. Ijtihadlah yang

52M. Hasbi as-Shiddiqie, Falsafah Hukum Islam, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1990), hlm. 122

47

akan menjawab segala tantangan masa, dapat memenuhi harapan zaman dengan tetap memelihara kepribadian dan nilai-nilai asasinya.53 f. At-Tanasuq

At-Tanasuq berarti keserasaian,maksudnya hukum islam itu sangat serasi dan melengkapai antara satu dengan yang lainya.

Contoh dalam masalah warisan,islam membedakan pembagian warisan antara anak laki-laki dengan anak perempuan sebanyak dua banding satu.Dalam hal ini kelihatanya ada diskriminasi dan ketidak adilan bagi anak perempuan.Namun kalau kita teliti lagi hukum islam lebih jauh akan di dapati bahwa isalam selalu menempatkan kaum wanita di dalam tanggungan laki-laki selama hidupnya.54

g. Asy-Syumul

Ays-Syumul artinya adalah konprehensif,maksudnya ialah bahwa hukum islam itu mencakup segala aspek kehidupan manusia,hal itu antara ain tercermin sebagai berikut:

1) Hukum islam mencakup malasah ibadah,yaitu hubungan natara hamba dengan Rabbnya.

Contoh: sholat,puasa,zakat,haji,ibadah qurban.

2) Hukum islam mencakup masalah keluarga

Contoh: pernikhan,nafkaf,nasab,perceraian,warisan,dan lainya.

53 Drs.Rohidin S.h.M.Ag. Pengantar Hukum Islam.(Yogyakarta:Lintang Rasi Aksara Books),2016.Hal.70

54 Drs.H.Ichsan Muchammad.Lc.Ma.Pengantar Hukum Islam. (Yogyakarta:Gramasurya,2015) .Hal.11

48

3) Hukum islam mencakup masalah mu‟amalah,yaitu hubungan antara manusia dengan manusia.

Contoh: jual beli,sewa menyewa,hibah,pinjam,hutang piutang dan lainnya.

4) Hukum islam mengajarkann perekonomian dan finansial yang berkaitan dengan produksi,distribusi dan kosumsi komuditas.

Demikian pula yang berkaitan dengan menagement baitu mal atau perbendaharaan negara dan keterangan mengenai pendapatan dan pengeluarannya dalam bentuk zakat, ghanimah, kharaj,dan lainya 5) Hukum islam juga mengandung ajaran tentang hukuman duniawi

terhadapa pelakau kejhatan. Baik yang di tetapkan oleh Allah swt dan Rasul maupun yang di tentukan oleh kebijaksanaan pemimpin Contoh: hudud,qisyas,jilid tau dera.

6) Hukum islam juga mencakup masalah kehakiman, dakwaan, persaksian,sumpah dan lain nya.Tujuanya untuk menyelesaikan pertikaian di antara ummat dan menegakkan keadilan di tengah umat.

7) Hukum islam juga mencakup masalah ketatanegraan dana sistem hukum,seperti tata cara pelantikan dan pemilihan serta penyelenggaraan.Demikian juga msalah hak-hak dan kewajiban nya serta hubungan dengan umat dan ahlul halli wal aqadi dan lainya dengan tujuan untuk mengatir hubungan antara pemimpin dengan yang di pimpinya.

49

8) Hukum islam juga mencakup masalah internasional,yaitu yang mengatur hubungan antara negara islam dengan negara lainya baik dalam keadaan damai maupun perang serta hukum islam juga mengatur orang yang non islam yang tinggal di negara atau wilayah islam.55

BAB III

Dokumen terkait