• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Diversifikasi Produk dengan Memperluas Segmen

III. METODOLOGI PENELITIAN

4.4. Kajian Diversifikasi Produk dengan Memperluas Segmen

Implementasi diversifikasi produk sering menemui banyak kesulitan dalam mengelola bisnis yang beragam, maka dianjurkan untuk melakukan diversifikasi produk pada saat kondisi perusahaan benar-benar prima dan stabil. Artinya diversifikasi produk bukan dilakukan karena para pesaing melakukan diversifikasi produk, akan tetapi karena kondisi perusahaan benar- benar sudah siap dan akan mengutungkan.

Pada kajian sebelumnya dengan menggunakan AHP terdapat dua (2) alternatif keputusan untuk skenario strategi operasional, yaitu Diversifikasi Produk dengan Memperluas Segmen sebagai prioritas utama dengan bobot 0,6699 dan Diversifikasi Produk dengan Menambah Asesoris dengan bobot 0,3300. Prioritas utama inilah yang direkomendasikan kepada perusahaan untuk diimplementasikan. Kajian berikut adalah mengamati alternatif produk yang berpotensi untuk dikembangkan berdasarkan strategi operasional diversifikasi produk dengan memperluas segmen.

Dengan melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen. Selain itu perusahaan dapat melakukan program- program pemasaran yang terpisah untuk memenuhi kebutuhan khas masing- masing segmen.

Sebelum mengakaji strategi segmentasi pasar CV Azka Syahrani, beikut kajian bauran pemasaran yang merupakan kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran. Empat (4) komponen yang menyusun bauran pemasaran adalah :

Strategi Meningkatkan Daya Saing Melalui Diversifikasi Produk pada Usaha Menengah Garment Teknologi yang Ada (0,0463) Tuntutan Konsumen thd Desain (0,1755) Kekekatan Persaingan (0,0571) Ketersediaan Dana (0,0955) Sistem Pemasaran (0,1530) Kreativitas (Ide/Desain) (0,3541) Ketersediaan Sumber Daya (0,1185) Agen Manager (0,1199) Manajer Pemasaran (0,1659) Manajer Sumberdaya Manusia (0,0849) Manajer Riset &

Pengembangan (0,2252) Manajer Produksi (0,0796) Manajer Keuangan (0,0893) General Manager (0,1422) Pemilik Perusahaan (0,0927)

Memperluas Pangsa Pasar (0,2941)

Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan

(0,1616) Meningkatkan Kepuasan Pelanggan

(0,3011) Meningkatkan Keuntungan bagi

Perusahaan (0,2430)

Diversifikasi Produk dengan Memperluas Segment

(0,6699)

Diversifikasi Produk dengan Menambah Asesoris (0,3300) Strata 0 Tujuan Strata 4 Alternatif Strategi Operasional Strata 3 Sasaran/Objektif Strata 2 Aktor/Pelaku Strata 1 Faktor/Kriteria

sulam tangan. Jenis produknya adalah baju koko untuk pria, blus dan gamis untuk wanita dengan usia variatif dari usia anak-anak sampai dengan dewasa. Bahan baku utama menggunakan bahan katun twill yang memiliki kararteristik sangat cocok untuk digunakan di wilayah Indonesia yang bersuhu udara cukup panas dengan kelembaban tinggi, karena bahan ini jika dikenakan di badan tidak akan terasa panas karena mudah menyerap keringat.

2. Harga (Price)

Harga merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk produk dan jasa yang ditawarkan produsen. Penetapan harga busana muslim di perusahaan ini ditentukan bukan hanya berdasarkan harga pokok produksi, tapi dikaitkan dengan harga sebuah karya cipta dalam bentuk desain busana muslim, sehingga terbentuk citra produk yang nyaman dan elegan.

3. Tempat (Place)

Lokasi produksi CV Azka Syahrani berada di sebuah perumahan di wilayah Ciomas Kabupaten Bogor. Akses menuju ke lokasi produksi dari pusat kota cukup memadai dengan jarak kurang lebih 5 km, sehingga distribusi produk dapat dijalankan tanpa ada hambatan. Lokasi pemasaran tersebar di seluruh Indonesia yang diwakili oleh para Agen dan Agen Manager sebagai ujung tombak pemasaran CV Azka Syahrani.

4. Promosi (Promotion)

Kegiatan mengkomunikasikan nilai busana muslim merk AzkAsyah dilakukan dengan kegiatan-kegiatan komersil maupun non komersil (sosial). Kegiatan komersil berupa iklan di media cetak, promosi pada saat kegiatan pameran berskala regional maupun nasional, dan direct marketing

dengan menggunakan media jejaring sosial facebook dan tweeter untuk memperoleh tanggapan langsung dari pembeli. Kegiatan non komersil berupa kegiatan sosial kemasyarakatan untuk memberi kesan masyarakat terhadap perusahaan ini tidak hanya melihat sebagai sebuah perusahaan

yang berorientasi keutungan tapi juga peduli terhadap keadaan sosial masyarakat. Bentuk kegiatan yang sudah dilaksanakan adalah (1) mendirikan AzkAsyah Learning Center berupa pendidikan agama, pelatihan komputer dan pengobatan bagi karyawan dan warga sekitar, (2) membuka diri untuk dikunjungi oleh masyarakat yang ingin belajar bisnis

atau sekedar ingin tahu kegiatan produksi busana muslim, dan (3) melaksanakan bakti sosial berupa pelatihan sulam, khitanan masal,

pengobatan masal dan membangun sarana sanitasi.

Strategi pemasaran yang saat ini digunakan CV Azka Syahrani berdasarkan analisis STP, dapat diuraikan sebagai berikut :

1. CV Akza Syahrani saat ini memproduksi busana muslim dengan ciri khas sulam etnik yang terdiri dari baju koko untuk pria, blus dan gamis untuk wanita dengan usia variatif dari usia anak-anak sampai dengan dewasa. Busana ini dapat digunakan sebagai pakaian sehari-hari ataupun kegiatan formal sebagai pakaian kerja di kantor. Kisaran harga setiap unit baju berkisar Rp. 150.000 - Rp. 250.000, sehingga segmentasi konsumennya umumnya berasal dari kelas menengah. Saat ini produk merek AzkAsyah dapat ditemui di seluruh Agen Manager dan Agen yang terdapat di beberapa kota besar di seluruh Indonesia.

2. Pendekatan strategi segmentasi yang digunakan adalah segmentasi demografis yang membedakan produk berdasarkan usia dan segmentasi psikografis, karena sebagian masyarakat mengganggap produk Azka dapat digunakan sebagai pakaian sehari-hari, namun sebagian konsumen yang lain menilai produk ini sebagai produk eksklusif.

3. Strategi pemasaran yang akan dilakukan oleh CV Azka Syahrani untuk memasarkan produk barunya dapat digolongkan sebagai pengembangan strategi segmentasi pemasaran relung (niche). Ciri segmentasi ini adalah : a. Memiliki kumpulan kebutuhan yang benar-benar berbeda. Ciri sulam

etnik khas Bogor dengan bahan katun twill dan model sederhana, namun elegan, telah menjadikan busana muslim ini berbeda dibandingkan busana muslim sejenis.

b. Bersedia membayar harga tambahan jika produk tersebut dapat memuaskan kebutuhan pelanggan. Target pelanggan pertama produk ini adalah pelanggan yang sudah mengenal produk CV Azka Syahrani (merek AzkAsyah). Jika perusahaan mengeluarkan produk baru yang eksklusif, maka para pelanggan sudah tahu dan sudah siap dengan konsekuensi harga yang dibayarkan.

c. Pengisi relung mendapatkan penghematan tertentu karena spesialisasi. Proses produksi busana muslim eksklusif tidak memerlukan alat dan mesin khusus dan SDM yang mengerjakannya hanya memerlukan pelatihan tertentu.

d. Segmen relung cukup kecil umumnya hanya menarik satu atau dua pesaing, namun ciri unik dari produk ini menjadikan pembeda dari produk sejenis. Walaupun busana muslim yang ekslusif saat ini sudah cukup banyak berada di pasar, namun dengan keunikan yang dimiliki produk CV Azka Syahrani maka pesaing harus memiliki pembeda yang jelas pada produk yang akan diproduksi.

4. Saat ini, CV Azka Syahrani menetapkan target pemasarannya dengan

undifferentiated targeting strategy. Pada strategi ini perusahaan menganggap suatu pasar sebagai satu pasar besar dengan kebutuhan serupa, sehingga hanya ada satu bauran pemasaran yang digunakan untuk melayani semua pasar. Dalam hal ini, perusahaan mengandalkan produksi, distribusi, dan periklanan masa guna menciptakan citra superior di mata sebagian besar konsumen. Busana muslim yang diproduksi oleh CV Azka Syahrani hanya dibedakan oleh model dan desain busana, tanpa dibedakan berdasar kebutuhan, manfaat atau keinginan konsumen tertentu.

5. Setidaknya terdapat 20 merek busana muslim yang memiliki outlet atau cabang keagenan di kota Bogor. Dari jumlah tersebut terdapat beberapa yang sudah cukup terkenal seperti Keke, Rumah Dannis, Syafira, Sharifti, Qirani, d’Safa, Dejee, Arrina, dan Kharissa. Teknik pemasaran yang digunakan antara lain memiliki outlet, konsinyasi di toko, dan pemasaran langsung (direct selling). Para produsen inilah yang menyebabkan CV Azka Syahrani memiliki tantangan yang cukup berat untuk bersaing pada

produk busana muslim. CV Azka Syahrani membentuk strategi posisi bagi produknya sebagai busana muslim yang nyaman dipakai sebagai pakaian sehari-hari, atau kegiatan tertentu karena menggunakan bahan kain dari katun twill dengan karakteristik tidak akan terasa panas, karena mudah menyerap keringat. Busana ini pun mempunyai nilai unik dengan model atau desain yang sederhana, namun elegan, dan adanya sentuhan sulam etnik yang dikerjakan secara manual. Dengan keunggulan produk, serta penetapan harga tersebut, produk dengan merek AzkAsyah dapat bersaing dengan busana muslim sejenis.

6. CVAzka Syahrani perlu melakukan usaha-usaha untuk memperluas, atau mengembangkan strategi segmentasi, target dan posisi pemasarannya (segmentation, tagreting dan positioning) untuk mencapai tujuan atau sasaran perusahaan yaitu memperluas pangsa pasar, meningkatkan pendapatan, meningkatkan kepuasan pelanggan dan meningkatkan kesejahteraan karyawan.

Berdasarkan langkah-langkah pengembangan strategi pemasaran, berikut akan dikaji peluang alternatif produk yang akan dikembangkan di CV Azka Syahrani dengan menggunakan MPE dengan berbagai kriteria yang sudah ditentukan. Pemilihan produk alternatif didasarkan pada kemudahan penyesuaian proses produksi, artinya produk alternatif tersebut tidak terlalu banyak merubah atau menambah alat dan mesin, dan kompetensi sumber daya manusia yang ada. Produk-produk alternatif prospektif yang dikaji adalah :

1. Busana muslim eksklusif.

Model dan desain produk ini dianggap lebih anggun, fungsional dan ultra modern, dengan dipengaruhi berbagai aliran masa kini dan desain kuno seperti dari Mesir, Siria dan Persia.

2. Busana muslim dengan harga bersaing.

Busana muslim dengan harga di bawah dari harga produk CV Azka Syahrani saat ini. Karakteristik dan ciri khas etnik sulam tetap dipertahankan.

3. Busana muslim untuk pekerja.

Sebagai baju seragam pekerja yang digunakan pada saat-saat tertentu atau hari tertentu.

4. Busana muslim untuk pelajar.

Sama halnya dengan busana muslim untuk pekerja, busana muslim untuk pelajar dapat digunakan sebagai salah satu seragam sekolah yang digunakan pada hari-hari tertentu.

Kriteria yang digunakan dalam kajian ini berdasarkan hasil diskusi baik dengan pihak perusahaan maupun dengan para pakar dan praktisi yang memahami diversifikasi produk garmen atau konveksi. Kriteria tersebut adalah :

1. Permintaan pasar.

Produk alternatif yang akan dikembangkan, diperlukan estimasi bahwa produk tersebut dapat diterima pasar, walaupun semua alternatif produk tersebut memiliki potensi untuk dapat dikembangkan.

2. Pendapatan perusahaan

Perusahaan dalam memilih produk alternatifnya harus mempertimbangkan pendapatan dan margin keuntungan. Suatu produk dapat dijual dengan harga tinggi dengan margin keutungan tinggi, namun jumlah yang terjual sedikit, atau suatu produk dijual dengan harga rendah, namun jumlah yang terjual banyak, sehingga pendapatan pun tinggi. Oleh karena itu perusahaan harus menentukan kebijakan apa yang tepat dalam menentukan produk alternatifnya.

3. Biaya diversifikasi

Implikasi yang akan dihadapi perusahaan dalam melakukan pengembangan atau diversifikasi produk baru adalah besarnya penyerapan (1) biaya investasi untuk pembelian alat dan mesin, (2) biaya administrasi untuk produksi, (3) biaya pengembangan jaringan pemasaran, (4) biaya tambahan dalam proses produksi, antara lain biaya untuk penyesuaian alat dan mesin yang digunakan, serta pengadaan sarana dan prasarana pendukung, (5) biaya pengadaan sumberdaya manusia (rekrutmen, seleksi dan pelatihan), dan (6) biaya merancang dan membuat model dan desain

baru. Penyerapan tenaga kerja dengan adanya pengembangan produk baru sebenarnya dapat diantisipasi dengan mengoptimalkan sumber daya manusia yang ada di CV Azka Syahrani, namun demikian tetap diperlukan biaya untuk pengembangan dan peningkatan mutu SDM, misalnya pelatihan keterampilan, kursus dan studi banding.

4. Pengembangan jaringan pemasaran

Jaringan pemasaran yang sudah ada sekarang mungkin masih dapat digunakan untuk pemasaran produk alternatif tertentu, atau mungkin perlu dibuat strategi pemasaran baru dalam memasarkan produk alternatif terpilih.

5. Kompetisi atau tingkat persaingan

Busana muslim memiliki tingkat persaingan yang beragam tergantung dari jenis busana yang akan diproduksi.

Para pakar menentukan tingkat kepentingan masing-masing kriteria dari empat kriteria yang telah ditentukan. Pembobotan masing-masing kriteria dilihat berdasarkan skala kepentingan 1 - 5, yaitu 1 = Sangat Tidak Penting, 2 = Tidak Penting, 3 = Cukup Penting, 4 = Penting, dan 5 = Sangat Penting. Dari hasil pendapat para pakar tersebut maka diperoleh bobot untuk masing- masing kriterian yang akan digunakan untuk menghitung total nilai dengan masing-masing produk pilihan dengan menggunakan MPE.

Kajian awal tentang kepentingan kriteria-kriteria yang berpengaruh kepada alternatif produk yang akan dikembangkan, dapat dilihat pada Tabel 11. Posisi kriteria pertama adalah permintaan pasar terhadap produk tersebut dengan bobot 0,2523, kemudian pendapatan perusahaan (0,2252), pengembangan jaringan pemasaran (0,1982), kompetisi atau tingkat persaingan (0,1712) dan biaya diversifikasi (0,1532). Biaya diversifikasi produk menduduki posisi terkahir, hal ini dapat dijelaskan karena semua alternatif produk yang akan dikembangkan dapat memakai sumber daya yang ada seperti penggunaan alat dan mesin, pemanfaatan kompetensi pekerja.

Tabel 11. Urutan kepentingan kriteria-kriteria yang berpengaruh kepada alternatif produk yang akan dikembangkan.

Kriteria Bobot Prioritas

Permintaan Pasar 0,2523 1

Pendapatan Perusahaan 0,2252 2

Pengembangan Jaringan Pemasaran 0,1982 3

Kompetisi/Tingkat Persaingan 0,1712 4

Biaya Diversifikasi 0,1532 5

Dari hasil kajian terhadap diversifikasi produk hilir tekstil dengan menggunakan MPE berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, diperoleh hasil seperti dapat dilihat pada Tabel 12. Hasil tersebut merupakan gabungan dari enam (6) pakar baik dari internal CV Azka Syahrani maupun dari eksternal perusahaan (praktisi dan IPB). Dari pengolahan data tersebut total tertinggi ditempati oleh (1) Busana Muslim Ekskusif 1181,51, (2) Busana Muslim Harga Bersaing 1068,87, (3) Busana Muslim untuk Pekerja 491,44, dan (4) Busana Muslim untuk Pelajar 293,93.

Tabel 12. Hasil MPE untuk produk alternatif

Produk Alternatif Kriteria Penilaian Total Priorita s

a b c d e

Busana Muslim Eksklusif 4,00 4,00 3,17 3,67 3,83 1181,5 1

1

Busana Muslim Harga Bersaing

4,00 3,50 3,67 3,83 3,67 1068,8 7

2

Busana Muslim untuk Pekerja 3,00 3,67 3,67 2,67 2,67 491,44 3 Busana Muslim untuk Pelajar 2,33 3,17 3,83 3,00 2,50 293,39 4 Keterangan :

a. Permintaan pasar b. Pendapatan perusahaan c. Biaya diversifikasi

d. Pengembangan jaringan pemasaran e. Kompetisi/tingkat persaingan

Pada Tabel 12 dapat dilihat dari keempat produk alternatif, 74,14% konstribusi tingkat kepentingan ditentukan oleh dua (2) produk, yaitu busana muslim eksklusif (38,93%) dan busana muslim dengan harga bersaing (35,22%). Implikasi dari hasil analisis tersebut menyebabkan produk busana muslim eksklusif dan busana muslim dengan harga bersaing menjadi prioritas produk yang dipilih untuk diproduksi oleh CV Azka Syahrani. Potensi dari

busana muslim eksklusif, busana muslim dengan harga bersaing, dan busana muslim untuk pekerja dan untuk pelajar dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Potensi Busana Muslim Eksklusif

Busana muslim eksklusif dengan busana muslim lainnya memiliki perbedaan cukup nyata. Busana muslim eksklusif dibuat dengan model yang lebih anggun, bahan baku kain dan bahan pendukung dengan mutu yang lebih baik, dan dikerjakan oleh pekerja yang mempunyai kompetensi pekerja lebih baik dengan waktu kerja lebih banyak. Permintaan busana muslim eksklusif awalnya berasal dari pengguna produk merek AzkAsyah yang menginginkan busana elegan yang dapat digunakan pada acara-acara resmi tertentu.

Dari kriteria pendapatan, busana muslim eksklusif dijual dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan busana muslim yang sudah diproduksi selama ini, margin keuntungan diharapkan bisa lebih besar, namun diperkirakan permintaan busana ini lebih sedikit dibandingkan dengan busana muslim yang sudah ada.

Biaya diversifikasi produk untuk busana muslim eksklusif terdiri dari biaya perancangan model dan desain, biaya produksi (biaya pengadaan bahan baku kain serta bahan pendukungnya), dan biaya pengembangan jaringan pemasaran. Secara teknik dan teknologis, busana muslim eksklusif tidak memerlukan alat dan mesin khusus, sehingga dalam proses produksinya dapat menggunakan alat dan mesin yang ada. Perusahaan akan menambah alat dan mesin baru apabila terjadi peningkatan permintaan busana muslim yang melebihi kapasitas produksi atau apabila perusahaan memproduksi jenis busana lain pada saat bersamaan.

Terdapat beberapa alternatif pengembangan jaringan pemasaran busana muslim eksklusif, yaitu :

a. Memanfaatkan jaringan pemasaran yang sudah ada. Sistem direct selling yang digunakan untuk memasarkan produk CV Azka Syahrani selama ini, dapat digunakan untuk memasarkan busana muslim

eksklusif. Hal ini disebabkan target pertama pasar produk ini adalah konsumen pengguna produk merek AzkAsyah yang ada.

b. Membuat jaringan pemasaran baru dengan sistem direct selling. Konsekuensi dari pengembangan jaringan pemasaran ini adalah biaya birokrasi yang lebih besar dan waktu pengembangan jaringan pemasaran yang lebih lama.

c. Membuka outlet khusus (butik). CV Azka Syahrani perlu mendirikan

outlet khusus untuk menjual busana muslim eksklusif. Hal ini bertujuan untuk menjaga citra dan eklusifitas dari busana tersebut. Konsekuensinya perusahaan harus menyiapkan dana untuk biaya investasi pembuatan outlet tersebut.

d. Menjual secara online pada laman khusus AzkAsyah, membuat blog

iklan, dan memanfaatkan jejaring sosial (facebook, tweeter, dan lain- lain).

Kompetisi persaingan busana muslim eksklusif dengan busana di kelas sejenis maupun busana yang mempunyai kelas di bawahnya, dinilai cukup ketat, karena sekarang ini busana muslim sudah menjadi kebutuhan sebagai busana sehari-hari, busana kerja atau busana untuk acara-acara khsusus. Busana muslim eksklusif yang diproduksi CV Azka Syahrani mempunyai keunggulan kompetitif yaitu motif sulam etnik dengan desain busana elegan memadukan unsur modern dengan unsur kuno (Mesir, Siria dan Persia), sehingga busana ini terkesan anggun dan fungsional.

Selain bentuk fisik busana muslim eksklusif yang berbeda dibandingkan dengan busana muslim yang sekarang diproduksi, maka hal lain yang harus diperhatikan adalah penetapan merek. Penetapan merek menyangkut penciptaan struktur mental dan pemberian bantuan kepada konsumen untuk mengorganisasikan pengetahuan mereka tentang produk dan jasa dengan cara mengklarifikasi pengambilan keputusan dan memberikan nilai kepada perusahaan.

2. Potensi Busana Muslim dengan Harga Bersaing

Produk CV Azka Syahrani saat ini berada pada kelas kecil menuju menengah. Harga yang ditawarkan Rp150.000,- - Rp250.000,- Saat ini

produk CV Azka Syahrani sudah dapat diterima diberbagai kalangan, namun dengan banyaknya produk sejenis lain yang ditawarkan dengan harga lebih rendah, maka beberapa konsumen merek AzkAsyah mulai tertarik untuk menggunakan merek tersebut. Oleh karena itu dengan tidak mengurangi karakteristik busana muslim ini, maka CV Azka Syahrani memproduksi busana muslim dengan harga lebih rendah dibandingkan harga eceran merek AzkAsyah yang ada saat ini.

CV Azka Syahrani memproduksi busana ini dalam jumlah masal atau banyak, namun harga jual yang ditawarkan lebih rendah. Target pendapatan perusahaan berasal jumlah (volume) produk yang dijual. Seperti halnya busana muslim eksklusif, busana muslim dengan harga rendah ini tidak memerlukan perubahan teknologi proses, artinya alat dan mesin serta sumberdaya manusia tidak perlu diubah, kecuali pengadaan bahan baku dan pendukungnya dengan kualitasnya lebih rendah.

Biaya diversifikasi busana muslim ini akan ada jika terjadi peningkatan permintaan dengan akibat peningkatan kapasitas produksi. Alternatif solusi adalah (1) dengan menambah alat dan mesin serta sumberdaya manusia, atau (2) dengan cara makloon atau contract manufacturing yaitu kerjasama yang dilakukan oleh pemilik nama (brand owner) dan produsen/pabrik (manufacturer) dalam memproduksi suatu produk. Perusahaan pemilik nama akan menunjuk sebuah perusahaan lain untuk membuat suatu produk dengan ketentuan jaminan mutu dari pihak pemilik nama, seperti mutu bahan baku, proses produksi, asesoris dan merek.

Pengembangan jaringan pemasaran untuk produk busana ini bisa memanfaatkan jaringan pemasaran CV Azka Syahrani yang sudah ada, atau menggunakan sistem konsinyasi yaitu kerjasama dengan pemilik

outlet atau toko. Persaingan busana muslim pada level harga rendah diketahui sangat ketat, karena banyak industri konveksi yang memanfaatkan kebutuhan semua lapisan masyarakat terhadap busana muslim, namun dengan keunggulan komparatif dan kompetitif busana muslim CV Azka Syahrani, maka busana ini unggul di pasaran.

Seperti halnya busana muslim eksklusif, busana muslim dengan harga bersaing memerlukan merek tersendiri yang berbeda dengan merek yang digunakan CV Azka Syahrani saat ini.

3. Potensi Busana Muslim untuk Pekerja

Bagi para pekerja, baju seragam yang dikenakan setiap hari, selain untuk identitas sebuah kantor, keseragaman busana kerja juga akan membuat suasana kantor menjadi lebih indah. Di industri manufaktur setiap karyawan diwajibkan untuk mengenakan pakaian seragam, dengan karakeristik praktis, aman dan nyaman dikenakan, desain sederhana, dan tetap dapat dilihat sebagai pakaian yang anggun. Sebagai alternatif baju seragam pekerja adalah busana muslim bagi pekerja beragama Islam yang digunakan pada hari-hari tertentu.

Permintaan busana ini cukup potensial karena di wilayah Jabodetabek terdapat banyak industri manufaktur maupun jasa, dan perkantoran. Beberapa perusahaan sudah membuat kebijakan penggunaan seragam pada hari-hari tertentu, dan busana muslim adalah salah satu dari baju seragam pekerja.

CV Azka Syahrani memproduksi busana untuk pekerja ini sesuai dengan pesanan dengan harga yang ditawarkan sesuai dengan spesifikasi busana yang dipesan. Busana muslim untuk pekerja tidak memerlukan perubahan teknologi proses, artinya alat dan mesin serta sumberdaya manusia tidak perlu ada perubahan. Biaya diversifikasi busana muslim ini akan ada jika terjadi peningkatan permintaan dengan akibat peningkatan kapasitas produksi. Alternatif solusi adalah dengan menambah alat dan mesin, serta sumber daya manusia, atau dengan cara makloon atau contract manufacturing.

Pengembangan jaringan pesasaran untuk busana muslim pekerja perlu dibangun sejak awal karena sampai saat ini perusahaan belum memiliki jaringan pemasaran untuk jenis busana ini. Persaingan pada jenis busana ini cukup ketat karena banyak industri konveksi yang bergerak di bidang jasa pembuatan seragam pekerja, walaupun demikian dengan

keunggulan yang dimiliki produk CV Azka Syahrani, potensi pasarnya masih terbuka.

4. Potensi Busana Muslim untuk Pelajar

Di Indonesia, ketentuan mengenakan seragam sekolah diterapkan secara beragam, baik berdasarkan jenjang maupun jenis pendidikan. Ketentuan berseragam tersebut boleh dikatakan berlaku secara nasional. Kendati demikian, untuk sekolah-sekolah swasta, ada yang menerapkan