• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAH-ASAN

5.2.4 Iklim Mikro Kawasan RTH Kota

Permasalahan yang terkait dengan ruang terbuka hijau yang terjadi di perkotaan adalah semakin berkurangnya luasan ruang terbuka hijau. Hal ini terjadi karena perubahan fungsi lahan yang semula merupakan ruang terbuka hijau berubah menjadi lahan terbangun. Perubahan lahan ini biasanya digunakan untuk

32.00 34.00 36.00 38.00 40.00 42.00 44.00 46.00 48.00 50.00 52.00 54.00 56.00 58.00 1 3 5 7 9 11131517192123252729 K elem ba ba n Uda ra ( %) Waktu (menit) Pohon Semak Rumput

keperluan perumahan, industri, perdagangan dan jasa, kantor, dll. Kota Depok memiliki satu RTH yang menyerupai hutan kota yang disebut oleh warga sekitar sebagai Taman Hutan Rakyat atau Cagar Alam. Tahura ini merupakan sebuah areal RTH yang dijadikan RTH Kota oleh pemerintah Kota Depok dengan luas wilayah ±7 Ha. Pengukuran iklim mikro untuk kawasan RTH Kota dilakukan di Taman Hutan Rakyat ini (Lampiran 14).

Pengukuran data iklim mikro berupa suhu dan kelembaban dilakukan di bawah naungan pohon, semak, dan rumput. Pengukuran iklim mikro untuk kawasan RTH Kota dilakukan pada vegetasi pohon sempur (Dillenia pteropoda) dengan tinggi ±7 meter, talas raksasa (Alocasia machorriza) untuk vegetasi semak dengan tinggi ±1,5 meter dan rumput gajah (Axonopus compressus) untuk vegetasi rumputnya. Hasil pengukuran iklim mikro dapat dilihat pada Lampiran 15, berikut disajikan hasil pengukuran suhu udara pada kawasan RTH kota berupa grafik (Gambar 22).

Gambar 22. Grafik Suhu Udara pada Kawasan RTH Kota.

Berdasarkan grafik, dapat dilihat bahwa suhu yang dihasilkan mengalami penurunan. Suhu udara di bawah naungan pohon lebih rendah dibandingkan dengan semak, sedangkan untuk hasil suhu udara semak diperoleh hasil yang lebih rendah jika dibandingkan dengan rumput. Hal ini dapat disebabkan karena pohon memiliki area naungan yang lebih luas dibandingkan semak dan rumput, sehingga suhu yang dihasilkan lebih rendah.

30.00 31.00 32.00 33.00 34.00 35.00 36.00 37.00 38.00 39.00 40.00 41.00 42.00 1 3 5 7 9 11131517192123252729 Su hu Uda ra ( °C) Waktu (menit) Pohon Semak Rumput

Rata-rata dari tiga pengulangan pengukuran suhu udara yang dilakukan, diperoleh hasil untuk pohon adalah 31,55°C untuk semak adalah 32,37°C dan untuk rumput adalah 34,38°C. Hal ini menunjukkan bahwa pohon memiliki rata-rata suhu yang lebih rendah jika dibandingkan dengan semak dan rumput, sehingga pohon lebih mereduksi suhu.

Gambar 23. Grafik Kelembaban Udara pada Kawasan RTH Kota.

Gambar 23 menunjukkan grafik pengukuran kelembaban udara dengan vegetasi pohon, semak dan rumput. Berdasarkan grafik, dapat dilihat bahwa untuk vegetasi rumput, hasil yang dihasilkan lebih stabil jika dibandingkan dengan semak yang mengalami kenaikan yang cukup tinggi hingga pada akhir pengukuran hampir mendekati nilai pengukuran vegetasi pohon, sedangkan vegetasi pohon menghasilkan kelembaban yang paling tinggi.

Hal ini dapat disebabkan karena jika dibandingkan dengan pohon dan semak yang memiliki naungan, rumput tidak memiliki naungan sehingga suhu yang dihasilkan tinggi. Suhu yang tinggi akan mempengaruhi nilai kelembaban yang dihasilkan menjadi lebih rendah. Permukaan yang ternaungi oleh bayangan, suhunya lebih rendah dibandingkan yang tidak ternaungi sehingga terasa lebih nyaman. Vegetasi pohon memiliki kelembaban udara paling tinggi dengan rata-rata 55,50 persen kemudian yang kedua adalah semak dengan rata-rata-rata-rata 53,98 persen dan rumput memiliki kelembaban udara paling rendah dengan nilai rata-rata sebesar 49,98 persen.

Uji statistic yang dilakukan pada hasil pengukuran iklim mikro berupa suhu dan kelembaban menyatakan bahwa suhu udara dan kelembaban pada pohon, semak dan rumput berbeda pada taraf nyata 5 persen (Lampiran 16).

32.00 34.00 36.00 38.00 40.00 42.00 44.00 46.00 48.00 50.00 52.00 54.00 56.00 58.00 1 3 5 7 9 11131517192123252729 K elem ba ba n Uda ra (%) Waktu (menit) Pohon Semak Rumput

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dan dinyatakan dalam grafik iklim mikro, terlihat bahwa suhu yang dihasilkan pada struktur vegetasi pohon, semak dan rumput pada empat land use yang berbeda, yakni industri, CBD, perumahan dan RTH Kota, berbeda secara nyata pada taraf 5 persen. Begitu pula dengan kelembaban yang dihasilkan oleh pohon, semak dan rumput pada masing-masing

land use, berbeda secara nyata pada taraf 5 persen. Hal ini menyatakan bahwa

perbedaan struktural dari vegetasi yakni pohon, semak dan rumput dapat mempengaruhi suhu dan kelembaban yang dihasilkan.

Interpretasi grafik iklim mikro menunjukkan bahwa pohon menghasilkan suhu yang paling rendah jika dibandingkan dengan suhu yang dihasilkan oleh semak dan rumput. Sedangkan untuk kelembaban, pohon menghasilkan kelembaban yang paling tinggi jika dibandingkan dengan semak dan rumput. Hal ini menunjukkan bahwa pohon lebih dapat menurunkan suhu udara dan meningkatkan kelembaban dibandingkan semak, sedangkan semak lebih dapat menurunkan suhu udara dan meningkatkan kelembaban dibandingkan dengan rumput.

Kelembaban menunjukkan kandungan air di atmosfer pada suatu saat dan waktu tertentu. Proses evaporasi dan transpirasi mempengaruhi kelembaban yang dihasilkan. Tanaman yang tinggi memiliki laju evapotranspirasi yang lebih besar sehingga kehilangan panas karena terjadinya evaporasi akan menyebabkan suhu di sekitar tanaman menjadi lebih sejuk. Hal ini sesuai dengan hasil analisis sehingga membuktikan bahwa pohon lebih efektif dalam mereduksi suhu dan meningkatkan kelembaban dibandingkan semak dan rumput.

Penanaman pohon dalam jumlah yang tinggi dan rapat akan menghasilkan naungan yang lebih luas. Kerapatan dan kepadatan tajuk serta naungan yang lebih luas akan menurunkan intensitas cahaya matahari, sehingga daerah yang berada di sekitarnya menjadi nyaman. Keberadaan RTH dengan struktur vegetasi pohon, semak dan rumput penting dalam suatu kawasan karena salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih nyaman adalah dengan menghadirkan lebih banyak tumbuhan dalam lingkungan. Oleh karena itu, pembangunan dengan memperhatikan RTH sangat penting untuk menjaga kenyamanan pada setiap kawasan di perkotaan.

Lingkungan kota sangat perlu dijaga kenyamanannya, karena suhu dan kelembaban berpengaruh terhadap aktivitas manusia. Suatu kota yang memiliki kenyamanan ideal-sedang memiliki suhu yang berkisar 22,5°-27,5°C dengan kelembaban berkisar 60%-90%. Berdasarkan hasil pengukuran, hanya struktur vegetasi pohon pada kawasan RTH kota yang memiliki kategori kenyamanan ideal-sedang. Hal ini membuktikan bahwa RTH yang ada pada setiap kawasan belum optimal fungsinya dalam ameliorasi iklim.

5.3 Analisis Iklim Mikro Berdasarkan Struktur Vegetasi Berbagai Land use

Dokumen terkait