BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN
B. Implementasi Dakwah Dalam Menghadapi Problematika Remaja
Sebagai implementasi aktvitas dakwah dalam menghadapi problematika remaja maka dibutuh beberapa hal, sebagaimana yang disebutkan oleh Bp. Sabar.
Beliau menyebutkan: “Dalam menerapkan dakwah menghadapi problematika remaja dengan tujuan untuk meningkatkan perilaku remaja maka dibutuhkan peran dari guru di sekolah dalam hal ini guru pendidikan agama Islam, peran dari orang tua di rumah dan peran seorang da’i atau aktivis dakwah di masyarakat.”54
a. Peran guru di sekolah dalam hal ini guru PAI
Saat memasuki usia sekolah, proses soialisasi mulai bertambah luas seiring semakin tingginya jenjang pendidikan yang dijalani. Seperti bersosialisasi dengan guru maupun teman-teman sebaya yang secara geografis berjauhan dengannya. Dalam sosialisasi tersebut tentunya akan berdampak positif ataupun sebaliknya dalam perkembangan moralnya. Seperti mendapatkan dukungan/motivasi dari guru dan teman-teman untuk berprestasi, tentunya akan berdampak positif bagi perkembangan rejama itu sendiri.
Begitu juga sebaliknya, apabila mendapatkan pengaruh-pengaruh buruk dari teman-teman sebayanya seperti merokok, dan problematika remaja lainnya dan hal tersebut dibiarkan saja tanpa ada pengendalian atau kontrol dari guru dan orang tua, tentu saja berdampak negatif bagi perkembangan remaja itu sendiri.
Bp. Sabar mengatakan: “Sekolah sebagai lembaga pencetak generasi penerus seharusnya dapat membuat generasi yang berkepribadian baik, bermoral, dan bertanggung jawab. Sehingga pantas menjadi calon pemimpin dimasa yang akan datang. Dan guru, sebagai salah satu komponen dari lembaga tersebut, seharusnya bukan hanya menitik beratkan pada transfer ilmu kepada siswanya tetapi juga harus bisa membentuk karakter siswa yang jauh dari hal-hal negatif, sehingga pantas menjadi calon pemimpin di masa yang akan datang, bukan membentuk generasi
54
Doc. wawancara peneliti dengan Bp. Sabar pada tanggal 09 oktober 2017 di rumah beliau.
“rusak” yang penuh dengan kenakalannya. Oleh karena itu guru mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan perilaku remaja dalam hal ini para siswa di sekolah antara lain: sebagai pendidik, sebagai contoh atau tauladan, sebagai pengajar dan pembimbing serta sebagai pembimbing.55
Peran guru sebagai pendidik merupakan peran yang berkaitan dengan tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas pengawasan dan pembinaan serta tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan siswa agar menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu tugas guru dapat disebut pendidik dan pemeliharaan siswa. Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan siswa harus mengontrol setiap aktivitas siswa-siswa agar tingkat laku siswa tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada.
Peran guru sebagai model atau contoh bagi siswa. Setiap siswa mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu tingkah laku pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara. Karena nilai nilai dasar negara dan bangsa Indonesia adalah Pancasila, maka tingkah laku pendidik harus selalu diresapi oleh nilai-nilai Pancasila.
Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar. Setiap guru harus memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lain di luar fungsi sekolah seperti hasil
55
Doc. wawancara peneliti dengan Bp. Sabar pada tanggal 09 oktober 2017 di rumah beliau
belajar yang berupa tingkah laku pribadi dan spiritual dan memilih pekerjaan di masyarakat, hasil belajar yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial tingkah laku sosial siswa. Kurikulum harus berisi hal-hal tersebut di atas sehingga siswa memiliki pribadi yang sesuai dengan nilai-nilai hidup yang dianut oleh bangsa dan negaranya, mempunyai pengetahuan dan keterampilan dasar untuk hidup dalam masyarakat dan pengetahuan untuk mengembangkan kemampuannya lebih lanjut. Bp. Mursidin mengatakan:
“Memang benar apa yang disampaikan oleh Bp. Sabar bahwa seorang guru selain mentransfer ilmu ia juga harus membentuk karakter siswa, dan saya sebagai guru yang berperan ssebagai pengajar memiliki kewajiban untuk mengajar siswa khususnya pelajaran agama Islam. Selain itu juga sya harus memberikan contoh yang baik atau uswatun hasanah bagi siswa.”56
Peran guru sebagai pelajar, seorang guru dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan yang dirnilikinya tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan tugas profesional, tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan. Sedangkan peranan guru yang lain adalah sebagai komunikator pembangunan masyarakat. Seorang guru diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang yang sedang dilakukan. Ia dapat mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang dikuasainya.
56
Doc. Wawancara peneliti dengan Bp. Mursidin ( Guru PAI di SMA 1 Sesean) pada tanggal 10 oktober di masjid.
b. Peran keluarga (orang tua)
Masa remaja adalah masa yang penuh emosi, secara psikologis, masa ini ditandai dengan kondisi jiwa yang masih labil, tidak menentu dan biasanya susah dalam mengendalikan diri, sehingga pengaruh-pengaruh negatif sseperti perilaku menyimpang akibat pergeseran nilai dan menimbulkan gejala baru berupa krisis akhlaq.
Krisis akhlaq yang menimpa sebagian remaja saat ini merupakan salah satu akibat dari perkembangan global dan kemajuan IPTEK yang tidak diimbangi dengan kemajuan moral akhlaq remaja. Sehingga perilaku remaja terkadang kurang hormat terhadap orang tua, kurang disiplin dalam beribadah, serta perilaku yang menyimpan lainnya yang telah menimpa sebagian remaja saat ini.
Alquran mengajarkan bahwa penerapan dakwah berawal dari diri dan keluarga sebagaimana dalam surat al baqarah ayat 132-133
َ هَٰ رۡة إَٓا ٓ ةََٰ نصَّ َ َ
َۧ
َ نٔ ٍ ي ۡص ًٌَ خُأ ََلَّ إَ نَ تٔ ٍ تَن َ فَ َي لٱَ ً ك ىََٰ َ ط ۡصٱَ نللَّٱَنن إَن ِ تَٰ يَ بٔ لۡػ ي ََ ّي ِ ةَ ً
١٣٢
َۡذ إَ ءٓا د ٓ شًَۡ خِ نَۡم أ
َ
َ م َٰٓ ل إَ د تۡػ نَ أ لا كَٖۖي دۡػ بََۢ ٌَ نَ د تۡػ تَا ٌَ ّي ِ لَۡ لا كَۡذ إَ تۡٔ ٍۡلٱَ بٔ لۡػ يَ ضَ ح
َ هَٰ رۡة إَ م نٓا ةا ءَ َّٰ لوَإِ
َۧ
َ نٔ ٍ ي ۡص مَۥ ََ َۡنَّ ََا اد حَٰ ََٰاآَٰ ل إَ قَٰ حۡشوَإَِ وي ػَٰ مۡشوَإَِ ً
١٣٣
Terjemahnya:“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya´qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku ! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam. Adakah kamu hadir ketika Ya´qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq,
(yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya"57
Dan juga dalam surat at tahrim ayat 6
َ ي
َ هَٰٓ ل ٌَا ٓۡي ي غَ ة را ج ۡلۡٱ ََ سانلٱَا ْ دٔ ك ََاارا ًَُۡ كي يْۡ أ ًََۡ ك ص فُ أَ آٔ كَ أ ِ ٌا ءَ َي نلَّٱَا ٓ ي أَٰٰٰٓ
َ ٞظ َ ؽٌَث ه
ًَۡ ْ ر مأَٓا ٌَ نللَّٱَ نٔ صۡػ يَلََّٞدا د شن
َ نَ ر مۡؤ يَا ٌَ نٔ ي ػۡف ي َ
٦
Terjemahnya:“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.58
Dalam hal ini, remaja merupakan mitra dakwah orang tua, yakni ayah dan ibu sebagai pelaku dakwah yang utama dalam keluarga. Orang tua memegang peranan penting untuk mengajari, membimbing, dan mengarahkan remaja sehingga mereka memiliki iman dan taqwa kepada Allah SWT serta memiliki akhlak yang baik. Ada banyak cara yang dapat dilakukan para orang tua sebagai pelaku dakwah dalam keluarga untuk menjadikan para remaja agar memiliki iman dan taqwa serta berakhlakul yang baik. Antara lain dengan memberikan didikan dan pendekatan yang lemah lembut dan penuh kasih sayang sesuai dengan prinsip dakwah bi
al-hikmah, mauizhah al- asanah dan mujadalah. Orang tua hendaknya
membentuk anak-anaknya menjadi remaja yang shaleh dengan cara mencintai dan menyayangi anak-anaknya serta memelihara dan mengarahkan mereka pada hal-hal yang positif. Keluarga yang baik ialah
57
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Terjemah, h. 20
58
yang mampu menanamkan dalam jiwa putra putrinya kemauan beribadah kepada dalam kehidupan mereka.
Dengan cinta dan kasih sayang yang besar dari keluarga, pemeliharaan dan pengarahan yang baik, para remaja akan merasakan kenyamanan dalam keluarga. Keluarga adalah “umat kecil” yang memiliki pimpinan dan anggota, mempunyai pembagian tugas dan kerja, serta hak dan kewajiban bagi masing masing anggotanya. Keluarga adalah sekolah tempat anak-anak belajar. Dari sana mereka mempelajari sifat-sifat mulia, seperti kesetiaan, kasih sayang dsb.
Pembinaan keluarga yang baik akan menempatkan ajaran Islam sebagai landasan dan rujukannya. Tentunya yang dimaksud adalah disamping mengajarkan dan memperkenalkan Islam sedini mungkin, juga menjadikan Islam sebagai keyakinan hidup, pengendali akhlak sekaligus menjadi alat kontrol atas setiap tindakan yang dilakukannya. Dalam sebuah keluarga, pelajaran pertama yang diperoleh oleh seorang manusia adalah mencintai, menghormati, mengabdi, menaruh kesetiaan dan taat serta melaksanakan nilai-nilai yang ada.
Pengenalan remaja terhadap agama dan akhlak yang baik tentunya tumbuh melalui penglihatan, pendengaran, dan pengalaman yang diterimanya sejak anak-anak yang kemudian ikut menjadi bagian yang membentuk pribadinya. Anak yang sering mendengar orang tuanya mengucapkan nama Allah akan mulai mengenal Allah. Anak yang sering melihat orang tuanya menjalankan ibadah, maka hasil penglihatannya itu
akan terekam dalam jiwanya, kemudian dapat mendorong pertumbuhan jiwa agamanya. Perlakuan dan kasih sayang yang didapatnya dari keluarga, akan menumbuhkan jiwa kasih sayang terhadap sesama dan rasa aman yang diperlukan oleh para remaja.
Pondasi agama dan akhlak yang baik dari lingkungan keluarga memiliki peranan besar untuk membantu remaja menghadapi pengaruh luar yang sangat besar terhadap pembentukan kepribadian remaja. Nabi Muhammad SAW sebagai uswah al-hasanah sangat memperhatikan betul masalah keluarganya. Sebelum beliau menyampaikan dakwah kepada masyarakatnya, beliau terlebih dahulu menyampaikan dakwah tersebut kepada keluarganya. Baru setelah itu, beliau menyampaikan kepada keluarga-keluarga dekat yang lain dan masyarakat sekitar.
Materi pertama yang perlu ditanamkan dalam keluarga masalah tauhid kemudian akhlak sebagaimana yang Rasulullah SAW tanamkan kepada keluarganya.Karena tauhid tanpa akhlak akan menciptakan manusia yang tidak mampu menciptakan ketentraman dan kenyamanan bagi masyarakat sekitarnya. Akhlak tanpa tauhid dapat membuat manusia tidak menyadari apa tujuan hidupnya. Sehingga pendidikan akhlak dalam keluarga merupakan hal yang sangat penting setelah pendidikan tauhid.
Seorang ayah di samping memiliki kewajiban untuk mencari nafkah bagi keluarganya., dia berkewajiban untuk mencari tambahan ilmu bagi dirinya. Karena dengan ilmu-ilmu itu dia akan dapat membimbing dan mendidik diri sendiri dan keluarga menjadi lebih baik . Demikian pula
halnya dengan seorang ibu, disamping memiliki kewajiban dalam pemeliharaan keluarga, dia pun tetap memilii kewajiban untuk mencari ilmu Hal tersebut penting karena ibu yang biasanya dekat dengan anak-anaknya. Selain itu, kewajiban orang tua adalah mendidik anak-anaknya agar berakhlak baik. Ada beberapa hal yang diharapkan dapat terjadi dengan mengoptimalkan peran keluarga dalam dakwah terhadap remaja antara lain:
1. Terbentuknya pribadi remaja yang memiliki iman yang kuat. 2. Terbentuknya masyarakat yang berakhlak baik dan Islami.
3. Terbentuknya keluarga bahagia, penuh kasih sayang dan ketenangan.
Dengan demikian terlihat betapa besar peranan keluarga dan betapa keberhasilan kita secara perorangan atau kolektif, secara pribadi atau bangsa banyak sekali ditentukan oleh keberhasilan kita dalam keluarga masing-masing.
c. Peran da’i di masyarakat dalam meningkatkan perilaku remaja
Sebagai agen pembentuk dan perubah masyarakat agar lebih baik, maka seorang da’i jelas mempunyai peranan dan pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakat terutama dikalangan remaja. Seorang da’i akan berusaha membentuk masyarakat khususnya para remaja agar menjadi remaja yang baik, berakhlak mulia dan remaja yang bertakwa kepada Allah swt. Serta menjadikan remaja yang mengetahui tujuannya sebagai manusia. Da’i tidak hanya menyampaikan dakwahnya itu sebagai
sarana komunikasi massa yang hanya memberikan apa yang ada saja (baik atau buruk). Akan tetapi seorang da’i akan berkomunikasi dengan masyarakat khususnya para remaja dengan ketegasan bahwa yang baik harus dimenangkan dan yang buruk harus dikalahkan.
Pengembangan kemampuan manusia untuk selalu memelihara agama adalah pengaruh utama dalam keberhasilan seorang da’i. Islam tidak hanya dalam mulut akan tetapi terwujud dalam perbuatan. Seorang da’i akan membantu remaja untuk siap menjadi anggota masyarakat yang bernilai luhur dan selain tugas da’i seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kehadiran seorang da’i juga mempunyai peran dalam meningkatkan perilaku remaja antara lain:
1. Meluruskan aqidah dan memperbaiki akhlak remaja 2. Memotifasi agar remaja taat beribadah kepada Allah