• Tidak ada hasil yang ditemukan

Iklan dengan Klaim Pangan Fungsional yang Tidak Tepat

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Sebaran Iklan Berdasarkan Kategori Produk Pangan

4.3.5 Iklan dengan Klaim Pangan Fungsional yang Tidak Tepat

Perkembangan pangan fungsional akhir-akhir ini begitu pesat seiring dengan kesadaran konsumen akan pentingnya menjaga kesehatan dengan memakan makanan yang menyehatkan. Food Marketing Institute (2006) dalam

38 Sloan (2007) menjelaskan bahwa 36% konsumen mengatakan bahwa pertimbangan mereka dalam membeli produk pangan adalah keinginan mereka untuk menurunkan resiko pengembangan kondisi kesehatan, 30% lainnya karena mengikuti saran dokter, dan 25% lainnya untuk menjaga kondisi kesehatan spesifik yang mereka punya.

Fenomena global inilah yang kemudian juga di tangkap oleh para produsen pangan, termasuk di Indonesia, sebagai peluang pasar yang potensial untuk digarap. Kini dapat dilihat bermunculannya berbagai produk makanan dengan klaim-klaim gizi ataupun klaim-klaim manfaat terhadap kesehatan yang sangat menarik orang awam. Tentu saja kondisi ini harus ditengahi dengan adanya pengawasan yang ketat terhadap klaim-klaim pangan fungsional yang beredar di pasaran mengingat tingkat keawaman masyarakat terhadap gizi yang masih tinggi.

Pengawasan terhadap klaim-klaim pangan fungsional ini telah dijalankan oleh BPOM sejalan dengan terbitnya Peraturan Kepala BPOM RI No. HK 00.05.52.0685 tentang Ketentuan Pokok Pengawasan Pangan Fungsional. Dalam peraturan ini dijelaskan secara jelas komponen pangan fungsional yang telah diakui beserta persyaratan teknis pemuatan klaim dalam label dan iklan pangan.

Komponen pangan fungsional yang telah disetujui oleh BPOM RI yang tertera pada aturan tersebut pada BAB IV Pasal 5 adalah sebagai berikut :

1. Vitamin 2. Mineral 3. Gula alkohol

4. Asam lemak tidak jenuh 5. Peptida dan protein tertentu 6. Asam amino

7. Serat pangan 8. Prebiotik 9. Probiotik

39 11. Karnitin dan Skualen

12. Isoflavon (kedelai) 13. Fitosterol dan Fitostanol 14. Polifenol (teh)

15. Komponen fungsional lain yang akan ditetapkan kemudian.

Komponen fungsional lain yang belum ditetapkan sebagaimana pada poin 15 dapat dipertimbangkan sebagai komponen fungsional dengan mengajukan bukti ilmiah dan klaim untuk dilakukan penilaian oleh Tim Mitra Bestari. Tim Mitra Bestari (peer reviewer) adalah pakar penilai komponen pangan fungsional yang ditetapkan oleh Kepala BPOM.

Karena peraturan ini ditetapkan pada awal tahun 2005, mungkin saja dalam perjalanannya Tim Mitra Bestari telah mengeluarkan izin bagi komponen fungsional baru. Namun sejauh ini belum ada sumber yang dapat diakses untuk mengetahui hal tersebut. Sehingga ada kemungkinan iklan-iklan yang mencantumkan klaim-klaim dari suatu komponen pangan fungsional yang baru termasuk dalam kategori pelanggaran ini.

40 Tabel 12. Daftar iklan produk pangan dengan klaim pangan fungsional yang tidak tepat.

Nomor registrasi produk Jenis Klaim yang tertera pada iklan

Analisis klaim terhadap peraturan terkait (Peraturan Kepala BPOM RI HK 00.05.52.0685 Tentang Ketentuan

Pokok Pengawasan Pangan Fungsional, yang tercetak miring adalah bunyi aturan sesuai aslinya)

BPOM RI MD 362309030160

Serealia Tinggi serat makanan : • Prebiotik

• Mengaktifkan kerja usus • Membantu menghindari penyakit

lambung, menurunkan kadar gula darah dan kolesterol

• Kandungan gizi serat yang dimaksud adalah 80,9 gram dalam 100 gram (takaran saji) sudah memenuhi kriteria klaim kandungan gizi “tinggi” (minimal 20% dari yang dianjurkan , 25g/hari)

• Klaim serat pangan seharusnya

mencantumkan jenis serat pangan yang dimaksud dan kandungannya

• Klaim seharusnya disertai pula

dengan pernyataan “disertai konsumsi pangan rendah lemak, rendah lemak jenuh dan/atau rendah kolesterol”

POM SI 044315761 Suplemen & Vitamin

“Dengan Vitamin E : bebas jerawat, flek hitam, kulit kering dan kusam”.

Menurut aturan, untuk vitamin E :

Label dan iklan tidak boleh mencantumkan klaim tentang kandungan (nutrient content claims), klaim tentang fungsi (nutrient function claims) dan klaim manfaat terhadap kesehatan (health claims)

MD 807013337001 Susu “Mengandung prebiotik yang membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan”

• Klaim seharusnya disertai dengan

keterangan tentang sumber dari prebiotik tersebut

• Label dan iklan tidak boleh

mencantumkan klaim fungsi gizi dan klaim manfaat terhadap kesehatan

BPOM RI MD 807013302001

Susu “Mengandung Lactobacillus protectus dan Prebio3 untuk peencernaan sehat dan daya tahan tubuh kuat”

• Klaim seharusnya disertai dengan

keterangan tentang sumber dari prebiotik tersebut

• Label dan iklan tidak boleh

mencantumkan klaim fungsi gizi dan klaim manfaat terhadap kesehatan

BPOM RI MD

813409079272 Susu “Prebiotik Inulin untuk kesehatan saluran cerna” • Klaim seharusnya disertai dengan

keterangan tentang sumber dari prebiotik tersebut

• Label dan iklan tidak boleh

mencantumkan klaim fungsi gizi dan klaim manfaat terhadap kesehatan

BPOM RI MD 807010005228

Susu “Dengan Sinbio+ untuk menjaga kesehatan salurah pencernaan, sehingga nutrisi dapat terserap optimal untuk perkembangan otak, fisik dan daya tahan tubuh”.

• Klaim seharusnya disertai dengan

keterangan tentang sumber dari prebiotik tersebut (salah satu

komponen sinbiotik adalah prebiotik)

• Label dan iklan tidak boleh

mencantumkan klaim fungsi gizi dan klaim manfaat terhadap kesehatan

BPOM RI MD 813609087272/8272

Minuman “Mengandung lactium, bahan alami dari protein susu yang membantu meringankan efek stress”.

Klaim lactium kemungkinan belum terdaftar di dalam aturan teknis BPOM BPOM RI MD

862109060272

Produk diet khusus lain

“Asam Folat untuk membantu perkembangan otak dan tubuh si kecil”.

Label dan iklan tidak boleh

mencantumkan klaim fungsi gizi asam folat.

41

BPOM RI ML 807017015124

Produk MPASI

“Kini dengan Lutein sebagai antioksidan. Lindungi mata si kecil untuk melihat lebih”.

Klaim lutein kemungkinan belum terdaftar di dalam aturan teknis BPOM BPOM RI MD

810412270001

Susu “Kini dilengkapi FOS GOS yang berfungsi membantu penyerapan nutrisi optimal yang penting bagi perkembangan otak dan pertumbuhan tulang buah hati anda”.

• Klaim seharusnya disertai dengan

keterangan tentang sumber dari prebiotik tersebut (salah satu

komponen sinbiotik adalah prebiotik)

• Label dan iklan tidak boleh

mencantumkan klaim fungsi gizi dan klaim manfaat terhadap kesehatan

POM SI 044617121 Suplemen

& Vitamin “Tambahan DMAE (dimethylaminoethanol) dan Phosphatidyl Choline membantu meningkatkan kesehatan fungsi otak mereka”.

Klaim fungsi gizi kolin seharusnya (menurut aturan BPOM) :

1. “Kolin berperan sebagai bahan pembentuk fosfatidil kolin, bagian penting dari membrane sel”.

2. “Kolin mungkin bermanfaat untuk

menangani penurunan kemampuan kognitif pada usia lanjut yang mungkin mengawali kepikunan (demensia)”.

POM SI 074325111 Suplemen & Vitamin

klaim fungsi gizi omega3 :

“Membantu mencegah atherosklerosis (penebalan pembuluh darah). Membantu melancarkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh”.

Klaim fungsi gizi omega 3 yang diperbolehkan :

“Asam lemak omega 3 dapat menghambat reaksi inflamasi yang meningkat, misalnya pada rematoid arthritis”.

POM SI 044513461 Suplemen

& Vitamin Klaim kalsium : “Menguatkan dan menjaga kesehatan tulang, gigi dan gusi sehingga mencegah osteoporosis, penyakit gigi dan gusi”.

Klaim fungsi gizi kalsium yang diperbolehkan :

“kalsium berperan dalam pembentukan tulang dan

mempertahankan kepadatan tulang dan gigi”.

Klaim manfaat kesehatan kalsium (mencegah osteoporosis) harus diikuti anjuran latihan fisik rutin dan diet yang sehat disertai kalsium yang cukup.

Klaim kandungan gizi dimiliki oleh beberapa iklan produk pangan fungsional seperti “mengandung” atau “tinggi” yang lebih sering muncul. Hampir semua klaim tersebut memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Sebagai contoh produk susu ada yang mengklaim rendah lemak. Setelah dicek pada label, kandungan lemaknya 2,5 g (4% AKG) persaji. Hal ini memenuhi persyaratan untuk klaim “rendah” yaitu minimal 3 g persaji. Pemenuhan persyaratan yang baik oleh iklan dengan klaim kandungan gizi ini dimungkinkan akibat ketatnya pelaksanaan dan pengawasan pelabelan pangan oleh BPOM. Dalam proses pendaftaran produk, produsen diharuskan melampirkan contoh label berwarna untuk diperiksa kesesuaiannya. Selain berkas pendaftaran sebagaimana dimaksud, diperlukan pula dokumen pendukung data teknis untuk menjamin keamanan, mutu dan gizi, serta klaim label produk pangan (BPOM, 2004).

42 Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 12, pada umumnya klaim-klaim yang menyalahi aturan ini adalah klaim-klaim terhadap pangan fungsional yang belum terdaftar atau klaim-klaim terhadap pangan fungsional yang telah terdaftar namun isi klaim tidak sesuai yang digariskan atau klaim-klaim atas komponen pangan fungsional yang terdaftar namun tidak diperkenankan untuk mencantumkan klaim fungsi gizi ataupun klaim manfaat terhadap kesehatan.

Sebagai contoh produk MPASI mengklaim lutein sebagai antioksidan sehingga meningkatkan daya penglihatan. Klaim ini melanggar disebabkan belum tercantumnya lutein sebagai komponen pangan fungsional yang disetujui. Hal yang sama juga berlaku bagi produk minuman yang mencantumkan klaim

lactium yang merupakan bahan alami dari protein susu yang membantu

meringankan efek stress. Komponen lactium juga belum terdaftar dalam komponen pangan fungsional yang disetujui.

Klaim komponen pangan fungsional yang telah terdaftar namun isi klaimnya tidak sesuai misalnya adalah klaim kolin yang mampu membantu kesehatan fungsi otak dan meningkatkan daya tahan tubuh. Seharusnya yang diperbolehkan dari klaim kolin adalah klaim fungsi gizi yang berbunyi “kolin berperan sebagai bahan pembentuk fosfatidilkolin, bagian penting dari membrane sel” dan “kolin mungkin bermanfaat untuk menangani penurunan kemampuan kognitif pada usia lanjut yang mungkin mengawali kepikunan (demensia)”. Sedangkan klaim manfaat terhadap kesehatan dari kolin tidak diperkenankan.

Contoh klaim atas komponen pangan fungsional yang telah terdaftar namun tidak diperkenankan untuk mencantumkan klaim fungsi gizi ataupun klaim manfaat terhadap kesehatan adalah produk susu yang mengklaim fungsi

prebiotik FOS GOS yang berfungsi membantu penyerapan nutrisi optimal yang

penting bagi perkembangan otak dan pertumbuhan tulang anak. Menurut ketentuan BPOM, klaim fungsi gizi maupun klaim manfaat terhadap kesehatan dari prebiotik tidak diperkenankan.

43 4.3.6 Iklan Pangan yang Berlebihan

Sumarwan (2004) mengistilahkan iklan yang berlebihan ini sebagai

discernible exaggeration advertising (iklan yang nyata-nyata berlebihan) yaitu

suatu iklan yang memberikan informasi yang tidak didukung oleh fakta. Definisi operasional yang dipakai dalam penelitian ini untuk menafsirkan kata “berlebihan” adalah Pasal 9 ayat 1 poin j UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, yaitu “menggunakan kata-kata yang berlebihan, seperti

aman, tidak berbahaya, tidak mengandung risiko atau efek sampingan tanpa

keterangan yang lengkap” dan SK Menteri Kesehatan No.

386/MEN.KES/SK/iv/1994 Tentang Pedoman Periklanan Makanan-Minuman yang berbunyi “Iklan makanan tidak boleh dimuat dengan ilustrasi peragaan maupun kata-kata yang berlebihan, sehingga dapat menyesatkan konsumen”. Artinya setiap kata atau gambar yang dapat menimbulkan persepsi yang berlebihan di benak konsumen, sehingga dapat menyesatkan, dapat termasuk dalam kategori pelanggaran ini.

Oleh sebab itu meskipun tidak termasuk dalam definisi berlebihan menurut peraturan perundangan-perundangan, Sumarwan (2006) dan Etika Pariwara Indonesia memasukkan penggunaan kata-kata superlatif seperti “terdepan”, penggunaan klaim statistik yang tidak jelas metodologinya, serta penggunaan atribut yang dibesar-besarkan seperti sebagai kategori iklan yang berlebihan.

Dari semua iklan yang diamati terdapat 12 kasus atau 2,1 % iklan yang berlebihan. Kode produk, klaim yang dikandung serta analisa pelanggaran yang termasuk dalam kategori iklan yang berlebihan disajikan pada Tabel 13.

Banyak penggunaan kata superlatif yang ditemukan dalam kategori iklan yang berlebihan seperti “the one and only!”, “nikmatnya asli tak tertandingi”, “satu-satunya suplemen yang kupercaya”, “best of nature best of science”. Penggunaan kata “ahlinya” dan klaim “tidak perlu khawatir, aman” juga ditemukan dalam kategori pelanggaran ini.

Sedangkan klaim-klaim statistik seperti “Melalui hasil riset yang dilakukan kepada ibu dan anak, 85% menyatakan pasti akan membeli produk ini” tergolong

Dokumen terkait