1. Guru mengingatkan kembali materi yang dipelajari pada minggu yang lalu. 2. Guru bertanya pada siswa tentang bunyi hukum Ohm, dan meminta siswa
menyebutkan besaran apa saja yang terkait didalamnya. Jawaban yang diharapkan:
Bunyi hukum Ohm: Kuat arus yang melalui suatu konduktor adalah sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung konduktor. Besaran yang terkait didalamnya adalah kuat arus (I), tegangan (V) dan hambatan (R).
3. Guru meminta satu siswa untuk menuliskan hukum Ohm di papan tulis
Jawaban:
4. Guru menanyakan kepada siswa tentang hubungan antara besaran-besaran tersebut. Misalnya kalau tegangan berubah-ubah apa yang terjadi dengan kuat arus?
Jawaban yang diharapkan adalah kalau tegangan berubah-ubah maka kuat arus juga berubah-ubah.
5. Untuk membuktikan pernyataan siswa guru dibantu oleh beberapa siswa melakukan demonstrasi sederhana dengan merangakai rangkaian seperti dibawah ini.
Alat yang diperlukan:
Multimeter 2 buah, kabel, lampu atau resistor,catu daya dan papan rangkaian
R
V S
Gambar 4.1
6. Guru bersama siswa mengukur kuat arus I dan tegangan V pada resistor, untuk nilai V berbeda-beda dan dicatat pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Data Percobaan
NNo Tegangan(volt) Kuat Arus (A) V/I = R (Ω)
7. Guru meminta siswa untuk membagi tegangan dengan kuat arus pada setiap data percobaan, dan menulis hasilnya pada kolom yangtelah tersedia.
8. Bersama siswa menyimpulkan hasil yang diperoleh dari percobaan mengenai V dan I.
Jawaban yang diharapkan: kalau V berubah-ubah maka I juga berubah-ubah sehingga hasil V/I tetap
Dari jawaban siswa, guru menjelaskan secara singkat mengenai hubungan antara kuat arus dan tegangan pada sebuah rangkaian yang dikenal sebagai hukum Ohm. Dalam hukum Ohm, arus yang mengalir I sebanding dengan tegangan V yang diberikansehingga R tidak bergantung pada besaranya V. R merupakan hasil perbandingan V/I, jika V berubah-ubah maka I akan berubah sedemikian rupa sehingga harga R tidak berubah.Perubahan V mempengaruhi nilai kuat arus I dalam rangkaian listrik. Hasil bagi tegangan dankuat arus disebut sebagai hambatan.
9. Guru memberikan satu contoh soal sebagai latihan. Beda potensial antara ujung-ujung suatu elemen pemanas adalah 120 V, jika terdapat arus sebesar 8
A (a) berapakah hambatannya? (b)jika beda potensial dinaikan menjadi 180 V, berapakan besarnya arus yang mengalir dalam elemen tersbut?
Jawaban:
77 R = V/I R= 120 V/8 A = 15Ω 78 I = V / R I = 180 V / 15Ω = 12 A Kesimpulan:
hubungan kuat arus dan tegangan adalah jika jika V berubah-ubah maka I akan
berubah sedemikian rupa sehingga harga R tidak berubah. Perubahan tegangan V mempengaruhi nilai kuat arus I dalam rangkaian listrik.
Hasil perbandingan V/I adalah tetap/ konstan
Hasil bagi tegangan dankuat arus disebut sebagai hambatan.
Topik II: Hukum I Kirchhoff
1. Guru menunjukkan pemahaman siswa mengenai hukum I Kirchhoff berdasarkan hasil pretest.
2. Guru meminta siswa untuk menyebutkan bunyi hukum I Kirchhoff
Jawaban :jumlah kuat arus yang masuk pada suatu titik cabang sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik cabang itu.
3. Guru menganalogikan hukumI Kirchhoff dengan arus lalu lintas mobil yang melalui jalan yang bercabang. Misalnya jalan P dan Q bertemu jadi satu pada jalan R yang lebih lebar. Jika ada satu mobil melalui jalan P setiap menit dan ada dua mobil melalui jalan Q setiap menit, maka ada tiga mobil per menit yang melalui jalan R.
Jalan P
Jalan R
Jalan Q
Gambar 4.2
4. Guru menggambar/menunjukkan rangkaian dibawah ini dan bertanya kepada siswa arus yang masuk dan keluar dari titik a kemudian meminta siswa menuliskan persamaannya 1Ω I1 4Ω 5Ω a b c d 3Ω I2 g f e Gambar 4.3
5. Guru menjelaskan kepada siswa mengenai Hukum I Kirchhoff atau hukum titik cabang dalam rangkaian bercabang; jumlah kuat arus yang masuk pada suatu titik cabang sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik cabang itu. Pernyataan ini di kenal sebagai Hukum I Kirchhoff:
jumlah kuat arus yang masuk pada suatu titik cabang sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik cabang itu.
ΣImasuk =ΣIkeluar
Hukum titik cabang Kirchhoff didasarkan pada kekekalan muatan. Muatan yang memasuki sebuah titik cabang harus keluar, tidak ada yang diambil.
6. Guru memberikan sebuah contoh soal sederhana berpatokan dari gambar 2. Kuat arus I3= 1 A, I2= 0,35 A. Berapakah I1
Jawab:
I3= I1+ I2 1 A = 0,35 A +I1
I1= 0,65 A
Kesimpulan:
Hukum titik cabang Kirchhoff didasarkan pada kekekalan muatan. Muatan
yang memasuki sebuah titik cabang harus keluar, tidak ada yang diambil.
Jumlah kuat arus yang masuk pada suatu titik cabang sama dengan jumlah
kuat arus yang keluar dari titik cabang itu. ΣImasuk =ΣIkeluar
Topik III: Susunan seri paralel hambatan listrik
a. Susunan Seri
1. Guru menunjukkan pemahaman siswa mengenai susunan seri paralel berdasarkan hasil pretest. Dalam pretest terdapat pada soal no 15, 16, 17, 18
2. Guru bertanya kepada siswa mengenai susunan seri dan meminta siswa untuk menggambar di papan tulis
Ketika dua atau lebih hambatan (R) dihubungkan dari ujung ke ujung atau disusun secara berderet tanpa ada cabang pada sumber arus listrik. Jalan arusnya tidak bercabang
3. Guru menjelaskan mengenai prinsip dasar susunan seri yaitu:
Arus yang melewati setiap hambatan sama besar sedangkan beda
potensialnya berbeda,
Beberapa lampu disusun seri jika salah satu filamen lampu terputus maka
seluruh lampu akan padam.
Untuk penghambat-penghambat yang disusun seri, hambatan penggantinya sama dengan jumlah hambatan tiap-tiap hambatan. Rp= R1+ R2+ R3 + ... Tegangan pada ujung-ujung resistor adalah V = IRP.
b. Susunan paralel
1. Guru menunjukkan pemahaman siswa mengenai susunan paralel berdasarkan hasil pretest.
2. Guru bertanya kepada siswa mengenai susunan paralel dan meminta siswa untuk menggambar di papan tulis
Jawaban: dua lampu di susun sejajar/ arusnya bercabang
Komponen listrik yang disusun secara paralel, arus yang mengalir pada setiap cabang berbeda, sedangkan beda potensialnya sama. Jika ada dua komponen, maka kuat arus yang melaului R1 adalah I1, dan kuat arus yang melewati R2 adalah I2. sedangkan kuat arus yang diberikan oleh baterei adalah I.
Pada titik cabang kuat arus yang masuk adalah I dan kuat arus yang keluar adalah I1dan I2.Hal ini sesuai dengan hukum I Kirchhoff. I = I1+ I2
Hambatan pengganti paralel dirumuskan sbb
Kelebihan susunan paralel adalah bahwa arus dari sumber terbagi menjadi cabang-cabang yang terpisah sehingga jika kita memutuskan hubungan dengan hambatan yang satu arus yang ke hambatan lain tidak terganggu. Intinya jika salah satu komponen rusak atau gagal, komponen-komponen lain dalam rangakaian masih tetap bekerja Misalnya ada 3 bola lampu yang dipasang secara paralel dihubungkan dengan baterei. Jika arus ke bola satu diputuskan maka masih ada arus yang mengalir ke bola lampu yang lain.
Guru menunjukkan contoh pada soal no 16. Kalau saklar 1 dibuka/diputuskan maka lampu 1 mati tetapi lampu 2, dan 3 tetap menyala.
c. Susunan seri paralel
Guru memulai penjelasan dengan menunjukkan soal pretest no 20 (gambar 4.4)
Kuat arus yang melelui hambatan P adalah I. Dititik A kuat arus I bercabang menjadi dua yaitu IQ dan IR. Sesuai dengan prinsip paralel
pembagi arus. IQ: IR= 1/r∶ 1/r =1:1 (jumlah perbandingan = 2)
Jadi,IQ= IR=1/2
Di titik cabang C, kuat arus I bercabang menjadi dua yaitu IS dan IU Hambatan pada IS adalah r, dan hambatan pada IUadalah r + r = 2r.
Sesuai dengan prinsip paralel pembagi arus: IS : IU = =2:1 (jumlah perbandingan = 3)
IS= 2/3 I dan IU=1/3 I, Jadi..kuat arus yang lebih besar dari hambatan S, U dan T adalah hambatan S
P
I I
T
Q R S
U
Rangkuman:
Hubungan kuat arus dan tegangan adalah jika tegangan berubah-ubah maka
kuat arus pun berubah-ubah.
Hukum titik cabang Kirchhoff didasarkan pada kekekalan muatan. Muatan yang memasuki sebuah titik cabang harus keluar, tidak ada yang diambil.
jumlah kuat arus yang masuk pada suatu titik cabang sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik cabang itu.
ΣImasuk =ΣIkeluar
Pada rangkaian seri, kuat arus di titik mana saja sama besar,sedangkan pada rangkaian paralel beda potensialnya sama.
Lampiran 4: Soal Posttest Nama :
No :
PETUNJUK UMUM
1. Ada 20 soal mengenai rangkaian listrik arus searah. Soal berbentuk multiple choice(Pilihan Ganda).
2. Pilihlah salah satu jawaban dengan memberi tanda silang pada jawaban yang kamu anggap paling benar.
3. Tulislah alasan dari setiap jawabanmu.
4. Lingkarilah tingkat keyakinan jawaban sesuai dengan tingkat keyakinanmu
a. Menerka : Bila dalam menjawab kamu sepenuhnya menerka
b. STY : Bila kamu sangat tidak yakin akan jawabanmu
c. TY : Bila kamu tidak yakin akan jawabanmu
d. SY : Bila kamu sangat yakin akan jawabanmu
1. Pada rangkaian dibawah ini, manakah rangkaian yang lampunya menyala Gambar 1 Jawaban: Alasan: ……… ………
a.Menerka b. STY c. TY d. SY e. SYS
2. Jika ada muatan listrik(Q) dalam hal ini elektron yang mengalir melalui suatu penampang kawat dalam suatu selang waktu tertentu(t),bagaimana pendapat anda tentang kuat arusnya.
a. Semakin banyak elektron yang mengalir semakin besar kuat arusnya b. Semakin banyak elektron yang mengalir semakin kecil kuat arusnya c. Semakin sedikt elektron yang mengalir semakin besar kuat arusnya d. Semakin sedikit elektron yang mengalir semakin kecil pula kuat arusnya
Alasan
……… ………
a. Menerka b. STY c. TY d. SY e. SYS
3. Kuat arus yang mengalir dalam suatu kawat penampang menyatakan …….
a. Jumlah total muatan yang melewati kawat penampang dalam satu satuan waktu
c. Besarnya energy yang mengalir dalam kawat per satu satuan waktu d. Banyaknya electron yang mengalir dalam kawat penampang.
Alasan
……… ………
a.Menerka b. STY c. TY d. SY e. SYS
4. Perhatikan gambar 2. Rangkaian terdiri dari sebuah baterei, bola lampu dan kabel-kabel penghubung. Baterei tidak mempunyai tahanan dan lampunya dalam keadaan menyala. Dalam arah mana sajakah arus di titik X dan Y mengalir
X
Gambar 2
Y
a. Di X arus mengalir dari baterei ke lampu, dan di Y arus mengalir dari baterei ke lampu
b. Di X arus mengalir dari baterei ke lampu, dan di Y arus mengalir dari lampu baterei
c. Di X arus mengalir dari lampu ke baterei, dan di Y arus mengalir dari baterei ke lampu
d. Di X dan Y, masing-masing ada arus yang mengalir dalam arah brlawanan.
Alasan……… ………
a. Menerka b. STY c. TY d. SY e. SYS
5. Bandingkan kuat arus di titik X dan Y pada rangkaian yang ditunjukkan gambar 2
b. Arus di titik Y lebih kecil dari arus di titik X c. Arus di titik Y sama dengan arus di titik X d. Tidak ada arus yang mengalir
Alasan:
……… ………
a. Menerka b. STY c. TY d. SY e. SYS
6. Perhatikan rangkaian gambar 3. Beda potensial di titik A sama dengan beda potensial di titik B (VA = VB; VA- VB= 0). Apakah ada arus listrik yang mengalir di kedua titik tersebut?
VA = VB.
Gambar 3
A B
a. Arus hanya ada di titik A b. Arus hanya ada di titk B
c. Ada arus yang mengalir pada kedua titik tersebut d. Tidak ada arus yang mengalir di kedua titik tersebut.
Alasan:
……… ………
a. Menerka b. STY c. TY d. SY e. SYS
7. Jelaskan dengan kata-kata sendiri apa arti beda potensial
……… ……… 8. Jika tidak ada beda potensial pada sebuah rangkaian, apakah ada arus listrik
yang dihasilkan pada rangkaian tersebut? a. Ada
b. Tidak ada
d. Arus sangat besar Alasan:
……… ………
a. Menerka b. STY c. TY d. SY e. SYS
9. Sebuah kawat dipergunakan untuk menghubungkan kutub positif dan negatif baterei 6 V dan sebuah kawat lain dipergunakan untuk menghubungkan kutub positif dan negatif baterei 3 V. Rangkaian mana yang aliran arusnya lebih kuat ?
a. Aliran arus lebih kuat pada rangkaian dengan baterei 6 V b. Aliran arus lebih kuat di rangkaian dengan baterei 3 V c. Aliran arus sama kuat di kedua rangkaian
d. Tidak ada arus yang mengalir pada kedua rangkaian tersebut. Alasan:
……… ………
a. Menerka b. STY c. TY d. SY e. SYS
10. Perhatikan rangkaian gambar 4. Nyatakanlah pendapat anda mengenai kuat arus di titik P
Gambar 4
a. Kuat arus yang masuk dititk P lebih besar daripada kuat arus yang keluar dari titk P
b. Kuat arus yang masuk dititk P lebih kecil daripada kuat arus yang keluar dari titk P
c. Kuat arus yang keluar dari titik P menjadi setengah dari kuat arus yang masuk di titik P
d. Kuat arus yang masuk dititk P sama dengan kuat arus yang keluar dari titk P
Alasan:
……… ………
a. Menerka b. STY c. TY d. SY e. SYS
11. Perhatikan gambar 5. Arus manakah yang masuk dititik a ?
1Ω I1 4Ω 5Ω a b c d 3Ω Gambar 5 I2 g f e a. I3 b. I2 c. I1
d. Tidak ada arus yang masuk di titik a Alasan:
……… ………
a. Menerka b. STY c. TY d. SY e. SYS
12. Bagaimana persamaan kuat arus di titik a pada gambar 5 a. I1 = I2+ I3
c. I1 = I2: I3 d. I1 = I2x I3 Alasan:
……… ………
a. Menerka b. STY c. TY d. SY e. SYS
13. Rangkaian gambar 6 teridiri dari sebuah baterei, dua lampu(lampu M dan lampu N), dan kabel-kabel penghubung. Kedua lampu indentik(memiliki hambatan yang sama). Bandingkan nyala lampu M dan N. Nyala lampu N akan…..
M
+
_ N
Gambar 6
a. Kurang terang dibandingkan dengan nyala lampu di M b. Sama terang dengan lampu M
c. Lebih terang dari lampu M
d. Tidak bisa dibandingkan dengan lampu M Alasan:
……… ………
a. Menerka b. STY c. TY d. SY e. SYS
14. Besarnya arus yang mengalir lewat lampu N dibandingkan dengan lampu M dari rangkaian dalam gambar 6 adalah
a. Lebih besar dari arus yang lewat lampu M b. Lebih kecil dari arus yang lewat lampu M c. Sama besar dengan arus yang lewat lampu M d. Tidak bisa dibandingkan dengan lampu M
Alasan:
……… ………
a. Menerka b. STY c. TY d. SY e. SYS
15. Rangkaian gambar 7 dibawah ini terdiri dari 3 bola lampu indentik yang terangkai secara seri dan masing-masing lampu dilengkapi dengan sakelar. Jika sakelar S1 di buka/diputuskan sedangkan S2 dan S3 ditutup/disambungkan ,apa yang terjadi dengan ketiga lampu tersebut?
Gambar 7 a. Lampu 1 mati, lampu 2 dan 3 menyala
b. Lampu 1 menyala, lampu 2 dan 3 mati c. Lampu 1, 2, dan 3 menyala
d. Lampu 1, 2, dan 3 Mati Alasan:
……… ………
a. Menerka b. STY c. TY d. SY e. SYS
16. Rangkaian gambar 8 terdiri dari 3 bola lampu indentik yang terangkai secara paralel dan masing-masing lampu dilengkapi dengan sakelar. Jika sakelar S1 dibuka/diputuskan sedangkan S2 dan S3 ditutup/disambungkan, apa yang terjadi dengan lampu 1?
Gambar 8 a. Menyala b. Mati c. Pecah Alasan: ……… ………
a. Menerka b. STY c. TY d. SY e. SYS
17. Perhatikan gambar 8 diatas. Apabila sakelar S2dibuka/diputuskan sedangkan S1dan S3ditutup/disambungkan, apa yang terjadi dengan lampu 1 dan 3 a. Lampu 1 menyala, lampu 3 mati.
b. Lampu 3 menyala, lampu 1 mati. c. Lampu 1 dan lampu 3 mati. d. Lampu 1 dan lampu 3 tetap hidup.
Alasan:
……… ………
a. Menerka b. STY c. TY d. SY e. SYS
18. Rangkaian masing-masing dalam gambar 9 terdiri dari satu baterei, dua lampu dan kabel-kebel penghubung. Kedua lampu indentik dan mempunyai hambatan yang sama. Rangkaian mana yang menghasilkan cahaya lebih terang?
Gambar 9
a. Rangkaian 1 b. Rangkaian 2
c. Rangkaian 1 dan 2 sama-sama terang. d. Rangkaian 1 dan 2 tidak menyala Alasan:
……… ………
a. Menerka b. STY c. TY d. SY e. SYS
19. Rangkaian gambar 10 memiliki tiga bola lampu yang indentik (mempunyai hambatan yang sama). Jika sakelar ditutup bagaimana kecerahan lampu A dan B dibandingkan lampu C.
a. Lampu A dan B lebih cerah dari lampu C b. Lampu C lebih terang dari lampu A dan B .
c. Lampu A, B dan C mempunyai kecerahan yang sama
d. Lampu A dan B tidak menyala sedangkan lampu C menyala sangat cerah.
Alasan:
……… ………
a.Menerka b. STY c. TY d. SY e. SYS
20. Rangkaian Gambar 11 memiliki enam lampu yang indentik (hambatannya sama). 21. P I I T Q R S U Gambar 11
Dari gambar 11 bandingkanlah kuat arus di lampu S dengan kuat arus di lampu U dan T
e. Arus di lampu S lebih besar dari pada arus di lampu U dan T f. Arus di lampu S lebih kecil dari pada arus di lampu U dan T g. Arus di lampu S sama besar dengan arus di lampu U dan T h. Arus di lampu S lebih besar dari pada arus di lampu U dan T Alasan:
……… ………
Lampiran 5: Hasil Wawancara II : Siswa no 16
78. P:supaya lampu bisa menyala harus ada apa? 79. S: arus listrik
80. P: arus listrik itu apa to? 81. S: aliran muatan listrik
82. P: arus listrik mengalir dari mana ke mana? 83. S: Dari kutub positif ke keutub negatif
84. P: Pada komponen listrik yang disusun seri bagaimana kuat arusnya 85. S: sama besarnya
86. P:misalnya kalau ada 3 lampu indentik yang dipasang seri bagaimana nyala lampunya sama atau tidak?
87. S: sama 88. P:kenapa
89. S: karena daya listriknya sama 90. P: Daya simbolny apa?
91. S: P
92. P: coba tuliskan rumus daya 93. S: P= V.I
94. P: V itu simbol besaran apa?dan I symbol besaran apa? 95. S: V symbol tegangan dan I adalah kuat arus
96. P: coba kita lihat gambar 6 no 13 bagaiamana daya di lampu satu? 97. S:maksudnya gimana
98. P: kalau rumus daya yang tadi kan rumus umum kalau rumus daya khusus pada lampu satu gimana?
100.P: ya, bagaimana? 101.S: P1= V1. I1
102.P:Kalau menurut hukum Ohm bagaiamana kamu dapat menulis rumus untuk tegangan di lampu satu?
103.S: gimana ya
104.P:coba tuliskan rumus hukum Ohm 105.S: V/I = R
106.P:bagaimana rumus V 107.S: V = I.R
108.P:itu rumus tegangan pada umumnya kalau tegangan pada lamu 1 gimana 109.V1= I1R1
110.P: kalau kita masukan rumus V1ke P1bagaiamana jadinya rumus P1 111.S: (sejenak mencorat coret)lalu dapat menulis P1= V1. I1= I1R1.I1 = I12R1 112.P:bagaiamana daya di lampu 2
113.S: sama aja kan 114.P:sama itu gimana
115.S:kalau lampu satu P1,kalau lampu 2 berarti P2. P2= V2. I2= I2R2.I2 = I22R2
116.P: nah, pada rangkaian seri kuat arusnya gimana? 117.S:sama
118.P:kuat arus di lampu 1 sama gak dengan lampu 2 119.S:sama
120.P: dalam soal hambatan lampu 1 sama gak dengan lampu 2 121.S:sama
122.P:apa yang dapat disimpulkan mengenai daya di lampu 1 dan 2? 123.S: sama
124.P:Intensitas cahayanya gimana 125.S:cahayanya sama
126.P: kenapa
127.S: kan di kelas sudah dijelaskan kalau dayanya sama maka intensitas cahayanya juga sama
128.P: nah, kalau misalnya dua rangakaian terpisah seri dan parallel seperti soal no 18(tunjukkan soal no 18).Rangkaian mana yang lebih terang, yang tersusun seri atau paralel?
129.S: yang tersusun paralel 130.P:alasannya?
131.S: ingat aja waktu SMP 132.P:ingat gak waktu pelajaran 133.S: gak
134.P: kenapa 135.S: gak konsen
136.P: sekarang kita coba lihat soal no 15. Kalau masing-masing lampu dipasang saklar;saklar di lampu satu diputuskan apakah lampu satu akan menyala?
137.S: gak
138.P: bagaimana dengan lampu 2 dan 3 139.S: gak nyala juga
140.P: kenapa
141.S: kan tersusun seri kalau lampu 1 mati yang lain juga mati
142.P: kalau 3 lampu itu di pasang paralel seperti no 16 saklar di lampu satu diputuskan bagaimana dengan lampu 2 dan 3
143.S:tetap menyala
145.S:kalau lampu tersusun paralel yang satu mati yang lain tetap berfungsi. 146.P:nah, kalau ada dua rangkaian masing-masing ada dua lampu, 1
rangkaian tersusun seri dan satu rangkaian tersusun paralel. Mana yang nyalanya lebih terang?
147.S:paralel
148.P:kenapa paralel lebih terang?
149.S: karena kuat arus di paralel lebih besar.
150.P:sekarang mengenai beda potensial. Bagaimana pengertian beda potensial?
151.S:Beda tegangan .
152.P: Kalau tegangan di titik A sama dengan di titik B(tunjukkan soal no 6) apakah ada beda poensial?
153.S:tidak ada
154. P: kenapa tidak ada?
155.S:beda potensial tadi kan beda tegangan. Kalau tegangan di titk A sama dengan B maka tidak ada beda potensial
Siswa no 02
1. P:Bagaimana syarat terjadinya arus listrik?
2. S: harus ada beda potensial dan rangkaian tertutup
3. P:dalam rangkaian sederhana bagaiamana kita tau bahwa ada beda potensial
4. S: ada baterei
5. P:supaya lampu bisa menyala harus ada apa? 6. S: arus listrik
7. P: arus listrik itu apa to? 8. S: arus yang mengalir
10. S: Dari kutub positif ke kutub negatif
11. P: Pada komponen listrik yang disusun seri bagaimana kuat arusnya 12. S: sama besar.
13. P: kalau kuat arus sama, apa yang beda? 14. S: Tegangannya
15. P:misalnya kalau ada 3 lampu indentik yang dipasang seri bagaimana nyala lampunya sama atau tidak?
16. S: sama 17. P:kenapa
18. S: kuat arusnya sama
19. P: Menurut kamu terang redupnya lampu dipengaruhi oleh apa? 20. S: kuat arus
21. P:itu saja 22. S:apa lagi ya
23. P: nah, didalam lampu ada tertulis 6 W. apa itu W? 24. S: watt
25. P:watt satuan dari apa? 26. S:daya
27. P: Daya simbolny apa? 28. S: P
29. P: coba tuliskan rumus daya 30. S: P= V.I
31. P: V itu simbol besaran apa?dan I symbol besaran apa? 32. S: V symbol tegangan dan I adalah kuat arus
34. S:Rumusnya ya? 35. P:iya
36. S: sama seperti tadi ya
37. P: kalau rumus daya yang tadi kan rumus umum kalau rumus daya khusus pada lampu satu gimana?
38. S: o…kalau daya pada lampu 1 simbolnya P1, 39. P: terus bagaimana rumusnya?
40. S: P1= V1. I1
41. P: Kalau menurut hukum Ohm bagaiamana kamu dapat menulis rumus untuk tegangan di lampu satu?
42. S: gimana ya
43. P: coba tuliskan rumus hukum Ohm 44. S: I = V/R
45. P: dari rumus itu bagaimana kamu bisa tulis rumus V 46. S: V = I.R
47. P: itu rumus tegangan pada umumnya kalau tegangan pada lampu 1 gimana
48. S: seperti rumus daya tadi ya 49. P: iya
50. S: hmm…..(diam sejenak dan berpikir) 51. P: coba dituliskan saja
52. S: (oret-oret mulai dari rumus P1 akhirnya dapat menulis dengan benar)V1 = I1R1
53. P: kalau kita masukan rumus V1ke P1bagaiamana jadinya rumus P1 54. S: gimana ya?
56. S: V1 diganti dengan I1R1 57. P: lalu bagaimana?
58. S: (sejenak mencorat coret)lalu menulis P1= V1. I1= I1R1.I1 = I12R1 59. P:yang tadi kan daya di lampu 1, bagaiamana daya di lampu 2
60. S: sama seperti daya di lampu 1 61. P:coba tuliskan, sama itu seperti apa
62. S:kalau lampu satu P1,kalau lampu 2 berarti P2. P2= V2. I2= I2R2.I2 = I22R2
63. P: nah, pada rangkaian seri kuat arusnya gimana? 64. S:sama
65. P: sama itu maksudnya gimana
66. S: pada rangkaian seri kan kuat arus di titik mana saja sama besar. 67. P:kuat arus di lampu 1 sama gak dengan lampu 2
68. S:sama
69. P:coba tuliskan pakai symbol 70. S:maksudnya?
71. P: kan kuat arus di lampu 1 sama dengan lampu 2 coba tulis dengan symbol I
72. S: oo..kuat arus di lampu 1 sama dengan lampu 2 berarti I1= I2 73. P: dalam soal hambatan lampu 1 sama gak dengan lampu 2 74. S:sama
75. P:apa yang dapat disimpulkan mengenai daya di lampu 1 dan 2? 76. S: sama
77. P:tuliskan rumusnya 78. S:P1= P2= I12R1= I22R2.
79. P: karena kuat arus dan hambatan samapada kedua lampu bisa gak di tulis P1= P2= I2R
80. S: bisa
81. P: bagaiamana intensitasnya?
82. S: karena dayanya sama maka intensitas juga sama
83. P: sekarang kita coba lihat soal no 15. Kalau masing-masing lampu dipasang saklar;saklar di lampu satu diputuskan apakah lampu satu akan menyala?
84. S: gak
85. P: bagaimana dengan lampu 2 dan 3 86. S: gak nyala juga
87. P: kenapa
88. S: kan tersusun seri kalau lampu 1 mati yang lain juga mati
89. P: kalau 3 lampu itu di pasang parallel seperti no 16 saklar di lampu satu diputuskan bagaimana dengan lampu 2 dan 3