C. Bagi Sekolah
II. KAJIAN PUSTAKA
2.6 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) yang juga dikenal dengan nama sosial studies
adalah kajian mengenai manusia dengan segala aspeknya dalam sistem
kehidupan bermasyarakat. Ilmu pengetahuan sosial (IPS) mengkaji bagaimana
hubungan manusia dengan sesamanya di lingkungan sendiri, dengan tetangga
yang dekat sampai jauh. ilmu pengetahuan sosial (IPS) juga mengkaji
bagaimana manusia bergerak dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan
demikian, ilmu pengetahuan sosial (IPS) mengkaji tentang keseluruhan
kegiatan manusia. Kompleksitas kehidupan yang akan dihadapi siswa
nantinya bukan hanya akibat tuntutan perkembangan ilmu dan teknologi saja,
melainkan juga kompleksitas kemajemukan masyarakat Indonesia. Oleh
karena itu, ilmu pengetahuan sosial (IPS) mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan yang berhubungan dengan manusia dan juga tindakan-tindakan
empatik yang melahirkan pengetahuan tersebut.
Sebutan ilmu pengetahuan sosial sebagai mata pelajaran dalam dunia
pendidikan dasar dan menengah di negara kita, secara historis muncul
bersamaan dengan diberlakukannya Kurikulum SD, SMP, dan SMA tahun
1975. Ilmu pengetahuan sosial (IPS) memiliki kekhasan dibandingkan dengan
mata ajaran lain sebagai pendidikan disiplin ilmu, yakni kajian yang bersifat
terpadu (integrated), interdisipliner, multidimensional bahkan cross-diciplinary (Soemantri, 2001: 101). Karakteristik ini terlihat dari
perkembangan ilmu pengetahuan sosial (IPS) sebagai mata ajaran di sekolah
yang cakupan materinya semakin meluas. Dinamika cakupan semacam itu
dapat dipahami mengingat semakin kompleks dan rumitnya permasalahan
sosial yang memerlukan kajian secara terintegrasi dari berbagai disiplin ilmu
sosial, ilmu pengetahuan alam, teknologi, humaniora, lingkungan, bahkan
sistem kepercayaan. Pendidikan ilmu pengetahuan sosial (IPS) dengan cara
demikian pula diharapkan terhindar dari sifat ketinggalan zaman, di samping
keberadaannya yang diharapkan tetap koheren dengan perkembangan sosial
yang terjadi.
Berkaitan dengan pengertian ilmu pengetahuan sosial (IPS), Barth
mengemukakan sebagai berikut. “Sosial studies was assigned the mission of
citizenship education, that mission included the study of personal/sosial problems in an interdiciplinary integrated school curriculum that would emphasize the practice of decision making” (Barth, 1990: 360). Maksudnya adalah ilmu pengetahuan sosial membawa misi pendidikan kewarganegaraan
termasuk di dalamnya pemahaman mengenai individu atau masalah sosial
yang terpadu secara interdisipliner dalam kurikulum sekolah yang akan
menekankan pada praktek pengambilan keputusan.
Sementara itu, menurut National Council for Sosial Studies (NCSS)
mendefinisikan IPS(sosial studies)sebagai berikut.
Sosial studies is the integrated study of sosial science and humanities to promote civic competence. Within the school pogram, sosial studies provides coordinated, systematic study drawing upon such diciplines as anthropology, archeology, economics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology as well
as appropriate content from humanities, mathematics and natural sciences(NCSS: 2003).
Ilmu Pengerahuan Sosial (IPS) merupakan studi terintegrasi dari ilmu-ilmu
sosial untuk mengembangkan potensi kewarganegaraan yang dikoordinasikan
dalam program sekolah sebagai pembahasan sistematis yang dibangun dalam
beberapa disiplin ilmu, seperti antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi,
sejarah, hukum, filsafat ilmu-ilmu politik, psikologi, agama, sosiologi, dan
juga memuat isi dari humaniora dan ilmu-ilmu alam. Senada dengan pendapat
Barth di atas, Pusat Kurikulum mendefinisikan ilmu pengetahuan sosial
sebagai integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi,
sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. Ilmu Pengetahuan
Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan
suatu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu
sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya
(Pusat Kurikulum, 2006: 5).
Sementara itu, dalam Kurikulum 2006, mata pelajaran ilmu pengetahuan
sosial (IPS) disebutkan sebagai salah satu mata pelajaran yang diberikan
mulai dari SD/MI sampai SMP/MTs. Mata pelajaran ini mengkaji seperangkat
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.
Pada jenjang SD/MI, mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) memuat
materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Keterampilan dasar ilmu
pengetahuan sosial (IPS) dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori
(1) work-study skills; contohnya adalah membaca, membuat out-line, membaca peta, dan menginterpretasikan grafik; (2) group-process skills;
contohnya adalah berpikir kritis dan pemecahan masalah; serta (3) sosial– living skills; contohnya adalah tanggung jawab, bekerjasama dengan orang lain, hidup dan berkerjasama dalam suatu kelompok.
Tabel 2.1 Konsep Kunci Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Tradition Change Continuity Causation Conflict Cooperation Nasionalism Leadership Colonalialism Imperalism Reivolution Behaviour Group process Intergroup relation Perception Individual Function Diiversity Deivelopment Spatial organization Location Spatial Interaction Spatial Pattern Distance Interdepedence Region Distribution Enivironment Spatial change Cultural difution Culture Tradition Belief Acculturation Kinship Adaptation Ritual Cultural change Rites of passage Ethnocentrism
HISTORY PSYCHOLOY GEOGRAPHY ANTHROPOLOGY SOSIAL EDUCATION
POLITICS SOCIOLOGY ECONOMIC Rights Decision making Authority Power State Pressure group Conflict Justice Human rights Responsibilities Revolution Democracay Representation Society Sosialization Roles Status Sosial stratification Norms and sanctions Values Sosial conflict Sosial mobility Authority Subculture Production Distribution Specialization Diivision of labour Consumption Scarcity Supply Demand Interdependence technology
Sumber: NCSS, 1992 dalam Jurnal Penelitian UPI Bandung Vol. 9 No. 1 April 2009
Kurikulum pendidikan IPS tahun 1994 sebagaimana yang dikatakan oleh
Hamid Hasan (1990: 102) merupakan fusi dari berbagai disiplin ilmu,
Martoella (1987: 187) mengatakan bahwa pembelajaran pendidikan IPS lebih
menekankan pada aspek “pendidikan” dari pada “transfer konsep”, karena
dalam pembelajaran pendidikan IPS mahasiswa diharapkan memperoleh
sikap, nilai, moral, dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah
dimilikinya. Dengan demikian, pembelajaran pendidikan IPS harus
diformulasikannya pada aspek kependidikannya. Ada 10 konsep sosial studies
dari NCSS sebagai berikut.
(1) culture; (2) time, continuity and change; (3) people, places and environments; (4) individual deivelopment and identity; (5) individuals, group, and institutions; (6) power, authority and govermance; (7) production, distribution and consumption; (8) science, technology and society; (9) global connections, dan; (10) civic ideals and practices.
(NCSS http://www.sosial studies.org/standard/exec.html).
Melalui mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) peserta didik disiapkan
dan diarahkan agar mampu menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,
dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Sejalan dengan
pengertian umum tersebut, ilmu pengetahuan sosial (IPS) sebagai mata
pelajaran di tingkat sekolah dasar pada hakikatnya merupakan suatu integrasi
utuh dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan disiplin ilmu lain yang relevan untuk
merealisasikan tujuan pendidikan di tingkat sekolah. Implikasinya, berbagai
tradisi dalam ilmu sosial termasuk konsep, struktur, cara kerja ilmuwan sosial,
aspek metode, maupun aspek nilai yang dikembangkan dalam ilmu-ilmu
sosial, dikemas secara psikologis, pedagogis, dan sosial budaya untuk
kepentingan pendidikan.
Berdasarkan perspektif di atas, secara umum ilmu pengetahuan sosial (IPS)
dapat dimaknai sebagai seleksi dari struktur disiplin akademik ilmu-ilmu
sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk
mewujudkan tujuan pendidikan dalam kerangka pencapaian tujuan pendidikan
umum ini mengimplikasikan adanya penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan
modifikasi dari berbagai disiplin akademis ilmu-ilmu sosial. Kaidah-kaidah
akademis, pedagogis, dan psikologis tidak bisa ditinggalkan dalam upaya
pengorganisasian dan penyajian upaya tersebut. Dengan cara demikian,
pendidikan ilmu pengetahuan sosial (IPS) diharapkan tidak kehilangan
berbagai fungsi yang diembannya, apalagi jika dikaitkan secara langsung
dengan pencapaian tujuan institusional pendidikan dasar dan menengah dalam
kerangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2.6.1 Pembelajaran IPS Sekolah Dasar (SD)
Pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama dalam
pendidikan. Keberhasilan suatu pendidikan bergantung pada bagaimana
proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Secara umum,
pembelajaran merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan
dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi antara dirinya dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pembelajaran IPS di
sekolah dasar mengintegrasi konsep dasar dari berbagai cabang
ilmu-ilmu sosial, ilmu-ilmu pengetahuan dirumuskan atas dasar realita dan
fenomena sosial yang mewujudkan suatu pendekatan interdisipliner dari
aspek dan cabang-cabang ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi,
ekonomi, politik, hukum, dan budaya). Sedangkan tujuan pembelajaran
IPS di sekolah dasar sebagai berikut.
1. Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.
2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial.
3. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4. Meningkatkan kemampuan bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baiuk secara nasional maupun global (Hidayati dkk, 2008: 124).
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, disimpulkan
pengertian IPS SD adalah mata ajaran yang bersifat terpadu dan
diajarkan pada jenjang SD yang mengkaji fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan kehidupan siswa serta ruang
lingkupnya disesuaikan dengan karakteristik perkembangan siswa dan
bersifat interdisipliner dengan tujuan membekali siswa untuk mampu
menghadapi perubahan tantangan global.
Pendidikan ilmu pengetahuan sosial (IPS) di sekolah dasar saat ini
menunjukkan indikasi bahwa pola pembelajarannya makin bersifat
teacher centered. Kecenderungan pembelajaran demikian, mengakibatkan lemahnya pengembangan potensi diri siswa dalam
pembelajaran sehingga hasil belajar yang dicapai tidak optimal. Kesan
menonjolnya verbalisme dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
di kelas masih terlalu kuat. Persoalan-persoalan tersebut tentunya
memerlukan suatu model pembelajaran yang diharapkan dapat
mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran.
2.6.2 Dimensi Keterampilan(Skill)Dalam Pembelajaran IPS SD
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan suatu kajian pengetahuan
yang mencakup empat dimensi sebagai berikut.
Dimensi pengetahuan mencakup beberapa aspek antara lain. a) Fakta;
b) Konsep; dan
c) Generalisasi yang dipahami oleh siswa. b. Dimensi Keterampilan(Skill)
Dimensi keterampilan yang diperlukan dalam IPS, antara lain sebagai berikut.
a) Keterampilan meneliti. b) Keterampilan berpikir.
c) Keterampilan partisipasi sosial. d) Keterampilan berkomunikasi.
c. Dimensi Nilai dan Sikap(Values And Attiudes)
Dimensi nilai dan sikap ini mencakup nilai-nilai antara lain nilai substansif dan nilai prosedural.
d. Dimensi Tindakan(Action)
Dimensi tindakan dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) meliputi tiga model aktivitas, sebagai berikut.
a) Percontohan kegiatan dalam memecahkan masalah di kelas seperti cara bernegosiasi dan bekerja sama.
b) Berkomunikasi dengan anggota masyarakat dapat diciptakan. c) Pengambilan keputusan dapat menjadi bagian kegiatan kelas,
khususnya pada saat siswa diajak untuk melakukan kegiatan inkuiri (Sapriya, 2009: 49-55).
Keempat dimensi ilmu pengetahuan sosial (IPS) sekolah dasar memiliki
karakteristik yang berbeda satu sama lain, namun keempat dimensi ini
saling melengkapi dan saling berkaitan satu sama lain. Dalam proses
kepentingan akademik, empat dimensi ilmu pengetahuan sosial (IPS)
ini dibedakan agar dapat membantu guru dalam merancang model
pembelajaran yang sistematis dan mencakup semua kawasan domain
hasil belajar. Penelitian ini mencakup dimensi ilmu pengetahuan sosial
(IPS) yaitu keterampilan (Skill) yang berkaitan berfikir, partisipasi sosial dan berkomunikasi.
2.6.3 Tujuan Pembelajaran IPS SD
Secara umum tujuan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS)
sekolah dasar harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional pasal 3
UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional sebagai
berikut.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Gunawan, 2011: 21).
Tujuan pembelajaran IPS SD harus diselaraskan dan disesuaikan
dengan tujuan pendidikan nasional. Mata pelajaran IPS merupakan
salah satu mata pelajaran yang mengarahkan siswa agar menjadi warga
negara yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang
cinta damai.
Berdasarkan panduan KTSP SD/ MI Tahun 2006 mata pelajaran IPS
bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,
nasional, dan global.
Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan tujuan pembelajaran IPS
sekolah dasar adalah memberikan bekal dan wawasan kepada siswa
berupa pengetahuan, sikap, keterampilan, dan kesadaran-kesadaran
nilai-nilai sosial kemanusiaan dalam kehidupan bermasyarakat.
2.6.4 Ruang Lingkup Pembelajaran IPS SD
Gunawan (2011: 39) menyebutkan ruang lingkup ilmu pengetahuan
sosial (IPS) sekolah dasar meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1. Manusia, tempat, dan lingkungan. 2. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan. 3. Sistem sosial dan budaya.
4. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
5. IPS SD sebagai pendidikan global (global education), yakni mendidik siswa akan kebhinekaan bangsa, budaya, dan peradaban di dunia; menanamkan kesadaran ketergantungan antar bangsa; menanamkan kesadaran semakin terbukanya komunikasi dan transportasi antar bangsa di dunia; mengurangi kemiskinan, kebodohan dan perusakan lingkungan.
Berdasarkan panduan KTSP SD/ MI Tahun 2006 ruang lingkup mata
pelajaran IPS kelas V SD/ MI sebagai berikut.
a. Peta.
b. Kenampakan alam dan keragaman sosial budaya.
d. Suku bangsa dan budaya Indonesia.
e. Berbagai bentuk peninggalan sejarah.
f. Kepahlawanan dan patriotisme.
g. Kegiatan ekonomi berdasarkan potensi daerah.
h. Koperasi dalam perekonomian Indonesia.
i. Perkembangan teknologi.
j. Masalah sosial di lingkungan setempat.
Ruang lingkup yang menjadi fokus penelitian ini adalah materi IPS SD
kelas V Semester ganjil yaitu kepahlawanan dan patriotisme.