• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal

III. METODOLOGI PENELITIAN

4.2. Identifikasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal

Hasil identifikasi lingkungan internal maupun eksternal yang berupa faktor kekuatan (strenght) dan kelemahan (weakness), serta peluang (opportunities) dan ancaman (threats) terhadap perusahaan CV Azka Syahrani, dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kekuatan a. Tenaga kerja

Keahlian tenaga kerja dan kemampuan SDM merupakan faktor yang menyebabkan perusahaan dapat lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya. Keahlian SDM yang tinggi muncul dari kemampuan membentuk fungsi khusus yang lebih efektif dibandingkan pesaingnya. Saat ini CV Azka Syahrani memiliki 18 tenaga manajemen, 38 tenaga penjahit, 20 tenaga finishing, dan 427 penyulam yang terbagi dalam 25 kelompok sulam. Jumlah tersebut sudah cukup memadai untuk menjalankan usaha. Moto dan juga visi perusahaan adalah Membangun Diri dengan Membantu Ummat, implementasi dalam kaitannya dengan SDM adalah memberdayakan ibu-ibu rumah tangga yang ingin membantu keluarga secara ekonomi tanpa harus meninggalkan rumah, karena proses penyulaman tidak dilakukan di lokasi produksi

perusahaan namun dilakukan di lokasi domisili masing-masing kelompok.

b. Mutu produk

Produk yang dihasikan berupa busana muslim dengan ciri khas yaitu etnik sulam tangan. Bahan baku utama semua produk dari perusahaan ini menggunakan bahan katun twill yang memiliki kararteristik sangat cocok untuk digunakan di wilayah Indonesia yang bersuhu udara cukup panas dengan kelembaban tinggi, karena bahan ini jika dikenakan di badan tidak akan terasa panas karena mudah menyerap keringat. Selain itu desain atau model busana yang diproduksi akan diganti tiap tiga (3) bulan melalui katalog, sehingga konsumen memiliki kesempatan untuk memilih busana terbaru.

c. Alat dan mesin produksi

Keberadaan fasilitas produksi berupa alat dan mesin dalam kondisi baik, sangat penting dan menjadi modal utama pelaksanaan kegiatan produksi. Mesin yang digunakan antara lain mesin potong (cutting), mesin jahit (sewing), mesin obras, mesin pembuat lubang kancing, mesin pemasang kancing, dan mesin seterika. Para penyulam hanya memerlukan alat sulam manual, Metode perawatan mesin sudah diterapkan di perusahaan ini, sehingga jika ada alat atau mesin yang rusak, para karyawan sudah tahu mekanisme perawatan atau perbaikan mesin.

d. Proses produksi

Proses produksi yang dilakukan di CV Azka Syahrani telah menerapkan prosedur oparsional baku (standard operational procedure), sehingga setiap karyawan sudah tahu apa yang harus dilakukan secara teknik maupun adminsitrasi. CV Azka Syahrani berhasil meraih berbagai penghargaan dan pengakuan dari lembaga nasional yang berkaitan dengan manajemen mutu, seperti dari Komite Akreditasi Nasional (KAN), ISO 9001-2000 dan BQSS.

2. Kelemahan

a. Ketersediaan bahan baku

Ketersediaan bahan baku merupakan faktor penting dalam kontinuitas produksi di perusahaan. Bahan kain dan benang dipesan langsung ke produsennya, karena disesuaikan dengan desain baru yang akan keluar melalui katalog. Karakteristik mutu kain dan benang yang diperlukan seperti jenis, warna, dan jumlah. Hal yang menjadi kendala dari ketersediaan bahan ini adalah ketidaktepatan kedatangan bahan yang dipesan. Jika purchase order dari Agen Manager sudah masuk ke Divisi Pemasaran, maka dalam jangka waktu tertentu busana yang dipesan sudah harus didistribusikan ke Agen Manager kembali. Pendistribusian produk akan tertunda karena persediaan bahan baku tidak ada atau terlambat datang ke pabrik.

b. Modal usaha

Modal usaha yang digunakan oleh perusahaan saat ini adalah modal sendiri atau modal lancar. Hal ini menjadi kelemahan perusahaan karena keterbatasan dana yang dapat digunakan untuk mengembangkan usaha. Upaya yang dilakukan oleh CV Azka Syahrani adalah mengajukan bantuan pembiayaan ke pihak lembaga keuangan.

c. Produksi berdasarkan pesanan

CV Azka Syahrani memproduksi busana muslim hanya berdasarkan pesanan (purchase order), oleh karena itu jika pesanan dari Agen Manager belum ada atau tidak ada, maka Divisi Produksi tidak ada kegiatan produksi. Hal ini merugikan para pekerja karena sebagian besar merupakan pekerja kontrak atau borongan.

3. Peluang

a. Pelanggan loyal

Menurut Kotler dan Keller (2007), loyalitas konsumen adalah suatu pembelian ulang yang dilakukan oleh seorang pelanggan, karena komitmen pada suatu merek atau perusahaan. Busana muslim merek AzkAsyah memilki ciri khas yang tidak dimiliki produk lain, sehingga

pelanggan merek ini dapat terpuaskan sesuai dengan harga yang ditawarkan.

b. Pangsa pasar

Saat ini busana muslim tidak hanya digunakan pada kegiatan keagamaan saja, namun menjadi suatu busana wajib dalam mengikuti syariat berkehidupan islami. Konsumen semakin selektif dalam memilih produk yang akan dibelinya, selain mempertimbangkan harga juga melihat desain atau model. Konsumen akan bersedia membayar harga tambahan kepada perusahaan yang paling memuaskan kebutuhan mereka.

c. Kapasitas produksi

CV Azka Syahrani belum optimal memanfaatkan sumber daya dalam produksinya, karena proses produksi berdasarkan pesanan. Jika pesanan belum ada, maka seluruh unsur-unsur produksi tidak beroperasi. Hal ini menjadi peluang untuk dapat meningkatkan kapasitas produksi dengan menerapkan sistem produksi make to stock.

d. Citra produk

Citra produk merupakan seperangkat keyakinan mengenai merek tertentu yang dikenal sebagai citra merek (brand image) (Kotler dan Keller, 2007). Citra produk yang baik akan menimbulkan dampak positif bagi perusahaan, sedangkan citra yang buruk akan menyebabkan dampak negatif dan melemahkan perusahaan dalam persaingan. Citra CV Azka Syahrani dibentuk dari moto perusahaan yaitu Membangun Diri dengan Membantu Ummat. Nilai-nilai spiritual tersebut diharapkan memberi berkah, baik bagi produsen, pemasar hingga pengguna akhir produk AzkA Sulam Etnik. Dengan semangat Tumbuh dan Berkembang Bersama, diharapkan ketentuan ini dimaknai sebagai alat perekat para agen pemasar AzkAsyah, karena usaha (bisnis) busana muslim tidak hanya alat mencari nafkah, tetapi juga sebagai sarana dakwah yang memberi barokah.

4. Ancaman

a. Keberadaan perusahaan sejenis

Bisnis konveksi busana muslim menjadi bisnis yang banyak diminati saat ini, hal ini disebabkan, pertama produk yang dihasilkan oleh industri konveksi yaitu pakaian atau busana yang merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, sehingga pasar untuk bisnis ini akan selalu ada. Kedua, untuk memulai usaha ini tidak diperlukan modal usaha yang besar, bisnis konveksi bisa dimulai dengan bermodalkan dua (2) atau tiga (3) buah mesin jahit, dan mesin jahit adalah salah satu mesin produksi yang murah. Oleh karena itu pula untuk memulai bisnis ini pun tidak perlu lokasi produksi yang luas, namun cukup dapat dimulai dari rumah.

b. Kenaikan biaya produksi

Kenaikan biaya produksi bisa menghambat pengembangan usaha CV Azka Syahrani. Kenaikan harga bahan bakar minyak, listrik, telepon, upah minimum regional (UMR) dan lain-lain. Disamping itu, tingginya

country risk mengakibatkan tingginya biaya keamanan, asuransi dan transportasi.

c. Kondisi ekonomi global

Dengan berlakunya perdagangan bebas saat ini, konsekuensi yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia adalah masuknya produk luar negeri dengan harga yang kompetitif. Busana muslim impor menjadi barang yang banyak tersedia di pasaran dengan mutu baik dan harga terjangkau.

d. Kebijakan pemerintah

Kebijakan pemerintah sangat berperan dalam melindungi UKM untuk tetap dapat bertahan dan berkembang, namun kebijakan di bidang perbankan belum banyak berpihak kepada UKM, hal ini terlihat dari besarnya bunga yang dibebankan pada saat pengajuan kredit.