• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) n. Sewa (Lanjutan)

Perusahaan sebagai lessor. Sewa dimana Perusahaan tetap mempertahankan secara

substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Biaya langsung awal yang dapat diatribusikan secara langsung dengan negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke nilai tercatat aset sewaan dan diakui ke laba rugi tahun berjalan selama masa sewa sesuai dengan dasar pengakuan pendapatan sewa.

o. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

p. Simpanan dan Simpanan dari Bank Lain

Simpanan merupakan liabilitas kepada nasabah dalam bentuk giro, tabungan dan deposito berjangka.

Giro merupakan simpanan nasabah yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat melalui cek atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah pembayaran lainnya.

Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai dengan syarat tertentu yang disepakati pada saat pembukaan rekening tabungan. Penarikan atas tabungan tidak dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau instrumen sejenis, tetapi menggunakan formulir penarikan tersendiri yang hanya berlaku di bank yang bersangkutan dan/atau menggunakan kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada saat jatuh tempo sesuai dengan jangka waktu yang disepakati dengan nasabah pada saat penempatannya, dimana nasabah akan dikenakan penalti apabila melakukan penarikan sebelum tanggal jatuh temponya.

Simpanan termasuk simpanan syariah dan investasi tidak terikat yang terdiri dari:

· Tabungan Wadiah merupakan titipan dana dalam bentuk tabungan dimana pemilik dana mendapatkan pendapatan bonus.

· Investasi tidak terikat dalam bentuk giro, tabungan dan deposito berjangka mudharabah merupakan simpanan dana pelanggan yang memberikan pemilik dana imbalan bagi hasil dari pendapatan unit syariah atas penggunaan dana tersebut sesuai dengan nisbah yang ditetapkan dan disetujui sebelumnya.

Simpanan dari bank lain merupakan liabilitas kepada bank lain dalam bentuk giro, call money

kurang dari atau 90 hari, dan deposito berjangka dengan periode jatuh tempo menurut perjanjian masing-masing.

30 q. Biaya Emisi Saham

Biaya emisi saham dikurangkan dari bagian tambahan modal disetor yang timbul dari penerbitan saham dan tidak diamortisasi.

r. Surat Berharga yang Diterbitkan

Surat berharga yang diterbitkan adalah surat berharga dalam bentuk cek perjalanan

(travellers’ cheques).

s. Pengakuan Pendapatan Bunga, Beban Bunga, Pendapatan Syariah dan Bagi Hasil Syariah

Pendapatan dan Beban Bunga

Sejak tanggal 1 Januari 2010, pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan diakui di dalam laporan laba rugi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya transaksi yang terjadi dan dapat diatribusikan secara langsung terhadap perolehan atau penerbitan instrumen keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diamortisasi sepanjang umur instrumen keuangan menggunakan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi terkait aset keuangan, dan sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi terkait liabilitas keuangan.

Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo, pinjaman yang diberikan dan piutang, serta tersedia untuk dijual telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelah penurunan nilai diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung kerugian penurunan nilai.

Sebelum 1 Januari 2010, pendapatan dan beban bunga diakui secara akrual berdasarkan suku bunga kontraktual, kecuali pendapatan bunga atas kredit yang diberikan dan aset produktif lainnya yang diklasifikasikan sebagai non-performing. Pendapatan bunga tersebut diakui pada saat pendapatan tersebut telah diterima. Pendapatan bunga yang diakui tetapi belum tertagih harus dibatalkan pada saat kredit diklasifikasikan non-performing. Pendapatan bunga atas aset non-performing yang belum diterima dilaporkan sebagai tagihan kontinjensi dalam rekening administratif dan diakui sebagai pendapatan pada saat diterima tunai. Sedangkan diskonto dan premi dari surat berharga diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus dan dicatat sebagai bagian atas pendapatan dan beban bunga.

Kredit yang diberikan dan aset produktif lainnya (tidak termasuk efek-efek) diklasifikasikan sebagai non-performing jika telah masuk dalam klasifikasi kurang lancar, diragukan dan

macet. Sedangkan, efek-efek diklasifikasikan sebagai non-performing jika penerbit efek tidak

dapat memenuhi pembayaran bunga dan atau pokok.

Seluruh penerimaan yang berhubungan dengan kredit diragukan dan macet diakui terlebih dahulu sebagai pengurang pokok kredit, dan kelebihan penerimaan dari pokok kredit diakui sebagai pendapatan bunga.

31

2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)

s. Pengakuan Pendapatan Bunga, Beban Bunga, Pendapatan Syariah dan Bagi Hasil Syariah (Lanjutan)

Pendapatan dan Beban/Bagi Hasil Syariah

Pendapatan syariah terdiri dari keuntungan murabahah, pendapatan ijarah muntahiyah bittamlik (sewa), dan bagi hasil pembiayaan mudharabah.

Keuntungan murabahah dan pendapatan ijarah muntahiyah bittamlik diakui selama periode akad berdasarkan konsep akrual. Pendapatan bagi hasil pembiayaan mudharabah diakui pada saat diterima atau dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai porsi bagi hasil (nisbah) yang disepakati.

t. Pengakuan Pendapatan dan Beban Provisi dan Komisi Provisi dan Komisi Terkait Instrumen Keuangan

Sejak 1 Januari 2010, pendapatan dan beban provisi komisi yang terkait dengan perolehan instrumen keuangan dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo, pinjaman diberikan dan piutang, serta tersedia untuk dijual, atau terkait jangka waktu tertentu yang jumlahnya signifikan, dicatat sebagai bagian dari nilai wajar aset atau liabilitas keuangan dan diamortisasi sesuai dengan jangka waktunya dengan menggunakan suku bunga efektif. Sedangkan, pendapatan dan beban provisi dan komisi yang jumlahnya tidak signifikan langsung diakui sebagai pendapatan pada saat penerimaan atau beban pada saat pembayarannya.

Sebelum 1 Januari 2010, pendapatan dan beban provisi dan komisi yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan perkreditan atau pinjaman yang diterima yang jumlahnya signifikan, serta terkait dengan jangka waktu diperlakukan sebagai pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus sesuai dengan jangka waktu kredit atau pinjaman yang bersangkutan. Sedangkan, pendapatan dan beban provisi dan komisi yang jumlahnya tidak signifikan langsung diakui sebagai pendapatan pada saat penerimaan atau beban pada saat pembayarannya.

Provisi dan Komisi Lainnya

Provisi dan komisi lainnya yang tidak terkait dengan kegiatan perolehan instrumen keuangan dan jangka waktu tertentu yang yang jumlahnya signifikan, diperlakukan sebagai pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus sesuai dengan jangka waktu transaksi yang bersangkutan. Sedangkan, pendapatan dan beban provisi dan komisi lainnya yang tidak signifikan langsung diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya transaksi.

Pendapatan provisi dan komisi lainnya, meliputi pendapatan yang tidak terkait dengan kredit, seperti jasa banca assurance pendapatan sebagai pemimpin sindikasi, pendapatan terkait dengan ekspor impor dan bank garansi, dan pendapatan yang diakui terkait dengan jasa yang diberikan.

32 u. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

Manajemen menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset non-keuangan pada tanggal neraca dan kemungkinan penyesuaian ke nilai yang dapat diperoleh kembali apabila terdapat keadaan yang mengindikasikan terjadinya penurunan nilai aset.

Kerugian penurunan nilai diakui jika nilai tercatat aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Nilai aset yang dapat diperoleh kembali dihitung berdasarkan nilai pakai atau harga jual bersih, mana yang lebih tinggi. Di lain pihak, pemulihan penurunan nilai diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak lagi terjadi.

Penurunan (pemulihan) nilai aset diakui sebagai beban (pendapatan) pada laba rugi tahun berjalan.

Cadangan kerugian penurunan nilai aset non-keuangan berupa aset non-produktif (terdiri dari agunan yang diambil alih, aset tetap yang tidak digunakan, rekening administratif dan suspense account) dibentuk sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (lihat Catatan 2.j). v. Pajak Penghasilan

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan serta rugi fiskal yang belum dikompensasikan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di neraca, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini.

Perubahan terhadap liabilitas pajak dicatat ketika surat tagihan pajak diterima atau, jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat hasil banding telah ditetapkan.

w. Laba per Saham

Laba per saham dasar dihitung berdasarkan laba bersih dibagi jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

Perhitungan laba per saham dasar disesuaikan secara retrospektif sejak awal laporan keuangan yang disajikan sebagai akibat dari pemecahan nilai nominal (stock split) dari Rp 500.000 menjadi Rp 100 pada tanggal 6 Agustus 2010 (Catatan 1.a dan 30).

Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada periode yang bersangkutan yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa dilutif.

33

2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)