7 PENGEMBANGAN PERIKANAN GIOB SECARA
7.3.2 Perumusan strategi pengembangan
Berdasarkan hasil analisis SWOT pada faktor internal, menunjukkan nilai 2,67 yang berarti secara internal perikanan giob masih memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan di Kayoa, Halmahera Selatan. Hasil perhitungan faktor eksternal menunjukkan nilai 2,32. Hal ini menggambarkan bahwa secara eksternal perikanan giob di Kayoa, Halmahera Selatan memiliki peluang yang
hampir berimbang dengan ancaman. Tabel 40 dan 41, masing-masing menunjukkan faktor internal dan faktor eksternal perikanan di Kayoa, Halmahera Selatan.
Tabel 40 Matriks IFAS(Internal Strategic Factors Analysis Summary)
No Faktor-faktor strategi internal Bobot Rating Skor
KEKUATAN (S)
1 Jumlah kapal penangkapan ikan jenis kapal
motor berkembang setiap tahun 0,15 3 0,45
2 Produk utama perikanan giob adalah
pengasapan 0,08 3 0,24
3 Alat tangkap pukat cincin di Halmahera
Selatan mengalami peningkatan. 0,05 2 0,10
4 Rata-rata ukuran panjang julung-julung yang tertangkap di perairan Kayoa, lebih besar dari
ukuran pertama kali matang gonad. 0,08 3 0,24
5 Potensi wilayah perairan mendukung
ketersediaan makanan julung-julung 0,10 4 0,40
6 Ukuran giob 10 GT merupakan ukuran yang
lebih layak untuk dikembangkan 0,15 4 0,60
KELEMAHAN (W)
1 Produksi perikanan Halmahera Selatan
berfluktuatif 0,10 2 0,20
2 Rasio kelamin tidak berimbang 0,05 1 0,05
3 Tinggi jaring relatif kecil dan ukuran mata
jaring kecil 0,09 1 0,09
4 Nilai investasi usaha perikanan giob cukup
besar 0,05 2 0,10
5 Harga BBM terus meningkat 0,10 2 0,20
Jumlah 1,00 2,67
Nilai IFAS memiliki banyak kekuatan yang mendukung perikanan giob di Kayoa, Halmahera Selatan. Kekuatan tersebut terutama disebabkan karena potensi wilayah perairan yang subur dapat mendukung keberlanjutan sumberdaya ikan julung-julung, dan tersedianya alat tangkap giob pada ukuran yang dapat dikembangkan. Sedangkan kelemahan utama yang mempengaruhi perikanan giob di Halmahera Selatan adalah produksi perikanan berfluktuasi dan harga BBM terus meningkat.
Hasil analisis EFAS memiliki nilai lebih rendah jika dibandingan dengan nilai IFAS. Rendahnya nilai EFAS disebabkan karena adanya beberapa ancaman pada perikanan giob. Ancaman yang perlu mendapat perhatian adalah puncak
musim penangkapan pada musim barat bertepatan dengan saat julung-julung matang gonad, laju mortalitas penangkapan lebih tinggi dari pada laju mortalitas alami, dan masih adanya praktek illegal fishing oleh nelayan luar di perairan Kayoa. Namun faktor peluang yang menjanjikan adalah bantuan teknologi penangkapan giob melalui program indutrialisasi KKP, dan permintaan pasar yang tinggi terhadap ikan julung-julung.
Tabel 41 Matriks EFAS (External Strategic Factors Analysis Summary)
No Faktor-faktor strategi internal Bobot Rating Skor
PELUANG (O)
1 Bantuan teknologi penangkapan melalui
program industrialisasi KKP 0,08 3 0,24
2 DKP Provinsi Maluku Utara melakukan
bimbingan teknis terkait dengan pengelolaan
perikanan giob 0,05 3 0,15
3 Kios perbekalan banyak berkembang di lokasi 0,05 4 0,2
4 Prospek investasi perikanan giob 10,5 GT cukup terbuka, karena hanya tersedia 16,67%
dari jumlah giob di lokasi . 0,06 3 0,18
5 Prospek pengembalian investasi cepat bagi
investor 0,05 3 0,15
6 Permintaan pasar yang tinggi terhadap ikan
julung-julung 0,12 3 0,36
ANCAMAN (T)
1 Perubahan musim barat, saat julung-julung matang gonad yang bertepatan dengan kegiatan
penangkapan 0,12 2 0,24
2 Laju mortalitas penangkapan lebih tinggi dari
pada laju mortalitas alami 0,15 2 0,3
3 Praktekillegal fishingoleh nelayan luar masih
terjadi di perairan Kayoa 0,15 1 0,15
4 Perubahan musim menyebabkan CPUE bulanan
fluktuatif 0,08 1 0,08
5 Suplai BBM sangat tergantung dari pihak
pemodal dari Ternate 0,09 2 0,18
Jumlah 1,00 2,23
Untuk mempertajam analisis, terutama untuk melihat arah pengembangan perikanan giob secara berkelanjutan di Kayoa, Halmahera Selatan, maka data faktor strategi internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor strategi eksternal (peluang dan ancaman) dianalisis lanjut menggunakan matriks IE (Tabel 43).
Berdasarkan Tabel 42, posisi atau kondisi perikanan giob di Kayoa Halmahera Selatan saat ini terdapat pada kuadran V dengan total skor faktor strategi internal 2,67 dan total skor faktor eksternal 2,23. Posisi pada kuadran V ini mengandung pengertian bahwa perikanan giob di Kayoa, Halmahera Selatan masih dalam pertumbuhan/stabilitas dan untuk pengembangannya perlu diarahkan melalui integrasi horizontal atau stabilitas. Konsentrasi pada integrasi internal ini adalah pengembangan perikanan giob harus diorientasikan pada perbaikan-perbaikan faktor internal yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan perikanan giob selama ini, sehingga mampu menghadapi faktor-faktor eksternal yang datang dimana peluang dapat ditangkap dan ancaman dapat dihadapi.
Tabel 42 Posisi faktor internal dan eksternal perikanan giob di Kayoa, Halmahera Selatan
Total Skor Strategi Internal
4 Kuat 3 Rata-rata 2 Lemah 1 Besar 3 I Pertumbuhan II Pertumbuhan III Penciutan Total Skor Strategi Eksternal Rata-rata 2 IV Stabilitas V Pertumbuhan VI Penciutan Rendah 1 VII Pertumbuhan VIII Pertumbuhan IX Likuidasi
Selanjutnya setiap komponen faktor internal dan faktor eksternal dilakukan analisis pengembangan alternatif strategi dengan menggunakan pendekatan matriksSWOT, untuk melihat keterkaitan faktor internal dan eksternal. Hasil yang diharapkan munculnya beberapa strategi yang dianggap perlu untuk diprioritaskan dan diselesaikan dalam pengembangan perikanan giob di Kayoa, Halmahera Selatan (Tabel 43).
Tabel 43 Analisis SWOT perikanan giob di Kayoa Halmahera Selatan
Internal
Eksternal
Kekuatan (S) Kelemahan (W) 1) Jumlah kapal penangkapan ikan
jenis kapal motor berkembang setiap tahun
2) Produk utama perikanan giob adalah pengasapan
3) Terdapat alat tangkap alternatif dalam menangkap ikan julung-julung (pukat cincin yang umumnya dikenal)
4) Rata-rata ukuran panjang julung-julung yang tertangkap di perairan Kayoa, lebih besar dari ukuran pertama kali matang gonad
5) Potensi wilayah perairan mendukung ketersediaan makanan julung-julung
6) Ukuran giob 10 GT merupakan ukuran yang lebih layak untuk dikembangkan
1) Produksi perikanan Halmahera Selatan berfluktuatif
2) Rasio kelamin tidak berimbang 3) Jaring bagian kantong kurang
tinggi dan ukuran mata jaring kecil
4) Nilai investasi usaha perikanan giob cukup besar
5) Harga BBM terus meningkat
Peluang (O) Strategi SO Startegi WO 1) Bantuan teknologi penangkapan
melalui program industrialisasi KKP
2) Terdapat program bimbingan teknis pengelolaan giob dari DKP Provinsi Maluku Utara 3) Kios perbekalan banyak
berkembang di lokasi 4) Prospek investasi perikanan
giob 10,5 GT cukup terbuka karena, hanya tersedia 16,67% dari jumlah giob di lokasi 5) Prospek pengembalian investasi
cepat bagi investor
6) Permintaan pasar yang tinggi terhadap ikan julung-julung
1) Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya ikan julung-julung (S1, S3, S4, S5, O1, O2, O3, O4) 2) Peningkatan jaringan pemasaran
lokal dan regional untuk mempermudah pemasaran produksi (S2,S3, S6, O6)
3) Melakukan penyuluhan terhadap nelayan giob seputar pengetahuan tentang
keberlajutan usaha giob (W4, W5, O1, O2, O6)
4) Menggalang terbentuknya koperasi nelayan (W1,W4,W5, O1,O2, O6)
Ancaman (T) Strategi ST Startegi WT 1) Perubahan musim barat
menyebabkan julung-julung matang gonad yang bertepatan dengan kegiatan penangkapan 2) Laju mortalitas penangkapan
lebih tinggi dari pada laju mortalitas alami
3) Praktekillegal fishingoleh nelayan luar masih terjadi di perairan Kayoa
4) Perubahan musim sangat mempengaruhi jumlah hasil tangkapan per trip
5) Suplai BBM sangat tergantung dari pihak pemodal dari Ternate (tidak tersedia instalasi di lokasi)
5) Menerapkan teknologi yang ramah lingkungan (S2, S6, T4, T5)
6) Mendirikan stasiun pengisian BBM di Kayoa (S2, S6, T5)
7) Mengefektifkan waktu penangkapan (W3, W4, T5) 8) Merintis resor untuk
pengawasan dan pencatatan (W1, W4, T1,T2, T3, T4, T5)
Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT, didapatkan delapan pola strategi dalam menyusun pengembangan perikanan giob di Kayoa. Strategi tersebut antara lain; strategi S-O yaitu mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya ikan julung-julung dan peningkatan jaringan pemasaran lokal dan regional untuk mempermudah pemasaran produksi; strategi W-O yaitu melakukan penyuluhan terhadap nelayan giob seputar pengetahuan tentang keberlajutan usaha giob dan menggalang terbentuknya koperasi nelayan; strategi S-T yaitu menerapkan teknologi yang ramah lingkungan, dan mendirikan stasiun pengisian BBM di Kayoa; dan strategi W-T yaitu mengefektifkan waktu penangkapan dan merintis resor untuk pengawasan dan pencatatan.