• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bangkitan Tarikan Bangkitan Tarikan Bangkitan Tarikan Bangkitan Tarikan Bangkitan Tarikan Bangkitan Tarikan Bangkitan Tarikan Bangkitan Tarikan

6.4 IDEALISASI JARINGAN TRANSPORTASI WILAYAH

Sebelum dilakukan penyusunan model anternatif do-something, maka terlebih dahulu harus ditetapkan idealisasi jaringan transportasi di Kabupaten Banggai yang diharapkan. Sehubungan dengan hal tersebut, di dalam Sistem Transportasi Nasional maupun pada Tataran Transportasi Wilayah, telah ditetapkan kondisi ideal jaringan transportasi yang diharapkan. Penjelasan tentang kondisi ideal yang diharapkan, dalam kaitannya dengan pelaksanaan penyusunan alternatif pengembangan jaringan transportasi wilayah di Provinsi Sulawesi Tengah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Kinerja Pelayanan Transportasi a. Transportasi Antar wilayah

Kondisi yang diharapkan pada transportasi antar moda adalah keterpaduan jadwal pelayanan penumpang di simpul-simpul nasional udara, laut dan penyeberangan dengan jadwal pelayanan angkutan lanjutan, serta peningkatan keterpaduan jaringan pelayanan transportasi ultimoda untuk angkutan barang melalui pengangkutan laut/perairan pada pelabuhan utama antar pulau dengan pengangkutan darat massal (sea to rail and truck). Untuk transportasi penyeberangan, kondisi ideal yang diharapkan adalah tercapainya jaringan pelayanan angkutan penyeberangan di masa mendatang diseluruh wilayah dan adanya dukungan jaringan prasarana jalan nasional. Kondisi ideal yang diharapkan pada transportasi laut adalah :

1)Meningkatnya frekwensi dan jumlah kapal yang melayani pergerakan penumpang antar pulau ; 2)Meningkatnya frekwensi dan jumlah penumpang kapal barang yang melayani pergerakan antar

pulau ;

3)Meningkatnya frekwensi pelayanan kapal untuk melayani pergerakan antar penumpang ;

4)Meningkatnya pangsa muatan armada nasional untuk angkutan laut dalam negeri menjadi 100% ;

5)Meningkatnya ketepatan waktu layanan kedatangan dan keberangkatan kapal 6)Menurunnya lama waktu kapal di pelabuhan atau turn round time.

Untuk transportasi udara, kondisi yang diharapkan adalah terlayaninya konektifitas antar pulau diseluruh Indonesia.

b. Transportasi Dalam kabupaten Banggai

Untuk transportasi antar moda, pada masa mendatang diharapkan adanya peningkatan ketersediaan angkutan pemadu moda tidak hanya di simpul bandara namun juga di simpul transportasi pelabuhan

pelabuhan, udara, dan inland logistic center secara one stop service dari asal tujuan barang dengan sekali customs handling. Pada transportasi jalan, kondisi ideal yang diharapkan adalah meningkatkan aksesbilitas pada tahun 2030 diharapkan panjang jaringan jalan akan bertambah dengan signifikan, sehingga bisa meningkatkan aksesbilitas Di Kabupaten Banggai. Dengan asumsi kenaikan 0,01% per tahun pangjang jalan di Kabupaten Banggai.

Jaringan Pelayanan Transportasi

a. Jaringan Pelayanan Transportasi Antar Wilayah (Transportasi antar moda)

Peningkatan keterpaduan jaringan pelayanan penumpang angkutan antarmoda antar wilayah dengan mengembangkan ketersediaan system pelayanan penumpang yang bersifat

single seamless service dan ketersediaanya angkutan lanjutan di setiap simpul transportasi

antar wilayah baik bandara, pelabuhan dan penyeberangan yang terintegrasi dengan moda lainnya yaitu jalan raya atau kereta api, sesuai dengan kebutuhan penumpang yang bersifat aman, nyaman, dan menerus. Peningkatan keterpaduan jaringan pelayanan barang angkutan antarmoda antar pulau dengan mengembangkan ketersediaan system pelayanan terpadu (single tariff, single operator, single document) dan bersifat door to door service sehingga memperlancar angkutan barang di semua simpul trasnportasi antar pulau baik di bandara, pelabuhan dan penyeberangan.

1)Transportasi penyeberangan

Peningkatan pelayanan lintas penyeberangan Banggai – Pulau Bangkurung dengan jarak 38 mil dengan jumlah kapal 1 unit dan jumlah dermaga 1 unit di Pulau Bangkurung dan Frekuensi 3 Trip per hari.

2)Transportasi laut

Terwujudnya peningkatan jumlah kapal dan frekuensi pelayanan kapal antar wilayah serta meningkatnya kapal dan trayek tetap dan teratur (linear) yang melayani antar pulau.

3)Transportasi udara

Jaringan Pelayanan Transportasi Dalam Wilayah a. Transportasi antar moda

 Ketersediaan lanjutan dan keterpaduan jadwal pelayanan serta fasilitas pendukung untuk perpindahan moda pada simpul-simpul nasional (bandara dan pelabuhan) di Kabupaten Banggai sehingga dapat memperlancar mobilitas orang.

 Peningkatan keterpaduan jaringan pelayanan transportasi tidak hanya antara angkutan jalan dengan angkutan laut, dan angkutan udara namun sudah terwujud keterpaduan jaringan pelayanan dengan kereta api pada simpul-simpul propinsi dan nasional serta didukung dengan penerapan tiket terpadu.

 Terwujudnya kompatibilitas alat angkutan dan fasilitas pendukung operasional transportasi multimoda di pelabuhan utama di pulau Sulawesi.

 Terwujudnya keterpaduan jaringan pelayanan transportasi dengan adanya pelayanan

dryport sebagai pengumpul dari pusat produksi ke pusat pengumpul melalui jaringan

kereta api.

1) Transportasi jalan

Prasarana jalan yang sudah terhubung pada tahun 2030, diharapkan semua wilayah dapat dilayani oleh jaringan pelayanan angkutan umum.

2) Transportasi udara

 Peningkatan jumlah rute dan frekuensi penerbangan antar pulau di Indonesia terutama di area perbatasan, rawan bencana dan daerah terpencil.

 Peningkatan keamanan penerbangan di Bandar udara sesuai dengan standar internasional.

 Peningkatan kualitas dan kuantitas peralatan navigasi penerbangan. b. Jaringan Prasarana Transportasi

Jaringan Prasarana Transportasi Antar Pulau a. Transportasi Antarmoda

Selain dari apa yang sudah dijelaskan tentang kondisi ideal yang diharapkan berdasarkan sistem transportasi nasional pada tataran transportasi nasional tersebut, perlu kiranya disampaikan pula standar pelayanan minimal bidang perhubungan daerah provinsi sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 81 Tahun 2011 tentang Standar Minimal Bidang Perhubungan Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota.

a. Jaringan Pelayanan Transportasi 1) Transportasi Jalan

Indikator pelayanan minimal yang ditetapkan adalah tersedianya angkutan umum yang melayani wilayah yang telah tersedia jaringan jalan untuk jaringan jalan provinsi, dengan nilai 100% dan batas waktu pencapaian pada tahun 2014.

2) Transportasi Sungai dan Danau

Indikator pelayanan minimal yang ditetapkan adalah tersedianya angkutan sungai dan danau untuk melayani jaringan trayek antar kabupaten/kota dalam provinsi pada wilayah yang tersedia alur pelayaran sungai dan danau yang dilayari, dengan nilai 75% dan batas waktu pencapaian pada tahun 2014.

3) Transportasi Penyeberangan

Indikator pelayanan minimal yang ditetapkan adalah tersedianya kapal penyeberangan yang beroperasi pada lintas antar kabupaten/kota dalam provinsi pada wilayah yang yang menghubungkan jalan provinsi yang terputus oleh perairan, dengan nilai 75% dan batas waktu pencapaian pada tahun 2014.

4) Transportasi Laut

Indikator pelayanan minimal yang ditetapkan adalah tersedianya kapal laut yang beroperasi pada lintas antar kabupaten/kota dalam provinsi yang memiliki alur pelayaran dan tidak ada alternatif jalan, dengan nilai 100% dan batas waktu pencapaian pada tahun 2014.

b. Jaringan Prasarana Transportasi Transportasi Jalan

Indikator pelayanan minimal yang ditetapkan adalah tersedianya terminal tipe C pada setiap ibukota kecamatan untuk melayani angkutan umum dalam trayek, dengan nilai 100% dan batas waktu pencapaian tahun 2015.

tersedia alur pelayaran sungai dan danau yang dapat dilayari, dengan nilai 60% dan batas waktu pencapaian tahun 2014.

Transportasi Penyeberangan

Indikator pelayanan minimal yang ditetapkan adalah tersedianya pelabuhan pada setiap ibukota provinsi dan ibukota kabupaten/kota yang memiliki pelayanan angkutan penyeberangan yangberoperasi pada lintas antar Kabupaten/kota dalam provinsi dan tidak ada alternatif jalan lain, dengan nilai 75% dan batas waktu pencapaian tahun 2014.

Transportasi Laut

Indikator pelayanan minimal yang ditetapkan adalah tersedianya dermaga pada setiap ibukota provinsi dan ibukota kabupaten/kota untuk melayani kapal laut yangberoperasi pada lintas trayek antar Kabupaten/kota dalam provinsi pada wilayah yang memiliki alur pelayaran dan tidak ada alternatif angkutan jalan, dengan nilai 100% dan batas waktu pencapaian tahun 2014.

Dokumen terkait