• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. PENGELOLAAN ASUHAN KEPERAWATAN

B. Tinjauan Kasus

4. Implementasi dan evaluasi

Pukul Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi 1. 19-6-2012 Pukul: 10.35-11.45 WIB

Harga diri rendah SP1 :

1. Mengindentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien.

2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan ini. 3. Membantu pasien memilih kegiatan

yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien (1 kemampuan).

4. Melatih pasien sesuai dengan

kemampuan yang dipilih.

5. Memberi pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien.

6. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

S :

- Klien mengatakan bahwa ia bisa menyapu, mengepel, mencuci piring, mencuci baju, mengambil air.

- Klien memilih satu kegiatan ringan terlebih dahulu untuk dilatih yaitu mengambil air di dapur.

O :

Klien menjawab dengan suara yang pelan dan lembut, kontak mata (+) tetapi sesekali klien menundukkan wajahnya, ekspresi tenang.

A :

- Klien mengungkapkan kemampuan yang dimilikinya.

- Klien dapat melakukan latihan

kemampuan yang pertama yaitu mengambil air di dapur dengan baik - Klien tampak senang dan semangat

pada saat perawat memberikan pujian dan dorongan semangat terhadap keberhasilan latihan yang dilakukan

klien. P :

Pertemuan selanjutnya akan dilakukan pada tanggal 20 Juni 2012, pukul 08.05-09.30 WIB dengan topik SP2 pada Harga Diri Rendah. 20-6-2012 Pukul: 08.05-09.30 WIB SP2 :

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.

2. Melatih kemampuan kedua.

3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

S :

Klien mengatakan bahwa ia akan selalu mengambil air minum di dapur untuk makan siang setiap hari.

O :

Klien menjawab pertanyaan perawat dengan suara yang pelan dan lembut, kontak mata (+), pasien tampak tersenyum, ekspresi tenang.

A :

- Klien mengungkapkan kemampuan lainnya yang dapat ia latih bersama perawat yaitu menyapu dan mengepel.

- Klien dapat melakukan latihan

kemampuan kedua yaitu menyapu dan mengepel dengan baik tetapi, harus tetap diawasi perawat karena terkadang tidak terlalu bersih.

- Klien tampak semangat pada saat melakukan latihan kedua.

P :

Pertemuan selanjutnya adalah dengan topik Gangguan proses pikir : Waham Curiga pada tanggal 22 Juni 2012 pada pukul 10.15-11.00 WIB. 2. 22-6-2012 Pukul: 10.15-11.00 WIB Gangguan proses pikir : Waham Curiga SP1 :

1. Membantu orientasi realita.

2. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi.

3. Membantu pasien memenuhi

kebutuhannya.

4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

S :

- Klien mengatakan bahwa ia sering merasa curiga akan tingkah laku tetangga-tetangganya yang sering menjelek-jelekkan dirinya, serta perilaku adiknya yang akan mengambil semua harta orangtuanya.

- Klien merasa takut tidak mendapatkan harta warisan orangtuanya.

- Klien merasa kurang dihargai dalam keluarga dan lingkungan rumahnya. O :

Klien tampak serius pada saat menceritakan kecurigaannya terhadap orang-orang terdekatnya, kontak mata (+) tetapi sesekali mengalihkan pandangan kesekitarnya.

- Klien membutuhkan pengakuan keberadaan dan rasa dihormati orang lain.

- Klien merasa dihargai dan dihormati di RSJ karena ia merasa dibutuhkan dan selalu dapat membantu segala kebutuhan di RSJ.

P :

Pertemuan dilanjutkan dengan topik SP2 pada Gangguan proses pikir : Waham Curiga.

SP2 :

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.

2. Berdiskusi tentang kemampuan yang dimiliki.

3. Melatih kemampuan yang dimiliki.

S :

Klien mengatakan ia akan berusaha untuk berpikir positif, dan mencoba menganggap mereka baik, dan tidak mencurigai orang lain.

O :

Klien tampak lebih tenang, menjawab dengan suara pelan dan lembut, kontak mata (+).

A :

- Klien masih memiliki beberapa

kemampuan yang dapat dilatih seperti menyapu, mengepel, mencuci piring, mencuci baju, mengambil air.

kemampuan-kemampuan tersebut dengan baik setiap harinya.

P :

Pertemuan selanjutnya dengan topik SP3 pada tanggal 25 Juni 2012 pukul 10.20 WIB. 25-6-2012 Pukul: 10.20-10.55 WIB SP3 :

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.

2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur. 3. Menganjurkan pasien memasukkan

dalam jadwal kegiatan harian.

S :

Klien mengatakan bahwa ia akan minum obat secara teratur agar cepat sembuh dan dapat pulang dan berkumpul dengan keluarga dan ketiga anaknya.

O :

Klien tampak lebih tenang, menjawab dengan suara pelan dan lembut, kontak mata (+), dan tersenyum pada perawat. A :

Klien masih memiliki semangat untuk sembuh dan mencoba untuk minum obat secara teratur.

P :

Pertemuan selanjutnya adalah dengan topik Perilaku Kekerasan pada tanggal 26 Juni 2012 pukul 10.00 WIB.

3. 26-6-2012 Pukul: 10.00-10.45 WIB Perilaku Kekerasan SP1 :

1. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.

2. Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.

3. Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan.

4. Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.

5. Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan.

6. Membantu pasien mempraktekkan latihan cara mengontrol fisik I : Tarik nafas dalam.

7. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal harian.

S :

Klien mengatakan ia marah-marah dan melempar barang karena merasa kecewa akan hidupnya dan merasa curiga akan adiknya yang akan mengambil semua harta orangtuanya. Tetapi selama dirawat di RSJ, ia sudah tidak pernah marah-marah lagi. O :

Klien menjawab dengan singkat, suara pelan, kontak mata (+), ekspresi tenang, raut wajah sedih.

A :

- Klien mengungkapkan mengapa dirinya marah-marah, dan melempar barang. - Klien mampu mengontrol perilaku

kekerasan dengan cara tarik napas dalam yang telah dilatih perawat.

P :

Pertemuan selanjutnya adalah SP2 perilaku kekerasan pada tanggal 28 Juni 2012 pukul 10.35 WIB. 28-6-2012 Pukul : 10.35-11.10 WIB SP2 :

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.

2. Melatih pasien mengontrol perilaku S :

Klien mengatakan telah mempraktekkan tarik napas dalam jika ingin marah.

kekerasan dengan cara fisik II : memukul bantal dan kasur.

3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal harian.

O :

Klien menjawab dengan lambat dan suara pelan, kontak mata (+), ekspresi tenang. A :

- Klien dapat menyebutkan cara

mengontrol perilaku kekerasan dengan cara memukul kasur dan bantal.

- Klien mampu mempraktekkan

mengontrol perilaku kekerasan dengan cara tarik napas dalam yang telah dilatih perawat.

P :

Pertemuan selanjutnya adalah SP3 dan SP4 perilaku kekerasan pada tanggal 29 Juni 2012 pukul 11.15 WIB. 29-6-2012 Pukul : 11.15-11.55 WIB SP3 :

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.

2. Melatih pasien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara verbal.

3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal harian.

S :

Klien menyebutkan cara meminta sesuatu dengan kata-kata yang sopan dan lembut, mengungkapkan penolakan tanpa marah. O :

Klien menjawab dengan lancar, kontak mata (+), ekspresi tenang, dan tersenyum pada perawat.

A :

- Klien dapat menyebutkan cara ketiga dalam mengontrol perilaku kekerasan dengan cara verbal.

- Klien mampu mempraktekkan

mengontrol perilaku kekerasan dengan cara verbal.

P :

Pertemuan dilanjutkan dengan topik SP4 pada Perilaku Kekerasan.

SP4 :

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.

2. Melatih pasien mengontrol perilau kekerasan dengan cara spiritual.

3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal harian.

S :

Klien mengatakan bahwa ia akan rajin shalat dan berdoa, agar cepat diberi kesembuhan dan dapat berkumpul kembali dengan keluarga dan ketiga anaknya.

O :

Klien menjawab dengan lancar dan bersemangat, kontak mata (+), ekspresi senang, dan tersenyum pada perawat.

A :

- Klien dapat menyebutkan cara

mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual yakni banyak berdoa dan shalat.

- Perawat memfasilitasi klien dalam beribadah dengan cara memberikan peralatan shalat.

P :

Terminasi pertemuan dan evaluasi pengetahuan klien.

ANALISA PROSES INTERAKSI

Nama Mahasiswa : Vera Triastuti Hasibuan

Tanggal : 19 Juni 2012

Jam : 10.35 WIB

Ruangan : Cempaka

Inisial Pasien : Ny. R

Status Interaksi : Fase Orientasi

Lingkungan : Perawat dan pasien duduk berhadapan, lingkungan tempat berinteraksi tampak tenang, cuaca cerah, jendela terbuka, perawat dan pasien melakukan wawancara di ruangan Cempaka, tepatnya di sebelah tempat tidur pasien. Terdapat 2 orang pasien lain yang duduk dekat dengan perawat saat berinteraksi, sebagian pasien lain menonton televisi dan tidur di tempat tidurnya masing-masing.

Deskripsi Pasien : Pasien tampak rapi, menggunakan baju kaos warna merah dan celana ponggol warna biru tua. Rambut pendek dan kulit tampak bersih. Selama interaksi, pasien terlihat kooperatif dan tenang.

Tujuan : - Pasien dapat menceritakan apa yang dirasakannya, alasan pasien dibawa ke RSJ.

- Pasien dapat mengidentifikasi penyebab, tanda, dan gejala harga diri rendah, serta dapat mengindentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien.

ANALISA PROSES INTERAKSI

KOMUNIKASI ANALISA

RASIONAL

VERBAL NON VERBAL BERPUSAT PADA

PASIEN

BERPUSAT PADA PERAWAT

P : “Selamat Pagi Bu…! Gimana kabarnya hari ini?”

P : Tersenyum sambil memandang pasien.

Berharap agar pasien mau menerima kehadiran perawat dan kooperatif dalam interaksi

Mengucapkan salam merupakan awal untuk membina hubungan saling percaya dan dapat melanjutkan intervensi. K : “Selamat pagi Suster!!!

Baik…”

K : Kontak mata (+) tetapi sesekali menundukkan wajahnya, tersenyum

Pasien diam karena belum pernah melihat perawat sebelumnya di ruangan tersebut.

P:” Perkenalkan, saya Suster Vera, saya mahasiswa S1 Keperawatan USU yang akan dinas di ruangan ini selama 4 minggu dan saya yang akan merawat ibu dan pasien lainnya disini. Mau gak ibu ngobrol-ngobrol sebentar sama saya selama 20 menit ke depan?” P : Kontak mata (+), mengulurkan tangan, tersenyum, dan memperhatikan keadaan pasien.

Perawat merasa senang karena pasien mau

menjawab salam dan mau menerima kontrak.

Untuk menimbulkan rasa percaya bagi pasien terlebih dahulu perawat

K: “Iya, mau Suster. Mau ngobrol-ngobrol apa?”

K : Kontak mata (+), tersenyum tipis sambil menganggukkan kepala, menjabat tangan pasien.

Kelihatan bersemangat dan senang.

Sikap bersemangat pertanda hubungan saling percaya sudah terbina.

P: “Nama Ibu siapa? Senangnya dipanggil apa? Umur Ibu berapa? Dimana alamat Ibu?”

P : Kontak mata (+), memegang tangan pasien

Berharap pasien mau memperkenalkan diri. Dengan mengetahui nama panggilan seseorang mempermudah komunikasi. K: “Nama saya Rosalia,

panggil saja Rosalia, saya berusia 40 tahun sekarang dan tinggal bersama Ibu dan ketiga anak saya di Medan, tepatnya di Marindal.”

K : Kontak mata (+), wajah menunduk, berbicara pelan dan lambat.

Pasien mau

memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, umur dan alamatnya.

P : “Ibu kapan masuk ke rumah sakit ini? Siapa yang bawa? Dan kenapa dibawa kemari?” P : Kontak mata (+), menyentuh tangan pasien, mendengarkan jawaban pasien.

Berharap agar pasien mau menjawab pertanyaan.

Menstimulasi pasien terhadap ingatan jangka panjang dan orientasi waktu. K : “Saya dibawa kesini

tanggal 19 Januari 2012. Dibawa adik saya karena saya sering menangis, curiga dan marah-marah sambil

K : Terdiam sebentar lalu menjawab pertanyaan perawat, sambil menundukkan wajahnya dan memandang

Pasien menyadari dan mampu menyebutkan kapan, siapa yang membawa dan alasan pasien dibawa ke RSJ

melempar barang di rumah, saya juga tidak bisa tidur, suka bicara sendiri, suka

menyendiri.

Sebenarnya saya sudah pernah dirawat disini, sekitar tahun 2008 kalau tidak salah.”

kesekeliling.

P : “Apakah sampai sekarang Ibu masih ingin marah, melempar barang, menangis, menyendiri, atau curiga? Apa yang membuat Ibu

merasakan hal tersebut? Apa sebelumnya Ibu pernah marah, melempar barang, menangis, bicara sendiri, atau curiga? Terus, penyebabnya apa? Sama tidak penyebabnya dengan yang sekarang?” P : Kontak mata (+), tersenyum, dan menyentuh tangan pasien. Berharap pasien

menjawab pertanyaan dan mengungkapkan apa yang dirasakan pasien. Memulai pengkajian awal untuk menetapkan intervensi keperawatan yang akan diberikan dan mengidentifikasi pengetahuan pasien dibawa ke RSJ

K : “Sekarang saya sudah jarang marah-marah atau melempar barang Sus.. Dulu saya marah karena saya curiga adik saya yang mau

menambah dapur rumah ingin mengambil semua harta orang tua saya. Saya takut saya tidak dapat harta warisan. Sebenarnya saya jadi sering marah-marah karena merasa sedih dengan hidup saya, saya diceraikan suami saya, suami saya tidak memperdulikan saya dan tidak pernah memberi saya nafkah. Saya malu..”

K: Kepala tertunduk, wajah tampak sedih dan bicara dengan sangat pelan.

Pasien menjawab

pertanyaan yang diajukan oleh perawat dan

kooperatif

P :“Emmm,, jadi Ibu marah-marah dan curiga sama orang lain karena mengalihkan rasa sedih Ibu karena diceraikan oleh suami Ibu… Ibu,, walaupun

P : Kontak mata (+), menyentuh tangan pasien.

Berharap pasien

menjawab pertanyaan dan mengungkapkan apa yang dirasakan pasien.

Hubungan saling percaya masih harus ditingkatkan dan perawat harus membuat pasien merasa nyaman saat berinteraksi.

kita merasa sedih dan malu akan hidup kita, tidak baik jika

mengalihkannya dengan marah-marah dan curiga terhadap orang lain. Mencoba untuk ikhlas dan memperbaiki diri akan lebih baik buat Ibu. Benar kan bu?”

K : “Iya, benar… Tapi, saya merasa malu sama orang lain, saya seperti tidak bisa apa-apa, tidak berguna.”

K : Kontak mata (+) tetapi sesekali menunduk dan melihat kesekeliling ruangan.

Pasien mampu

menjelaskan mengenai penyebab rasa marah dan curiganya

P : “Kalau begitu, besok Ibu mau kan kalau kita mengobrol lagi seperti ini, sekalian nanti kita akan membicarakan kemampuan positif yang Ibu miliki dan mencoba untuk Ibu latih agar

meningkatkan percaya

P: Kontak mata (+), dan memegang bahu pasien.

Berharap pasien dapat menyetujui kontrak yang dibuat. Meminta persetujuan pasien untuk mengetahui kesediaan pasien untuk diintervensi.

diri Ibu… Ibu mau kan? Baiklah saya permisi dulu yah… K : “Mau sus… Besok kita

jumpa lagi ya… Iya sus, saya juga mau istirahat dulu. Makasih ya sus….”

K: Kontak mata (+), tersenyum.

Meminta persetujuan dari pasien akan meningkatkan harga diri pasien dan terminasi yang baik akan dapat menjaga hubungan saling percaya tetap atau semakin baik lagi. Kesan : Proses interaksi berlangsung dengan baik dan lancar, klien dapat diajak berkomunikasi dengan baik dan kooperatif.

ANALISA PROSES INTERAKSI

Nama Mahasiswa : Vera Triastuti Hasibuan

Tanggal : 20 Juni 2012

Jam : 08.05 WIB

Ruangan : Cempaka

Inisial Pasien : Ny. R Status Interaksi : Fase Kerja

Lingkungan : Perawat dan pasien duduk berhadapan, lingkungan tempat berinteraksi tampak tenang, cuaca cerah, jendela terbuka, terdapat 24 buah tempat tidur, 1 kamar mandi, 1 gudang, 2 buah lemari pakaian, 1 buah meja tempat gelas dan tempat air, 2 buah meja untuk tempat berdiskusi antara perawat dan pasien, dan 1 buah meja pegawai ruangan, Televisi sedang dihidupkan, dan pintu ruangan yang terbuka. Terdapat 2 orang pasien lain yang duduk dekat dengan perawat saat berinteraksi, sebagian pasien lain menonton televisi dan tidur di bawah tempat tidur, dan 1 orang perawat sedang memberikan intervensi kepada pasien.

Deskripsi Pasien : Pasien tampak rapi, menggunakan baju kaos warna merah dan celana ponggol warna biru tua. Rambut pendek dan kulit tampak bersih. Selama interaksi, pasien terlihat sangat kooperatif.

Tujuan : - Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki - Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan

- Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan - Pasien dapat berlatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan - Pasien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya

ANALISA PROSES INTERAKSI

KOMUNIKASI ANALISA

RASIONAL

VERBAL NON VERBAL BERPUSAT PADA

PASIEN

BERPUSAT PADA PERAWAT

P : “Selamat Pagi Bu R..! Masih ingat dengan

saya kan? Bagaimana kabar Ibu hari ini? Gimana tidurnya tadi malam?

K : “Pagi Suster, masih ingat. Suster Vera kan..? Kabar saya sehat suster dan tadi malam tidurnya nyenyak.”

P : “Sesuai janji kita kemarin, saya mau ngajak ngobrol Ibu lagi. Ibu masih ingat kan topik yang mau kita diskusikan hari ini?” Sekarang kita diskusi

tentang kemampuan positif apa saja yang

P : Menghampiri pasien sambil mengulurkan tangan dan tersenyum, kontak mata (+) K : kontak mata (+), tersenyum sambil mengulurkan tangannya. P : Kontak mata (+), mendengarkan jawaban pasien, menyentuh tangan pasien. . Pasien menjawab pertanyaan perawat dan masih ingat dengan nama perawat.

Merasa senang karena disambut dengan hangat.

Berharap klien masih ingat dengan topik yang akan didiskusikan.

Mengucapkan salam dapat memberikan rasa nyaman dalam memulai proses interaksi Mengevaluasi ingatan pasien mengenai pembicaraan sebelumnya. .

masih Ibu miliki agar meningkatkan

kepercayaan diri Ibu.” “Kira-kira apa saja kemampuan positif yang masih Ibu miliki? Coba Ibu sebutkan satu persatu.”

K : “Kemampuan yang masih saya miliki yah seperti pekerjaan rumah sehari-hari, seperti menyapu, mengepel, mencuci baju, mencuci piring, mengambil air. Saya kan hanya ibu rumah tangga yang tidak bekerja jadi hanya bisa itu saja.”

K : Kontak mata (+) tetapi sesekali menundukkan wajah, menjawab pertanyaan perawat dengan suara pelan.

Ekspresi tenang Berharap pasien mau mengungkapkan perasaan dan kemampuan yang dimilikinya

Menggali

kemampuan positif yang masih dimiliki klien

P:“Cukup banyak yah kemampuan yang masih Ibu miliki. Jadi, Ibu jangan rendah diri karena Ibu masih punya banyak

kemampuan dan hanya perlu untuk dilatih.”

K: “Iya Sus..!”

P: “Kalau begitu suster akan membantu Ibu untuk melatih beberapa kemampuan positif yang masih Ibu miliki. Sekarang, coba Ibu pilih kegiatan apa yang ingin Ibu latih.”

K: :“Apa ya? Coba menyapu dulu yah sus.” P : Memandang pasien sambil tersenyum. K : kontak mata (+), tersenyum pada perawat P : Tersenyum, kontak mata (+)

K : Kontak mata (+) dan membalas senyuman.

Berharap perawat mau melatihnya.

Berharap perawat mau mengajarkannya

Berharap pasien mau mendengarkan dan mengubah pemikirannya tentang dirinya.

.

Berharap pasien mau memilih kemampuan yang masih dimilikinya dan melatihnya bersama perawat.

Pujian yang diberikan dapat menimbulkan rasa percaya diri dan meningkatkan harga diri.

Menunggu pasien memilih kemampuan positif yang akan dilatihnya.

Melatih pasien melakukan

P: “Baiklah, sekarang kita coba latihan

menyapunya yah Bu,,, Ibu ambil dulu sapu di gudang yah? Nanti kita akan coba latihan menyapu di teras. Mau kan Bu? Atau Ibu mau menyapu di tempat lain?”

K: “Mau sus,, dimana aja boleh kok…”

P: “Nah, sekarang coba Ibu liyat saya menyapu dulu yah? Baru nanti gantian Ibu yang menyapu seperti yang saya peragakan tadi. Oke Bu? Perhatikan yah? Lantai disapu ke

P : Kontak mata (+), menanyakan kesediaan klien untuk dilatih.

K : Kontak mata (+), menjawab pertanyaan P : Kontak mata (+), tersenyum, memperagakan cara menyapu, menyerahkan sapu ke pasien

Pasien bersedia untuk dilatih bersama perawat.

Berharap pasien bersedia untuk dilatih dan dapat melakukan kegiatan yang dipilihnya dengan baik.

Berharap pasien mau memperhatikan dan melakukannya. yang masih dimilikinya Menggali kemampuan pasien Melatih kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

satu arah secara perlahan dan pastikan sampah yang disapu tidak berserakan.

Sekarang coba Ibu yang menyapu. Suster Vera ingin lihat.”

K: “Seperti ini kan sus? Agak susah ya, anginnya banyak, sampahnya beterbangan.”

P: “Wah….bersih sekali… ternyata Ibu Rosalia dapat menyapu dengan baik dan benar yah… Nah, biar Ibu semakin terbiasa, kita buat menyapu sebagai kegiatan sehari-hari Ibu disini yah? Setiap pagi dan setelah makan, Ibu menyapu ruangan yah? Mau kan Bu?”

K : Kontak mata (+) tetapi sesekali memperhatikan sampah yang sedang disapu.

P : Kontak mata (+), tersenyum, dan

mengacungkan jempol

Pasien mampu melatih kemampuan pertamanya yaitu menyapu dengan baik.

Berharap pasien mau melakukannya sebagai aktivitas sehari-hari.

Latihan kemampuan yang masih dimiliki untuk pertama kali harus tetap diawasi oleh perawat.

Pujian diberikan pada pasien atas

K : “ Iya, mau Sus… Tapi, kalau saya capek, saya boleh istirahat kan sus?”

P: “Iya, kalau Ibu Rosalia capek, Ibu bisa istirahat sebentar, setelah itu dilanjutkan kembali menyapunya. Oke Bu? Lama-lama Ibu akan terbiasa juga kok Bu, jadi Ibu tenang aja. Selain menyapu, Ibu bisa melakukan apa lagi yang bisa kita latih?”

K: “Oke,,, hehehhehe,,, Mengepel Ibu juga bisa…” K : Kontak mata (+), sesekali memandang kesekeliling. P : Kontak mata (+), tersenyum K : Kontak mata (+), sesekali memandang sekeliling.

Pasien bersedia untuk terus melatih menyapu dan memasukkannya kedalam aktivitas sehari-hari.

Pasien menyebutkan kemampuan lainnya yang masih dimiliki.

Menggali kemampuan positif lainnya yang dimiliki untuk dilatih bersama perawat. Mendapat persetujuan pasien untuk memasukkan kegiatan menyapu sebagai aktivitas sehari-hari selama dirawat di RSJ.

P :”Ibu bisa mengepel yah? Kalau begitu, coba kita latih cara mengepel yang benar yah Bu? Sekarang coba Ibu ambil dulu kain pel di gudang. Kita akan coba latihan mengepel sekarang.”

K: “Baik sus… Tunggu sebentar yah…”

P: “Tadi kita kan sudah latihan menyapu, sekarang kita latihan mengepel. Caranya hampir sama. Ibu perhatikan suster Vera yah, nanti giliran Ibu untuk melatihnya. Yah? Seperti ini. Sekarang coba Ibu yang mengepel. Suster mau lihat.” P : Kontak mata (+), tersenyum. K : Kontak mata (+), berjalan menuju gudang. P : Kontak mata (+), sambil terseyum, dan mempraktekkan cara mengepel yang baik dan benar,

menyerahkan pel ke pasien.

Pasien tampak mulai bersemangat.

Berharap pasien bersedia untuk kembali melatih kemampuan yang masih dimilikinya yaitu

mengepel.

Berharap pasien mau memperhatikan dan melakukannya Melatih pasien beberapa kemampuan yang masih dimilikinya dapat meningkatkan kepercayaan diri dan harga diri.

K: “Seperti ini kan sus… Saya bisa kok sus melakukannya.”

P: “Wah,,, bersih dan mengkilap yah lantainya,,,

ehehhehehe… Kalau setiap hari Ibu yang menyapu dan mengepel lantai ruang Cempaka pasti selalu bersih dan kinclong lantainya. Ya kan Bu? Jadi, nanti mengepel juga kita masukkan dalam aktivitas Ibu sehari-hari yah? Mulai besok Ibu yang menyapu dan mengepel teras depan yah Bu? Ibu mau kan? Biar ruangan kita bersih dan nyaman.”

K : Kontak mata (+), mempraktekkan cara mengepel yang baik dan benar seperti yang telah diajarkan. P : Kontak mata (+), tersenyum dan menggandeng lengan pasien. Pasien mampu mempraktekkan cara mengepel yang baik dan benar.

Berharap pasien bersedia dan dapat melakukannya setiap hari.

Melatih beberapa kemampuan yang masih dimiliki akan meningkatkan kepercayaan diri.

K:”Baik sus…”

P: “Nah,,, gitu donk Bu…. Sekarang untuk

semakin memperlancar Ibu dalam menyapu dan mengepel, coba Ibu peragakan lagi cara menyapu dan

mengepel. Masih bisa

Dokumen terkait