• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.3 Identifikasi Bahaya (Hazarad Identification)

4.5.3 Identifikasi Rekomendasi Pengendalian Risiko

Setelah mengetahui penyebab tingginya level risiko maka dilakukan pengendalian risiko untuk mengurangi level risiko pada risiko extreme. Berikut adalah pengendalian risiko yang dapat dilakukan untuk mengurangi potensi bahaya.

4.5.3.1 Pengendalian Terkena Lesatan Kawat Plat Baja

Potensi bahaya terkena lesatan kawat plat baja berasal pada proses produksi

hot roil coil (HRC), forming, dan bevelling. Potensi bahaya ini berasal dari mesin

yang menghasilkan kawat plat baja pada saat proses produksi. Kawat baja yang dihasilkan merupakan defect yang tidak digunakan yang dihasilkan dalam keadaan panas dan permukaat kawat baja yang tajam. Proses pemindahan kawat plat baja dari pipa dilakukan secara manual oleh pekerja, sehingga dapat menimbulkan bahaya kawat plat baja mengenai pekerja dan risiko yang terjadi adalah dapat menyebabkan Terpotong, patah tulang, dan dapat mengenai mata pekerja. Pada kegiatan ini juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, human error yang dapat terjadi serta bentuk unsafe action dan unsafe condition. Keadaan dapat diperbaiki dengan melakukan kelengkapan alat pelindung diri (APD), memasang tanda peringatan HSSE, melakukan perencaan melalui engineering control yaitu menambahkan alat bantu untuk memindahkan dan mengumpulkan plat baja. Proses perencaaan alat bantu akan dilakukan dengan perancangan alat bantu dengan menggunakan metode quality function deployment (QFD).

4.5.3.2 Pengendalian Terkena Panas Pipa Rol

Potensi terkena panas pipa rol yang sering terjadi diakibatkan oleh human

error atau unsafe action yang dilakukan oleh pekerja. Pekerja melakukan

pekerjaan berada dekat dengan pipa rol yang sedang beroperasi, pekerja diakibatkan pekerja yang tidak berhati-hati dan tidak menjaga jarak dengan pipa rol. Sehingga rekomendasi perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengawasan terhadap pekerja dan memberi batas jangkuan yang dapat dilalui oleh pekerja.

125

4.5.3.3 Pengendalian Terkena Scrap Baja Pada Proses Welding

Potensi bahaya terkena scrap baja pada proses welding berasal dari mesin yang menghasilkan scrap yang terlempar dari mesin. Scrap tersebut tidak dapat dikendalikan dan tidak terdapat penghambat scrap tersebut sehingga dapat melukai operator yang berada disekitar mesin. Pengendalian risiko yang dapat dilakukan adalah dengan menambahkan pengaman berupa penutup berbentuk jarring agar dapat menahan scrap yang terlempar keluar mesin.

4.5.3.4 Pengendalian Tersangkut di Peralatan Kerja

Potensi bahaya tersangkut di peralatan kerja berasal dari unsafe action yang dilakukan oleh pekerja yaitu masuk keantara mesin yang beroperasi dan naik keatas mesin sehingga menimbulkan risiko terjatuh dan tersangkut di peralatan kerja. Pengendalian risiko yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan

body harness pada saat bekerja diketinggian dan menggunakan crane untuk

melakukan material handling. Serta melakukan pengawasaan pada saat bekerja diantara mesin yang beroperasi.

4.5.3.5 Pengendalian Terjepit Pipa Rol

Potensi bahaya terjepit pipa rol berasal dari human error dan juga unsafe

condition. Human error yang dilakukan pekerja adalah bekerja diatas tumpukan

pipa rol, dan unsafe condition yang terjadi adalah kondisi tumpukan pipa rol yang tidak stabil. Sehingga pengendalian risiko yang dapat dilakukan adalah melakukan pengawasan terhadap pekerja agar tidak bekerja disekitar tumpukan pipa rol dan pada tumpuan pipa rol diberi penahan agar pipa rol tidak terjatuh.

4.5.3.6 Alat Pelindung Diri (APD)

Alat pelindung diri (APD) merupakan tahap pengendalian risiko untuk mengantisipasi kecelakaan kerja dengan menggunakan perlindungan diri pekerja (International Labour Office Geneva, 2005). Pada perusahaan manufaktur pipa baja berikut adalah daftar kebutuhan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan kondisi kerja, antara lain:

126 Tabel 4. 66 Kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD)

APD Gambar Action Plan Ada Tidak Ada a. Pelindung tubuh (protective coverall) Berguna untuk perlindungan terhadap kontak dari lingkungan sekitar (Amazon, 2016a) *Tidak semua operator b. Safety helmet Berguna untuk perlindungan terhadap kepala dari benturan atau tertimpa material.

(Amazon, 2017c)

c. Welding Mask Berguna untuk

perlindungan terhadap wajah dan mata dari percikan api las

(Amazon, 2015) *Tidak semua operator d. Ear Plug Perlindungan terhadap telinga dari suara bising proyek pekerjaan (Amazon, 2017b) e. Sarung Tangan Berguna untuk perlindungan terhadap tangan dan lengan dari luka gores akibat dari proyek pekerjaan

(Amazon, 2016b)

127

Tabel 4. 67 Kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) (Lanjutan)

APD Gambar Action Plan Ada Tidak Ada f. Safety shoes Berguna untuk perlindungan terhadap kaki bagian bawah dari benturan dan tertimpa material (Safety Shoes, 2018) g. Body Harness Berguna untuk perlindungan dari potensi jatuh dari ketinggian (Amazon, 2017a) h. Masker Berguna untuk perlindungan terhadap pernapasan dari polusi udara yang ada dalam proyek (Amazon, 2019) i. Safety Spectacleses Flatfold Berguna untuk perlindungan terhadap mata dari bahaya debu dan gram.

(Amazon, 2016a)

128

Tabel 4. 68 Kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) (Lanjutan)

APD Gambar Action Plan Ada Tidak Ada j. Welding Apron Berguna untuk perlindungan terhadap tubuh dari percikan api.

(Amazon, 2017c)

4.5.3.7 Administratif

Pengendalian risiko secara administratif merupakan bentuk prosedur dan instruksi kerja yang dilakukan dalam bentuk dokumentasi SMK3 pada perusahaan. Pengendalian administratif mencakup seluruh sistem manajemen di perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman melalui program keselamatan kerja (Hrymak and Perezgonzalez, 2007). Rekomendasi administratif yang dapat dilakukan:

Tabel 4. 69 Checklist Kebutuhan Administratif

No Administratif Action Plan Ada Tidak Ada 1 SOP K3:

Merupakan standar operasional prosedur K3 yang perlu dimiliki oleh suatu perusahaan. Mulai darn manajemen K3, kebijakan, tujuan, rencana dan prosedur keselamatan yang dimiliki perusahaan

2

Toolbox Meeting:

Merupakan kegiatan untuk membahas rencana kerja dan mengidentifikasi potensi bahaya serta Tindakan pengendalian yang dilakukan setiap awal shift.

3

5R:

Merupakan budaya lingkungan kerja yang ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin yang bertujuan untuk meningkatkan produktifitas dan menurunkan tingkat kecelakaan kerja.

129

Tabel 4. 70 Checklist Kebutuhan Administratif (Lanjutan)

No Administratif Action Plan Ada Tidak Ada 4 HSSE Audit:

Merupakan proses inspeksi yang dilakukan untuk mengetahui keefektifan penerapan HSSE

perurasahaan.

5

HSE Sign

Merupakan bentuk rambu keselamatan digunakan untuk mengingatkan potensi bahaya yang ada sehingga dapat melindungan keselamatan pekerja.

6

Pemeriksaan Kesehatan

Merupakan kegiatan untuk melakukan pemeriksaan Kesehatan bagi para pekerja.

7

HSSE Training

Merupakan kegiatan berupa pelatihan mengenai keselamatan dan Kesehatan kerja yang dilakukan bagi manajemen, supervisor, tenaga kerja, pengunjung serta kontraktor selama berada dilingkungan perusahaan.

8

Sertifikasi SMK3

Merupakan kegiatan untuk melakukan p enilaian d an menjamin system SMK3 yang ada diperusahaa u ntu k memenuhi persyaratan lisesnsi dan kualifikasi.

9

Checklist performance indicator

Merupakan checklist atau pengecekan yang dilakuk an setiap hari sebelum melakukan produksi untuk memeriksa keadaan alat, keamanan lingu kngan k erja dan pengendalian risiko.

10

Pelatihan pasca kecelakaan

Merupakan kegiatan pelatihan bagi para kerja setelah terjadi kecelakaan kerja untuk mengurangi kecelak aan kerja yang sama terjadi Kembali.

11

Stop, Observe, Act, and Review (SOAR)

Merupakan bentuk assessment yang dilakukan oleh pekerja selama bekerja dilingkungan p ro duk si u n tuk melakukan penilaian potensi bahaya yang mungkin terjadi.

4.5.3.8 Perencanaan (Engineering Control)

Engineering control yaitu melakukan modifikasi pada peralatan kerja, mesin

atau lingkungan kerja yang menimbulkan bahaya. Pengendalian risiko dengan melakukan engineering control masih belum dilakukan oleh perusahaan dapat dilihat pada Tabel 4.22 sebagai berikut.

130 Tabel 4. 71 Engineering Control

No Engineering Control

Action Plan

Ada Tidak

Ada

1 Pemasangan cover mesin

2 Insulation pipa steam

3 Pemasangan pagar pemangan pada lokasi UT inspeksi

4 Penggunaan alat angkut/ crane

1) Pemasangan cover mesin

Pemasangan cover mesin pada motor atau kompresor suatu mesin memiliki potensi bahaya melukai pekerja jika berada disekitar mesin pada saat pekerja. Sehingga perlu dilakukan penambahan cover mesin yang bertujuan untuk menghindari potensi bahaya operator terkena mesin yang sedang beroperasi. Semua peralatan di pabrik perlu dilakukan periksaan untuk menentukan apakah ada risiko operator terjepit atau tersangkut pada saat beroperasi. Pemeriksaan dilakukan oleh manajer dan operator administrasi produksi, kepala pabrik dan orang yang bertanggung jawab atas keselamatan. Berikut ini adalah contoh pemasangan cover mesin pada gambar 4.16:

Gambar 4. 16 Pemasangan Cover Mesin Sumber: (Erkkilla, 2010)

2) Insulation pipa/mesin

Suhu mesin welding mengasilkan sumber panas yang dapat melukai operator yang bekerja disekitan mesin welding. Sehingga untuk mengurangi panas pada mesin dapat dilakukan dengan pemasangan insulation untuk menggurangi panas pada permukaan mesin. Pemasangan insulation juga dapat menjaga mesin dari korosi sehingga dapat mempertahankan performansi mesin (OSHA, 2011).

131

3) Pemasangan pagar pemangan pada lokasi UT inspeksi

Pemasangan pagar pembatas digunakan untuk melindungi pekerja dari area dengan potensi bahaya terkena sengatan listrik, potensi bahaya bertegangan tinggi, serta potensi terjepit dan tersangkut. Berikut ini adalah contoh pemasangan pagar pembatas pada gambar 4.17 sebagai berikut:

Gambar 4. 17 Pemasangan Pagar Pembatas Sumber: (Erkkilla, 2010)

132

133

Dokumen terkait