• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Kurikulum KTSP di SMA Islam 1 Surakarta Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mulai diberlakukan di SMA Islam

commit to user BAB

HASIL PENELITIAN

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Implementasi Kurikulum KTSP di SMA Islam 1 Surakarta Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mulai diberlakukan di SMA Islam

1 Surakarta sejak tahun ajaran 2006/2007. Informasi ini sebagaimana dikemukakan oleh informan 1 yang mengungkapkan bahwa pelaksanaan KTSP mulai disosialisasikan sejak tahun 2006. Kurikulum KTSP merupakan kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing sekolah. Tujuannya untuk menyesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing dengan cara mengelola dan memberdayakan potensi sekolah yang ada. Dasar pelaksanaan KTSP adalah UU RI no. 20 th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP RI no. 19 th 2005 tentang SNP, dan Permendiknas no. 24 th 2006 tentang pelaksanaan Permendiknas no.22 dan 23. (Catatan Lapangan No.1)

Pelaksanaan KTSP di SMA Islam 1 Surakarta sudah berjalan baik namun masih belum optimal. Pihak sekolah pernah memberikan sosialisasi tentang ktsp terhadap guru-guru mata pelajaran, namun hal itu hanya dilakkan beberapa kali

commit to user

saja. Hal itu menyebabkan beberapa guru belum siap dalam membuat perangkatnya sendiri karena sebelumnya semuanya dari pusat. Sarana dan prasarana di sekolah juga belum lengkap dalam menunjang pembelajaran, hal ini dikarenakan terbatasnya dana. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan sarana dan prasarana yang seadanya. (Catatan lapangan no.2)

Berdasarkan hasil wawancara, observasi serta studi dokumentasi dapat diketahui persiapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran ekonomi SMA Islam 1 Surakarta. Secara garis besarnya meliputi sebagai berikut: a. Perencanaan Program Pembelajaran

Sesuai dengan hasil wawancara dengan guru ekonomi bahwa pengembangan program pembelajaran dalam KTSP yaitu berupa Silabus dan RPP. Guru sudah membuat program pembelajaran untuk satu tahun ajaran. Silabus yang dibuat oleh guru mengacu dari BNSP, guru tinggal menyesuaikan dengan karakteristik dan kondisi peserta didik. Guru sebelum mengajar selalu melihat RPP untuk menentukan materi selanjutnya. RPP yang telah dibuat guru untuk beberapa kali pertemuan. Penyusunan RPP dilakukan dengan melihat silabus untuk memahami isinya yang meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pokok, alokasi waktu, sistem penilaian dan sumber belajar. RPP tersebut merupakan penjabaran dari silabus yang berisi garis besar apa yang akan dikerjakan oleh guru dan peserta didik selama proses pembelajaran. (Catatan Lapangan No.5)

Kegiatan guru setelah memahami silabus yaitu menyusun RPP serta menentukan metode pembelajaran yang disesuaikan materi yang dikembangkan dengan kebutuhan peserta didik. Silabus dan RPP disusun untuk jangka waktu satu tahun ajaran, RPP yang telah disusun tersebut digunakan sebagai persiapan mengajar setiap pertemuan tatap muka. Sumber belajar yang digunakan oleh guru berupa buku pendamping yang relevan dengan materi untuk melengkapi materi yang sekiranya di LKS belum ada.

Berdasarkan data mengenai Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terlampir dan hasil wawancara, observasi, serta analisis dokumen mengenai perencanaan pembelajaran yang telah disusun oleh guru

commit to user

menunjukkan bahwa guru telah mempunyai kompetensi dan kesiapan sebelum berhadapan dengan peserta didik.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai oleh peserta didik.

Hasil wawancara dengan guru ekonomi mengenai pelaksanaan pembelajaran bahwa upaya yang dilakukan guru dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu dengan suasana yang kondusif dan menyenangkan. Pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan melakukan pretest terlebih dahulu, guru menunjuk beberapa peserta didik untuk menjawab pertanyaan tentang materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, lalu menjelaskan materi, memberi contoh sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Materi pokok dijelaskan dulu, baru prakteknya dengan mengerjakan latihan di LKS, memberi tugas, memberikan pertanyaan dan tanya jawab. Cara menyampaikan materi masih seperti dahulu dengan metode konvensional, guru sebagai sumber utama. Pengalaman langsung dengan membawa peserta didik keluar belum pernah dilakukan karena kondisi peserta didik yang belum memungkinkan diajak keluar. Media pembelajaran hanya menggunakan whiteboard. (Catatan Lapangan No.6)

Pada awal pembelajaran, guru selalu memberikan pertanyaan kepada beberapa peserta didik mengenai materi sebelumnya, hal ini dilakukan untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap materi-materi yang sudah diajarkan, lalu guru mulai menjelaskan materi selanjutnya. Guru dalam menjelaskan biasanya dengan ceramah, sambil peserta didiknya mencatat apa yang telah disampaikan guru tadi. Dalam memudahkan pemahaman peserta didik biasanya guru memberikan contoh dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari,

commit to user

dengan begitu peserta didik lebih paham. Pada akhir pembelajaran, guru memberikan latihan soal di LKS untuk dikerjakan oleh peserta didik dirumah. (Catatan Lapangan No.19)

Hal senada juga diungkapkan oleh peserta didik kelas X-1 yang mengatakan bahwa cara mengajar guru ekonomi menyenangkan, namun guru masih menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi, suasana kelas saat pelajaran tidak tegang saat peserta didik mulai jenuh biasanya guru menciptakan kelucuan-kelucuan agar peserta didik tidak bosan, tetapi guru masih fokus terhadap materi. Dalam penyampaian materi biasanya guru memberikan contoh-contoh lebih dari satu dan dihubungkan dengan contoh konkrit jadi materi lebih mudah dipahami. Guru belum pernah mengajak untuk praktek ke lapangan, biasanya guru hanya menggambarkan kedaan yang ada di sekitar kita. (Catatan Lapangan No.15)

Berdasarkan hasil observasi guru dalam mengajar di kelas dapat diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran di kelas terdiri dari tiga bagian yaitu: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, serta kegiatan penutup. Berikut merupakan data mengenai pelaksanaan pembelajaran guru di kelas.

Tabel 4. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas X-3

Bagian Jenis Kegiatan Upaya guru

Kegiatan Pendahuluan

Apersepsi Guru mengetes peserta didik dengan memberi beberapa pertanyaan mengenai materi sebelumnya.

Memotivasi Peserta didik

Memberitahu tujuan pembelajaran, gambaran dan

kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan

inti

Menyampaikan bahan

Penyampaian dengan ceramah dan menjelaskan materi dengan lancar.

Memberikan contoh Lebih dari satu contoh dan semuanya sesuai dengan materi Menggunakan

media

Menjelaskan dengan gambar atau poin-poin penting di whiteboard

Memberi kesempatan untuk peserta didik terlibat

Menunjuk beberapa peserta didik untuk menambahi contoh- contoh selain contoh yang sudah

commit to user

aktif disebutkan oleh guru sesuai dengan materi.

Kegiatan penutup

Memberikan penguatan

Review materi yang diajarkan, kesempatan bertanya bagi peserta didik.

Kesimpulan Guru beserta peserta didik menarik kesimpulan bersama, penugasan mengerjakan LKS. Penutup Penugasan dalam bentuk latihan

LKS, membacakan materi untuk pertemuan berikutnya serta memberikan salam penutup.

Berdasarkan hasil observasi tersebut dapat diketahui bahwa setiap awal pelajaran guru memulainya dengan melakukan pre test dengan cara memberikan pertanyaan lesan kepada peserta didik yang ditunjuk, hal ini dilakukan untuk mengetahui pemahaman awal peserta didik terhadap materi sebelumnya. Memotivasi peserta didik dengan memberitahu tujuan pembelajaran, gambaran dan kegiatan yang akan dilakukan.

Kegiatan inti dalam pembentukan kompetensi peserta didik, guru menyampaikan materi dengan lancar dan sistematis serta memberikan contoh- contoh konkrit yang berkaitan dengan materi. Hal tersebut juga sesuai dengan pendapat salah seorang peserta didik yang menyatakan bahwa cara guru ekonomi menyenangkan, suasana kelas juga tidak tegang. Saat peserta didik mulai jenuh, guru biasanya menciptakan kelucuan-kelucuan agar peserta didik tidak bosan, tetapi pada intinya suasana pelajaran menyenangkan. Guru mengajar menggunakan media whiteboard untuk memudahkan pemahaman peserta didik dan selalu melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

Kegiatan penutup dilakukan guru dengan cara mengulas tentang hal pokok yang telah disampaikan, menyimpulkan materi bersama peserta didik serta memberikan penugasan untuk mengerjakan LKS, dan membacakan materi pada pertemuan berikutnya. Kegiatan pembelajaran ditutup dengan salam penutup oleh guru.

commit to user

Kesimpulan: Berdasarkan wawancara dan hasil observasi di kelas pada saat guru mengajar dapat diketahui bahwa guru dalam mengajar sudah mempunyai kompetensi yang cukup. Hal tersebut dapat terlihat pada saat guru guru mengajar berpenampilan rapi, dalam menyampaikan materi cukup lancar, urutan materi jelas dan sangat menguasai materi ajar serta tidak pernah mengeluarkan ucapan yang jorok. Guru juga berupaya dekat dengan peserta didik dengan cara menghilangkan kesan kaku di hadapan peserta didik

c. Evaluasi/Penilaian Hasil Belajar

Pelaksanaan penilaian di SMA Islam 1 Surakarta adalah dengan menetapkan standar penilaian atau KKM 60 untuk mata pelajaran ekonomi. Dalam penilaian ini seseorang dianggap telah berhasil apabila nilainya 60 atau lebih, sedangkan peserta didik yang nilainya kurang dari 60 dianggap belum berhasil dan harus mengikuti remidi. Evaluasi terhadap prestasi belajar peserta didik berbentuk ulangan harian, penugasan, dan tes blok semester. Dalam KTSP nilai tugas itu sama dengan nilai test atau ulangan, sehingga apabila ada peserta didik yang nilai ulangannya jelek, namun nilai tugasnya baik, hal itu akan sangat membantu peserta didik. Evaluasi pembelajaran digunakan untuk mendeteksi seberapa besar keberhasilan suatu pembelajaran. Guru tidak melakukan pengayaan karena terbatasnya waktu. Penilaian yang dilakukan guru meliputi aspek kognitif dan afektif saja, penilaian psikomotorik belum dilakukan karena guru belum pernah mengajak praktek ke lapangan atau unjuk kerja. (Catatan Lapangan No.7)

Evaluasi terhadap peserta didik yaitu berbentuk ulangan harian, penugasan, dan ulangan semester. Peserta didik diberi penugasan untuk mengerjakan LKS di rumah maupun penugasan lainnya agar peserta didik memahami serta mendalami benar tentang materi yang diberikan guru. Evaluasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan suatu pembelajaran. Evaluasi hasil belajar peserta didik dilaporkan kepada orang tua setiap semester. Penilaian atau evaluasi dilakukan dengan menggunakan tes maupun non tes dalam bentuk tertulis, maupun lisan.

commit to user

Penilaian yang dilakukan guru biasanya nilai dari ulangan harian, tugas, latihan soal di LKS, dan nilai ulangan semester. Bagi peserta didik yang nilainya masih kurang dari 60 diadakan remidi. Nilai mid semester dibagikan peserta didik untuk memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar lagi.(Catatan Lapangan No.16)

Guru menilai hasil belajar peserta didik dari nilai ulangan harian, tugas, dan semesteran. Nilai tugas sangat membantu peserta didik untuk menambah nilai ujian yang masih rendah. Remidi dilakukan untuk peserta didik yang nilai ujiannya masih rendah. (Catatan Lapangan No.24)

Hal senada juga disampaikan oleh informan 6 yang mengatakan bahwa penilaian guru meliputi hasil dari nilai ulangan, tugas, dan semesteran. Hasil semesteran nanti dibagikan kepada orang tua. Nilai dari tugas akan menambah nilai akhir semesteran. Bagi yang nilainya kurang dari 60, guru mengadakan remidi.( Catatan Lapangan No.28)

Kesimpulan: berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa guru melakukan penilaian dari hasil tugas, ulangan harian, dan semesteran. Guru juga melakukan remidi bagi peserta didik yang nilainya masih dibawah KKM yaitu 60. penilaian guru hanya dilihat dari aspek kognitif dan afektif saja, guru belum menilai dari aspek psikomotorik karena guru belum pernah melakukan praktek ke lapangan.