• Tidak ada hasil yang ditemukan

7 PENGEMBANGAN PERIKANAN GIOB SECARA

7.3.1 Identifikasi komponen strategi

9 2,4,6,8 Kebalikan

Kedua elemen sama pentingnya.

Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya.

Elemen yang satu lebih penting daripada elemen yang lain.

Elemen yang satu jelas lebih penting daripada elemen yang lain.

Elemen yang satu mutlak lebih penting daripada elemen yang lain.

Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan.

Jika untuk aktifitasimendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktifitasj, makaj

mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengani.

Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama terhadap tujuan.

Pengalaman dan penilaian sedikit mendukung satu elemen

dibandingkan elemen lainnya.

Pengalaman dan penilaian sangat kuat mendukung satu elemen dibanding elemen lainnya.

Satu elemen dengan kuat didukung dan dominan terlihat dalam praktek.

Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan.

Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi diantara dua pilihan.

Sumber : Saaty (1991)

7.3 Hasil Penelitian

7.3.1 Identifikasi komponen strategi

Berasarkan kondisi riil hasil penelitian pada bab-bab sebelumnya, maka dilakukan identifikasi komponen strategi pengembangan perikanan giob bertujuan untuk menentukan faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Penentuan ini berdasarkan identifikasi faktor internal dan eksternal pada perikanan giob di

lokasi penelitian. Faktor internal adalah sistem perikanan giob yang melibatkan potensi sumberdaya ikan yang meliputi kapal, alat tangkap, alat pendukung penangkapan, dan nelayan sebagai pelakunya. Faktor eksternal adalah interaksi yang melibatkan pihak lain di luar sistem perikanan. Tabel 36, menampilkan hasil sintesisis dari profil lokasi penelitian, menjelaskan kondisi perikanan tangkap di Halmahera Selatan dan perikanan giob di Kayoa. Identifikasi aspek biologi ikan julung-julung dapat dilihat pada Tabel 37.

Tabel 36 Identifikasi faktor internal dan eksternal berdasarkan kondisi perikanan tangkap dan perikanan giob di Kayoa Halmahera Selatan

No Kondis riil, hasil penelitian Rumusan Kriteria

1 Kapal penangkap ikan jenis

kapal motor meningkat,

didominasi oleh ukuran 0-10 GT.

Kapal penangkapan ikan Jenis kapal motor

berkembang setiap tahun

Kekuatan

2 Alat tangkap didominasi oleh jenis alat tangkap huhate (43,42%), tangkap pancing tonda (29,63), dan pukat cincin (18,75).

Bantuan teknologi penangkapan melalui program indutrialisasi KKP

Peluang

3 Produksi tahunan perikanan

tangkap di Halmahera Selatan cenderung fluktuatif, namun meningkat sebesar 18,07% dalam 5 tahun terakhir.

Produksi perikanan Halmahera Selatan berfluktuatif

Kelemahan

4 Jenis perlakuan pengasapan

meningkat sebesar 8,3%.

Produk utama perikanan

giob adalah pengasapan Kekuatan

5 Alat tangkap giob di Kayoa mengalami penurunan sebesar 40%, namun pukat cincin cenderung meningkat 26,77%.

Terdapat alat tangkap alternatif dalam

menangkap ikan julung-julung (pukat cincin yang umumnya dikenal)

Kekuatan

Pada tabel tersebut menampilkan aspek biologi kaitan dengan kegiatan penangkapan, daerah penangkapan, musim penangkapan dan laju eksploitasi ikan julung-julung di perairan Kayoa, Halmahera Selatan. Identifikasi aspek teknis dan sosial perikanan giob dapat dilihat pada Tabel 38, sedangkan aspek ekonomi pada Tabel 39).

Tabel 37 Identifikasi faktor internal dan eksternal berdasarkan aspek bioekologi ikan julung-julung yang tertangkap dengan giob di Kayoa Halmahera Selatan

No Kondis riil, hasil penelitian Rumusan Kriteria

1 Perbandingan kelamin jantan

lebih banyak dari betina yaitu pada nisbah 1:0,7.

Rasio kelamin tidak

berimbang Kelemahan

2 Julung-julung betina

mengalami dua kali puncak matang gonad yakni pada bulan Januari-Maret dan bulan September-November.

Perubahan musim barat menyebabkan julung-julung matang gonad yang bertepatan dengan kegiatan penangkapan

Ancaman

3 Ukuran panjang julung-julung jantan pertama kali mencapai matang gonad yaitu 164 mm lebih besar jika dibandingkan dengan julung-julung betina pada ukuran 156,56 mm.

Rata-rata ukuran panjang julung-julung yang tertangkap di perairan Kayoa, lebih besar dari ukuran pertama kali matang gonad.

Kekuatan

4 Komposisi isi lambung

julung-julung terdiri dari fitoplankton (52,80%), serasah (31,36%), krustasea (12,04%), zooplankton (3,73%, dan sisik (0,08%).

Potensi wilayah perairan mendukung ketersediaan makanan julung-julung Kekuatan 5 Mortalitas total (Z) = 2,09/thn, mortalitas alami(M) = 0,81/thn, Mortalitas penangkapan (F) = 1,83/thn Laju mortalitas

penangkapan lebih tinggi dari pada laju mortalitas alami

Ancaman

6 Laju eksploitasi (E) = 0,61/thn, sementara laju eksploitasi standar (eksploitasi berimbang) = 0,50/ thn.

Praktek ilegal fishing oleh nelayan luar masih terjadi di perairan Kayoa

Tabel 38 Identifikasi faktor internal dan eksternal berdasarkan aspek teknis dan sosial perikanan giob di Kayoa Halmahera Selatan

No Kondis riil, hasil penelitian Rumusan Kriteria

1 Panjang jaring berkisar 195-375 m, tinggi jaring bagian kantong berkisar 12,8 -22,5 m, mesh size bagian kantong berkisar 0,5-1,00 inci.

Jaring bagian kantong kurang tinggi dan ukuran mata jaring kecil

Kelemahan

2 CPUE bulanan berfluktuasi

dipengaruhi oleh perubahan pola musim, dengan CPUE tertinggi terjadi pada puncak pemijahan.

Perubahan musim sangat mempengaruhi jumlah hasil tangkapan

Ancaman

3 Faktor teknis giob yang

berpengaruh secara nyata

terhadap produksi adalah BBM.

Suplai BBM sangat tergantung dari pihak pemodal dari Ternate (tidak tersedia instalasi di lokasi)

Ancaman

4 Uji ANOVA memperlihatkan

nilai F hitung (10,43) > F tabel (4,96), menunjukkan bahwa

BBM merupakan faktor

produksi yang berpengaruh

signifikan terhadap produksi perikanan giob.

Kios perbekalan banyak

Tabel 39 Identifikasi faktor internal dan eksternal berdasarkan aspek ekonomi perikanan giob di Kayoa Halmahera Selatan

No Kondis riil, hasil penelitian Rumusan Kriteria

1 Usaha perikanan giob

memiliki nilai investasi

tertinggi pada komponen

jaring jika dibandingkan

dengan komponen yang lain.

Nilai investasi usaha

perikanan giob cukup besar Kelemahan

2 Komponen biaya operasional usaha perikanan giob paling besar pada BBM.

Harga BBM terus

meningkat Kelemahan

3 Giob ukuran 10,5 GT

memenuhi semua kriteria

investasi, sedangkan giob 4,5 GT dan 15 GT memiliki nilai BC/ratio dibawah standar bunga bank (deposito) yang berlaku.

Ukuran giob 10 GT merupakan ukuran yang lebih layak untuk dikembangkan

Kekuatan

4 Nilai keuntungan usaha giob 10,5 GT (Rp 176.273.189) lebih besar, jika dibandingkan dengan giob 4,5 GT (Rp 73.871.503), dan giob 15 GT (Rp 158.897.363).

Prospek investasi perikanan giob 10,5 GT cukup terbuka karena, hanya tersedia 16,67% dari jumlah giob di lokasi.

Peluang

5 Jangka waktu pengembalian

investasi pada giob 10,5 GT (15,39 bulan) lebih cepat, jika dibandingkan dengan giob 4,5 GT (20,23 bulan) dan giob 15 GT (18,03 bulan).

Prospek pengembalian investasi cepat bagi investor

Peluang

Dokumen terkait