• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

B. Identifikasi Faktor Eksternal a.Opportunity ( Peluang )

1. Tanaman aren sebagai tanaman konservasi hutan,

2. Mudah tumbuh pada berbagai lingkungan dan kondisi alam (adaptable) 3. Mampu tumbuh pada kelerengan yang tinggi/ curam

4. Dapat beradaptasi terhadap berbagai tipe tanah

b. Treaths ( Ancaman )

1. Budidaya Tanaman aren yang masih kurang

2. Nilai ekonomi yang masih kalah bersaing dengan tanaman lain seperti karet, sawit, coklat dll.

3. Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai teknik budidaya

4. Inpud teknologi sangat minim karena kurangnya informasi yang diperoleh.

4.10.3.Hasil Evaluasi Faktor-Faktor Internal

Total nilai terbobot yang diperoleh dari Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) menjadi dasar untuk mengetahui respon untuk pengembangan lahan marginal yang ada di Kabupaten Tapanuli Selatan dalam memanfaatkan kekuatan dengan mengantisipasi kelemahan. Hasil evaluasi matriks IFE dalam upaya pemanfaatan lahan marginal oleh tanaman aren di Kabupaten Tapanuli Selatan dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12. Tabel Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)

Faktor Internal Bobot Peringkat Skor

Terbobot

Kekuatan (Strengths)

1. Ketersediaan tenaga kerja tinggi. 0.125 3 0.375

2. Kemampuan akar menahan erosi baik. 0.131 4 0.524

3. Modal sedikit 0.095 3 0.285

4. Lahan marginal yang tersedia luas 0.122 3 0.366

5. Kondisi iklim yang memungkinkan 0.074 3 0.222

Total Skor Terbobot : 1.772

Kelemahan (Weakness)

1. Perkembangan bibit alami 0.125 2 0.250

2.

Tanaman aren merupakan tanaman warisan orang

tua 0.124 2 0.248

3.

Pembinaan yang kurang terhadap pemanfaatan

lahan marginal 0.064 1 0.064

4. Lokasi penanaman yang jauh 0.068 1 0.068

5. Aksessibilitas jalan tidak tersedia 0.072 2 0.144

Total Skor Terbobot :

1.000 0.774

Total :

2.546

Berdasarkan Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) tersebut, diperoleh jumlah skor untuk kekuatan (strenghts) = 1,772 dan jumlah skor untuk kelemahan(Weakness) = 0,774 dan diperoleh total skor terbobot adalah sebesar : 1,772 + 0,774 = 2,546.

4.10.4.Hasil Evaluasi Faktor-Faktor Eksternal

Hasl evaluasi Matriks EFE dalam pemanfaatan lahan marginal oleh tanaman aren di Kabupaten Tapanuli Selatan dapat dilihat pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13. Tabel Analisis Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)

Faktor Eksternal Bobot Peringkat Skor

Terbobot

Peluang (Opportunity)

1. Tanaman aren sebagai tanaman konservasi hutan,

0.148 4

0.59

2. Mudah tumbuh pada berbagai lingkungan dan kondisi alam (adaptable)

0.115 3

0.35

3. Mampu tumbuh pada kelerengan yang tinggi/ curam

0.152 3

0.46

4. Dapat beradaptasi terhadap berbagai tipe tanah

0.122 3

0.37

Total Skor Terbobot :

1.759

Ancaman (Threats)

1. Budidaya Tanaman aren yang masih kurang 0.144 3

0.43

2. Nilai ekonomi yang masih kalah bersaing dengan

tanaman lain seperti karet, sawit, coklat dll. 0.132 2 0.26 3. Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai teknik

budidaya 0.105 2

0.21

4. Inpud teknologi sangat minim karena kurangnya

informasi yang diperoleh. 0.082 2

0.16

Total Skor Terbobot :

1.000 1.070 Total : 2.829

Dari hasil evaluasi faktor-faktor eksternal dengan menggunakan Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) tersebut, diperoleh jumlah skor untuk peluang (opportunities) = 1,759 dan jumlah skor untuk ancaman (threats) = 1,070. Maka diperoleh total skor terbobot sebesar : 1,759 + 1,070 = 2,829.

4.10.5.Matriks Internal – Eksternal

Berdasarkan evaluasi faktor internal dan faktor eksternal dengan nilai Total IFE (Internal Factor Evaluation) = 2,546 dan nilai Total EFE (Eksternal Factor Evaluation) = 2,829 maka dapat dilihat posisi pemanfaatan lahan marginal di Kabupaten Tapanuli Selatan seperti pada Gambar 4.6 berikut.

Internal Kuat Rata-rata Lemah Eksternal (3,0 – 4,0) (2,0 – 2,9) (1,0 – 1,9) Tinggi (3,0 – 4,0) Sedang (2,0 – 2,9) Rendah (1,0 – 1,9)

Gambar 4.6. Posisi Pemanfaatan Lahan Marginal Kabupaten Tapanuli Selatan.

Berdasarkan gambar diatas, tampak bahwa kondisi pemanfaatan lahan marginal ini berada pada sel-V (Hold and Maintain). Strategi yang dipakai dalam sel ini adalah Strategi pengembangan budidaya tanaman aren dan peningkatan inpud teknologi pertanian.

4.10.6.Matriks SPACE (Strategic Position And Action Evaluation)

Berdasarkan hasil evaluasi faktor internal menunjukkan nilai skor untuk kekuatan (strengths) = 1,772 dan skor kelemahan (weaknes) = 0,774 , maka nilai skor untuk sumbu horizontal (sumbu X) : 1,772 – 0,774 = 0,998. Sedangkan faktor eksternal jumlah skor untuk peluang (opportunities) = 1,759 dan jumlah

I

(Grow and Build)

II

(Grow and Build)

III

(Hold and Maintain) IV

(Grow and Build)

V (Hold and Maintain) VI (Harvest and Divestiture) VII (Hold and Maintain) VIII (Harvest and Divestiture) IX (Harvest and Divestiture)

skor untuk ancaman (threats) = 1,070 dan diperoleh total skor untuk sumbu vertikal (sumbu Y) : 1,759 - 1,070 = 0.689.

Posisi pemanfaatan lahan marginal di Kabupaten Tapanuli Selatan dapat dilihat pada Gambar 4.7 berikut:

Y 0.689 0.650 Kuadran -IV Kuadran-1 0.625 0 0.92 5 0.95 0 0.9 98 X Kuadran -III Kuadran-II

Gambar 4.7. Posisi Strategis Pemanfaatan Lahan Marginal di Kabupaten Tapanuli Selatan

Hasil analisis pada diagram diatas menunjukkan bahwa posisi pemanfaatan lahan maginal di Kabupaten Tapanuli Selatan berada pada Kuadran-1. Strategi yang diterapkan dalam pemanfaatan lahan marginal memiliki peluang(opportunities) dan kekuatan (strenghts) sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang sesuai pada kondisi ini adalah pengembangan budidaya tanaman aren dan peningkatan inpud teknologi pertanian.

4.10.7. Matrik SWOT ( Strengths, Weakness, Oppurtunities, Thereats) Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan petani aren di Kabupaten Tapanuli Selatan, pengamatan dan kajian literatur , maka dapatlah dirumuskan beberapa alternatif strategi pemanfaatan lahan marginal di Kabupaten Tapanuli Selatan melalui Strategi S-O (Strengths-Opportunity), strategi W-O (Weakness-Opportunity), strategi W-T (Weakness-Threaths) dan strategi S-T (Strengths-Threaths) seperti ditampilkan pada Tabel 4.14.

Tabel. 4.14. Analisa SWOT

Faktor Eksternal

Faktor Internal

Strengts (S)

Kekuatan (Strengths)

1. Ketersediaan tenaga kerja tinggi. 2. Kemampuan akar menahan erosi

baik.

3. Modal sedikit

4. Lahan marginal yang tersedia lua 5. Kondisi iklim yang memungkinka

Weakness ( W )

Kelemahan (Weakness)

1. Bibit senantiasa tidak tersedia 2. Tanaman aren merupakan

tanaman warisan orang tua 3. Pembinaan yang kurang terhadap

pemanfaatan lahan marginal 4. Lokasi penanaman yang jauh 5. Infrastruktur jalan tidak tersedia

Opportunity ( O ) Peluang (Opportunity)

1. Tanaman aren sebagai tanam konservasi hutan,

2. Mudah tumbuh pada berbaga lingkungan dan kondisi alam 3. Mampu tumbuh pada keleren

yang tinggi/ curam

4. Dapat beradaptasi terhadap berbagai tipe tanah

Strategi S-O 1) Pengembangan budidaya

tanaman aren

2) Peningkatan inpud teknologi pertanian

3) Kemampuan aren beradaptasi tinggi

4) Meningkatkan kerjasama kemitraan dengan perusahaan dalam upaya penanganan lahan-lahan kritis. 5) Peran pemerintah tinggi

Strategi W-O 1) Meningkatkan budidaya

tanaman aren

2) Memberikan penyuluhan dan pembinaan kepada petani aren oleh pemerintah

3) Infrastruktur jalan ditingkatkan

Treaths ( T )

Ancaman (Threats)

1. Budidaya Tanaman aren yang masih kurang

2. Nilai ekonomi yang masih kalah bersaing dengan tanam lain seperti karet, sawit, cokl 3. Rendahnya pengetahuan

masyarakat mengenai teknik budidaya

4. Inpud teknologi sangat minim karena kurangnya informasi yang diperoleh.

Strategi S-T

1) Menyediakan kredit murah atau bantuan berupa hibah 2) Meningkatkan jalan

produksi

3) Menanami lahan-lahan kritis 4) Mengupayakan Tanaman

aren sebagai tanaman konservasi

Strategi W-T 1) Meningkatkan pembinaan

terhadap petani aren 2) Peningkatan informasi

4.10.8.Strategi Pengembangan Lahan Marginal, Keberlanjutan Usaha dan Prospek dimasa Yang Akan Datang

Strategi yang digunakan dalam pengembangan lahan marginal dan prospek pengembangannya dimasa yang akan datang di Kabupaten Tapanuli Selatan , yang bertujuan selain untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani aren juga menahan laju erosi tanah dan menahan banjir. Secara ringkas strategi dan prospek yang digunakan diantaranya :

1) Menanami aren pada lahan-lahan marginal, dengan tujuan untuk menghindari kebanjiran dan mengurangi terjadinya tingkat erosi tanah sehingga kelestarian lingkungan hidup lebih terjaga.

2) Peran serta pemerintah dalam upaya menekan laju erosi tanah dengan menanami aren di lokasi lahan marginal, selain itu membuat suatu kebijaksanaan daerah melalui lingkup Dinas terkait agar memberikan penyuluhan kepada masyarakat agar menanami lahan-lahan marginal yang dimilikinya untuk ditanami tanami aren sebagai tanaman konservasi hutan. 3) Meningkatkan budidaya pertanaman aren melalui lingkup pertanian dan

perkebunan sehingga setiap saat bibit selalu tersedia dan mudah untuk didapatkan.

4) Meningkatkan kerjasama kemitraan dengan perusahaan yang bergerak bidang perkayuan dalam upaya penanganan lahan-lahan kritis dan memberikan sangsi hukum bagi mereka yang menebang hutan secara sembarangan yang rentan terhadap terjadinya erosi tanah.

5) Meningkatkan budidaya tanaman aren dengan jalan memberikan pelatihan kepada masyarakat maupun kelompok tani bagaimana cara berbudidaya

tanaman aren dengan sebaik mungkin agar setiap saat bibit tersedia dan mudah untuk didapatkan.

6) Peningkatan lapangan pekerjaan sehingga pendapatan dan kesejahteraan mereka lebih baik.

7) Penyediaan kredit murah atau bantuan berupa hibah dari pemerintah untuk merangsang dan meningkatkan minat petani aren untuk meningkatkan produksi tanaman aren sehingga mengupayakan lahan-lahan marginal yang mereka punyai selama ini dan tertinggakan untuk ditanami tanaman sawit, selain untuk meningkatkan pendapatan mereka juga menekan laju erosi tanah.

8) Meningkatkan jalan produksi ke lokasi tanaman aren

9) Menanami lahan-lahan kritis bisa bekerjasama dengan ruang lingkup pendidikan, seperti para akamedisi dan masyarakat yang ada disekitarnya. 10)Mengupayakan Tanaman aren sebagai tanaman konservasi hutan dan

memberikan nilai estetika yang lebih baik selain bisa meningkatkan pendapatan bagi petani aren dan pelaku usaha yang bergerak dibidangnya. 11)Meningkatkan pembinaan terhadap petani aren , baik dari segi manajemen

maupun budidaya sehingga sikap dan keterampilan mereka lebih baik dan berdaya saing.

12)Peningkatan informasi terhadap pemanfaatan aren baik dari segi produksi maupun kegunaannya terhadap lahan-lahan yang tidak termanfaatkan selama ini secara maksimal, selain untuk mengurangi tingkat erositas tanah juga berfungsi sebagai kelestarian hutan sehingga nilai keasrian alam lebih terjaga dan termanfaatkan.

BAB V

Dokumen terkait