• Tidak ada hasil yang ditemukan

Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah

1196 Gambar 2.5 Distribusi HIV/AIDS Sulawesi Utara Tahun

C. Kondisi Pekerjaan umum

C.9. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah

Jumlah koperasi dan UMKM di Provinsi Sulawesi Utara terus mengalami peningkatan baik kuantitas maupun kualitas dari tahun ke tahun, hal ini antara lain ditandai dengan perkembangan Jumlah koperasi aktif. Pada tahun 2012 jumlah Koperasi aktif sebanyak 3.428 dan tahun 2013 mengalami peningkatan sejumlah 46 unit koperasi atau 1,35% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Dengan demikian jumlah Koperasi aktif di di provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2013 adalah sebanyak 3.444 unit Koperasi.

Secara umum masalah yang dihadapi Koperasi adalah persoalan kelembagaan, dengan diberlakukannya Undang – Undang Perkoperasian yang baru yaitu UU No. 17 Tahun 2012, memberikan pengaruh signifikan terhadap eksistansi Koperasi. Sebagai contoh, penerapan UU ini mewajibkan terjadinya

Perubahan Anggaran dasar dan Anggaran Rumah tangga (AD/ART), sementara di sisi lain untuk menyesuaikan dengan UU yang baru ini memerlukan waktu dan anggaran yang tidak semua koperasi secara serta merta dapat memenuhinya. Selain itu, persoalan yang terjadi pada Koperasi di Sulawesi Utara dapat diukur/dilihat dari eksistensi usaha koperasi yang tidak lagi berjalan sebagaimana yang diharapkan, hal mana kemudian menyebabkan banyak koperasi yang tidak lagi beroperasi/melakukan aktivitas usaha seperti biasanya sehingga manfaat adanya koperasi tidak lagi bisa dirasakan oleh masyarakat secara luas.

Berbanding terbalik dengan sektor koperasi, sektor UMKM terus mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya (2012). Data tahun 2013 mengindikasikan pertumbuhan jumlah UMKM sebesar 1,47% atau terjadi peningkatan sebanyak 1.110 unit UMKM, dengan demikian jumlah UMKM yang pada tahun 2012 berjumlah 75.175 unit menjadi 76.285 unit pada tahun 2013.

Keberhasilan pemberdayaan koperasi dan UMKM berkontribusi secara langsung pada penyerapan tenaga kerja. Pada tahun 2013 jumlah tenaga kerja yang diserap melalui sektor ini adalah 183.791 orang atau bertambah sebanyak 2.081 orang dibanding data tahun 2012 atau tumbuh 1,14%.

Pertumbuhan sektor koperasi dan UMKM berimplikasi secara langsung bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat (pro poor) pertumbuhan ekonomi (pro growth) dan menekan angka pengangguran (pro job).

Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia sekaligus penumbuhan wirausaha baru antara lain dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan bagi koperasi dan UMKM. Jumlah

kegiatan kediklatan yang dilaksanakan sebanyak 28 Angkatan kepada 1140 orang.

Di tahun 2013, telah terfasilitasi pemberian bantuan kepada koperasi dan UMKM berupa:

 Program Koperasi Wanita/Perkasa serta Koperasi perkotaan dan perdesaan sebanyak 62 Koperasi @Rp.50.000.000,- di 15 Kab/kota, Total dana sebesar Rp. 3.100.000.000,-

 Pembangunan 7 Unit Pasar Tradisional masing-masing sebesar Rp. 900.000.000,- dengan total nilai bantuan Rp.6.300.000.000,- di Kabupaten Boltim (KOPTAN MOOAT INDAH), Kab. Bolmut (KOPERIK KRAMAT JAYA), Kab. Minut (KSU THERESIA), KAB. Kepl. Sangihe (KUD KORMA), Kab. Bolmong (KUD PERINTIS), Kab. Kepl. Sitaro (KSU DULAG KANSIL) dan Kab. Kepl. Talaud (KSU PELANGI).

 Program bantuan di Bidang Produksi kepada 3 Koperasi di 3 Kab/Kota, yaitu : 1) Kab. MITRA, Arang Aktif dengan bantuan senilai Rp.250.000.000,; 2) Kab. Kepl. Sangihe, Sarana Penangkapan Ikan dengan bantuan senilai Rp.200.000.000,- dan 3) Kab. MINSEL, Biogas dengan bantuan senilai Rp.130.000.000,- Total Nilai bantuan Rp.580.000.000,-

 Bantuan Bagi KUMKM melalui Program Bantuan ”UKM Mart” dengan nilai bantuan masing-masing Rp.65.000.000,- kepada 4 Koperasi Total bantuan senilai Rp. 260.000.000,- di Kota Bitung 2 Koperasi yaitu KSU ANNISA dan KSU RARON, di Kota Kotamobagu 2 Koperasi yaitu KUD INATON dan KSU KOBANG.

 Bantuan ”Penataan PKL” untuk 2 Koperasi, masing-masing di Kota Tomohon 1 Koperasi (KOPPAS KOBAR) dan 1 Koperasi di Kab. Kepl. Sitaro (KUD SITIM), dengan nilai bantuan masing- masing sebesar Rp.375.000.000,- total nilai bantuan Rp.750.000.000.

 Jika ditotalkan maka Jumlah Bantuan yang fasilitasi oleh Dinas Koperasi dan UMKM melalui Program Bantuan Sosial dari Kementerian Koperasi dan UMKM sepanjang tahun 2013 yang diserahkan kepada Koperasi dan UMKM adalah senilai Rp.11.120.000.000,-

 Sertifikasi Hak Atas Tanah sebanyak 300 Bidang Tanah/400 Usaha Mikro Kecil di 3 Kabupaten, yaitu 100 UMK di Kabupaten Minahasa, 100 UMK di Kab. Kepl. Sitaro, dan 100 UMK di Kota Kotamobagu.

 Fasilitasi Bantuan KUR kepada 97.164 KUMKM dengan total

nilai Rp.1.410.791.000.000,-

 Fasilitasi Bantuan Tempat Praktek Ketrampilan Usaha (TPKU) kepada 2 Sekolah (SMA/SMK) di Kota Manado (SMA ANTONIUS) dan Kabupaten Kepulauan Sangihe (SMK Perikanan BARAMULI), masing-masing senilai Rp.100.000.000 dengan total bantuan senilai Rp. 200.000.000,-

Sebagai solusi terhadap persoalan pemasaran bagi koperasi dan UMKM, telah dilakukan upaya promosi melalui kegiatan pameran dan misi dagang sebanyak 5 kegiatan di dalam dan luar negeri.

Pada dasarnya, perkembangan kuantitas UMKM belum dibarengi dengan perkembangan kualitas yang dapat memberi nilai tambah yang besar bagi daerah. Hal ini disebabkan UMKM Sulawesi Utara belum didukung sepenuhnya dengan permodalan yang memadai, teknologi tepat guna, dan promosi produk untuk pemasaran yang efektif serta belum adanya kemitraan dalam bentuk inti-plasma, subkontrak, waralaba (franchise), distribusi dan keagenan, perdagangan umum, dan bentuk-bentuk kemitraan lainnya, seperti usaha patungan (joint venture), bagi hasil, dan penyumberluaran (outsourcing), pelaksanaannya belum sepenuhnya optimal. Disamping itu masih kurangnya minat

wiraswasta muda lokal (local and young entrepreneur). Adapun fungsi kelembagaan koperasi masih belum optimal karena banyak permasalahan internal. Salah satu upaya untuk mengembangkan perekonomian daerah adalah ekonomi kreatif lokal yang sampai saat ini masih sangat terbatas pengembangannya.

Dalam membantu pelaku-pelaku ekonomi didaerah (termasuk UMKM) mempromosikan produk-produk mereka kepada pihak-pihak investor baik di dalam maupun di luar negeri maka perusahaan daerah memegang peran yang sangat penting. Untuk itu Pemerintah Provinsi harus mendorong adanya peningkatan peran dan fungsi perusahaan daerah yang telah ada.

Perkembangan perusahaan daerah di Sulawesi Utara tidak mengalami peningkatan baik pengelolaan organisasi maupun usaha-usaha yang dijalankan selama ini di sektor jasa dan perdagangan. Selain itu untuk menarik minat investor menanamkan modalnya diberbagai bidang di Provinsi Sulawesi Utara maka perlu adanya data base dan pusat informasi bisnis yang memadai dan up to date, karena sampai saat ini belum tersedia di Sulawesi Utara.

C.10. Kebudayaan

Masyarakat Sulawesi Utara dikenal oleh orang luar dengan masyarakat yang terbuka (open minded). Mudah menerima dan menyapa siapa saja yang datang ke daerah. Di tanah Sulawesi Utara tidak mengenal perbedaan warna kulit, ras, suku, etnik, dan agama, semua diperlakukan sama. Perbedaaan yang beragam dari segala aspek yang dimiliki Sulawesi Utara dijadikan kekayaan dan pemersatu yang tak ternilai dan modal dasar untuk membangun daerah kedepan yang lebih cemerlang dan sejahtera. Semua agama (Islam, Kristen, Budha, Hindu, Konghuchu, dan aliran kepercayaan lainnya) yang ada di Indonesia

berkembang dengan baik sesuai dengan ajaran agama masing- masing. Semua masyarakat hidup berdampingan tanpa memperdulikan agama yang dianut. Hidup bersama dalam falsafah hidup orang Sulawesi Utara adalah “Torang Samua Basudara” atau “Semua Bersaudara”. Jadi kehidupan semua umat beragama di Sulawesi Utara, hidup dan berkembang dalam suatu suasana yang harmonis dan tidak mengenal perbedaan.

Kondisi itulah yang banyak dibicarakan orang dari luar Sulawesi Utara bahwa bagaimana dapat tercipta kehidupan yang damai dan aman walaupun dengan banyak perbedaan. Kehidupan harmonis seperti ini telah berkembang ratusan tahun di Sulawesi Utara sejak masuknya Kyai Modjo dan pengikutnya tinggal dan menetap di Tondano Minahasa bersama dengan masyarakat setempat. Kemudian keturunan mereka berkembang dan menyebar ke seluruh wilayah Sulawesi Utara yang dikenal dengan “Orang Kampung Jawa Tondano”. Inilah suatu contoh yang berkembang di Sulawesi Utara bahwa kami hidup berdampingan dalam suasana harmoni walaupun berbeda agama.

Kehidupan harmonis, aman, dan damai inilah yang dijadikan modal dasar lain untuk membangun daerah. Bagi pelaku bisnis, investor, dan wisatawan, keamanan dan kenyamanan menjadi syarat mutlak harus disiapkan daerah bagi mereka. Itulah yang menjadi pendorong bagi pemerintah daerah untuk tetap menciptakan daerah yang aman dan damai. Keamanan menjadi fokus utama bagi pemda dan petugas keamanan untuk tetap dipertahankan dan ditingkatkan. Kerjasama dan komunikasi yang dibangun institusi terkait bidang keamanan dan tokoh agama yang tergabung dalam Muspida dan Badan Kerjasama Antar Umat Beragama menjadi kunci utama membangun perdamaian melalui dialog-dialog terbuka antar institusi.