• Tidak ada hasil yang ditemukan

Iklim Berinvestasi 1.Angka Kriminalitas

1196 Gambar 2.5 Distribusi HIV/AIDS Sulawesi Utara Tahun

C. Iklim Berinvestasi 1.Angka Kriminalitas

Jika dilihat dari faktor keamanan dan ketentraman masyarakat Sulawesi Utara pada dasarnya daerah ini merupakan daerah yang aman dan nyaman dengan kondisi masyarakat yang beragam baik dari factor suku, agama dan ras. Organisasi kemasyarakatan dan lembaga swadaya masyarakat yang terdaftar di Provinsi Sulawesi Utara berdasarkan Undang-Undang Ormas Nomor 8 Tahun 1985, dan Peraturan Pemerintah nomor 8 Tahun 1986, sampai Tahun 2010 tercatat sebanyak 40 (empatpuluh) organisasi masyarakat, 34 Lembaga Swadaya Masyarakat, 6 organisasi keagamaan meskipun yang aktif tercatat

hanya 20 organisasi masyarakat yang aktif, 12 lembaga swadaya masyaraklat dan 6 organisasi keagamaan.

Untuk Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Utara, dibentuk berdasarkan SKGubernur Sulawesi Utara nomor 317 Tahun 2007.Sebagai penjabaran dari Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama nomor 9 dan 8 Tahun 2006. Meskipun demikian harus diakui bahwa Sulawesi Utara memiliki beberapa daerah rawan konflik di Provinsi Sulawesi Utara yaitu:

1. Kota Manado; Kecamatan Tikala dan Kecamatan Taas

2. Kota Bitung; Desa Manembo-Nembo Tengah, Pinasungkulan, dan Kelurahan Tendeki

3. Kota Kotamobagu; Kecamatan Kotamobagu Selatan Desa Kopandakan I

4. Kabupaten Bolang Mongondow; Kecamatan. Dumoga Barat dan Kecamatan Dumoga Timur.

5. Kabupaten Bolaang Mongondow Utara; Kecamatan Pinogaluman (Pulau Bongkil).

6. Kabupaten Minahasa; Desa Tikela Kecamatan Tombuluan dan Desa Pineleng, Kecamatan Pineleng.

7. Kabupaten Minahasa Utara; Kecamatan Likupang dan Kecamatan Dimembe.

8. Kabupaten Minahasa Tenggara; Kecamatan Ratahan dan Kecamatan Ratatotok.

9. Kabupaten Minahasa Selatan; Kecamatan Tompaso Baru 10. Kabupaten Sangihe; Kecamatan Nusa Tabukan.

Dalam upaya membangun kerjasama antara masyarakat, aparat keamanan dan pemerintah maka dibentuk Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) berdasarkan Permendagri Nomor 12 Tahun 2006 dan SK Gubernur Sulawesi Utara Nomor 34 Tahun 2008. Komunitas Intelejen Daerah (Kominda) Provinsi Sulawesi Utara Dibentuk Berdasarkan Permendagri Nomor 11 Tahun 2006 dan SK Gubernur Nomor 283 Tahun 2008, sementara Komunitas Intelijen Daerah (Kominda) Daerah Kab/Kota Dibentuk Berdasarkan Permendagri Nomor 11 Tahun 2006 Dan Sk Bupati/Walikota Setempat.

Mewujudkan kedaulatan wilayah nasional yang ditandai dengan kejelasan dan ketegasan batas-batas wilayah negara, Menurunnya kegiatan ilegal dan terpeliharanya lingkungan hidup di kawasan perbatasan. Salah satu keterisolasian daerah perbatasan selain dari aspek sarana dan prasarana terutama transportasi darat,laut dan udara adalah infrastruktur telekomunikasi dan energi

Sepanjang Tahun 2010 terjadi 27 kasus unjuk rasa yang mendapat di Provinsi Sulawesi Utara. Perkelahian antar kampung terjadi 4 kali di Kabupaten Bolmong (Lokasi Pertambangan Toraut Dumoga Barat; Perbatasan Desa Toruakat dan Desa Pusian (2 Kali); perbatasan desa Pontodon dan desa Pongian). Bencana tanah longsor dan banjir terjadi di beberapa daerah antara lain di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Kota Manado dan beberapa daerah lainnya, serta letusan gunung berapi di Kabupaten Sitaro (gunung Karangetang).

Kasus peredaran minuman keras dan narkotika sepanjang Tahun 2010 terjadi 46 kasus di Kota Manado, 53 kasus di Kota Bitung, 28 Kasus di Kota Tomohon, 71 kasus di Kabupaten Minahasa, 50 kasus di Kabupaten Minahasa Tenggara, 51 kasus di Kabupaten Minahasa Selatan, 58 kasus di Kabupaten Minahasa Utara, 15

Kasus di Kabupaten Sangihe dan 16 kasus di Kabupaten Siau, Tagulandang, dan Biaro, Kabupaten Talaud sebanyak 3 kasus dan Kabupaten Bolaang Mongondow Raya sebanyak 113 kasus. Sementara itu untuk kasus praktek prostitusi yang tertangani sebanyak 2 (dua) kasus di Kota Bitung dan Kabupaten Minahasa Selatan sebanyak 1 kasus.

Angka kriminalitas yang tertangani sepanjang Tahun 2010 untuk kasus premanisme di Kota Manado sebanyak 55 kasus, di Kota Bitung sebanyak 11 kasus, Kabupaten Minahasa sebanyak 3 kasus, Kabupaten Minahasa Selatan sebanyak 4 kasus, Kabupaten Minahasa Utara sebanyak 3 kasus, Kabupaten Sangihe dan Sitaro sebanyak 4 kasus dan Kabupaten Bolaang Mongondow Raya sebanyak 11 kasus.

Tabel 2.41. Jumlah Kriminalitas Provinsi Sulawesi Utara, 2008 - 2011 Jenis Kriminalitas 200 8 200 9 2010 2011 Kasus narkoba 531 501 400 688 Kasus pembunuhan 7 62 49 62 Kejahatan seksual (Cabul,zinah,kasa,so pan). 391 635 612 662 Kasus penganiyaan 2152 3886 2668 3022 Kasus pencurian 1174 2287 2466 2883 Kasus penipuan 793 1102 1217 1385 Kasus pemalsuan uang 0 4 5 6

Tindak kriminal selama 1 tahun 9524 1526 5 1117 4 134.5 44 Sumber: Kepolisian Daerah Sulawesi Utara, 2011

Masalah yang cukup signifikan menjadi pemicu berbagai kasus kriminalitas adalah persoalan dan kekisruhan menyangkut ganti rugi tanah; pencurian dengan kekerasan; aksi traficing; belum seimbangnya antara lapangan kerja dengan tenaga kerja; pengangguran dan kemiskinan; miss interpretasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi; berbagai penyakit masyarakat (minuman keras, narkoba, perkosaan, pencurian, dll) disamping adanya peningkatan suhu politik masyarakat yang terpengaruh terhadap kegiatan LSM tertentu mengekspresikan melalui aksi unjuk rasa/demonstrasi, dengan dalih memperjuangkan HAM, demokrasi, ketentraman, dan supremasi hukum.

Tabel 2.42. Angka Demonstrasi Provinsi Sulawesi Utara, 2008 - 2012 N O Penyebab 200 8 200 9 201 0 201 1 201 2 1 Kasus demo per

tahun

115 148 82 112 110

2 Konflik dengan isu SARA

2 2 1 3 2

3 Kasus konflik antar wilayah 1 0 1 3 1 4 Perselisihan batas wilayah (antar kabupaten/antar kecamatan/antar 6 5 2 4 3

Sumber : Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Prov. Sulut, 2012 C.2.Peraturan Daerah Sulawesi Utara Tahun 2012

Salah satu gfaktor penentu berkembangnya iklim investasi di suatu wilayah adalah ketersediaan Peraturan Daerah dalam rangka menun jang iklim berinvestasi. Sesuai dengan ketentuan Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, yang dimaksud dengan Peraturan Daerah (Perda) adalah “peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan persetujuan bersama Kepala Daerah”.

Tabel 2.43. Jumlah Peraturan Daerah dan Keputusan DPRD dan Pimpinan DPRD 2010-2013

SumSusumber: Sekretariat DPRD Prov. Sulut tahun 2013.

Rancangan Peraturan Daerah dapat berasal dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) maupun dari Bupati. Apabila dalam satu kali masa sidang Bupati dan DPRD menyampaikan N

O

Perda/Keputusan 2010 2011 2012 2013

1 Peraturan Daerah Non APBD 0 7 9 2 2 Peraturan Daerah APBD 3 3 3 3 3 Keputusan DPRD 20 25 30 23 4 Keputusan Pimpinan DPRD 6 11 15 7

rancangan Perda dengan materi yang sama, maka yang dibahas adalah rancangan Perda yang disampaikan oleh DPRD, sedangkan rancangan Perda yang disampaikan oleh Bupati dipergunakan sebagai bahan persandingan. Program penyusunan Perda dilakukan dalam satu Program Legislasi Daerah, sehingga diharapkan tidak terjadi tumpang tindih dalam penyiapan satu materi Perda. DPRD dan Pemerintah Daerah dalam menetapkan Perda harus mempertimbangkan keunggulan lokal /daerah, sehingga mempunyai daya saing dalam pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat daerahnya.

Rancangan Peraturan Daerah dapat berasal dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) maupun dari Bupati. Apabila dalam satu kali masa sidang Bupati dan DPRD menyampaikan rancangan Perda dengan materi yang sama, maka yang dibahas adalah rancangan Perda yang disampaikan oleh DPRD, sedangkan rancangan Perda yang disampaikan oleh Bupati dipergunakan sebagai bahan persandingan.

Program penyusunan Perda dilakukan dalam satu Program Legislasi Daerah, sehingga diharapkan tidak terjadi tumpang tindih dalam penyiapan satu materi Perda. DPRD dan Pemerintah Daerah dalam menetapkan Perda harus mempertimbangkan keunggulan lokal /daerah, sehingga mempunyai daya saing dalam pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat daerahnya.

Selain sejumlah peraturan daerah, keputusan DPRD dan keputusan pimpinan DPRD, Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Utara wajib memfasilitasi pelayanan aspirasi masyarakat. Aspirasi masyarakat yang dimaksud disini adalah delegasi unjuk rasa, surat pengaduan masyarakat dan hasil temuan lapangan DPRD. Pada tahun 2010 sebanyak tujuh aspirasi dari 10 aspirasi masyarakat yang diterima. Pada tahun 2011, dari 12 aspirasi yang

masuk ke sekretariat DPRD, sebanyak 6 aspirasi telah ditindak lanjuti.