• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN, STRATEGI DAN UPAYA

6.1 TREN LINGKUNGAN STRATEGIS

A. Globalisasi Dan Tuntunan Efisiensi Transportasi

Terdapat beberapa indikator yang digunakan dalam melakukan perencanaan Tatanan Transportasi Lokal di Kabupaten Banggai. Indikator tersebut berkaitan dengan pola pengembangan kewilayahan Kabupaten Banggai dan sekitarnya dengan melihat perkembangan kawasan prioritas di Kabupaten Banggai, mengakomodasi kebutuhan pola pergerakan Kabupaten Banggai baik masa kini maupun kebutuhan mendatang dan peningkatan kinerja lalu lintas. Pendekatan tersebut merupakan runtut pikir yang berawal dari identifikasi kebutuhan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya dilanjutkan dengan skenario penangan baik jangka pendek, menengah maupun panjang.

Kebutuhan pengembangan kewilayahan akan dilihat dari aspek rencana pengembangan wilayah dan tata ruang Kabupaten Banggai. Berdasarkan hal tersebut akan dilihat rencana pengembangan wilayah strategis yang akan dikembangkan sehingga dapat direncanakan kebutuhan infrastruktur transportasi dalam menyokong hal tersebut baik pengembangan simpul transportasinya maupun jaringan jalannya.

Pengembangan dalam rangka peningkatan kinerja lalu lintas akan ditekankan kepada rencana penanganan permasalahan (problem solving base) dengan mengidentifikasi ruas ruas jalan yang memiliki tingkat pelayanan yang rendah. Rekomendasi dan strategi penanganan akan ditekankan kepada strategi manajemen dan rekayasa lalu lintas dengan pendekatan penanganan jangka pendek. Disamping itu pola pergerakan perjalanan juga akan dianalisa dalam rangka penyediaan infrastruktur transportasi perkotaan di Kabupaten Banggai. Pengembangan ini fokus kepada peningkatan aksebilitas dan kemudahan mobilitas. Aspek penting yang akan dilihat dalam pengembangan ini adalah potensi pergerakan utama di Kabupaten Banggai.

kebijakan di Kabupaten Banggai karena mengacu pada setiap sarana transportasi dengan dampak yang rendah pada lingkungan, dan termasuk berjalan kaki, dan bersepeda,

pengembangan berorientasi angkutan, kendaraan hijau, car sharing dan membangun atau

melindungi sistem transportasi perkotaan yang hemat bahan bakar, ruang tabngan dan mempromosikan gaya hidup sehat.

Sustainable Transport (sistem transportasi yang berkelanjutan) memberikan kontribusi positif

terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi berkelanjutan dari masyarakat yang mereka layani. Sistem transportasi yang ada untuk menyediakan koneksi sosial dan ekonomi, dan orang dengan cepat mengambil kesempatan yang ditawarkan oleh peningkatan mobilitas. Keuntungan dari peningkatan mobilitas perlu ditimbang terhadap biaya lingkungan, sosial dan ekonomi yang menimbulkan sistem transportasi.

Rencana induk pengembangan akan diklasifikasikan menjadi rencana pengembangan jangka pendek yang fokus kepada pengembangan dalam rangka pemecahan masalah prioritas, penanganan jangka menengah dan rencana jangka panjang.

B. Potensi Wilayah

Dalam melakukan perencanaan pengembangan Transportasi perlu dilihat Potensi wilayah sebagai dasar pertimbangan. Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya secara garis besar potensi Kabupaten Banggai adalah :

(1).Ibu Kota Kabupaten Banggai telah disinggahi oleh jalur transportasi baik darat, laut maupun udara;

(2).Wilayah Kabupaten Banggai mempunyai banyak kawasan teluk/pantai yang potensial untuk dikembangkan pelabuhannya karena letaknya yang cukup aman dari pengaruh angin musim;

(3).Kondisi wilayah Luwuk, Toili, Nuhon dan Bualemo yang merupakan daerah potensi Angkutan Barang dengan tingkat produksi yang tinggi membutuhkan prasarana transportasi yang memadai dengan biaya seefisien mungkin.

a. Kawasan strategis di Ibu Kota Kabupaten Luwuk yang akan diprioritaskan pengembangannya adalah daerah terkait dengan rencana luwuk sebagai pusat pertumbuhan baik sebagai pusat pemerintahan, pusat pengembangan sistem transportasi laut dan udara atau terkait dengan lintas angkutan barang yang melewati Luwuk.

b. Kawasan pada Kecamatan Kintom yang akan direncanakan pengembangan transportasi laut terkait dengan pelabuhan yang ada disana.

c. Kawasan Kecamatan Toili, Nuhon dan Bualemo yang berpotensi menjadi kawasan yang dilalui lintas angkutan barang yang frekuensinya cukup besar.

C. Pola Pergerakan

Secara umum kerangka pendekatan di dalam penyusunan Perencanaan Transportasi di Kabupaten Banggai dimulai dengan tinjauan terhadap kebijakan, rencana-rencana, potensi wilayah dan kondisi sistem transportasi eksisting. Survai lapangan dilakukan untuk melakukan konfirmasi lapangan terhadap data sekunder, serta pengumpulan data tambahan karakteristik dan potensi daerah, permintaan dan pelayanan transportasi, serta preferensi penentu kebijakan di daerah dan pusat terhadap kriteria-kriteria di dalam penyusunan perencanaan transportasi. Baik data sekunder maupun data primer tersebut selanjutnya dilakukan analisis untuk mengetahui kinerja eksisting dan prediksi kinerja sistem transportasi yang akan datang. Pendekatan yang dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) skenario, yakni based on-demand, maupun mendasarkan kepada potensi wilayah.

Pengembangan sistem transportasi perkotaan dikelompokan ke dalam tiap matra dipadu dengan rencana pengembangan sistem transportasi antar-moda pada simpul-simpul utama, agar sistem yang direncanakan menjadi aksesibel dan mempunyai rentang pilihan alat angkut, baik yang bersifat substitusi maupun komplementer.

Kebijakan strategi perencanaan transportasi perkotaan di Kabupaten Banggai serta rencana-rencana sektoral akan mendukung dalam pengembangan skenario tataran transportasi

1. Potensi wilayah;

2. Permintaan transportasi; 3. Arahan strategi pengembangan; 4. Daerah tertinggal;

5. Aksesibilitas;

6. Keterpaduan antarmoda dan jaringan; 7. Kemudahan perwujudan;

Perencanaan Transportasi perkotaan akan dimulai dengan perumusan arah pengembangan, tujuan dan strategi pengembangan transportasi wilayah. Kebijakan pengembangan ini diturunkan dari kebijakan dan strategi pengembangan Wilayah. Sedangkan di dalam perumusan alternatif pengembangan sistem transportasi dengan mendasarkan kepada 3 (tiga) masukan utama, yakni:

menggunakan sepenuhnya Kebijakan dan Strategi Nasional Sektor Transportasi dan Rencana Pengembangan Transportasi Darat, terutama di dalam pengembangan sistem transportasi jangka panjang

menggunakan prediksi potensi permintaan transportasi dan kebijakan pengembangan sektor lain dan tata ruang wilayah, terutama di dalam pengembangan sistem transportasi darat jangka menengah

memanfaatkan preferensi daerah di dalam pengembangan sistem transportasi, terutama di dalam pengembangan sistem transportasi jangka pendek.

Di dalam pengembangan sistem transportasi tersebut selanjutnya dikelompokkan ke dalam pengembangan sistem jaringan prasarana, jaringan pelayanan, dan pengembangan simpul transportasi.

Gambar 6.1 Peta Pola Pergerakan Kabupaten Banggai

Dengan melihat gambar diatas, dapat diketahui bahwa pola pergerakan di Kabupaten Banggai ialah berpusat pada jalan Provinsi yang menghubungkan antar kecamatan satu dengan yang lain. Pola pergerakan tersebut akan mempengaruhi perkembangan daerah tersebut terutama dibidang ekonomi. Dikarenakan daerah yang jauh dari pola pergerakan akan jarang dilintasi kendaraan dan akan menyebabkan daerah tersebut tidak berkembang.

Dokumen terkait