• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Bank Syariah

2.3 Produk Bank Syariah .1 Al-musyarakah .1 Al-musyarakah

2.3.4.4 Ijarah Muntahiyah bit Tamlik

Sifat pemindahan kepemilikan membuat Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik

berbeda dengan ijarah biasa. Ijarah ini memiliki banyak bentuk, tergantung

kesepakatan antara kedua belah pihak. Misalnya, al-ijarah dan janji menjual;

nilai sewa yang mereka tentukan dalam al ijarah; harga barang dalam

transaksi jual; dan kapan kepemilikan dipindahkan. (Sumber : Academia.edu) 2.3.4.5Aplikasinya di Bank Syariah

Ijarah Muntahiyah bit Tamlik (IMBT)dalam prakteknya dapat dilakukan

dengan cara-cara sebagai berikut :

1. IMBT melalui hibah (pemindahan hak milik sah tanpa imbalan). Hak milik

sah lalu secara otomatis berpindah tanpa perlu melakukan akad baru dan tanpa

pembayaran tambahan selain dari jumlah yang dibayaroleh lesse di dalam

penyelesaian cicilan.

2. IMBT melalui perpindahan hak milik sah (penjualan) pada akhir sewa

melalui suatu imbalan simbolis. Jika jangka waktu ijarah sudah habis maka akad

ijarah akan batal dan dibuat suatu janji untuk melakukan akad penjualan . Bisa

dilaksanakan apabila penyewa menginginkan hal tersebut dan membayar imbalan

simbolis.

3. IMBT melalui perpindahan hak secara sah (penjualan) pada akhir sewa

sejumlah yang ditentukan di dalam persewaan. Kesepakatan ini juga merupakan

suatu akad yang mencakup akad ijarah dan suatu janji untuk melakukan suatu

akad penjualan. Akad ini menyangkut jumlah aset yang dijual yang harus dibeli

4. IMBT melalui perpindahan hak secara sah (penjualan) sebelum akhir jangka

waktu persewaan, dengan harga yang equivalen dengan cicilan yang tersisa

apabila ada keinginan untuk membeli.

5. IMBT melalui perpindahan bertahap hak milik sah (penjualan) aset yang

disewakan. Tetapi perlu akad penjualan untuk setiap bagian yang dijual kepada

penyewa. (Sumber : Academia.edu) 2.3.4 Al-muzara'ah

Pengertian AI-muzara'ah adalah kerja sama pengolahan pertanian

antara pemilik lahan dengan penggarap. Pemilik lahan menyediakan lahan

kepada penggarap untuk ditanami produk pertanian dengan imbalan bagian

tertentu dari hasil panen. Dalam dunia perbankan kasus ini diaplikasikan

untuk pembiayaan bidang plantation atas dasar bagi hasil panen. (Sumber : Academia.edu)

2.3.5 Al-musaqah

Pengertian AI-musaqah merupakan bagian dari al-muza'arah yaitu

penggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan

dengan menggunakan dana dan peralatan mereka sendiri. Imbalan tetap

diperoleh dari persentase hasil panen pertanian. Jadi tetap dalam konteks

adalah kerja sama pengolahan pertanian antara pemilik lahan dengan

penggarap. (Sumber : Academia.edu) 2.3.6 Bai'al Murabahah

Pengertian Bai'al-Murabahah merupakan kegiatan jual beli pada harga

harus terlebih dulu memberitahukan harga pokok yang ia beli ditambah

keuntungan yang diinginkannya. (Sumber : Academia.edu) 2.3.7 Bai'as-salam

Bai'as-salam artinya pembelian barang yang diserahkan kemudian hari,

sedangkan pembayaran dilakukan di muka. Prinsip yang harus dianut adalah

harus diketahui terlebih dulu jenis, kualitas dan jumlah barang dan hukum

awal pembayaran harus dalam bentuk uang. (Sumber : Academia.edu) 2.3.8 Bai'Al istishna'

Bai' Al istishna' merupakan bentuk khusus dari akad Bai'assalam, oleh

karena itu ketentuan dalam Bai` Al istishna' mengikuti ketentuan dan aturan

Bai'as-salam. Pengertian Bai' Al istishna' adalah kontrak penjualan antara

pembeli dengan produsen (pembuat barang). Kedua belah pihak harus saling

menyetujui atau sepakat lebih dulu tentang harga dan sistem pembayaran.

Kesepakatan harga dapat dilakukan tawar-menawar dan sistem pembayaran

dapat dilakukan di muka atau secara angsuran per bulan atau di belakang.

(Sumber : Academia.edu)

2.3.9 Al-Wakalah (Amanat)

Wakalah atau wakilah artinya penyerahan atau pendelegasian atau

pemberian mandat dari satu pihak kepada pihak lain. Mandat ini harus

dilakukan sesuai dengan yang telah disepakati oleh si pemberi mandat.

(Sumber : Academia.edu)

2.3.10Al-Kafalah (Garansi)

pula diartikan sebagai pengalihan tanggung jawab dari satu pihak kepada

pihak lain. Dalam dunia perbankan dapat dilakukan dalam hal pembiayaan

dengan jaminan seseorang. (Sumber : Academia.edu) 2.3.11 Al-Hawalah

Al-Hawalah merupakan pengalihan utang dari orang yang berutang

kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Atau dengan kata lain

pemindahan beban utang dari satu pihak kepada lain pihak. Dalam dunia

keuangan atau perbankan dikenal dengan kegiatan anjak piutang atau

factoring. (Sumber : Academia.edu) 2.3.12 Ar-Rahn

Ar-Rahn merupakan kegiatan menahan salah satu harta milik si peminjam

sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Kegiatan seperti ini

dilakukan seperti jaminan utang atau gadai. (Sumber : Academia.edu) 2.4 Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

Perbedaan yang mendasar antara bank syariah dengan bank konvensional,

antara lain :

1. Perbedaan Falsafah

Perbedaan pokok antara bank konvensional dengan bank syariah terletak pada

landasan falsafah yang dianutnya. Bank syariah tidak melaksanakan sistem bunga

dalam seluruh aktivitasnya sedangkan bank kovensional justru kebalikannya. Hal

inilah yang menjadi perbedaan yang sangat mendalam terhadap produk-produk

yang dikembangkan oleh bank syariah, dimana untuk menghindari sistem bunga

dilaksanakan dalam bentuk bagi hasil. Dengan demikian sebenarnya semua jenis

transaksi perniagaan melalu bank syariah diperbolehkan asalkan tidak

mengandung unsur bunga (riba). Riba secara sederhana berarti sistem bunga

berbunga atau compound interest dalam semua prosesnya bisa mengakibatkan

membengkaknya kewajiban salah satu pihak seperti efek bola salju pada cerita di

awal artikel ini. Sangat menguntungkan saya tapi berakibat fatal untuk banknya.

Riba, sangat berpotensi untuk mengakibatkan keuntungan besar disuatu pihak

namun kerugian besar dipihak lain, atau malah ke dua-duanya.

2. Konsep Pengelolaan dana nasabah

Dalam sistem bank syariah dana nasabah dikelola dalam bentuk titipan

maupun investasi. Cara titipan dan investasi jelas berbeda dengan deposito pada

bank konvensional dimana deposito merupakan upaya mem-bungakan uang.

Konsep dana titipan berarti kapan saja si nasabah membutuhkan, maka bank

syariah harus dapat memenuhinya, akibatnya dana titipan menjadi sangat likuid.

Likuiditas yang tinggi inilah membuat dana titipan kurang memenuhi syarat suatu

investasi yang membutuhkan pengendapan dana. Karena pengendapan dananya

tidak lama alias cuma titipan maka bank boleh saja tidak memberikan imbal hasil.

Sedangkan jika dana nasabah tersebut diinvestasikan, maka karena konsep

investasi adalah usaha yang menanggung risiko, artinya setiap kesempatan untuk

memperoleh keuntungan dari usaha yang dilaksanakan, didalamnya terdapat pula

risiko untuk menerima kerugian, maka antara nasabah dan banknya sama-sama

3. Perbedaan Fungsi Bank Sebagai Intermediary

Sesuai dengan fungsi bank sebagai intermediary yaitu lembaga keuangan

penyalur dana nasabah penyimpan kepada nasabah peminjam, dana nasabah yang

terkumpul dengan cara titipan atau investasi tadi kemudian, dimanfaatkan atau

disalurkan ke dalam traksaksi perniagaan yang diperbolehkan pada sistem syariah.

Hasil keuntungan dari pemanfaatan dana nasabah yang disalurkan ke dalam

berbagai usaha itulah yang akan dibagikan kepada nasabah. Hasil usaha semakin

tingi maka semakin besar pula keuntungan yang dibagikan bank kepada dan

nasabahnya. Namun jika keuntungannya kecil otomatis semakin kecil pula

keuntungan yang dibagikan bank kepada nasabahnya. Jadi konsep bagi hasil

hanya bisa berjalan jika dana nasabah di bank di investasikan terlebih dahulu

kedalam usaha, barulah keuntungan usahanya dibagikan. Berbeda dengan

simpanan nasabah di bank konvensional, tidak peduli apakah simpanan tersebut di

salurkan ke dalam usaha atau tidak, bank tetap wajib membayar bunganya.

Dengan demikian sistem bagi hasil membuat besar kecilnya keuntungan yang

diterima nasabah mengikuti besar kecilnya keuntungan bank syariah. Semakin

besar keuntungan bank syariah semakin besar pula keuntungan nasabahnya.

Berbeda dengan bank konvensional, keuntungan banknya tidak dibagikan kepada

nasabahnya. Tidak peduli berapapun jumlah keuntungan bank konvesional,

4. Kewajiban Mengelola Zakat

Bank syariah diwajibkan menjadi pengelola zakat yaitu dalam arti wajib

membayar zakat, menghimpun, mengadministrasikannya dan

mendistribusikannya. Hal ini merupakan fungsi dan peran yang melekat pada

bank syariah untuk memobilisasi dana-dana sosial (zakat. Infak, sedekah)

5. Struktur Organisasi

Di dalam struktur organisasi suatu bank syariah diharuskan adanya Dewan

Pengawas Syariah (DPS). DPS bertugas mengawasi segala aktifitas bank agar

selalu sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. DPS ini dibawahi oleh Dewan

Syariah Nasional (DSN). Berdasarkan laporan dari DPS pada masing-masing

lembaga keuangan syariah, DSN dapat memberikan teguran jika lembaga yang

bersangkutan menyimpang. DSN juga dapat mengajukan rekomendasi kepada

lembaga yang memiliki otoritas seperti Bank Indonesia dan Departemen

Keuangan untuk memberikan sangsi.

6. Bagaimana Nasabah Mendapat Keuntungan

Jika bank konvensional membayar bunga kepada nasabahnya, maka bank

syariah membayar bagi hasil keuntungan sesuai dengan kesepakatan. Kesepakatan

bagi hasil ini ditetapkan dengan suatu angka ratio bagi hasil atau nisbah. Nisbah

antara bank dengan nasabahnya ditentukan di awal, misalnya ditentukan porsi

masing-masing pihak 60:40, yang berarti atas hasil usaha yang diperolah akan

didisitribusikan sebesar 60% bagi nasabah dan 40% bagi bank. Angka nisbah ini

atau datang langsung dan melihat papan display “ Perhitugan dan Distribusi Bagi Hasil” yang ada di cabang bank syariah. (Kusuma Asda Sandra). (Sumber : Academia.edu)

Secara garis besar terdapat beberapa perbedaan paradigma diantara Bank Syariah dan Bank Konvensional Penulis Jelaskan dalam table dibawah ini:

Tabel 2.1

Perbandingan Paradigma Bank Syariah dan Bank Konvensional FAKTOR

BANK KONVENSIONAL

BANK SYARIAH Hubungan bank dengan nasabah Investor dengan investor Kreiditur dan debitur

Sistem pendapatanusaha Bunga, Fee Bagi hasil, Marjin, Fee

Organisasi

Tidak terdapat struktur pengawasan syariah

Terdapat struktur pengawasan syariah yaitu Badan Pengawas Syariah

Penyaluran Pembiayaan Liberal untuk tujuan keuntungan

Adanya batasan-batasan, memperhatikan unsur moral dan lingkungan.

Tingkat risiko umum dalam usaha

Risiko menengah-tinggi karena adanya transaksi spekulasi

Risiko menengah-rendah karena malarang transaksi spekulasi

Penanggung resikoinvestasi Satu sisi hanya pada bank

Dua sisi yaitu bank dan nasabah (deposan maupun debitur).

Sumber : Gunawan (1999:2)

Selain perbedaan paradigma, terdapat pula perbedaan dasar kegiatan usaha

Tabel 2.2

Perbedaan Dasar Kegiatan Usaha Perbankan Syariah dan Konvensional

Dasar Kegiatan usaha

Bank

Konvensional Bank SyariahKeterangan

Kredit (bunga)

Penyaluran kredit atau peneneman dana lainnya.

Pembiayaan (bagi hasil)

Prinsip mudharabah dan musyarakah

Jual Beli Prinsip bai / salam

Sewa-beli Prinsip ijarah

Simpanan dana (bunga) Deposito, tabungan, atau giro

Investasi dana (bagi hasil)

Investasi tidak terbatas, deposito, tabungan , giro.

Investasi terbatas/khusus

Prinsip mudharabah

muqayadah „1‟

Jasa perbankan

Prinsip ujrah (bank

syariah), fee base income(bank konvensional)

1. akad mudharabah yang dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu, atau tempat usaha.Disebut juga restricted mudharabah. (Antonio,2001:97)

Dokumen terkait