• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Identifikasi Variabel Penelitian

Penelitian yang berjudul “Hubungan Beban Kerja Dengan Work Life Balance Pada Perawat Wanita” terdiri dari dua variabel yaitu:

1. Independent Variabel : Beban Kerja (X) 2. Dependent Variabel : Work Life Balance (Y) 3.2 Definisi Operasional

Definisi operasional menurut Sugiyono (2015) adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Definisi variabel-variabel penelitian harus dirumuskan untuk menghindari kesesatan dalam mengumpulkan data. Dalam penelitian ini, definisi operasional variabelnya adalah sebagai berikut :

1. Beban Kerja

Beban kerja didefinisikan sebagai suatu perbedaan antara kapasitas atau kemampuan perawat dengan tuntutan pekerjaan yang harus dihadapi untuk mencapai tingkat kinerja tertentu. Dalam penelitian ini beban kerja diukur dengan menggunakan alat ukur yaitu NASA-TLX yang dikembangkan berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Hart dan Staveland (1998) yaitu mental demand (kebutuhan mental), physical demand (kebutuhan fisik), temporal demand (kebutuhan waktu), performance (performansi), effort (usaha), dan frustration level (tingkat frustasi). Semakin tinggi skor yang diperoleh makan semakin tinggi beban kerja yang dirasakan perawat. Kemudian semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah beban kerja yang dirasakan perawat.

25

2. Work Life Balance

Work-life balance merupakan kemampuan seorang perawat dalam menyeimbangkan antara tuntutan pekerjaan dengan kebutuhan pribadi dan keluarganya. Work-life balance diukur dengan alat ukur adaptasi dari skala 17 item dengan nama Work-Life Balance Scale yang disusun berdasarkan aspek yang diungkap oleh Fisher, Bulger dan Smith (2009) yaitu: Pekerjaan Mengganggu Kehidupan Pribadi (Work Interference With Personal Life), Kehidupan Pribadi Menggangu Pekerjaan (Personal Life Interference With Work), Kehidupan Pribadi Meningkatkan Pekerjaan (Personal Life Enhancement Of Work) dan Pekerjaan Meningkatkan Kehidupan Pribadi (Work Enhancement Of Personal Life).

Tingkat work-life balance akan dilihat dari total skor yang diperoleh dari skala work-life balance. Semakin besar skor yang diperoleh, maka semakin tinggi pula tingkat work-life balance yang dimiliki, demikian sebaliknya semakin rendah total skor yang diperoleh, semakin rendah pula tingkat work-life balance seseorang tersebut.

3.3 Subjek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perawat tetap yang sudah menikah dan bekerja minimal satu tahun di Rumah Sakit X di Kota Medan.

Subjek berjenis kelamin perempuan yang berusia 24 tahun keatas sebanyak 100 perawat. Alasannya adalah karena perawat memiliki tuntutan tugas yang paling tinggi dibandingkan bagian lain.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pada variabel beban kerja peneliti menggunakan metode rating dalam pengumpulan data. Dalam penelitian ini, beban kerja akan diukur dengan mengacu pada dimensi-dimensi yang dikemukan oleh Hart dan Staveland (1998) yaitu tuntutan mental, tuntutan fisik, tuntutan waktu, performansi, tingkat upaya,

26

dan tingkat frustasi. Metode ini subjek diminta untuk membandingan dan merating sesuai dengan keadaan diri subjek.

Sedangkan untuk mengukur work-life balance peneliti mengadaptasi skala yang dikembangkan oleh Fisher dan Bulger (2009) dan terdapat 17 item pernyataan didalam alat ukur ini dengan aspek Work Interference With Personal Life, Personal Life Interference With Work, Personal Life Enhancement Of Work dan Work Enhancement Of Personal Life. Masing-masing skala terdiri dari item favorable dan unfavorable. Adapun skala yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

3.4.1 Beban Kerja

Skala beban kerja pada penelitian ini mengacu pada dimensi-dimensi yang dikembangkan oleh Hart dan Staveland (1988) yaitu tuntutan mental (mental demand), tuntutan fisik (physical demand), tuntutan waktu (temporal demand), performansi (performance), tingkat upaya (effort) dan tingkat stres (frustration).

Skala ini terdiri dari 24 butir dengan pernyataan semua favourable. Pada skala ini, responden diminta untuk memberikan rating di setiap kusioner. Distribusi pernyataan ini diringkas pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Distribusi Item Skala Beban Kerja

Butir Butir

No Aspek-aspek Favorable Unfavorable Jumlah

Nomor Butir Nomor Butir

1 Mental Demand 1.1, 1.2, 1.3, 1.4 - 4

2 Physical Demand 2.1, 2.2, 2.3, 2.4 - 4 3 Temporal Demand 3.1, 3.2, 3.3, 3.4 - 4

27

Peneliti mengadaptasi skala yang dikembangkan oleh Fisher dan Bulger (2009) mengenai work-life balance dan terdapat 17 item pernyataan didalam alat ukur ini dengan aspek Work Interference With Personal Life, Personal Life Interference With Work, Personal Life Enhancement Of Work dan Work Enhancement Of Personal Life. Masing-masing skala terdiri dari item favorable dan unfavorable.

Tabel 3.2 Distribusi Item Skala Work-Life Balance

No Aspek Favorable Unfavorable Jumlah

1 WIPL (Work Interference with Personal Life)

1, 3, 5, 7, 9 5

2 PLIW (Personal Life Interference with Work)

11, 13, 15, 17

4

3 PLEW (Personal Life Enhancement of Work)

2, 4, 6, 8 4

4 WEPL (Work Enhancement of Personal Life)

10, 12,14,16

4

Skala work-life balance memiliki pilihan jawaban yang terdiri dari lima macam yang bergerak dari rentan skor 1 – 5, yaitu “tidak pernah (1)”, “jarang

28

(2)”, “terkadang (3)”, “sering (4)” dan “selalu (5)”. Pemberian skor pada pilihan jawaban tersebut memiliki perhitungan tersendiri antara skor item favourable (1, 2, 3, 4 dan 5) dan skor item unfavourable (5, 4, 3, 2 dan 1).

3.5 Validitas dan Reliabilitas 3.5.1 Validitas

Alat ukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut dapat menunjukkan derajat ketepatan yang tinggi yang diartikan sebagai data yang tidak berbeda jauh antara apa keadaan yang sesungguhnya dengan apa yang diperoleh (Lubis, 2010).

Menurut Azwar (1986) validitas dapat diartikan sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrument pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil yang sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut.Untuk mengetahui validitas angket pada penelitian digunakan kriteria internal dengan mencari koefisien korelasi antara skor masing-masing item dengan skor total (Azwar, 1986)

Skala yang digunakan untuk mengukur beban kerja dibuat dengan cara mengadaptasi alat ukur sebelumnya yang dibentuk dari dimensi beban kerja yang dikembangkan oleh Hart dan Staveland (1988) yaitu tuntutan mental (mental demand), tuntutan fisik (physical demand), tuntutan waktu (temporal demand), performansi (performance), tingkat upaya (effort) dan tingkat stres (frustration).

Skala ini terdiri dari 24 butir dengan pernyataan semua favourable. Pada skala ini, responden diminta untuk memberikan rating di setiap kusioner.

Pada alat ukur work-life balance diadaptasi dari skala Fisher, Bulger dan Smith (2009). Skala ini mengacu pada aspek keseimbangan kehidupan work-life balance yang diungkapkan Fisher, Bulger dan Smith (2009) yaitu Work Interference with Personal Life, Personal Life Interference with Work, Personal

29

Life Enchancement of Work dan Work Enhancement of Personal Life. Alat ukur Fisher, Bulger dan Smith (2009) memiliki 17 item pernyataan.

Work-Life Balance Scale ini memiliki lima pilihan jawaban. Alat ukur ini menunjukan keempat domain yang disebutkan oleh Fisher, Bulger dan Smith (2009) yang setiap pernyataan diturunkan dari setiap aspek work-life balance.

Adapun teknik yang digunakan untuk menguji validitas alat ukur dalam penelitian ini skala diuji validitasnya dengan menggunakan teknis analisis product moment rumus angka kasar dari Pearson. Analisis dilakukan dengan aplikasi SPSS 21.00 for Windows. Adapun rumus dari Product Moment Pearson antara lain sebagai berikut.

Keterangan :

r xy : koefisien korelasi antar variabel X (skor subjek tiap butir) dengan variabel Y (total skor subjek dari keseluruhan butir)

∑XY : Jumlah dari hasil perkalian antar setiap X dengan setiap Y

∑X : Jumlah skor keseluruhan butir tiap-tiap subjek

∑Y : Jumlah skor total butir tiap-tiap subjek

∑X2 : Jumlah kuadrat skor X

30

3.5.2 Reliabilitas

Reliabilitas alat ukur adalah untuk mencari dan mengetahui sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya. Reliabilitas dapat juga dikatakan keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi dan sebagainya.

Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap sekelompok subjek yang sama, diperoleh hasil yang relatif sama selama aspek dalam diri subjek yang diukur belum berubah (Azwar, 1986).

Untuk menguji Reliabilitas angket maka digunakan rumus Alpha (Azwar, 1986). Analisis dilakukan dengan SPSS 21.00 for Windows. Adapun rumus uji reliabilitas antara lain sebagai berikut:



Data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan untuk menguji hipotesis penelitian ini, yaitu mengetahui hubungan antara beban kerja dengan work-life balance pada perawat wanita, maka digunakan teknik statistik korelasional

31

product moment. Untuk menjaga keakuratan data dan kemudahan pengolahan data digunakan teknik pengolahan data dari program Statistical Product and Service Solition (SPSS) 21.00 release for Windows.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik. Adapun pertimbangan menggunakan metode analisis statistik karena analisis statistik dapat menguatkan suatu kesimpulan penelitian. Menurut Lubis (2010), statistik merupakan salah satu alat dalam penelitian khususnya dalam hal :

1. Mengumpulkan dan menyederhanakan data 2. Merancang percobaan

3. Mengukur besarnya variasi data

4. Melakukan pendugaan parameter dan menentukan ukuran ketepatan penduga

5. Menguji hipotesis

6. Mempelajari hubungan antar dua peubah atau lebih.

Adapun uji asumsi yang dilakukan meliputi dua pengujian, yaitu uji normalitas dan uji linieritas.

3.6.1 Uji Normalitas

Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan tes Kolmogorov-Smirnov.

Data dapat dikatakan normal jika nilai signifikansi pada uji normalitas mencapai nilai (sig>0.05) yang menunjukan bahwa data tersebar normal. Penelitian ini juga melalui uji linearitas yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel beban kerja dengan work-life balance pada perawat wanita bersifat linear atau tidak.

32

3.6.2 Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan dengan mencari persamaan garis dari variabel bebas dan variabel tergantung. Hubungan antara kedua variabel dikatakan linear apabila nilai probabilitasnya kurang dari 0,05, sementara hubungan antara kedua variabel dikatakan tidak linear apabila nilai probabilitasnya lebih dari 0,05. Uji linearitas data penelitian menggunakan bantuan teknik Test for Linearity Compare Means pada taraf signifikansi 5% (Santoso, 2010).

Pada uji korelasi data akan menggunakan nilai yang ditunjukkan oleh Pearson jika data uji asumsi terbukti normal, sedangkan data akan menggunakan nilai yang ditunjukkan oleh Spearman jika data uji asumsi terbukti tidak normal.

Data uji korelasi dapat dikatakan signifikan jika nilai signifikansi menunjukan (sig<0.05) (Santoso, 2010).

3.6.3 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan uji korelasional.

Menentukan hubungan antara dua variabel diakukan dengan uji Product Moment Pearson.teknik ini dipakai untuk mengungkapkan ada atau tidaknya hubungan antara variabel X dan variabel Y. Analisis dilakukan dengan menggunakan program SPSS 21.00 for Windows.

3.7 Hasil Uji Coba Alat Ukur

Sebelum dilakukan uji coba alat ukur, peneliti melakukan uji validitas skala beban kerja dan work-life balance. Uji validitas dilakukan dengan metode Subject Matter Expert (SME). Uji validitas dilakukan dengan mengambil 20 subjek penelitian yang merupakan perawat wanita di Rumah Sakit di Medan.

33

3.7.1 Uji Validitas

1. Skala Beban Kerja (X)

Berdasarkan hasil uji validitas dengan melihat nilai rhitung > rtabel maka data tabel r dimana N=20 dan α =5%=0.05 , diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Beban Kerja Beban Kerja (X)

No Butir item 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Keterangan 1 1.1 0.497 0.3598 Valid 2 1.2 0.609028 0.3598 Valid 3 1.3 0.727028 0.3598 Valid 4 1.4 0.363968 0.3598 Valid 5 2.1 0.581717 0.3598 Valid 6 2.2 0.788153 0.3598 Valid 7 2.3 0.537973 0.3598 Valid 8 2.4 0.499277 0.3598 Valid 9 3.1 0.578745 0.3598 Valid 10 3.2 0.404185 0.3598 Valid 11 3.3 0.727028 0.3598 Valid 12 3.4 0.788153 0.3598 Valid 13 4.1 0.541137 0.3598 Valid

34

14 4.2 0.788153 0.3598 Valid 15 4.3 0.380501 0.3598 Valid 16 4.4 0.374148 0.3598 Valid 17 4.5 0.570751 0.3598 Valid 18 5.1 0.788153 0.3598 Valid 19 5.2 0.526152 0.3598 Valid 20 6.1 0.474301 0.3598 Valid 21 6.2 0.390493 0.3598 Valid 22 6.3 0.66165 0.3598 Valid 23 6.4 0.391094 0.3598 Valid 24 6.5 0.507084 0.3598 Valid

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa rtabel 0,3598. Maka sebanyak 24 item pada skala Beban Kerja (X), keseluruhannya valid sehingga dapat dipakai dalam pengambilan data penelitian.

2. Skala Work-Life Balance (Y)

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Work-Life Balance Work Life Balance (Y)

No Butir item 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Keterangan

35

1 1 0.771955 0.3598 Valid

2 2 0.716017 0.3598 Valid

3 3 0.698222 0.3598 Valid

4 4 0.632329 0.3598 Valid

5 5 0.771955 0.3598 Valid

6 6 0.711858 0.3598 Valid

7 7 0.582552 0.3598 Valid

8 8 0.705092 0.3598 Valid

9 9 0.52467 0.3598 Valid

10 10 0.39275 0.3598 Valid 11 11 0.778072 0.3598 Valid 12 12 0.440511 0.3598 Valid 13 13 0.782781 0.3598 Valid 14 14 0.619059 0.3598 Valid 15 15 0.467782 0.3598 Valid 16 16 0.370469 0.3598 Valid 17 17 0.487499 0.3598 Valid

Berdasarkan table diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak 17 item pada skala Worklife Balance (Y) mempunyai nilai signifikansi lebih kecil dari 5% dan r

36

hitung > r tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa instrument tersebut valid dan dapat diikutsertakan dalam pengujian selanjutnya.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas Pengujian ini dilakukan terhadap butir pertanyaan yang termasuk dalam kategori valid. Apabila Alpha Cronbach (α) lebih besar dari 0,70 maka data penelitian diangap sangat baik dan reliabel untuk digunakan sebagai input dalam proses penganalisaan data. Hasil dari uji reliabilitas berdasarkan pada rumus Alpha Cronbach diperoleh sebagai berikut:

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Y

Variabel X Variabel Y

Reliability Statistics Reliability Statistics Cronbach's memiliki nilai Cronbach’s Alpha (α) 0.896. dan untuk variabel Work-Life Balance (Y) (N=17 item) memiliki nilai Cronbach’s Alpha (α) 0.887. Maka dengan ini variabel keduanya dinyatakan reliabel, sehingga pertanyaan-pertanyaan yang digunakan dalam penelitian dapat diikutsertakan dalam pengujian selanjutnya.

3.7.3 Uji Korelasi

Untuk menguji apakah masing-masing indikator pada tiap variabel Beban Kerja (X) dengan Work-Life Balance (Y) valid atau tidak maka dilakukanlah uji korelasi. Uji korelasi dapat dikatakan signifikan jika nilai signifikansi menunjukan (sig<0.05). Pengujian dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation. Hasil pengujian dengan SPSS terdapat pada lampiran berikut.

37

Tabel 3.6 Hasil Uji Korelasi

Correlations

X Y

X

Pearson Correlation 1 -.584**

Sig. (2-tailed) .007

N 20 20

Y

Pearson Correlation -.584** 1

Sig. (2-tailed) .007

N 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan uji korelasi diatas, dapat disimpulkan bahwa variabel X dan Y signifikan berkorelasi dengan arah negative. Nilai koefisien korelasi sebesar -0.584 dan taraf signifikansi (sig.(2-tailed) sebesar 0.007.

38

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Prosedur Penelitian

Pengambilan data dilakukan di Rumah Sakit X di Kota Medan mulai pada tanggal 20 Juli 2021. Peneliti datang untuk meminta izin kepada pihak terkait untuk selanjutnya melampirkan surat permohonan izin penambilan data. Prosedur pengambilan data dilakukan dengan menyerahkan surat yang ditujukan kepada pihak Rumah Sakit beserta proposal penelitian dan booklet kuesioner.

Kemudian peneliti mendapat panggilan datang kembali untuk di wawancarai dengan pihak terkait mengenai hal-hal lebih lanjut tentang penelitian yang akan peneliti lakukan. Setelah mendapatkan izin dari pihak Rumah Sakit peneliti mendatangi kepala perawat untuk melakukan pendekatan awal. Peneliti diperkenalkan oleh kepala perawat untuk dijelaskan macam-macam perawat yang ada di Rumah Sakit.

Selanjutnya peneliti memberi penjelasan kepada kepala perawat bahwa kuesioner yang dibagi sebanyak 120 dan kembali sejumlah 120 booklet dan data yang peneliti input sebanyak 100 subjek dan sisanya sebagai bahan uji try out.

Pengisian kuesioner berakhir pada tanggal 27-juli-2021 dan dikumpulkan oleh kepala perawat yang menjadi akhir untuk bagian pengambilan data, selanjutnya data akan dianalisis oleh peneliti.

4.2 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini merupakan perawat wanita yang berusia di atas 24 tahun dan sudah menikah sebanyak 100 orang. Gambaran umum mengenai subjek penelitian disajikan dalam tabel berikut.

39

Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

Tabel 4.1 Kategorisasi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

Variabel Demografik Jumlah Persentase

Usia Usia Dewasa Awal (18 – 40) 78 78,0 %

Usia Dewasa Madya (41 – 60) 22 22,0 %

Usia Dewasa Akhir (61 – ke atas) 0 0 %

Total 100 100 %

Berdasarkan tabel tersebut dilihat bahwa dari data subjek sebanyak 100 orang perawat wanita, perawat yang termasuk dalam kategori Usia Dewasa Awal sebanyak 78 orang (78 %), sedangkan perawat yang termasuk kategori Usia Dewasa Madya sebanyak 22 orang (22%), dan tidak ada perawat yang berkategori Usia Dewasa Akhir (0 %).

Tabel 4.2 Kategorisasi Subjek Penelitian Berdasarkan Masa Kerja

Variabel Demografik Jumlah Persentase

Masa Kerja 1 – 12 tahun 62 62,0 %

13 – 24 tahun 33 33,0 %

25 – 36 tahun 5 5,0 %

Total 100 100 %

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa aspek masa kerja data subjek penelitian dikategorikan dalam masa 1-12 tahun, 13-24 tahun dan 25-36 tahun. Dari total jumlah subjek data yang terdiri dari 100 orang perawat, jumlah data perawat yang memiliki masa kerja 1-12 tahun terdiri dari 62 orang (62 %), sedangkan perawat yang memiliki masa kerja 13-24 tahun sebanyak 33 orang (33

%) dan perawat dengan masa kerja 25-36 tahun sebanyak 5 orang (5 %).

40

4.3 Hasil Penelitian 4.3.1 Hasil Uji Asumsi

Hasil uji asumsi yang dilakukan sebelumnya menunjukan bahwa sebaran data kedua variabel terdistribusi normal dan kedua variabel memenuhi uji linieritas sehingga kedua variabel dapat dikatakan memiliki hubungan yang linier.

Maka dari itu, uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi Product Moment Pearson untuk mengukur kekuatan hubungan antara variabel dan arah antar variabel tersebut pengujian asumsi normalitas untuk masing-masing variabel, diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.3 Hasil Uji Asumsi

Correlations

X Y

X

Pearson Correlation 1 -.703**

Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

Y

Pearson Correlation -.703** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan analisis korelasi diatas, dapat disimpulkan bahwa variabel X dan Y signifikan berkorelasi dengan arah negative. Nilai koefisien korelasi sebesar -0.703 dan taraf signifikansi (sig.(2-tailed) sebesar 0.000. Artinya ada hubungan antara beban kerja dengan work life balance. yang dapat dilihat dari

41

nilai koefisien korelasi yang memiliki tanda negatif. Semakin tinggi beban kerja maka semakin rendah work life balance pada subjek, begitu pula sebaliknya.

Dengan demikian, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima.

4.3.2 Normalitas

Uji normalitas diperoleh dari sebaran data yang telah dikumpulkan untuk mengetahui data tersebut terdistribusi dengan normal atau tidak di dalam populasi.

Adapun uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Kolmologrov Sminorv dengan asumsi nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (sig>0.05). Jika kedua variabel X dan Y di korelasikan dan ternyata ada hubungan antara keduanya, maka akan dilihat apakah keduanya memenuhi asumsi normalitas atau tidak. Hasil uji normalitas dengan SPSS 21.0 for Windows dapat dilihat pada pada tabel berikut ini.

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 100

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std. Deviation 3.38075829

Most Extreme Differences

Absolute .051

Positive .037

Negative -.051

Kolmogorov-Smirnov Z .513

Asymp. Sig. (2-tailed) .955

a. Test distribution is Normal.

42

b. Calculated from data.

Tabel diatas adalah hasil pengujian dari sisaan (residual variabel X dan Y), dapat disimpulkan bahwa sisaan dari model hubungan X dan Y memenuhi asumsi normalitas. Hal ini ditunjukkan oleh nilai Asym.Sig (2-tailed) sebesar 0.955, dimana nilai tersebut > α=5%. Sehingga dapat disimpulkan data memenuhi asumsi normalitas.

Berdasarkan pengujian asumsi normalitas untuk masing-masing variabel, diperoleh hasil penggujian sebagai berikut.

Tabel 4.5 Hasil Uji Asumsi Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X Y

N 100 100

Normal Parametersa,b

Mean 190.5300 55.3100 Std. Deviation 7.20333 4.75394

Most Extreme Differences

Absolute .107 .114 Positive .107 .078 Negative -.103 -.114

Kolmogorov-Smirnov Z 1.073 1.140

Asymp. Sig. (2-tailed) .200 .149

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Dari table diatas, dipernoleh nilai Asymp.Sog.(2-tailed) pada variabel X adalah 0.200 dan variabel Y adalah 0.149. dimana nilai tersebut > α=5%.

Sehingga dapat disimpulkan data memenuhi asumsi normalitas.

43

4.3.3 Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara kedua variabel yang diteliti linear atau tidak. Kedua variabel yang diteliti dikatakan linear apabila p<0.05, sebaliknya, jika nilai p>0.05 maka variabel dikatakan tidak linear. Berdasarkan uji linearitas menggunakan SPSS 21.00 for Windows dengan Compare Means, diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.6 Hasil Uji Linieritas

ANOVA Table Linearity 1105.867 1 1105.867 110.568 .000 Deviation from

Linearity 421.404 27 15.608 1.560 .070

Within Groups 710.119 71 10.002

Total 2237.390 99

Dari tabel di atas, diketahui bahwa nilai Deviation from Linierity Sig.

sebesar 0.70 dan lebih tersebut > α=5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang linear antara variabel X dan variabel Y.

4.4 Hasil Utama

Hasil uji asumsi yang telah dilakukan sebelumnya menunjukan bahwa sebaran data kedua variabel sudah terdistribusi normal dan telaah memenuhi uji linearitas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa antara variabel X dan Y memiliki hubungan yang linear. Oleh sebab itu selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan analisis korelasi Product Moment Pearson untuk mengukur

44

hubungan antara variabel dan arah antar kedua variabel. Hasil uji hipotesis terhadap variabel dapat dilihat pada tabel berikut.

4.4.1 Hasil Korelasi Pearson Product Moment Tabel 4.6 Korelasi Product Moment

Correlations

X Y

X

Pearson Correlation 1 -.703**

Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

Y

Pearson Correlation -.703** 1 Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan analisis korelasi diatas, dapat disimpulkan bahwa variabel X dan Y signifikan berkorelasi dengan arah negative. Nilai koefisien korelasi sebesar -0.703 dan taraf signifikansi (sig.(2-tailed) sebesar 0.000.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh nilai signifikansi korelasi sebesar 0.000. Berlandaskan dasar pengambilan keputusan jika nilai signifikansi <0,05 maka kedua variabel peneliti memiliki hubungan.

Dari nilai koefisien r hitung sebesar -0.703. dapat dilihat bahwa hipotesis dalam penelitian ini yakni terdapat hubungan negatif antara Beban Kerja dengan Work Life Balance yang dimiliki perawat wanita. Semakin tinggi Beban Kerja yang dimiliki perawat wanita maka semakin rendah Work Life Balance-nya. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah Beban Kerja yang dimiliki perawat wanita maka

45

akan semakin tinggi Work Life Balance yang dirasakannya. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima.

4.5 Kategorisasi Data Penelitian

4.5.1 Kategorisasi Work-Life Balance

Norma kategorisasi yang digunakan pada Work-Life Balance adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7 Norma Kategorisasi Work-Life Balance Kategorisasi Rentang Nilai

Tinggi X > M + 1SD Sedang M – 1SD < X < M +

1SD

Rendah X < M – 1SD

Besar mean hipotetik Work-Life Balance adalah 51 dengan standar deviasi 190,53 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut.

Tabel 4.8 Kategorisasi Work-Life Balance

Kategori Jumlah Persentase (%)

Tinggi 8 Orang 8%

Sedang 92 Orang 92%

Rendah 0 Orang 0%

Total 100 Orang 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Work-Life Balance dengan Kategori rendah sebanyak 0%, subjek penelitian memiliki tingkat Life Balance sedang sebanyak 92%, dan subjek penelitian memiliki tingkat

Work-46

life Balance tinggi sebanyak 8%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Work-Life Balance Perawat wanita mayoritas berada pada kategori sedang.

4.6 Kategorisasi Beban Kerja

Norma kategorisasi beban kerja adalah sebagai berikut : Tabel 4.9 Norma Kategoriasi Beban Kerja

Kategorisasi Rentang Nilai Tinggi X > 168 Sedang 96 < X < 168 Rendah X < 96

Besar mean hipotetik modal psikologis adalah 132 dengan standar deviasi 55,31 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9 Kategorisasi Beban Kerja

Kategori Jumlah Persentase (%)

Tinggu 100 Orang 100%

Sedang 0 Orang 0%

Rendah 0 Orang 0%

Total 100 Orang 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tidak ada subjek penelitian yang memiliki kategorisasi beban kerja rendah yakni sebesar 0%, subjek

penelitian dengan kategori sedang sebesar 0%, dan subjek dengan kategori tinggi berjumlah 100 orang memiliki presentase sebesar 100%. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar beban kerja perawat wanita berada pada kategori tinggi, dan tidak beban kerja yang rendah.

47

4.7 Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan beban kerja dengan work-life balance pada perawat wanita yang bekerja di Rumah Sakit X

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan beban kerja dengan work-life balance pada perawat wanita yang bekerja di Rumah Sakit X

Dokumen terkait