• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.3 Identifikasi Masalah

Peneliti/Penulis mengidentifikasikan masalah yang akan diteliti sebagai berikut : 1. Bagaimana Kiara Artha Park menjalankan model press agentry ?

2. Bagaimana Kiara Artha Park menjalankan model public information?

3. Bagaimana Kiara Artha Park menjalankan model of two way asymmetrical ? 4. Bagaimana Kiara Artha Park menjalankan model of two way symmetrical ? 1.4 Tujuan penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Untuk memilihat keberhasilan Kiara Artha Park menjalankan model press

2. Untuk memilihat keberhasilan Kiara Artha Park menjalankan model public information dijalankan dalam membangun citra positif di masa pandemi pandemi Covid-19.

3. Untuk memilihat keberhasilan Kiara Artha Park menjalankan model of two way asymmetrical dijalankan dalam membangun citra positif di masa pandemi pandemi Covid-19.

4. Untuk memilihat keberhasilan Kiara Artha Park menjalankan model of two way symmetrical dijalankan dalam membangun citra positif di masa pandemi pandemi Covid-19.

1.5 Kegunaan penelitian

Penelitian ini tentunya memiliki manfaat dalam bidang akademis maupun praktis, berikut merupakan manfaat dari segi akademis dan praktis.

1.5.1 Kegunaan Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan pengetahuan khususnya di bidang komunikasi. Penelitian ini menyajikan data berupa Strategi Public Relation dalam membangun citra Kiara Artha Park yang dapat dimanfaatkan sebagai rujukan dalam penelitian selanjutnya.

1.5.2 Kegunaan Praktis

1. Penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi Kiara Artha Park sebagai bahan untuk pembelajaran dalam meningkatkan Strategi Public Relations Kiara Artha park dalam membangun citra yang positif

2. Hasil penelitian ini dapat menjadi ilmu dan wawasan yang dapat diaplikasikan dalam mengimplementasikan strategi public relation dalam membangun citra positif, serta dalam proses pengerjaannya memperluas pengetahuan peneliti terhadap metode dalam menganalisis siatu permasalahan.

1.6 Waktu dan Periode Penelitian

Tabel 1. 3 Rincian Waktu dan Periode Penelitian

No Tahapan 2022

Jan feb Mar Apr Mei Jun Juli

1 Persiapan mencari informasi awal, judul dan topik penelitian

2 Proses penyusunan proposal BAB 1, BAB II, BAB III

3 Pendaftaran Desk Evaluation

4 Pengumpulan data observasi

5 Pengolahan data

6 Pendaftaran sidang skripsi

7 Sidang skripsi

8 Revisi skripsi

Sumber : Olahan Peneliti

BAB II

TINJAUAN PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Public Relation

2.1.1.1 Definisi Public Relations

Public relations merupakan suatu kegiatan yang memiliki hubungan dengan pengelolaan citra dan reputasi baik individu atau lembaga di mata khalayaknya.

Terdapat banyak definisi mengenai public relations menurut para ahli. Frank Jefkins (2003) mendefinisikan public relations sebagai bentuk komunikasi yang terencana antara pihak internal maupun pihak eksternal suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan berlandaskan saling pengertian.

Sedangkan menurut Dr. Rex F. Harlow yang dikutip oleh Nova (2011) menjelaskan bahwa public pelations merupakan fungsi manajemen yang membentuk dan memelihara komunikasi dua arah, serta menjaga rasa saling percaya, pengertian, dan kerjasama antara perusahaan dan khalayaknya. Selain itu Harlow beranggapan bahwa praktisi public pelations mampu mengatasi masalah dengan upaya membantu manjemen dibagian lain untuk mendapat informasi mengenai opini masyarakat, beradaptasi dengan perubahan, menekankan tanggung jawab dalam melayani masyarakat, menggunakan riset yang masuk akal sebagai tolak ukur, serta memberi peringatan untuk mengantisipasi masalah yang akan terjadi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa public relation merupakan praktik perencanaan komunikasi yang menjebatani perusahaan dengan stakeholder untuk membentuk dan memelihara interaksi dua arah agar mendapatkan kepercayaan, serta sebagai pihak yang bertanggungjawab untuk mempengaruhi persepsi khalayak mengenai perusahaan. Praktisi public relation tidak hanya menyebarluaskan informasi melainkan seorang public relation diharapkan mampu beradapasi dengan perkembangan serta dapat menjaga hubungan baik dengan pihak eksternal maupun internal.

2.1.1.2 Ruang Lingkup Public Relations

Menurut Cutlip, Center, dan Broom dalam buku Effective Public Relations yang dikutip oleh Morissan, M.A. (2008;13) menjelaskan bahwa ruang lingkup public relations mencakup tujuh bidang pekerjaan yaitu, “ The contemporary meaning and practice of public relations includes all of the following activities and specialties (publicity, advertising, press agentry, public affairs, issues management, lobbying and investor relations)”. Maka dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup public relations yang sangat luas. Public relations tidak hanya mencakup komunikasi internal dan eksternal saja, namun memiliki ruang lingkup yang lebih luas lagi, mulai dari menyebarluaskan informasi mengenai produk, membuat iklan masyarakat, menjalankan kampaye, membuat suatu acara, serta bertanggung jawab dalam memberi kenyaman pada khalayaknya. Selain itu public relations memiliki gologan yang disesuai dengan jenis organisasinya.

A. Fungsi Public Relations

Public relations merupakan suatu fungsi manajemen untuk mengawasi dan menjaga hubungan baik perusahaan dengan khalayaknya. Public relations berupaya menjadi jembatan antar perusahaan dan khalayaknya dengan menciptakan kepercayaan, pengertian, dukungan, serta toleransi kedua belah pihak. Menurut Bertrand R. Canfield dalam lubis (2001 : 20), ada tiga fungsi public relations, yaitu :

1. It should serve the public interest yaitu mengabdi kepada kepentingan umum

2. Maintain good communication yaitu memelihara hubungan yang baik

3. Stress good morals and manners yaitu moral dan tingkah laku yang baik

Sedangkan dalam buku Public Relations The Profession and The Practice yang ditulis oleh Baskin, Aronoff dan Lattimore (1997:6) menjelaskan bahwa public relation memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Public Relations as Management Function

Public relations membatu perusahaan dalam mencapai tujuan.

Salah satunya, untuk bersaing dengan perusahaan lainnya di dunis bisnis. Selain itu, public relations dibutuhkan strategi dalam menjalankan fungsi manajemen.

2. Public Relations as Communication

fungsi public relations sebagai komunator dapat menjalin komunikasi depan pihak eksternal dan internal, Praktisi public relations diharuskan memiliki keterampilan dalam menulis dan berbicara dengan khalayak internal maupun eksternal perusahaan.

Diharapkan public relations dapat mempersuasi khalayak dengan membuat program komunikasi.

3. Public Relations as a Means of Influencing Public Opinion

Public relations dapat membentuk dan mempengaruhi opini public mengenai perusahaan. Ada tiga upaya yang harus dilakukan public relations yaitu mempertahankan opini positif khalayaknya menenai perusahaan, membentuk opini baru untuk menggantikan opini yang kurang melekat di masyarat, meninjau opini publik mengenai perusahaan untuk mencegah berkembangnya opini buruk yang dapat menjatuhkan perusahaan.

Dilihat dari beberapa penjelasan mengenai fungsi public relations, maka disimpulkan bahwa public relations berfungsi sebagai pihak penyelenggara interaksi komunikasi timbal balik antara perusahaan dengan khalayaknya. Dengan menjadi fasilitator, penasihat, serta pemecah masalah anatara perusahaan dengan pihak eksternal maupun pihak internal.

B. Peran Public Relations

Peran public relations menurut Anne Van Der Maiden yang dikutip oleh Rumanti (2002:204), menjelaskan bahwa public relations berperan dalam menumbuhkan serta menjalin hubungan baik antara perusahaan dengan pihak internal maupun eksternal. Sedangkan Frida Kusumastuti (2002:24) berpendapat bahwa “Peranan humas dibagi

sebagai berikut :

1. Membina relationship, yaitu membangun dan meningkatkan hubungan baik dengan pihak-pihak yang memiliki keterkaitan dengan perusahaan.

2. Peranan backup management, yaitu public relations menjadi pendukung dalam fungsi manajemen perusahaan ketika terjadi krisis.

3. Membentuk corporate image, artinya public relations dituntut dapat membentuk opini masyarakat mengenai perusahaan.

Public relations memiliki peran yang sangat penting di dalam perusahaan karena praktisi Public Relations diharuskan menjalin interaksi dengan khalayaknya. Jika dirangkum dari penjelasan diatas, public relations berperan mengatur arus komunikasi yang terjadi baik di dalam maupun di luar perusahaan. Public relations mampu membangun citra positif perusahaan dimata masyarakat dengan cara mendukung fungsi manajemen, menjalin hubungan yang baik dengan khalayak serta membentuk opini khalayak.

C. Tujuan Public Relations

Public relations merupakan suatu divisi penting di dalam perusahaan yang mengatur jalannya komunikasi pada suatu perusahaan.

Karena itu, public relations memiliki tujuan membangun dan memelihara hubungan baik dengan publiknya agar tercipta rasa saling percaya. Menurut Widjaja (2008:55), tujuan public relations adalah mengembangkan komunikasi yang harmonis dengan khalayaknya yakni pihak internal dan pihak eksternal melalui pendekatan yang bersifat persuasif, edukatif, serta informatif. Cara ini dilakukan agar penyampaian pesan dapat diterima lebih maksimal oleh khalayak.

Sedangkan menurut Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations (1992), mengatakan bahwa tujuan dari public relations sebagai pihak yang dapat meningkatkan citra yang baik serta mengikis citra yang buruk terhadap perusahaan. Kemudian menurut Oxley yang dikutip oleh Iriantara (2004: 17) tujuan public relations adalah mengikhtiarkan dan

Mengacu pada tiga penjelasan mengenai tujuan public relations yang telah disebutkan. Maka pada dasarnya public relations bertujuan untuk menciptakan, membangun,dan memelihara hubungan yang harmonis terhadap pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan melalui pendekatan yang bersifat persuasif, edukatif, serta informatif agar tercipta citra baik mengenai perusahaan.

2.1.1.3 Strategi Public Relations A. Definisi Strategi

Jauch dan Glueck (2000) berpendapat bahwa strategi merupakan rencana yang disatukan secara terpadu dan menyeluruh dengan menghubungkan antara keunggulan perusahaan dengan tantangan lingkungan yang bertujuan untuk memastikan apakah tujuan utama perusahan telah dicapai oleh perusahaan.

Sedangkan menurut David (2004) dalam buku Manajemen Strategi Konsep, manajemen strategi merupakan ilmu mengenai perumusan, implementasi dan evaluasi keputusan litas fungsional yang memungkinkan perusahaan mencapai tujuan.

Jika dilihat dari beberapa penjelasan diatas, strategi merupakan bentuk perencanaan terpadu mengenai pelaksanaan dan eksekusi kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.

Dengan kata lain, adanya bentuk perencaan yang sistemmatis menjadi penentu tindakan yang akan dilakukan kedepannya.

B. Definisi Strategi Public Relations

Berdasarkan pendapat Rosady Ruslan dalam bukunya Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi (2005), menjelaskan bahwa strategi public relations adalah jalan lain yang ditempuh guna mencapai tujusn dalam merencanakan kerangka strategi komunikasi suatu perusahaan. Kemudian menurut William F. Glueck dan Lawrence R. Jauch yang dikutip oleh Herdiana (2005) menjelaskan

(2014) menjelaskan bahwa proses perencanaan strategis dalam public relations ini terdiri dari:

1. Fact Finding, public relations dapat pengumpulan data sebelum memecahkan permasalahan melalui analisa situasi berupa pemahaman opini, sikap, reaksi, dan perilaku publik terhadap suatu kebijakan atau program yang telah dilaksanakan.

2. Planning adalah membuat perencanaan yang terstruktur untuk mengatur jalannya alur komunikasi dengan pihak eksternal dan internal. Hal ini, dapat diwujudkan dengan penetapan program kerja serta kegiatan yang melibatkan khalayak banyak.

3. Communication adalah perencanaan alur komunikasi yang terstuktur dengan baik yang dihasilkan dari pemikiran berdasarkan fakta di lapangan, kemudian dikomunikasikan serta dilakukan kegiatan operasional.

4. Evaluation adalah evaluasi mengenai suatu kegiatan yang telah dilakukan, apakah suatu kegiatan sudah tercapai dengan baik atau memerlukan perubahan. Hasil dari evaluasi menjadi tolak ukur keberhasilan suatu program serta menjadi landasan perencanaan program selanjutnya.

Dari penjelasan diatas mengenai strategi public relations dapat disimpulkan bahwa strategi public relations merupakan bentuk perencanaan komunikasi secara sistematis yang memiliki tujuan akhir yakni menciptakan persepsi perusahaan di mata khalayaknya dengan upaya memecahkan masalah yang ada, menetapkan program kerja, menjembatani perusahaan dengan publiknya, serta memberi penilaian terhadap suatu program.

C. Ruang Lingkup Strategi Public Relations

Dalam bukunya Strategic Planning for Public Relations, Smith (2005) nenjabarkan model perencanaan strategi yang disebut “The Nine Steps of Strategic Public Relations” yaitu sembilan tahap strategi public relations yang dikelompokkan kedalam empat fase, berikut penjelasannya :

1. Formative Research Riset Formatif

Pada fase pertama, memiliki fokus utama untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan situasi dimana sebuah strategi akan diterapkan. Terdapat tiga analisis yang dilakukan, yaitu:

a. Analyzing Situation (menganalisa situasi) yaitu melakukan mengumpulkan informasi dengan tujuan untuk merancang strategi sebagai langkah awal.

b. Analyzing Organization (menganalisa organisasi) yaitu melakukan pengamatan terhadap tiga aspek (performance, misi dan sumber daya perusahaan) serta memberi penilai pada pihak eksternal dan reputasi.

c. Analyzing Public (menganalisa publik) yaitu mengatur prioritas hubungan dengan khalyak untuk identifikasi dan mengidentifikasikan khalayak yang akan menjadi sasaran dalam menyalurkan informasi.

2. Strategy

Strategi meliputi seluruh rencana dan cara untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam mencapai tujuan strategi memiliki tiga tahap, sebagai berikut :

a. Establishing goals and objectives (menentukan sasaran dan objektif) yaitu perusahaan diharapkan dapat melakukan pengembangan objek secara terstuktur, spesifik dan jelas yang sesuai dengan harapan perusahaaan.

3. Tactics

Pada fase ini terdapat dua metode komunikasi yang diterapkan dalam rencana penyusunan strategi, yakni :

a. Choosing communication tactics (memilih taktik komunikasi) yang memiliki empat kategori dalam kominukasi, seperti : komunikasi tatap muka, organizational media media berita, media promosional dan lainnya.

b. Implementing the strategic plan (mengimplementasikan

4. Evaluative research

Dalam tahap terakhir, mengevaluasi efektivitas komunikasi yang telah diterapkan untuk melihat bagaimana perusahaan telah mencapai tujuan dan sasaran yang tepat. Serta dapat mengambangkan metode secara spesifik dalam mengukur efektifitas dari suatu strategi yang sudah digunakan.

2.1.2 Citra

2.1.2.1 Definisi

Teori Citra (Image Theory) menurut Frank Jefkins menyatakan bahwa citra merupakan gambaran, kesan atau impresi yang sesuai dengan kenyataan kebijakan personal dari suatu organisasi atau perusahaan. Sementara itu, Dr.

Elvinari Ardianto (2011:62) menjelaskan bahwa citra adalah perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan, organisasi atau lembaga atau singkatnya citra merupakan kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi. Sedangkan Ardianto (2011: 62) mengungkapkan bahwa citra ialah perasaan, gambaran diri publik terhadap organisasi atau lembaga, dan kesan yang sengaja dibentuk dari suatu objek atau organisasi.

Dari tiga pengertian citra yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa citra dengan sengaja diciptakan agar bernilai positif. Citra itu sendiri merupakan gambaran umum mengenai perusahaan dimata masyarakat.

Gambaran umum mengenai perusahaan diperoleh dari pembentukan opini publik secara persuasif yang dilakukan oleh public relations.

2.1.2.2 Ruang lingkup Citra A. Jenis-Jenis Citra

Terdapat empat jenis menurut Frank Jefkins (1992) dalam buku Essential of Public Relations . Dalam buku tersebut Frank Jefkins menuturkan jenis-jenis citra sebagai berikut:

1. The mirror image (cerminan citra), yaitu dugaan manajemen terhadap pihak eksternal dalam melihat perusahaannya.

2. The current image (citra masih hangat), yaitu kesan yang dilihat

3. The wish image (citra yang diinginkan), merupakan gambaran umum mengenai perusahaan yang ingin dicapai oleh perusahaan.

Citra dibentuk untuk suatu gambaran baru sebelum publik eksternal memiliki informasi yang lengkap.

4. The multiple image (citra yang berlapis), yaitu merupakan citra yang berkaitan dengan menampilkan banyak aspek untuk mengenalkan perusahaan, melalui atribut, logo, seragam, dan lainnya.

Beberapa jenis citra diatas, citra merupakan bentu persepsi yang ada dipikiran setiap individu atau sekelompok masyarakat yang diperoleh secara empirik. Jenis-jenis citra tersebut bisa bersifat dinamis dan tidak terbatas pada tujuh hal tersebut, dapat dilihat dari semakin besarnya tantangan yang dihadapi oleh praktisi Public relations dan semakin pesatnya perkembangan teknologi, serta perubahan masyarakat.

B. Proses pembentukan citra positif

Terdapat model pembentukan citra positif yang dijelaskan oleh Soleh Soemirat dan Elvinaro (2010;114), yaitu proses pemberian stimulus (rangsang) pada individu dapat diterima atau ditolak. Jika rangsang diterima dengan baik oleh individu maka akan terjadi proses komunikasi, namuan jika penerima menolak rangsang maka proses komunikasi tidak dapat berjalan. Hal ini menjelaskan bahwa rangsang tidak selalu efektif dan menerik perhatian publik. Walter Lippman menyebut empat komponen persepsi-kognisi-motivasi-sikap sebagai

“picture in our hand” (Soleh Soemirat dan Elvinaro 2010) yang dapat diartikan sebagai citra individu terhadap rangsangan. Berikut merupakan penjelasan keempat komponen tersebut:

1. Persepsi adalah hasil dari pengamatan individu terhadap lingkungan. Pengertian lainnya, individu akan memberi makna terhadap ransangan berdasarkan pengalaman mengenai rangsang dengan kemampuan mempersepsi nilai yang dapat dilanjutkan oleh proses pembentukan citra.

mempengaruhi kognisinya.

3. Motif adalah keadaan individu dimana individu terdorong dalam melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan.

Motivasi akan memprovikasi respon yang diberikan pemberi rangsang.

4. Sikap adalah kecenderungan persepsi, tindakan, pikiran serta rasa menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap dibagi menjadi perilaku dengan cara-cara tertentu.

Berdasarkan penjelasan diatas terdapat empat komponen penting dalam membentuk citra yaitu persepsi, kognisi, motivasi, dan sikap.

Berawal dari persepsi yaitu hasil pengamatan individu terhadap lingkungannya selanjutnya proses pembentukan citra dengan menyajikan informasi pada khalayaknya untuk memunculkan suatu keyakinan. Dari keyakinan tersebut diperoleh suatu sikap positif dan negatif mengenai perusahaan, dari sikap itulah terbentuk persepsi khalayak mengenai perusahaan.

2.1.3 Teori Excellent

Penelitian ini mengulas strategi public relation dalam membangun citra Kiara Artha Park yang mengacu pada teori excellence menurut Grunig & Hunt (Kriyantono, 2014) yang menjelaskan teknik komunikasi yang dilakukan oleh public relation dengan khalayaknya. berikut merupakan penjabaran model-model dalam teori excellence :

a. Model Press Agentry, atau publisitas menggunakan komunikasi satu arah untuk memperoleh dukungan khalayak melalui kampaye atau propaganda untuk tujuan publisitas media yang dapat menguntungkan satu pihak tertentu. Model ini dinilai efektif dalam menghadapi media massa dan mendapat perhatian publik. Namun dalam penerapannya model ini sering disalahgunakan untuk mengabaikan kebenaran informasi suatu organisasi.

b. Model public information, model ini memiliki kesamaan dengan press agentry yaitu menggunakan komunikasi satu arah, namun tidak

media massa dengan memberikan informasi mengenai produk, barang, dan jasa kepada publik, tetapi tidak berusaha mempersuasif atau mengubah sikap publik terhadap perusahaan.

c. Model of two way asymmetrical, menggunakan komunikasi dua arah untuk memberikan persuasif pada publik agar bertindak dan berpikir sesuai seperti yang dikehendaki perusahaan. Kepentingan organisasi berada diatas kepentingan publik maka perusahaan akan berusaha mempengaruhi dan mengubah sikap publik. Dalam model ini dibutuhkan kekuatan untuk membangun hubungan serta pengambil inisiatif selalu didominasi oleh pengirim.

d. Model of two way symmetrical, mengutamakan komunikasi dua arah yang memiliki fokus utama membangun pemahaman anatara pusahaan dengan khalayaknya, namun tidak berupaya untuk mempersuasi publik.

Dengan kata lain, model ini sangat memperhatikan feedback yang diberikan publiknya karena dianggap sangat penting. Upaya ini ditempuh untuk menghindari masalah dengan memperbaiki pemahaman khalayak dapat diterima dalam menyampaikan pesan melalui teknik persuasif.

Dilihat dari empat penjelasan mengenai model-model teori excellent, dapat disimpulkan bahwa public relation dan khalayak sama sama berperan penting dalam perusahaan. Public relation memberikan informasi melalui publisitas sehingga khalayak memiliki opini mengenai perusahaan. Bentuk komunikasi yang dilakukan oleh public relation dalam menyampaikan informasi mengenai perusahaan dapat sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membentuk citra di masyarakat.

Teori ini menjelaskan bahwa public relations berperan penting dalam membentuk komunikasi yang baik dengan pihak eksternal dan pihak internal.

Menurut Kriyantono (2014,105) kualitas public relations dapat diukur dengan mengevaluasi hubungan antara perusahaan dan khalayak melalui interaksi terus-menerus yang menjadikan kedua pihak menyatukan sehingga sulit menentukan

1. Involvement, yaitu public relation ikut serta dalam menjalankan fungsi strategis manajemen.

2. Empowerment, yaitu menjadi divisi yang cukup dominan serta dapat dengan berkomunikasi dengan manajemen atas dalam mencapai tujuan perusahaan.

3. Integration, yaitu public relation bertanggung jawab dalam menyatukan pihak internal dalam perusahaan

4. Independence, yaitu public relation memiliki fungsi yang terpisah dari fungsi manajemen lain.

5. Managerial, yaitu public relation tidak hanya menjalankan komunikasi secara teknis namun melaksanakan manjemen komunikasi.

6. Symmetrical Model, yaitu melaksanakan model simetris dua arah dengan pihak eksternal dan pihak internal. Bersifat simetris dua arah dalam menjalin relasi publik (symmetrical model).

7. Symmetrical Internal Communication, yaitu melaksanakan komunikasi dua arah dengan pihak internal.

8. Knowledge, yaitu public relation dilaksanakan dengan berdasarkan ilmu pengetahuan.

9. Role Diversity, yaitu terdapat keanekaragaman peran dalam menjalankan fungsi public relation.

10. Ethical Public Relations, yaitu public relation mengutamakan kode etik dan integritas profesi dalam menjalankan manajemen komunikasi.

Jika ditelaah dari 10 prinsip standar efektivitas public relation dia atas, dapat disimpulkan bahwa public relation fokus dalam menjalankan fungsi manajemen komunikasi saya sementara dalam praktiknya public relation menjalankan banyak fungsi seperti menangani krisis perusahaan, memberikan masukan terhadap program perusahaan, dan lainnya.

Dari beberapa penjelasan diatas, penelitian menggunakan model-model public relation dalam merumuskan identifikasi masalah agar dapat menelaah strategi public relation yang dilakukan oleh Kiara Artha Park. Peneliti tidak menggunakan pendapat kriyanto mengenai 10 prinsip standar efektivitas public relation karena lebih menitikberatkan pada masalah manajerial sedangkan fokus

2.2 Penelitian terdahulu

2.2.1 Literatur Review Nasional

Tabel 2. 1 Juranal Nasional Jurnal Nasional 1 Judul

Strategi ‘Digital Campaign’ Public Relations Kebun Binatang Gembira Loka Menghadapi Pandemi Covid-19

Penyusun Trishna Dewi Wulandari Lokasi

Penelitian

Yogyakarta

Tahun 2018

Sumber https://jurnal.ugm.ac.id/jgs/article/view/66015 Hasil

Pada penelitian ini, Public relation Kebun Binatang Gembira Loka memiliki pendangan yang berbeda menghadapi covid-19. Kebun Binatang Gembira Loka menjadi salah satu objek wisata yang mengalami penutupan sementara selama empat bulan, maka strategi yang dinilai tepat dalam menghadapi pandemic covid-19 adalah dengan memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan kepercayaan khalyak. Penggunaan instagram dinilai menjadi media yang tepat dalam menjalin interaksi dengan khalayak, salah satu caranya melalui penerapan digital campaign pada akun instagram @glzoojogja. Terdapat tiga tahapan digital campaign yang dilakukan oleh Kebun Binatang Gembira Loka yaitu Pra-Reopening, Reopening, dan Post-Reopening. Dengan adanya digital campaign, khalayak

Pada penelitian ini, Public relation Kebun Binatang Gembira Loka memiliki pendangan yang berbeda menghadapi covid-19. Kebun Binatang Gembira Loka menjadi salah satu objek wisata yang mengalami penutupan sementara selama empat bulan, maka strategi yang dinilai tepat dalam menghadapi pandemic covid-19 adalah dengan memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan kepercayaan khalyak. Penggunaan instagram dinilai menjadi media yang tepat dalam menjalin interaksi dengan khalayak, salah satu caranya melalui penerapan digital campaign pada akun instagram @glzoojogja. Terdapat tiga tahapan digital campaign yang dilakukan oleh Kebun Binatang Gembira Loka yaitu Pra-Reopening, Reopening, dan Post-Reopening. Dengan adanya digital campaign, khalayak

Dokumen terkait