• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBHASAN

C. Intrepretasi Data Temuan Penelitian

2. Implementasi Kebijakan EMIS di PTKIS

Implementasi kebijakan EMIS, pada PTKIS akan dapat berjalan dengan baik apabila PTKIS mampu memenuhi serta melawati faktor-faktor kritis mencakup empat variabel penentu kebijakan publik yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi atau sikap, dan struktur birokrasi sehingga implementasi kebijakan menjadi efektif.” Deskripsi keempat faktor tersebut antara lain:

a. Komunikasi dan Informasi sebagai input dalam pengambilan keputusan

Banyak informasi yang terima para pengambil keputusan yang terkadang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya terjadi. Terkadang masih banyak informasi yang ditutupi oleh beberapa pemberi informasi, sehingga informasi yang sampai tidak sepenuhnya akurat. Mendapatkan informasi yang akurat serupa menurut Max (1972) dalam Rochety, dkk (2008:151), decision making is commonly defined as choosing from among alternatives (pengambilan keputusan merupakan pemilihan dari beberapa alternatif.

Menurut S.P Siagian (Iqbal Hasan, 2002:10), pengambilan keputusan merupakan suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat (Rochety, dkk. 2008:15 1).

Menurut Cash (1992) dalam Rochety, dkk. (2008), sistem informasi pendidikan dapat membantu para pengambil kebijakan bidang pendidikan dalam memutuskan strategi apa yang tepat untuk diterapkan

dalam melakukan pengendalian dan monitoring terhadap

Implementasi Kebikajan EMIS dalam Mewujudkan Akuntabilatas PTKIS

B. Davis (Mirfani, dkk, 2009: 168), adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi penerima dan mempunyai nilai nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang akan datang.

Dengan demikian Implementasi kebijakan EMIS, akan dapat berjalan dengan baik apabila didukung dengan komunikasi dan

informasi kejelasan, konsistensi dan tranfaransi dalam proses

pengambilan keputusan.

b. Sumber Daya Organisasi mempengaruhi proses Implimentasi EMIS PTKIS

Suatu lembaga pendidikan dapat berhasil dalam kompetisi bukan karena hanya menerapkan teknologi informasi tertentu, melainkan telah mengembangkan suatu kapabilitas tertentu untuk menerapkan teknologi informasi dalam menghadapi perubahan, perlu didukung dengan: 1) kualitas manusia yang bernilai adalah bagian organisasi yang secara konsisten memecahkan masalah manajemen kepada setiap anggota pengguna teknologi informasi; 2) anggaran yang memadai, 3) sarana prasarana, yang lengkap, dan 4) informasi yang akurat.

Sumber daya manusia merupakan salah satu komponen penting dalam penyelenggaraaan kegiatan EMIS, saat ini memerlukan perhatian utama yaitu menyangkut kebutuhan masalah kualitas dan kuantitas pegawai, sarana dan prasarana, serta peralatan lainnya yang berkaitan dengan upaya peningkatan SDM SAR. Peningkatan SDM dalam hal ini

bisa dikatakan sebagai pegawai juga harus juga memikirkan

kompensasi/upah/gaji atau imbalan atas kerja yang mereka lakukan. Kompensasi, tidak dapat disangkal, merupakan harapan utama setiap pegawai terhadap organisasinya. Kompensasi yang diharapkan disini terkaitdengan kontribusi yang telah diberikan para pegawai dalam pencapaian tujuan organisasi. Dilain pihak kompensasi juga

Penelitian Kolaboratif Lintas Fakultas Internal Universitas

menjadi salah satu cara dominan bagi organisasi dalam

mempertahankan para pegawainya. Menurut Nitisemito (1982)

kompensasi mengandung arti sebagai balas jasa yang diberikan oleh organisasi kepada pegawai yang dapat dinilai dengan uang dan mempunyai kecenderungan diberikan secara tetap. Sedangkan menurut Handoko (1994), kompensasi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang diterima pegawai sebagai balas jasa untuk kerja mereka.

Karaketeristik sumber daya manusia yang bernilai menurut Rochety, dkk. (2008:87), adalah orang-orang yang secara konsisten memecahkan masalah manajemen dan menunjukkan kesempatan perbaikan melalui sistem informasi manajemen dalam teknologi informasi yang tersedia.

Dalam suatu organisasi/instansi, sumber daya

manusia/pegawai merupakan pilar yang sangat penting. Baik tidaknya, berhasil tidaknya organisasi/instansi dalam membina pegawainya akan menentukan kualitas dari organisasi/instansi tersebut. Berkaitan dengan masalah kepegawaian, tentunya berkaitan pula dengan kinerjanya. c. Disposisi kesediaan pelaksana Implimentasi EMIS PTKIS

Disposisi meliputi; kesiapan, komitmen, keterbukaan/kejujuran dan norma-norma, merupakan faktor internal organisasi yang dapat mempengaruhi kebijakan atau pengambilan keputusan dan implentasi kebijakan. Saat sebuah lembaga pendidikan memahami dan memiliki pengetahuan untuk bertindak, lembaga pendidikan tersebut diharuskan melakukan pilihan terhadap kapabilitas yang tersedia dan komitmen terhadap keputusan yang diambil sebagai aset organisasi.

Integritas merupakan perwujudan identitas diri yang berdedikasi secara konsisten dalam menerapkan prinsipnya, dan bertindak dengan nilai-nilai positif yg diketahui atau dianutnya. Integritas merupakan inti dari perwujudan sikap dan perilaku. Menurut Walgito (1990:108), sikap dan perilaku adalah gambaran kepribadian seseorang yang

Implementasi Kebikajan EMIS dalam Mewujudkan Akuntabilatas PTKIS

terlahir melalui gerakan fisik dan tanggapan pikiran terhadap suatu

keadaan atau suatu objek. Secara lengkap sikap merupakan

kecenderungan, pandangan, pendapat atau pendirian seseorang untuk menilai sesuatu objek atau persoalan dan bertindak sesuai dengan penilaiannya dengan menyadari perasaan positif dan negatif dalam menghadapi suatu objek.

Di dalam integritas terkandung makna konsistensi antara tindakan dan nilai. Orang yang mempunyai integritas, hidup sejalan dengan nilai-nilai prinsipnya. Suatu karakter yang tanpa memandang waktu dan tempat senantiasa menunjukkan ketaatan dalam menjalankan kode etik dan moral, memegang prinsip, tulus, jujur dan dapat

dipercaya, disiplin, memiliki kekuatan dalam mempertahankan

keteguhan/kemantapan/kestabilan/kepenuhan, serta konsisten dalam sikap dan perilakunya.

d. Struktur Birokrasi Membantu Implimentasi EMIS PTKIS

Struktur birokrasi meliputi; Fragmentasi dan Standar

Operasional, Prosedur (SOP), untuk mengabil keputusan dan

mengimplementasi kebijakan. Menurut Ibnu Syamsi (1995:13) dalam Rochety, dkk (2008:153), unsur-unsur pengambilan keputusan yang

harus dipertimbangkan antara lain sebagai berikut: 1) tujuan

pengambilan keputusan; 2) identifikasi jenis tindakan; 3) perhitungan faktor yang mungkin terjadi diluar rencana; 4) sarana atau alat untuk mengevaluasi pengambilan keputusan.

Aktor implementasi harus mengetahui apa yang harus dilakukan ketika menerima perintah untuk melaksanakan kegiatan atau kebijakan. Oleh karena itu informasi/perintah/SOP yang disampaikan atau diterima haruslah jelas, sehingga dapat mempermudah atau memperlancar pelaksana aan kegiatan atau kebijakan.

Penelitian Kolaboratif Lintas Fakultas Internal Universitas

3. Capaian Kinerja Implementasi Kebijakan EMIS di 15 PTKIS