• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN

A. Proses Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Yang Dilakukan

3. Implementasi Kegiatan Program UPK Setu Babakan

Mengenai tahapan implementasi atau pelaksanaan kegiatan, untuk kegiatan yang berada dalam lingkungan UPK Perkampungan Budaya Betawi tetap bisa berjalan makan sosialisasi pelaksanaan merupakan langkah awal dalam tahapan kegiatan program. Berdasarkan temuan dilapangan penulis mendapatkan informasi bahwa

“...kita melakukan sosialisasi kemasyarakat untuk program kegiatan yang kita rencanakan dan

melakukan pertemuan-pertemuan kepada

masyarakat sekitar...” (Wawancara Bapak Buchori, 2020)

Hal demikian juga ditambahkan oleh para pengrajin bahwa

“...iya saya mengikuti kegiatan sosialisasi bersama pihak UPK sudah cukup sering...”(Wawancara Ibu Uyun Pengrajin Kue Kembang Goyang, 2021)

“...Iya memang ada sosialisasi yang dilakukan oleh pihak UPK kekita bang...” (Wawancara Bapak Udin Pengrajin Dodol, 2021)

sosialisasi tentang kegiatan-kegiatan diUPK tapi

sejak 2020 kayanya distop sementara

deh...”(Wawancara Ibu Sumarni Pengrajin Laksa, 2021)

Hal serupa juga dibenarkan oleh pihak UPK Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan

“...untuk sementara kegiatan yang ada diUPK Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan diberhentikan ditahun 2020 ini..." (Wawancara Bapak Buchori, 2020)

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa narasumber diatas, disebutkan bahwa untuk pelaksanaan kegiatan program dimulai dengan sosialisasi ini bertujuan untuk memudahkan berjalannya pelaksanaan kegiatan program. Akan tetapi dengan adanya pandemi ditahun 2020 untuk kegiatan diberhentikan sementara, sosialisasi ini berguna untuk melihat respon para pengrajin makanan dan minuman khas Betawi dengan adanya program kegiatan yang dilakukan UPK Setu Babakan bahwa

“...sangat bagus setuju dengan adanya kegiatan yang ada diUPK saya bisa mendapatkan ilmu

kewirausahaan...” (Wawancara Bang Hafidz

Pengrajin Es Selendang Mayang, 2021)

“...sangat setuju dengan adanya program dari UPK jadi sangat membantu disana kita dibina, sangat membantu juga dari sisi penjualan dan pengetahuan lainnya ada juga pelatihan-pelatihan terus juga

dikenalin sama turis-turis asing dan ada juga kerjasama dengan pihak tertentu...”(Wawancara Bapak Udin Pengrajin Dodol Betawi, 2021)

Kemudian tanggapan lain mengenai sosialisasi pelaksanaan kegiatan UPK Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan juga ditambahkan oleh Ibu Sumarni dan Ibu Uyun

“...saya suka karna sangat membantu saya mendapatkan berbagai macam ilmu kewirausahaan dan ada pelatihan-pelatihannya...” (Wawancara Ibu Sumarni Pengrajin Laksa, 2021)

“...sangat senang karna sangat membantu

bagaimana mempromosikan prodak, kualitas rasa juga mendapatkan ilmu lain gimana cara packing

kemasan, bagaimana pengelolaan keuangan

pemasukan dan pengeluaran penjualan terhadap masyarakat luas ini kita ada pelatihanya dari UPK...”(Wawancara Ibu Uyun Pengrajin Kue Kembang Goyang, 2021)

Berdasarkan nasasumber diatas mereka mengungkapkan bahwa pelaksanaan program yang mulai dari sosialisasi mendapatkan sambutan yang sangat postif para pengrajin makanan dan minuman khas Betawi sangat setuju dengan adanya pelaksanaan kegiatan peogram yang ada diUPK karna menurut hasil wawancara para pengrajin sangat terbantu dengan adanya itu semua.

4. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Program

Pada tahapan ini dilakukan untuk melihat bagaimana proses dan hasil pelaksanaan kegiatan program. Penulis menemukan bahwa kegiatan monitoring dan kegiatan evaluasi program UPK Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan belum dilakukan selama tahun 2020 dikarnakan pandemi. Sebelumnya kegiatan monitoring dan kegiatan evaluasi dilakukan sebulan sekali berikut hasil wawancara penulis dengan narasumber

“...untuk monitoring ada ya dari pihak UPK langsung yang turun biasanya sebulan sekali kalau evaluasi itu biasanya pas workshop pertunjukan ada juga evaluasinya...”(Wawancara Ibu Uyun Pengrajin Kue Kembang Goyang, 2021)

“...iya ada pengawasan kaya pengawasan kualitas bahan baku, kualitas kesehatan dan mutu itu biasanya dicek sama UPK langsung...”(Wawancara Bapak Udin Pengrajin Dodol Betawi, 2021)

Selain itu ditambahkan juga oleh Ibu Sumarni dan Bapak Hafidz bahwa

“...ada memang monitoring dan evaluasi kadang tuh sebulan sekali biasanya, tapi untuk tahun 2020 sampai sekarang tidak ada karna kan kegiatan

program dari UPK tidak jalan karna

pandemi...”(Wawancara Bang Hafidz Pengrajin Es Selendang Mayang, 2021)

biasanya dari pihak UPKnya langsung...” (Wawancara Ibu Sumarni Pengrajin Laksa, 2021)

Dari pendapat narasumber diatas penulis mengiterpretasikan bahwa kegiatan monitoring dan evaluasi ini biasa dilakukan sebulan sekali akan tetapi sejak pandemi ini kegiatan tersebut belum bisa dilaksanakan dari awal tahun 2020 sampai sekarang. Monitoring dan evaluasi ini dilakukan untuk mengawasi produk-produk yang akan dijual dan mengoreksi penampilan para pengrajin makanan dan minuman khas Betawi saat tampil dikegiatan workshop pertunjukan. Kegiatan ini menjadi pending agar terjadi peningkatan dan kemajuan dari kegiatan program UPK Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan.

B. Hasil Pemberdayaan Yang Dilakukan Oleh UPK Setu Babakan

Berdasarkan hasil temuan lapangan penelitian ini, penulis melihat dari hasil pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh UPK Setu Babakan terhadap pengrajin makanan dan minuman khas Betawi terdapat 2 hasil pemberdayaan ekonomi yaitu:

1. Memiliki Kemandirian Dalam Segi Pengetahuan dan Pengalaman Berjualan

Hasil dari temuan yang peneliti melihat bahwa para pengrajin binaan telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang menjadikan kemandirian terhadap usaha para pengrajin

sangat membantu jadi dengan adanya UPK ini kita dibina terus kita mendapatkan ilmu lain gimana cara

penjualan, packing kemasan, bagaimana

pengelolaan keuangan dan pelayanan terhadap masyarakat luas. Terus juga ada pelatihan-pelatihan terus juga dikenalin sama turis-turis asing dan ada

juga kerjasama dengan pihak

tertentu...”(Wawancara Bapak Udin Pengrajin Dodol Betawi, 2021)

“...sangat membantu saya mendapatkan berbagai macam ilmu kewirausahaan dan pelatihannya...” (Wawancara Ibu Sumarni Pengrajin Laksa, 2021) Memiliki pengetahuan dan pengalaman juga sangat dirasakan oleh bapak Hafidz selama menjadi binaan UPK Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan bahwa

“...sangat bagus, sangat membantu saya juga bisa mendapat tambahan ilmu wirausaha, selain itu juga kita sebagai binaan UPK sering diajak ikut event diacara-acara dinas tertentu...”(Wawancara Bapak Hafidz Pengrajin Es Selandang Mayang, 2021)

Begitu juga yang diungkapkan oleh bapak ibu Uyun pengrajin kue kembang goyang bahwa

“...sangat membantu bagaimana mempromosikan prodak, kualitas rasa juga mendapatkan ilmu lain

gimana cara packing kemasan, bagaimana

pengelolaan keuangan pemasukan dan pengeluaran penjualan terhadap masyarakat luas ini kita ada

pelatihanya dari UPK...”(Wawancara Ibu Uyun Pengrajin Kue Kembang Goyang, 2021)

Dengan adanya pembinaan yang dilakukan oleh pihak UPK Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan ini memang sangat membantu dan bermanfaat bagi para pengrajin makanan dan minuman khas Betawi mereka lebih menguasai ilmu kewirausahaan dan pengalaman perjualan yang baik dan benar sesuai dengan ilmunya. Dan juga para pengrajin dapat menguasai perkembangan usahanya.

2. Peningkatan Ekonomi

Hasil dari pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh UPK Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan terhadap pengrajin makanan dan minuman khas Betawi dapat dilihat dsri peningkatan ekonomi yang terjadi pada para pengrajin makanan dan minuman khas Betawi yang dibinaan.

”...alhamdulillah pendapatan keluarga dan tetangga meningkat sebelum pandemi ya semuanya balanced setelah menjadi binaan bisa buat beli barang-barang elektronik lah, awal merintis usaha dengan modal sendiri...”(Wawancara Ibu Uyun Pengrajin Kue Kembang Goyang, 2021)

“...kalo diliat dari peningkatan sih ya bagus meningkat alhamdulillah bisa membelikan anak leptop buat anak sekolah, cuman kalo kita berjualan yang dideket kantor UPK yang deket musemu itu

masih ini masih belum lancar promosiannya karna banyak konsumen yang belum tau ada tempat penjualan khusus untuk makanan khas berjualan di sana...”(Wawancara Bapak Udin Pengrajin Dodol Betawi, 2021)

Begitu juga yang diungkapkan oleh Bapak Hafidz dan Ibu Sumarni:

“...ya alhamdulillah meningkat bisa buat tambahan pemasukan keluarga sehari-hari buat beli kebutuhan ke pasar...”(Wawancara Ibu Sumarni Pengrajin Laksa, 2021)

“...setelah mengikuti pembinaan dari UPK sih sedikit membaik pemasukan, di sana kan kita dipromosiin keluar juga jadi alhamdulillah pendapatan membaik bisa untuk keperluan keluarga buat beli-beli sabun...”(Wawancara Bapak Hafidz Pengrajin Es Selendang Mayang, 2021)

Berdasarkan hasil wawancara di atas peningkatan ekomoni para pengrajin makanan dan minuman khas Betawi terlihat dapat menentukan prioritas kebutuhan keluarga termasuk kemandirian ekonomi keluarga, para pengrajin makanan dan minuman khas dapat mendahulukan kebutuhan penting mereka, kebutuhan rumah tangga dan menabung untuk pengembangan usaha mereka.

BAB V PEMBAHASAN

A. Proses Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Yang Dilakukan Oleh UPK Setu Babakan

Analisis mengenai pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh UPK Setu Babakan akan penulis sajikan dalam bentuk uraian dan pemaparan. Pemberdayaan ekonomi ini dicanangkan oleh UPK Setu Babakan sebagai upaya untuk mengatasi kemiskinan di daerah sekitar Setu Babakan Jagakarsa Jakarta Selatan.

Pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh UPK Setu Babakan ini memiliki beberapa proses dalam pelaksanaanya. Berdasarkan salah satu poin dari teori pemberdayaan masyarakat menurut Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebianto (2013:125-126), yaitu menyusun rencana kegiatan kelompok berdasarkan hasil kajian. Dalam program pemberdayaan ekonomi ini UPK Setu Babakan melakukan rencana kegiatan kelompok berdasarkan hasil kajian mereka di Setu Babakan, yaitu sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi Potensi Wilayah Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan

Identifikasi merupakan tahap awal untuk menyusun perencanaan kegiatan. Pada tahap ini dilakukan oleh pihak UPK Setu Babakan, dalam tahap ini pihak yang terlibat yaitu masyarakat sekitar Setu Babakan dan elemen-elemen terkait pada masyarakat. Manfaat pada tahap identifikasi ini

bagi masyarakat yaitu untuk merenungkan keadaan wilayah serta memberikan motivasi untuk membuat perubahan.

Identifikasi potensi wilayah yang dilakukan UPK Setu Babakan adalah seperti yang dijelaskan oleh Bapak Buchori di Bab IV: bahwa yang paling utama yaitu penanaman kemasayarakat bahwa Perkampunga Budaya Betawi adalah tempat yang bertujuan untuk pengembangan, pemberdayaan dan pelestarian Budaya sebagai permulaan identifikasi potensi wilayah. Perkampungan Budaya Betawi asal muasal terbentuk dari beberapa usul tokoh Betawi yang prihatin akan kebudayaan yang hampir punah. Jika tahap penanaman kepada masyarakat dengan bersosialisasi sudah terbentuk maka kegiatan selanjutnya membentuk suatu program yang dapat berguna untuk mengembangkan Perkampungan Budaya Betawi ini.

Selaku pihak pengelola Setu Babakan Bapak Buchori mengatakan dalam wawancara yang telah penulis lakukan, yaitu dengan cara menanamkan nilai dari potensi Perkampungan Budaya Betawi yang bisa dikembangkan untuk pemberdayaan dan pelestarian budaya Betawi. Selanjutnya pihak UPK Setu Babakan malakukan sosialisasi kepada masyarakat terutama pengrajin makanan dan minuman khas Betawi hal ini dilakukan guna untuk menentukan program yang akan direncanakan dan di jalankan.

babakan melihat atau menemukan potensi yang dimiliki oleh masyarakat sekitar Setu Babakan yaitu potensi dari makanan tradisional khas Betawi yang bisa dikembangkan dan diberdayakan. Para pengrajin makanan dan minuman khas Betawi ini memang sudah lama berjualan sebagaimana yang diungkapkan oleh bapak Udin, Ibu Sumarni dan Bapak Hafidh:

Para pengrajin makanan dan minuman khas bisa dibilang sudah lama berjualan di wilayah Perkampungan Budaya Betawi seperti Bapak Udin yang sudah berjualan hampir 25 tahun beliau menjalankan usaha keluarganya yang turun-temurun salah satu tujuan Bapak Udin berjualan dodol yang bisa dibilang makanan khas Betawi yaitu untuk melestarikan budaya.

Sedangkan untuk Ibu Sumarni beliau sudah berjualan laksa dari sekitar tahun 2000 yang awal berjualannya dipinggir setu, dan Bapak Hafidz yang sudah berjualan hampir 15 tahun lamanya beliau berjualan ES Selendang Mayang. Bapak Hafidz juga mempunyai tujuan yang hampir sama dengan Bapak udin perjualan minuman khas Betawi salah satunya untuk melestarikan dan juga untuk menunjukkan kemasyarakat bahwa makanan dan minuman khas Betawi masih ada sampai sekarang.

Dengan potensi yang ada dalam proses kegiatan pemberdayaan ekonomi, UPK Setu Babakan melaksanakan sosialisasi dan menggali potensi masyarakat sekitar, ini menjelaskan bahwa pemberdayaan sebagai suatu proses

merupakan suatu yang berkesinambungan dimana antar komunitas atau kelompok ingin melakukan perubahan serta perbaikan yang tidak terpaku dengan satu program saja, hal ini sesuai dengan teori Isbandi Rukminto Adi (2002:173)

Hal tersebut diatas juga sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebianto (2013:125-126) dalam isi teori pemberdayaan masyarakat yaitu mengidentifikasi dan mengkaji potensi wilayah, permasalahan, serta peluang-peluangnya. Pengkajian pada masalah ini dimaksudkan agar masyarakat mampu dan percaya diri. lalu selanjutnya mereka tentukan kegiatan yang akan mereka laksanakan.

2. Menyusun Rencana Kegiatan Program

Setelah melihat potensi yang ada di perkampungan Setu babakan dari hasil sosialisasi dan identifikasi, UPK Setu Babakan mulai menyusun rencana kegiatan yaitu menyusun rencana kegiatan kelompok berdasarkan hasil kajian. Dalam kajiannya untuk program yang akan direncanakan selalu berkaitan dengan pengembangan, pemberdayaan dan pelestarian budaya seperti pertunjukan seni, pembinaan dan workshop pertunjukan hal ini sejalan dengan potensi yang ada di Perkampungan Budaya Betawi.

Bahwa dengan adanya beberapa program kegiatan yang akan direncanakan dan dilaksanakan seperti Pembinaan, Workshop pembuatan makanan dan minuman khas Betawi dan pertunjukan seni. Hal ini sesuai dengan

teori pemberdayaan Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebianto (2013:125-126), bahwa setiap penyusunananan rencana kegiatan kelompok harus memprioritaskan dan menganalisa masalah-masalah yang ada disetiap kelompok masyarakat, selain itu juga indentifikasi alternative pemecahan masalah yang terbaik, serta identifikasi sumber daya yang tersedia untuk pemecahan masalah dan pengembangan rencana kegiatan serta pengorganisasian pelaksanaan untuk kedepannya.

Kegiatan atau program yang akan dilaksanakan oleh UPK Setu Babakan ini selalu berbentuk pelestarian budaya Betawi mulai dari pertunjukan seni Betawi dan workshop pembuatan makanan dan minuman khas Betawi, hal ini dilakukan bertujuan untuk merawat dan melestarikan budaya Betawi agar tidak punah dan sirna ditelan jaman. Sesuai dengan Perda DKI Jakarta No.3, 2005 tentang pembangunan perkampungan budaya Betawi diarahkan untuk kelestarian budaya Betawi, dan pemanfataan dan pengembangan budaya.

Selain dari pelestarian dan pengembangan budaya, hal ini juga berdampak pada aspek ekonomi sekitar Setu Babakan yang menjadi anggota dari UPK Setu Babakan. Dimana dengan adanya UPK Setu Babakan ini masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang makanan dan minuman tradisional khas betawi ini merasa terbantu dalam hal pemasaran produk.

Babakan memiliki beberapa cara untuk menjadikan masyarakat sekitar Setu Babakan menjadi terberdaya dalam penjualan atau pelestarian budaya khas Betawi ini, diantaranya adalah:

a. Pembinanan

Untuk menunjang masyakarat yang terberdaya Upk Setu Bababkan melakukan pembinanan terhadap masyarakat yang menjadi anggota mereka. Dimana dalam pembinanaan ini masyarakat diharapkan agar terbiasa dan terbuka wawasan tentang ilmu kewirausahaan.

Dalam pembinaan ini terdapat proses yang harus dilalui oleh para anggota atau pengrajin makanan dan minuman tradisional khas Betawi yang ada di Setu Babakan.

Di mana mereka mengatakan bahwa sebelum mengikuti pembinaan para anggota harus mengikuti beberapa persyaratan yang telah disiapkan oleh UPK Setu Babakan salah satunya adalah lamanya mereka berjualan makan atau minuman khas betawi itu selain itu juga ada seperti tes food, pengecekan bahan-bahan baku, dan lain sebagainya.

Hal diatas menjelaskan bahwa tidak sembarangan masyarakat bisa menjadi anggota binaan UPK Setu Babakan, dimana makanan mereka harus persis dengan makanan khas

Betawi yang terdahulu atau tempo dulu. Selain program pembinaan yang dilaksanakan ada juga program pertujuan seni tradisional khas Betawi, kegiatan ini dilaksanakan untuk menarik pengunjung datang ke kawasan wisata Setu Babakan dan untuk membangkitkan kembali minat masyarakat akan kebudayaan yang dimiliki oleh suku Betawi.

b. Workshop Pertunjukan

Program yang dilaksanakan oleh UPK Setu Babakan selain pembinaan juga tersedia workshop pertunjukan. Kegiatan ini berisi tentang pengenalan dan cara pembuatan makanan atau minuman tradisional khas Betawi yang sudah jarang kita temui lagi keberadaannya baik itu untuk diperjual belikan maupun untuk menjadi sajian dan cemilan. Selain untuk memperkenalkan makanan khas yang sudah jarang ditemui, workshop ini juga dimanfaatkan oleh UPK Setu Babakan sebagai ajang memperkenalkan para pengrajin makanan dan minuman tradisional khas Betawi yang masih bertahan dijaman sekarang.

Program workshop ini sangat bermanfaat bagi para pedagang atau anggota binaan UPK Setu Babakan sebagai ajang

promosi dan pemasaran produk mereka, selain itu para pedangan juga bisa mendapat hasil lebih dari menjadi pembicara dalam kegiatan workshop ini.

Akan tetapi, sejak pandemi virus covid-19 ini melanda Indonesia khusnya Jakarta Selatan maka seluruh kegiatan atau program yang sedang direncanakan maupun yang sudah berjalan ditiadakan sementara. Demi keselamatan kita semua dan mengurangi penularan karna program kegiatan ini bersifat perkerumun, hal ini tentu saja sangat disayangkan.

3. Implementasi Kegiatan Program UPK Setu Babakan Sebelum kegiatan diimplementasikan atau dilaksanakan maka terlebih dahulu dilakukan sosialisasi agar terjalin komunikasi yang baik antara pihak UPK Setu Babakan dengan para pengrajin makanan dan minuman khas Betawi. Sosialisasi yang dilakukan ini sebelum terjadinya pandemi Covid-19 dilakukan secara langsung.

Sosialiasi yang dilakukan pihak UPK Setu Babakan ini bertujuan dan harapan supaya para pengrajin makan dan minuman khas Betawi dapat memahami kegiatan yang akan direncanakan dan dijalankan. Sebagian besar dari mereka memang mengikuti sosialisasi tersebut ini bisa dilihat dari beberapa ungkapan informan yang disampaikan

kepada penulis sebagian menyampaikan bahwa para pengrajin sering mengikuti kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh pihak UPK

Akan tetapi dengan adanya pandemi seperti sekarang ini kegiatan sosialisasi distop sementara. Dengan adanya sosialisasi yang dilakukan oleh pihak UPK Setu Babakan kepada para pengrajin makanan dan minuman khas Betawi yang di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan mendapatkan respon yang positif, dengan sambutan yang positif itu berarti mereka menyetujui adanya kegiatan pembinaan dan workhosp pertunjukan yang diadakan oleh pihak UPK Setu Babakan.

Menurut mereka kegiatan yang dilakukan oleh pihak UPK Setu Babakan sangat bagus para pengrajin bisa mendapat kan ilmu kewirausahaan untuk bekal mengembangkan usaha mereka. Selain itu juga dengan adanya program tersebut mereka para pengrajin makanan dan minuman khas Betawi menjadi terbantu dari sisi penjualan, mendapatkan pengetahuan lain, dan juga mendapatkan pelatihan-pelatihan tertentu serta kerja sama dengan berbagai pihak.

Selain mendapatkan hal-hal yang sudah disebutkan di atas para pengrajin juga mendapatkan ilmu lain gimana cara packing kemasan, bagaimana pengelolaan keuangan pemasukan dan pengeluaran penjualan terhadap masyarakat luas ini ada pelatihanya dari UPK.

sosialisasi karena dapat melihat bagaimana minat dan ketertarikan masyarakat Setu Babakan khususnya para pengrajin makanan dan minuman khas Betawi dalam keterlibatan program pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh UPK Setu Babakan. Pada hakikatnya program kegiatan tersebut memberikan sisi positif bagi para pengrajin makanan dan minuman khas Betawi seperti meningkatnya penjualan dan meningkatnya pendapatan, mendapatkan ilmu kewirausahaan dan dibantu dalam hal promosi pemasaran.

Hal tersebut juga sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Totok Mardikanto (2013:125), melalui sosialisasi dapat mengkomunikasikan kegiatan untuk menciptakan dialog dengan masyarakat. Dengan ini akan membantu meningkatkan pemahaman masyarakat terkait program yang telah direncanakan oleh pihak terkait.

Meskipun di era pandemi seperti sekarang ini untuk kegiatan UPK Setu Babakan yang sudah berjalan dan yang nantinya akan perkelajutan setelah usai pandemi yaitu program kegiatan pembinaan dan program kegiatan workshop pertunjukan makanan dan minumanan khas Betawi, program kegiatan ini memang sudah direncanakan sebelumnya. Berdasarkan pengamatan dan wawancara penulis dengan narasumber, bahwa program kegiatan pembinaan sudah berjalan kurang lebih sekitar 4 tahunan.

Dalam penerapannya dilapangan program kegiatan pembinaan melakukan pelatihan bagaimana cara penjualan

dan pemasaran produk, selanjuatnya juga ada pengetahuan packing kemasan untuk menarik minat pembeli, dan juga ada pelatihan-pelatihan kewirausahaan dengan tujuan untuk para pengrajin lebih memahami bagaimana perkembangan didunia usaha selain itu juga untuk menjadi anggota binaan UPK Setu Babakan harus menggikuti prosedur yang ada diantaranya mengikuti tes food.

Sedangkan untuk program kegiatan workshop pertunjukan dilaksanakan seminggu hanya 2 sampai 3 kali selain itu juga mereka para pengrajin makanan dan minuman khas Betawi disediakan tempat untuk berjualan di dekat area museum Perkampungan Budaya Betawi.

Dalam penerapannya dilapangan program kegiatan workshop ini bertujuan untuk menarik minat wisata datang ke Setu Babakan selain itu juga bertujuan untuk memperkenalkan produk olahan asli masyarakat sekitar agar para pengrajin juga dapat dikenal dikalangan luas, untuk workshop sendiri tidak semua fasilitas yang dibutuhkan para pengrajin sudah disediakan oleh pihak UPK Setu Babakan. Selain itu, dari hasil wawancara dengan penulis bahwa sumber permodalan yang dikeluarkan berasal dari pribadi masing-masing pihak UPK hanya memberikan modal berupa ilmu atau pengetahuan.

Hal tersebut diatas, tidak sejalan dengan yang dikemukakan oleh Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebianto (2013:126), bahwa program kegiatan yang telah disusun selanjutnya di implementasikan dalam kegiatan

yang nyata dengan tetap memperhatikan pelaksanaan dan

Dokumen terkait