• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP ) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X (Studi Di SMA Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009 2010)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP ) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X (Studi Di SMA Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009 2010)"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP ) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU

MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X

(Studi Di SMA Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010)

SKRIPSI

Oleh:

HIDAYATI MARTHATIASARI K 7406011

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP ) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU

MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X

(Studi Di SMA Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010)

Oleh:

HIDAYATI MARTHATIASARI K7406011

Skripsi

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(3)

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, 9 Desember 2010

Pembimbing I

Prof. Dr. Soetarno, J, M.Pd NIP. 194807131973041001

Pembimbing II

(4)

commit to user

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Kamis

Tanggal : 9 Desember 2010

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Sudarno, S.Pd, M.Pd.

Sekretaris : Drs. Soemarsono, M.Pd.

Anggota I : Prof. Dr. Soetarno J, M.Pd.

Anggota II : Dra. Dewi Kusuma W, M.Si.

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Dekan

(5)

commit to user

v ABSTRAK

Hidayati Marthatiasari. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X (Studi Di SMA Islam 1 Surakarta Tahun ajaran 2009/2010). Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desember 2010.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui sejauh mana implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dapat meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi kelas X tahun ajaran 2009/2010 di SMA Islam 1 Surakarta, (2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun ajaran 2009/2010 di SMA Islam 1 Surakarta.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian adalah guru mata pelajaran ekonomi SMA Islam 1 Surakarta dan siswa kelas X SMA Islam 1Surakarta semester II tahun ajaran 2009/2010. Teknik sampling yang digunakan bersifat purposive sampling (sampel bertujuan) dengan snowball sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, dokumentasi, serta observasi berperan pasif. Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif (interactive of analysis). Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi sumber dan trianggulasi metode.

(6)

commit to user

(7)

commit to user

vii

ABSTRACT

Hidayati Marthatiasari. The Implementation of Education Unit Level Curriculum (KTSP) In The Effort of Improving Economics Subject matter Teacher¶s Competency In The Class X(A Study on SMA Islam 1 Surakarta in the School Year of 2009/2010). Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, November 2010.

The objectives of research are (1) to find out the extent to which the Education Unit Level Curriculum (KTSP) can improve the economics subject

PDWWHUWHDFKHU¶VFRPSHWHQF\LQVHFRQGVHPHVWHURI&ODVV;in the School Year of

2009/2010 in SMA Islam 1 Surakarta, (2) to find out the obstacles of the school

HQFRXQWHUVLQLPSURYLQJWKHHFRQRPLFVVXEMHFWPDWWHUWHDFKHU¶VFRPSHWHQF\DQG

the efforts taken to cope with such obstacles in implementing the Education Unit Level Curriculum in the School Year of 2009/2010 in SMA Islam 1 Surakarta.

The research method used was a descriptive qualitative method. The

VXEMHFWRIUHVHDUFKZDVWKHHFRQRPLFVVXEMHFWPDWWHUWHDFKHU¶VRI60$,VODP

Surakarta and the X graders of SMA Islam 1 Surakarta in the semester II of 2009/2010 School Year. The writer used purposive sampling and snowball sampling. Techniques of collecting data used were interview, documentation, as well as pasive participatory observation. Technique of analyzing data used was an interactive analysis one. The data validity techniques employed in this research were source triangulations and method triangulations.

The conclusion of this research mentions that (1) the indicators of the implementation of KTSP are programme plan, the process of learning activities, and evaluation of learning result that can improve the economics subject matter

WHDFKHU¶V FRPSHWHQF\ ,W FDQ EH VHHQ WKDW HDFK PDLQ DFWLYLW\ LQ WKH .763

implementation has their own role and effect, such as in the lesson plans, the teacher had prepared the learning set involving syllabus, lesson plan and other well-arranged and systematical sets, in the term of learning implementation, in the learning process, the teacher tried explaining the material by relating to the daily life, in the term of evaluation, the teacher had evaluated the learning to asses the

VWXGHQWV¶DEVRUEDELOLW\WRWKHPDWHULDOGHOLYHUHGZHOO7KXVLWFDQEHVDLGWKDWWKH HFRQRP\ VXEMHFW WHDFKHU¶V FRPSHWHQF\ LQFUHDVH ZLWK WKH LPSOHPHQWDWLRQ RI

KTSP; (2) the obstacles faced by the school in the implementation of KTSP are the teacher is still uncapable to develop his own curriculum, in this case (KTSP).

7KHUHOXFWDQFHRIWKHVWXGHQW¶VLQWHUHVW DQGHQWKXVLDVPFDXVHGWKHVWXGHQWVOHVV

active. It indicates that the students are less active in the learning process. The school facilities are inadequate; it can be seen from the learning process in which the teacher only uses whiteboard media, not LCD or OHP. The books available in the library are also incomplete so that it inhibits the learning process; the students

GRQ¶WKDYHWKHVRXUFHERRNVRUWKHOHVVRQERRNVWKH\RQO\KDYHZRUNVKHHW7KH HIIRUWWKHVFKRROWDNHVWRLPSURYHWKHWHDFKHU¶VFRPSHWHQF\LVE\LQYROYLQJWKH

(8)

commit to user

(9)

commit to user

ix MOTTO

Menuntut ilmu adalah wajib hukumnya bagi setiap muslim (HR. At-Tabrani)

Kesulitan dan tantangan hari ini adalah harga yang harus kita bayar untuk prestasi dan kemenangan hari esok

(William J.H. Boetcker)

K

ebahagiaan sejatiku adalah ketika aku bisa melukiskan senyuman bangga di hati kedua orang tuaku

(Penulis)

Tiap detik waktu sangatlah berarti karena di tiap detik waktu bergerak tidak akan

dapat terulang kembali.

(10)

commit to user

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kusuntingkan skripsi ini untuk:

Bapak dan Almarhumah ,EXVHEDJDLVXPEHUVHPDQJDWNXDWDVGR¶DNDVLKVD\DQJ dan pengorbanan yang tak pernah tergantikan apapun

Kakak-kakakku mas Fajar, mbak Erni, mbak Titin, mbak Ria, mbak Ucik yang selalu mendukungku

Adikku tersayang (dik taufik) penghibur dikala kelelahan dan kebosanan melanda

Sahabat-Sahabat terbaikku Nisa, Puji, Ika, Mala, Isti, Shana, Dini, Trijhi, Tin-Tin pemberi semangat dan arti persahabatan yang sejati

Teman-WHPDQVHSHUMXDQJDQ371µ

(11)

commit to user

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang memberikan

kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Selama

pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai

pihak. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

ijin dalam rangka mengadakan penelitian guna penyusunan skripsi ini.

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah menyetujui atas permohonan ijin penyusunan skripsi ini.

3. Drs. Sutaryadi, M.Pd., selaku Ketua Program Pendidikan Ekonomi Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan

ijin dalam penyusunan skripsi ini.

4. Sudarno, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua BKK Pendidikan Tata Niaga Program

Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan ijin dalam

penyusunan skripsi ini.

5. Prof. Dr. Sutarno J, M.Pd., selaku Pembimbing I yang dengan arif dan bijak

dalam memberikan masukan, dorongan, bimbingan dan pengarahan sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Dra. Dewi Kusuma W, M.Si., selaku Pembimbing II yang dengan arif dan

bijak dalam memberikan masukan, dorongan, bimbingan dan pengarahan

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Dosen Prodi pendidikan Ekonomi BKK PTN yang telah memberi bekal ilmu

pengetahuan sehingga dapat menunjang terselesainya skripsi ini.

8. Tim penguji skripsi yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk menguji

penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan ujian skripsi guna

(12)

commit to user

9. Drs. Kadarusman, selaku Kepala SMA Islam 1 Surakarta yang telah

memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

10. Dwi Djajanti, S.Pd, selaku Wakasek Kurikulum SMA Islam 1 Surakarta yang

telah membantu dalam pengumpulan data penelitian skripsi ini.

11. Henny Farida Rifai selaku guru Ekonomi SMA Islam 1 Surakarta yang telah

membantu dan menyediakan waktu dalam memberikan informasi tentang

pelaksanaan penelitian.

12. Siswa kelas X SMA Islam 1 Surakarta, terima kasih atas kerjasama dalam

pengumpulan data sehingga penelitian dapat diselesaikan tepat waktu.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Surakarta, Desember 2010

(13)

commit to user

xiii

(14)

commit to user

JUDUL PENGAJUAN SKRIPSI PERSETUJUAN PENGESAHAN ABSTRAK ABSTRACT MOTTO PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Perumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

a. Pengertian KTSP

b. Hakekat KTSP

c. Tujuan KTSP

d. Komponen KTSP

e. Karakteristik KTSP

f. Landasan Pengembangan KTSP

g. Prinsip Pengembangan KTSP

2. Tinjauan Tentang Implementasi KTSP

a. Pengertian Implementasi

(15)

commit to user

xv

b. Kegiatan Pokok Implementasi KTSP

c. Proses Pembelajaran dalam KTSP

d. Evaluasi dalam KTSP

3. Tinjauan Tentang Kompetensi Guru

a. Pengertian Kompetensi Guru

b. Macam-macam Kompetensi Guru

c. KTSP dan Peningkatan kompetensi guru

B. Kerangka Berfikir

BAB III METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

2. Waktu Penelitian

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

2. Strategi Penelitian

C. Sumber Data

D. Teknik Sampling

E. Teknik Pengumpulan Data

1.Wawancara.

2.Observasi.

3.Analisis Dokumen

4.Validitas Data

F. Analisis Data.

G. Prosedur Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

B. Deskripsi Hasil Penelitian

(16)

commit to user

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI , SARAN

A. Simpulan

B. Implikasi

C. Saran

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

72

73

75

(17)

commit to user

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berfikir 37

Gambar 2. Model Analisis Interaktif. 46

Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian 48

(18)

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar guru mata pelajaran SMA Islam 1 Surakarta 53

Tabel 2. Daftar karyawan SMA Islam 1 Surakarta 53

Tabel 3. Daftar rekap siswa SMA Islam 1 Surakarta tahun 2009/2010 54

(19)

commit to user

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian 76

Lampiran 2. Denah Lokasi SMA Islam 1 Surakarta 77

Lampiran 3. Kalender Pendidikan SMA Islam 1 Surakarta 78

Lampiran 4. Daftar Informan 79

Lampiran 5. Daftar Pedoman Wawancara 80

Lampiran 6. Pedoman Observasi 85

Lampiran 7. Daftar Pedoman Analisis Dokumen 87

Lampiran 8. Daftar Catatan Lapangan 88

Lampiran 9. Validitas Data dengan Trianggulasi Metode 127

Lampiran 10. Validitas Data dengan Trianggulasi Sumber 132

Lampiran 11. Silabus 139

Lampiran 12. RPP 141

Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian 147

Lampiran 14. Surat Permohonan Penyusunan Skripsi kepada 150

Dekan FKIP UNS Lampiran 15. Surat Ijin Menyusun Skripsi dari Dekan FKIP UNS 151

Lampiran 16. Surat Keterangan Ijin Penelitian kepada Kepala 152

SMA Islam 1 Surakarta Lampiran 17. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian 153

(20)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum merupakan acuan dalam pelaksanaan proses pembelajaran di

sekolah, oleh sebab itu kurikulum harus senantiasa dikembangkan dan diperbaiki.

Hal ini dimaksudkan agar kurikulum yang ada tidak ketinggalan zaman dan

mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi aktual. Perbaikan biasanya

dilakukan dalam suatu periode tertentu, misalnya; tiap lima tahun, tiap sepuluh

tahun dan seterusnya. Peraturan Mendiknas RI No.24 tahun 2006 dan

pelaksanaan PP No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi dan PP No.23 tahun 2006

tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan Pendidikan Dasar dan

Pendidikan Menengah menandai peluncuran kurikulum baru yang dijadikan dasar

dalam kegiatan pembelajaran mulai tahun 2006/2007.

Beberapa pihak memberi istilah kurikulum baru tersebut dengan nama

´.XULNXOXP ´ QDPXQ DGD MXJD \DQJ PHQ\HEXWNDQ GHQJDQ ´.XULNXOXP

Tingkat 6DWXDQ 3HQGLGLNDQ .763´ 3HUXEDKDQ NXULNXOXP WHUVHEXW DNDQ

membawa dampak bagi semua pihak yang berkecimpung dalam dunia pendidikan.

Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan

memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi)

kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan

pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.

Secara khusus terdapat tiga tujuan diterapkannya KTSP, yaitu:

1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah

dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan

sumberdaya yang tersedia.

2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam

pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.

3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas

(21)

commit to user

Perubahan kurikulum ini memberi dampak yang sangat luas terhadap

keseluruhan komponen dalam proses pembelajaran. Komponen-komponen ini

antara lain guru, peserta didik, tujuan pembelajaran, materi pelajaran, metode

pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Semua komponen

ini menjalankan fungsinya masing-masing dalam suatu ikatan yang saling

berhubungan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Guru sebagai figur sentral pendidikan, harus dapat diteladani

akhlaknya di samping kemampuan keilmuan dan akademisnya. Selain itu, guru

harus mempunyai tanggung jawab dan keagamaan untuk mendidik peserta

didiknya menjadi orang yang berilmu dan berakhlak (Azyumardi Azra, 2006: 9).

Dengan demikian, guru bukan hanya menjadi sosok yang suka berceramah dengan

pola pembelajaran yang konvensional, tetapi juga sosok yang mahir di bidang

teknologi informasi dengan model pembelajaran berbasis ICT (Information and

Communication Technology).

Dalam KTSP ini peran guru lebih dominan terutama dalam menjabarkan

standar kompetensi dan kompetensi dasar, tidak saja dalam program tertulis tetapi

juga dalam pembelajaran nyata di kelas. Guru juga harus menentukan indikator

sendiri yang disesuaikan dengan kondisi sekolah, lingkungan dan karakteristik

peserta didik. Guru berperan sebagai fasilitator sehingga peserta didik lebih aktif

berperan dalam proses pembelajaran. Guru harus terbiasa memberikan peluang

yang seluas-luasnya agar peserta didik dapat belajar lebih bermakna dengan

memberi respon yang mengaktifkan semua peserta didik secara positif dan

edukatif. Jika guru kurang kreatif dalam pengelolaan pembelajaran dengan

memberikan metode pembelajaran yang kurang variatif maka akan menghambat

pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Saat ini, dalam segi kurikulum salah satu upaya yang dilakukan

pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan memberlakukan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Hal yang paling penting adalah

faktor guru.Suatu kurikulum tanpa kualitas guru yang baik, maka semua itu tidak

akan membuahkan hasil yang maksimal. Guru diharapkan memiliki kompetensi

(22)

commit to user

efisien. Kompetensi merupakan salah satu kualifikasi guru yang terpenting. Bila

kompetensi ini tidak ada pada diri seorang guru, maka ia tidak akan berkompeten

dalam melakukan tugas dan hasilnya pun tidak akan optimal.

Tingkat kesulitan yang dialami oleh guru dari berbagai jenis pendidikan

tentu saja akan sangat berlainan. Perbedaan tingkat kesulitan yang dihadapi oleh

guru dari satu jenis pendidikan disebabkan oleh kemampuan dan kemauan para

tenaga pendidik untuk senantiasa memperbaharui perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, menganalisis sumberdaya lokal, dan menganalisis

kebutuhan masyarakat adalah perbedaan materi yang akan disajikan kepada

peserta didik. Sebagai contoh, materi yang akan disajikan untuk peserta didik dari

pendidikan dasar tentu sangat berbeda dengan materi yang akan disajikan untuk

peserta didik pendidikan menengah.

Dengan adanya perbedaan ini, guru dan peserta didik sebagai subjek utama

proses pembelajaran dituntut untuk bisa beradaptasi dengan cepat. Bagi guru yang

mempunyai peranan sebagai pembimbing dan fasilitator pengajaran hendaknya

lebih cepat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi agar dapat

secepatnya membimbing peserta didik dalam proses pembelajaran. Ini mencakup

pemilihan materi pelajaran, metode yang digunakan dan media yang diperlukan.

Kendala-kendala yang dihadapi oleh guru di SMA Islam 1 Surakarta

dalam mengimplementasikan KTSP adalah :

a. Guru belum terbiasa mengembangkan kurikulum sendiri karena pada

kurikulum sebelumnya (kurikulum berbasis kompetensi) guru langsung

menerapkan kurikulum yang telah dibuat oleh Dinas Pendidikan.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menuntut guru untuk mampu

menyusun dan mengembangkan kurikulumnya sendiri, kenyataannya

selama ini guru terbiasa melaksanakan kurikulum yang hanya dibuat oleh

pusat. Guru merasa kesulitan untuk menyusun dan mengembangkan

kurikulum. Seperti dalam pengembangan silabus kesulitan yang dihadapi

guru adalah:

(23)

commit to user

2) Mengembangkan indikator ketercapaian dari proses pembelajaran yang

dilaksanakan

3) Merencanakan kegiatan pembelajaranyang dapat mengarahkan peserta

didik mencapai kompetensi yang sedang dipelajari

b. Terbatasnya sarana dan prasarana yang belum bisa dimanfaatkan secara

optimal dalam menunjang pembelajaran di SMA Islam 1 Surakarta.

c. Jumlah peserta didik dalam satu kelas masih terlalu banyak. Untuk

mengimplementasikan metode pembelajaran yang variatif dan

menyenangkan seperti tuntutan KTSP, mengembangkan sistem penilaian

yang berkelanjutan, mengembangkan program remidial dan pengayaan

yang merupakan pelayanan individual terhadap peserta didik, sulit

terlaksana karena situasi kelas tidak kondusif.

Implementasi kurikulum hampir seluruhnya tergantung pada kreativitas,

kecakapan, kesungguhan, dan ketekunan guru. Guru hendaknya mampu

memilih dan menciptakan situasi-situasi belajar yang menarik peserta didik.

Guru mampu melaksanakan metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan

kemampuan peserta didik, serta memilih bahan pelajaran yang mengaktifkan

peserta didik. Selain itu guru juga mampu memilih, menyusun dan

melaksanakan evaluasi baik untuk mengevaluasi perkembangan atau hasil

belajar peserta didik, atau untuk menilai efisiensi pelaksanaannya. (Nana

Syaodih, 2000)

Mulyasa dalam Muhammad Joko Susilo (2007: 189) menyatakan

bahwa guru perlu memperhatikan hal-hal berikut, yaitu :

1) Mengurangi metode ceramah

2) Memberikan tugas yang berbeda bagi peserta didik

3) Mengelompokkan peserta didik berdasarkan kemampuannya 4) Bahan harus dimodifikasi dan diperkaya.

5) Jangan ragu untukberhubungan dengan spesialis bila ada peserta didik yang mempunyai kelainan

6) Gunakan prosedur yang bervariasi dalam membuat penilaian dan membuat laporan

(24)

commit to user

Di samping itu terdapat permasalahan lain yaitu kurang optimalnya

penggunaan fasilitas sekolah seperti penggunaan perpustakaan, kurang

memadai buku-buku referensi bagi guru maupun peserta didik. Implementasi

KTSP memerlukan sinergi yang harmonis semua pihak dalam lingkungan

sekolah yaitu peserta didik, guru, dan pengelola sekolah. Hal ini bertujuan

agar KTSP dapat diimplementasikan secara benar, efektif dan berhasil guna

meningkatkan kompetensi guru untuk mewujudkan kualitas proses dan hasil

belajar peserta didik.

Berdasarkan uraian di atas, nampak bahwa kesiapan sekolah dan

kompetensi guru mempunyai andil yang cukup besar terhadap keberhasilan

dalam pelaksanaan kurikulum. Permasalahan dalam implementasi KTSP

menarik perhatian penulis untuk mengadakan penelitian dengan judul

´,MPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU

0$7$3(/$-$5$1(.2120,.(/$6;´(Studi Kasus di SMA Islam 1

Surakarta Tahun ajaran 2009/2010)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dapat meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi

kelas X Semester genap tahun ajaran 2009/2010 di SMA Islam 1

Surakarta?

2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh sekolah dalam

meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi dan bagaimana

upaya yang dilakukan pihak sekolah untuk mengatasi kendala tersebut

dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun

(25)

commit to user

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab masalah yang telah

dirumuskan secara tegas dalam rumusan masalah. Adapun tujuan penelitian yang

ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui sejauh mana implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dapat meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran

ekonomi kelas X semester genap tahun ajaran 2009/2010 di SMA Islam 1

Surakarta.

2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh sekolah dalam

meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi dan upaya yang

dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut dalam mengimplementasikan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun ajaran 2009/2010 di SMA

Islam 1 Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan dengan baik akan menghasilkan informasi

yang akurat, rinci, dan faktual, sehingga dapat memberikan manfaat yang besar

bagi peneliti sendiri dan orang lain. Manfaaat penelitian ini dapat dilihat dari

sudut aplikasi dalam konteks kehidupan manusia yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Bagi ilmu pengetahuan berguna untuk meningkatkan wacana bagi

pengembangan ilmu pendidikan khususnya bidang pengembangan kurikulum,

perencanaan pengajaran, dan belajar pembelajaran. Diharapkan hasil penelitian ini

dapat berguna untuk memberikan informasi dalam pengembangan penelitian

(26)

commit to user

2. Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah, dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

perbaikan proses belajar mengajar.

b. Bagi pembuat kebijakan tidak menutup kemungkinan pemerintah, dapat

menambah informasi dalam upaya pengembangan dan penyempurnaan

kurikulum

c. Bagi peneliti, berguna untuk memperkaya wawasan pengetahuan serta

untuk memperdalam teori-teori yang diperoleh dalam kuliah dan

(27)

commit to user

8 BAB II LANDASAN TEORI

A.Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan a.Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Menurut Hilda Taba dalam Nasution (2003) mengemukakan bahwa

pada hakikatnya kurikulum merupakan suatu cara untuk mempersiapkan anak

agar berpartisipasi sebagai anggota yang berproduktif dalam masyarakatnya.

Dalam kurikulum terdapat komponen-komponen tertentu yaitu pernyataan

tentang tujuan dan sasaran, seleksi dan organisasi bahan dan isi pelajaran,

bentuk dan kegiatan belajar mengajar dan evaluasi hasil belajar.

0HQXUXW 0XO\DVD PHQJHPXNDNDQ EDKZD ´.XULNXOXP

adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, kompetensi

dasar, materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi

GDVDUGDQWXMXDQSHQGLGLNDQ´.XULNXOXPQDQWLQ\DDNDQGLJXQDNDQVHEDJDLDODW

untuk membina dan mengembangkan peserta didik menjadi manusia yang

berilmu (berkemampuan intelektual tinggi/cerdas), bermoral (memahami dan

memiliki nilai-nilai sosial dan nilai religi) sebagai pedoman hidupnya serta

beramal (menggunakan ilmu yang dimilikinya untuk kepentingan masyarakat)

sesuai dengan fungsinya sebagai makhluk sosial.

Kurikulum merupakan alat pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Karena itu, pengenalan tentang arti, asas, dan faktor-faktor serta komponen kurikulum penting dalam rangka menyusun perencanaan pengajaran (Hamalik, 2001: 26).

0HQXUXW %613 ´.XULNXOXP 7LQJNDW 6DWXDQ 3HQGLGLNDQ

(KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di

masing-PDVLQJVDWXDQSHQGLGLNDQ´0HQXUXW0XO\DVD-´.763

adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakan pada posisi

(28)

commit to user

KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang

memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan

masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar mengajar di sekolah.

Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki

keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan

mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap

kebutuhan setempat. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan, struktur dan

muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan

silabus. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) termasuk salah satu

wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah dan

satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi,

tuntutan, dan kebutuhan masing-masing. Kurikulum KTSP merupakan strategi

pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif,

dan berprestasi. Dalam KTSP, pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru,

kepala sekolah, serta Komite sekolah dan Dewan Pendidikan.

b.Hakekat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 1)Landasan

Landasan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu:

a). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional

b). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan

c). Standar Isi (SI)

Standar Isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk

mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Termasuk dalam SI adalah: kerangka dasar dan struktur kurikulum,

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata

pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan

dasar menengah. SI ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 22 tahun

(29)

commit to user

d). Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,

pengetahuan dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan

Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006.

c.Tujuan KTSP

Mulyasa (2007) Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk

memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian

kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan atau satuan pendidikan dan

mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara

partisipatif dalam pengembangan kurikulum. Secara khusus tujuan

diterapkannya KTSP adalah untuk:

1) Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah

dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan

sumberdaya yang tersedia.

2) Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam

pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.

3) Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang

kualitas pendidikan yang akan dicapai.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa KTSP

memiliki dua tujuan yaitu tujuan secara umum dan tujuan secara khusus.

Tujuan umum KTSP adalah menciptakan kemandirian guru melaui pergantian

sistem penyusunan kurikulum dari sentralistik menjadi desentralistik. Tujuan

KTSP secara khusus yaitu meningkatkan mutu pendidikan pengembangan

kurikulum secara bersama-sama, dan meningkatkan kompetensi yang sehat

antar satuan pendidikan. Kedua tujuan KTSP tersebut, baik tujuan umum dan

(30)

commit to user

d.Komponen-Komponen KTSP

1) Visi dan misi satuan pendidikan

Dalam mengembangkan visinya, kepala sekolah harus mampu

mendayagunakan kekuatan-kekuatan yang relevan bagi kegiatan internal

sekolah. Kekuatan-kekuatan tersebut dapat dibagi dalam dua kelompok.

Pertama, kekuatan yang berhubungan dengan apa yang sedang

berlangsung di luar sekolah. Kedua, kekuatan yang berhubungan dengan

klien pendidikan yaitu latar belakang sosial, aspirasi keuangan,

sumber-sumber masyarakat dan karakteristik lingkungan. Kepala sekolah dalam

mengembangkan visinya harus mampu menyeleksi secara berkelanjutan

atas kelompok-kelompok kekuatan tersebut.

2) Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan

Dalam pengembangan KTSP, satuan pendidikan harus mampu menyusun

program peningkatan mutu yang mencakup tujuan, sasaran dan target yang

akan dicapai untuk program jangka pendek maupun jangka panjang.

Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

3) Menyusun kalender pendidikan

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu kegiatan pembelajaran

peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup

permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran

efektif dan hari libur.

Setiap permulaan tahun pelajaran, sekolah/madrasah menyusun kalender

pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran selama satu

tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif

belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu

belajar di sekolah/madrasah mengacu pada Standar Isi dan disesuaikan

dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah/madrasah, kebutuhan

peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah/pemerintah

(31)

commit to user

4) Struktur muatan KTSP

Struktur muatan KTSP mencakup mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan

pengembangan diri, pengaturan beban belajar, kenaikan kelas, penjurusan

dan kelulusan, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan berbasis

keunggulan lokal dan global.

a).Mata pelajaran

Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat

satuan pendidikan tertera pada struktur kurikulum yang tercantum

dalam Standar Isi.

b).Muatan lokal

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan

kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,

termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat

dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan

lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.

c).Kegiatan pengembangan diri

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh

oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri

sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi

dan atau dibimbing oleh konselor, guru atau tenaga kependidikan yang

dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan

pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling

yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial,

belajar dan pengembangan karier peserta didik.

d).Pengaturan beban belajar

Beban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan sistem pengelolaan

program pendidikan yang berlaku di sekolah Sistem tersebut terdiri dari

sistem paket dan sistem kredit semester (SKS). Beban belajar dalam

sistem paket digunakan oleh tingkat satuan pendidikan SD/MI/SLB,

(32)

commit to user

SMA/MA/SMALB/SMK/ MAK kategori standar. Beban belajar dalam

sistem kredit semester (SKS) dapat digunakan oleh SMP/MTs/SMPLB

kategori mandiri, dan oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori

standar. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem

paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum.

Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam

pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam

pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik

dalam mencapai kompetensi. Alokasi waktu untuk penugasan

terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket

SD/MI/SLB 0%-40%, SMP/MTs/SMPLB 0%-50% dan

SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK 0%-60% dari waktu kegiatan tatap

muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu

tersebut mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai

kompetensi. Alokasi waktu mandiri untuk praktik, dua jam kegiatan

praktik di sekolah dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di

luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Alokasi waktu untuk

tatap muka, penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur

untuk SMP/MTs/SMPLB dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK

menggunakan sistem SKS mengikuti aturan sebagai berikut: satu SKS

pada SMP/MTs terdiri atas 40 menit tatap muka, 20 menit kegiatan

terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.

e). Kenaikan kelas, penjurusan dan kelulusan

Kenaikan kelas, penjurusan dan kelulusan mengacu pada standar

penilaian yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP). Dalam pelaksanaannya, guru dan kepala sekolah

dapat mengambil tindakan yang diperlukan dalam memutuskan

kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan bagi peserta didik.

f). Pendidikan kecakapan hidup

Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTS/SMPLB dan SMA/MA/

(33)

commit to user

hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial,

kecakapan akademik dan satu kecakapan vokasional. Pendidikan

kecakapan hidup dapat merupakan bagian dari pendidikan semua mata

pelajaran.

g).Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global Kurikulum untuk

semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan pendidikan

berbasis keunggulan lokal dan global. Pendidikan berbasis keunggulan

lokal dan global dapat merupakan bagian semua mata pelajaran.

5) Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata

pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi

dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan

sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar

kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran,

kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk

penilaian.

6) RPP

RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian

pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan

dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup RPP paling luas

mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator

untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.

e.Karakteristik KTSP

KTSP merupakan bentuk operasional pengembangan kurikulum dalam

konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah, yang akan memberikan

wawasan baru terhadap sistem yang sedang berjalan selama ini. Hal ini dapat

membawa dampak terhadap peningkatan efisiensi dan efektivitas kinerja

sekolah, khususnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Mengingat

peserta didik datang dari berbagai latar belakang kesukuan dan tingkat sosial,

(34)

commit to user

bidang sosial, ekonomi, maupun politik. Di sisi lain, sekolah juga harus

meningkatkan efisiensi, partisipasi, dan mutu, serta bertanggung jawab kepada

masyarakat dan pemerintah.

Karakteristik KTSP dapat diketahui antara lain dari bagaimana

sekolah dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses

pembelajaran, pengelolaan, sumber belajar, profesionalisme tenaga

kependidikan, serta sistem penilaian. Mulyasa (2007) terdapat 4 karakteristik

kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut:

1) Pemberian otonomi luas Kepada sekolah dan satuan Pendidikan

KTSP memberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan,

disertai seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum

sesuai dengan kondisi setempat. Sekolah dan satuan pendidikan juga diberi

kewenangan dan kekuasaan yang luas untuk mengembangkan pembelajaran

sesuai dengan kebutuhan peserta didik serta tuntutan masyarakat.

2) Partisipasi Masyarakat dan Orang Tua yang tinggi

Dalam KTSP, pelaksanaan kurikulum didukung oleh partisipasi masyarakat

dan orang tua peserta didik yang tinggi. Orang tua peserta didik dan

masyarakat tidak hanya mendukung sekolah melalui bantuan keuangan,

tetapi melalui komite sekolah dan dewan pendidikan merumuskan serta

mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran.

3) Kepemimpinan yang Demokratis dan Profesional

Kepala sekolah dan guru-guru sebagai tenaga pelaksana kurikulum

merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan dan integritas

profesional. Kepala sekolah adalah manajer pendidikan profesional yang

direkrut komite sekolah untuk mengelola segala kegiatan sekolah

berdasarkan kebijakan yang ditetapkan. Guru-guru yang direkrut oleh

sekolah merupakan pendidik profesional dalam bidangnya masing-masing,

sehingga mereka bekerja berdasarkan pola kinerja profesional yang

disepakati bersama untuk memberi kemudahan dan mendukung

(35)

commit to user

NHSXWXVDQNHSDODVHNRODKPHQJLPSOHPHQWDVLNDQSURVHV´bottom-up´VHFDUD

demokratis, sehingga semua pihak memiliki tanggung jawab terhadap

keputusan yang diambil beserta pelaksanaanya.

4) Tim kerja yang kompak dan Transparan

Dalam KTSP, keberhasilan pengembangan kurikulum dan pembelajaran

didukung oleh kinerja tim yang kompak dan transparan dari berbagai pihak

yang terlibat dalam pendidikan. Dengan demikian, kebehasilan KTSP

merupakan hasil sinergi (synergistic effect) dari kolaborasi tim yang

kompak dan transparan. Dalam konsep KTSP yang utuh kekuasaan yang

dimiliki sekolah dan satuan pendidika, terutama mencakup pengambilan

keputusan tentang pengembangan kurikulum dan pembelajaran, serta

penilaian hasil belajara peserta didik.

f. Landasan Pengembangan KTSP

KTSP dilandasi oleh undang-undang dan peraturan pemerintah

sebagai berikut:

1) Undang ±Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas

2) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

3) Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar isi

4) Permendiknas No 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan 5) Permendiknas No.24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan permendiknas no.22,

dan 23. (Pusat Penataran Guru Teknologi Bandung, 2006: 1)

g.Prinsip Pengembangan KTSP

Dalam bukunya Mulyasa (2007) mengemukakan prinsip-prisip

pengembangan KTSP, antara lain:

1) Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan

lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prisip bahwa peserta didik memiliki

posisisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga

(36)

commit to user

2) Beragam dan Terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik

peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa

membedakan agama, suku, budaya, dan adat-istiadat, serta status sosial

ekonomi dan gender.

3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi. dan seni.

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu

semangat kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan

memanfaatkan secara tepat perkembangkan ilmu pengetahuan, teknologi,

dan seni.

4) Relevan dengan Kebutuhan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku

kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan

kebutuhan hidup dan dunia kerja. Oleh karena itu pengembangan

kurikulum harus mempertimbangkan dan memperhatikan pengembangan

integritas pribadi, kecerdasan spritual, ketrampilan berpikir (thinking skill),

kreatifitas sosial, kemampuan akademik, dan ketrampilan vokasional.

5) Menyeluruh dan Berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang

kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara

berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.

6) Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan

pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum

mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, informal,

dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu

(37)

commit to user

7) Seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global,

nasional, dan lokal untuk membangun kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.

2. Tinjauan Tentang Implementasi KurikulumTingkat Satuan Pendidikan a. Pegertian Implementasi KTSP

³Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan

dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, ketrampilan maupun nilai, dan

VLNDS´ 0XKDPPDG -RNR 6XVLOR /HELK ODQMXW GLMHODVNDQ

Mulyasa dalam bukunya Muhammad Joko Susilo bahwa ³Implementasi

kurikulum merupakan suatu proses penerapan konsep, ide, program, atau

tatanan kurikulum ke dalam praktik pembelajaran, sehingga terjadi perubahan

SDGDVHNHORPSRNRUDQJ\DQJGLKDUDSNDQXQWXNEHUXEDK´

Mulyasa (2006: 246) mengemukakan bahwa ³Implementasi

pembelajaran berbasis KTSP dapat didefinisikan sebagai suatu proses

penerapan ide, konsep, dan kebijakan KTSP dalam suatu aktivitas

pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi

tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkXQJDQ´ 0DUV GDODP EXNXQ\D

Mulyasa (2007: 247) ³Tiga faktor yang mempengaruhi implementasi KTSP

yaitu adanya dukungan dari kepala sekolah, dukungan rekan sejawat guru,

GDQGDULGDODPGLULJXUXLWXVHQGLUL´

Implementasi KTSP juga dapat diartikan sebagai aktualisasi

kurikulum operasional dalam bentuk pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas

dapat dikemukakan bahwa implementasi kurikulum adalah operasional

konsep kurikulum yang masih bersifat tertulis menjadi aktual dalam bentuk

(38)

commit to user

b. Kegiatan Pokok Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Menurut Muhammad Joko Susilo (2007) secara garis besarnya

implementasi KTSP mencakup tiga kegiatan pokok, meliputi:

1) Pengembangan Program

Pengembangan KTSP mencakup pengembangan program tahunan

(program umum umum setiap mata pelajaran), program semester (berisi

hal-hal yang akan disampaikan dalam semester tersebut), program

modul/pokok bahasan ( lembar kerja, kunci, soal, dan jawaban), program

mingguan dan harian (untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan peserta

didik), program pengayaan dan remidial, serta program bimbingan dan

konseling.

2) Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah

mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan

perilaku bagi peserta didik. Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran

berbasis KTSP mencakup tiga hal, yaitu pre test, pembentukan

kompetensi, post test.

3) Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi belajar dalam KTSP dapat dilakukan dengan penilaian kelas,

test kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi,

benchmarking, dan penilaian.

c. Proses Pembelajaran Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Menurut Hasan yang dikutip oleh Mulyasa (2007: 246) pembelajaran

berbasis KTSP sedikitnya dipengaruhi oleh tiga faktor berikut:

1) Karakteristik KTSP, mencakup ruang lingkup KTSP dan kejelasannya bagi pengguna di lapangan.

2) Strategi pembelajaran, yaitu srategi yang digunakan dalam pembelajaran, seperti diskusi, pengamatan, tanya jawab, serta kegiatan lain yang dapat mendorong pembentukan kompetensi peserta didik.

(39)

commit to user

Dalam suatu pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah

mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku

bagi peserta didik. Mulyasa (2007) mengemukakan bahwa dalam pelaksanaan

pembelajaran berbasis KTSP mencakup tiga hal, yaitu pre test (tes awal),

pembentukan kompetensi, dan post tes. Ketiga hal tersebut dijelaskan berikut

ini:

1) Pre Test (tes awal)

Pada umumnya pelaksanaan proses pembelajaran dimulai dengan pre test.

Pre test ini memiliki banyak kegunaan dalam menjajagi proses

pembelajaran yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu pre test memegang

peranan yang cukup penting dalam proses pembelajaran.

2) Pembentukan Kompetensi

Pembentukan kompetensi merupakan kegiatan inti dari pelaksanaan proses

pembelajaran, yakni bagaimana kompetensi dibentuk pada peserta didik,

dan bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan. Proses pembelajaran

dan pembentukan kompetensi perlu dilakukan dengan tenang dan

menyenangkan, hal tersebut tentu saja menuntut aktivitas dan kreativitas

guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Proses pembentukan

kompetensi dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat secara

aktif, baik mental, fisik maupun sosialnya. Kualitas pembentukan

kompetensi dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Pada

pembelajaran tuntas, kriteria pencapaian kompetensi yang ditetapkan

adalah minimal 75 % oleh karena itu setiap kegiatan pembelajaran diakhiri

dengan penilaian pencapaian kompetensi peserta didik dan diikuti rencana

tindak lanjutnya.

3) Post Test

Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan post test. Sama

halnya dengan pre test, post test juga memiliki banyak kegunaan, terutama

dalam melihat keberhasilan pembelajaran dan pembentukan kompetensi.

(40)

commit to user

a) Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap

kompetensi yang telah ditentukan, baik secara individu maupun

kelompok. Hal ini dapat diketahui dengan membandingkan antara

hasil pre test dan post test.

b) Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang dapat dikuasai

oleh peserta didik, serta kompetensi dan tujuan-tujuan yang belum

dikuasainya.

c) Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan

remedial, dan yang perlu mengikuti kegiatan pengayaan, serta untuk

mengetahui tingkat kesulitan belajar yang dihadapi.

d) Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap kegiatan

pembelajaran dan pembentukan kompetensi yang telah dilaksanakan,

baik terhadap perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi.

Dalam pengembangan KTSP juga perlu didukung oleh iklim

pembelajaran yang kondusif bagi terciptanya suasana yang aman, nyaman,

dan tertib, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan tenang

dan menyenangkan. Iklim yang demikian akan mendorong terwujudnya

proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan bermakna.

d. Evaluasi/Penilaian dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Evaluasi atau penilaian dibedakan menjadi dua, yaitu evaluasi yang

dilakukan oleh pihak dalam (guru dan pengelola sekolah) yang selanjutnya

disebut evaluasi diri dan evaluasi oleh pihak luar (badan independen atau

badan akreditasi sekolah). Sasaran evaluasi secara garis besar mencakup

masukan (termasuk program), proses, dan hasil. Diberlakukannya KTSP

mengharapkan adanya perubahan dalam kegiatan pembelajaran, termasuk

dalam penilaian. Mulyasa (2007: 258) menjelaskan, ³Penilaian hasil belajar

dalam KTSP dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar,

penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, dan

(41)

commit to user

1) Penilaian Kelas

Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum, dan

ujian akhir. Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran

dalam kompetensi dasar tertentu. Ulangan harian terdiri dari seperangkat

soal yang harus dijawab para peserta didik, dan tugas-tugas terstruktur

yang berkaitan dengan konsep yang sedang dibahas. Ulangan harian

minimal dilakukan tiga kali setiap semester. Ulangan harian ini terutama

ditujukan untuk memperbaiki program pembelajaran, tetapi tidak

menutup kemungkinan digunakan untuk tujuan-tujuan lain, misalnya

sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan nilai bagi para peserta

didik.

Ulangan umum dilaksanakan setiap akhir semester, dengan bahan yang

diujikan sebagai berikut:

a) Ulangan umum semester pertama soalnya diambil dari materi

semester pertama.

b) Ulangan umum semester kedua soalnya merupakan gabungan dari

materi semester pertama dan kedua, dengan penekanan pada materi

semster kedua.

Ujian akhir dilakukan pada akhir program pendidikan. Bahan-bahan yang

diujikan meliputi seluruh kompetensi dasar yang telah diberikan, dengan

penekanan pada kompetensi dasar yang dibahas pada kelas-kelas tinggi.

Hasil evaluasi ujian akhir ini terutama digunakan untuk menentukan

kelulusan bagi setiap peserta didik, dan layak tidaknya untuk

melanjutkan pendidikan pada tingkat di atasnya. Penilaian kelas

dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta

didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik untuk

perbaikan proses pembelajaran, dan penentuan kenaikan kelas.

2) Tes Kemampuan Dasar

Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan

(42)

commit to user

memperbaiki program pembelajaran (program remedial). Tes

kemampuan dasar dilakukan pada setiap tahun akhir kelas III.

3) Penilaian Akhir Satuan Pendidikan dan Sertifikasi

Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselenggrakan kegiatan

penilaian guna mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh

mengenai ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan waktu tertentu.

4) Benchmarking

Benchmarking merupakan suatu standar untuk mengukur kinerja yang

sedang berjalan, proses, dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang

memuaskan. Hasil penilaian tersebut dapat dipakai untuk melihat

keberhasilan, keberhasilan kurikulum dan pendidikan secara keseluruhan,

dan dapat digunakan untuk memberikan peringkat kelas, tetapi tidak

untuk memberikan nilai akhir peserta didik. Hal ini dimaksudkan sebagai

salah satu dasar untuk pembinaan guru dan kinerja sekolah.

5) Penilaian Program

Penilaian program dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan

Dinas Pendidikan secara kontinu dan berkesinambungan. Penilaian

program dilakukan untuk mengetahui kesesuaian KTSP dengan dasar,

fungsi, dan tujuan pendidikan nasional, serta kesesuaiannya dengan

tuntuntan perkembangan masyarakat, dan kemajuan zaman.

3. Tinjauan Tentang Kompetensi Guru a. Pengertian Kompetensi Guru

Menurut Broke and Stone yang dikutip oleh Mulyasa (2007: 25)

PHQJHPXNDNDQ EDKZD NRPSHWHQVL JXUX VHEDJDL ´...descriptive qualitative

nature of teacher behaviour appears to be entirely meaningful´NRPSHWHQVL

guru merupakan gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku guru yang penuh

arti.)

Menurut Charles yang juga dikutip oleh Mulyasa (2007: 25)

mengemukakan bahwa: ³Competency as rational performance which

(43)

commit to user

merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan

sesuai dengan kondisi yang diharapkan.). Dalam Undang-Undang RI No. 14

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa ³Kompetensi adalah seperangkat

pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan

GLNXDVDLROHKJXUXDWDXGRVHQGDODPPHODNVDQDNDQWXJDVNHSURIHVLRQDODQ´

Menurut Uzer Usman (2001: ³.RPSHWHQVL JXUX DGDODK

kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara

EHUWDQJJXQJMDZDEGDQOD\DN´

Guru adalah jabatan profesional yang memerlukan berbagai keahlian

khusus. Sebagai suatu profesi, maka harus memenuhi kriteria kompetensi secara

profesional. Kriteria guru yang dinilai kompeten secara profesional apabila:

1) Guru tersebut harus mampu mengembangkan tanggung jawab dengan

sebaik-baiknya.

2) Guru tersebut harus mampu menjalankan peran-peranannya secara berhasil.

3) Guru tersebut mampu bekerja dalam mencapai tujuan pendidikan (tujuan

instruksional) sekolah.

4) Guru tersebut harus mampu melaksanakan peranannya dalam proses belajar

mengajar di dalam kelas. (Hamalik, 2006: 38)

Tugas guru dalam menjalankan profesi kependidikannya yang teramat

luas, termasuk di dalamnya tugas guru sebagai pendidik dan sebagai pengajar.

Akan tetapi, muara tugas utama kedua peran tersebut terjadi pada arena proses

pembelajaran, yaitu suatu upaya guru dalam menciptakan situasi interaksi

pergaulan sosial dengan merekayasa lingkungan yang kondusif bagi terjadinya

perkembangan optimal peserta didik. Guru memainkan multiperan dalam proses

pembelajaran yang diselenggarakan dengan tugas yang amat bervariasi.

Salah satu tugas utama guru adalah mengajar. Guru akan memiliki

kompetensi mengajar apabila memiliki pemahaman dan penerapan secara taktis

berbagai metode pembelajaran. Seorang guru harus selalu memiliki ilmu

pengetahuan. Ia harus mampu mengupayakan dirinya sendiri agar memiliki

(44)

commit to user

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi

mengacu pada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui

pendidikan, kompetensi guru menunjuk kepada penampilan dan perbuatan yang

rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu di dalam pelaksanaan tugas-tugas

pendidikan. Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan

personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara menyeluruh

membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan

materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,

pengembangan pribadi dan profesionalisme.

b.Macam-macam Kompetensi Guru

Dalam hubungan dengan kegiatan dan hasil belajar peserta didik,

kompetensi guru berperan penting. Proses pembelajaran dan hasil belajar para

peserta didik bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi

kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru

yang mengajar dan membimbing para peserta didik. Guru yang berkompeten

akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para peserta didik

berada pada tingkat optimal. Agar tujuan pendidikan tercapai, yang dimulai

dengan lingkungan belajar yang kondusif dan efektif, maka guru harus

melengkapi dan meningkatkan kompetensinya.

Untuk keberhasilan dalam mengemban peran sebagai guru, diperlukan

adanya standar kompetensi. Berdasarkan UU RI No. 14 tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen pasal 10, menentukan bahwa kompetensi guru meliputi

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan

kompetensi sosial. Syaiful Sagala (2009) mengemukakan bahwa kompetensi

guru meliputi:

1) Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran

peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi:

a) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan. Guru memiliki latar

belakang pendidikan keilmuan sehingga memiliki keahlian secara

(45)

commit to user

berbasis subjek (mata pelajaran), guru seharusnya memiliki kesesuaian

antara latar belakang keilmuan dengan subjek yang dibina. Selain itu,

guru memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam penyelenggaraan

pembelajaran di kelas. Kedua hal tersebut dapat dibuktikan dengan

ijazah akademik dan ijazah keahlian mengajar (akta mengajar) dari

lembaga pendidikan yang diakreditasi pemerintah.

b) Pemahaman terhadap peserta didik. Guru memiliki pemahaman akan

psikologi perkembangan anak, sehingga dapat mengidentifikasi

problem-problem yang dihadapi anak serta menentukan solusi dan

pendekatan yang tepat.

c) Pengembangan kurikulum/silabus. Guru memiliki kemampuan

mengembangkan kurikulum pendidikan nasional yang disesuaikan

dengan kondisi spesifik lingkungan sekolah.

d) Perancangan pembelajaran. Guru memiliki perencanaan sistem

pembelajaran yang memamfaatkan sumber daya yang ada. Semua

aktivitas pembelajaran dari awal sampai akhir telah dapat

direncanakan secara strategis, termasuk antisipasi masalah yang

kemungkinan dapat timbul dari skenario yang direncanakan.

e) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Guru

menciptakan situasi belajar bagi anak yang kreatif, aktif dan

menyenangkan. Memberikan ruang yang luas bagi anak untuk dapat

mengaktualisasikan potensi dan kemampuannya sehingga dapat dilatih

dan dikembangkan.

f) Evaluasi hasil belajar. Guru memiliki kemampuan untuk

mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan meliputi perencanaan,

respon anak, hasil belajar anak, metode dan pendekatan. Untuk dapat

mengevaluasi, guru harus dapat merencanakan penilaian yang tepat,

melakukan pengukuran dengan benar, dan membuat kesimpulan dan

solusi secara akurat.

g) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

(46)

commit to user

membimbing anak, menciptakan wadah bagi anak untuk mengenali

potensinya dan melatih untuk mengaktualisasikan potensi yang

dimiliki.

2) Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan personal pendidik yang

mencerminkan kepribadian. Kepribadian mencakup semua unsur, baik

fisik maupun psikis. Sehingga dapat diketahui bahwa setiap tindakan dan

tingkah laku seseorang merupakn cerminan dari kepribadian seseorang.

Kompetensi kepribadian meliputi:

a) Mantap dan stabil yaitu memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai

norma hukum, norma sosial, dan etika yang berlaku.

b) Dewasa yang berarti mempunyai kemandirian untuk bertindak sebagai

pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.

c) Arif dan bijaksana yaitu tampilannya bermanfaat bagi peserta didik,

sekolah, dan masyarakat dengan menunjukkan keterbukaan dalam

berpikir dan bertindak.

d) Berwibawa yaitu perilaku guru yang disegani sehingga berpengaruh

positif terhadap peserta didik.

e) Berakhlak mulia dan memiliki perilaku yang diteladani oleh peserta

didik, bertindak sesuai norma religius.

3) Kompetensi sosial yaitu kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat

untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,

sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan

masyarakat sekitar. Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan

pendidik sebagai anggota masyarakat dan sebagai makhluk sosial, yaitu:

a) Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman

sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional.

b) Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap

lembaga kemasyarakatan.

c) Kemampuan untuk menjalin kerjasama baik secara individual maupun

(47)

commit to user

Beberapa kompetensi sosial yang perlu dimiliki pendidik, antara lain

berikut ini:

a) Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua peserta

didik.

b) Bersikap simpatik.

c) Dapat bekerja sama dengan Komite sekolah maupun Dewan

Pendidikan.

d) Pandai bergaul dengan Kawan sekerja dan Mitra Pendidikan.

e) Memahami lingkungan sekitarnya dan sosial. (Wanda, 2009)

4) Kompetensi profesional yaitu kemampuan pendidik dalam penguasaan

materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan

membimbing peserta didik dalam menguasai materi yang diajarkan sesuai

dengan kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.

Kompetensi profesional berkaitan dengan bidang studi yang terdiri dari

sub kompetensi:

a) Memahami mata pelajaran yang telah dipersiapkan untuk mengajar

b) Memahami standar kompetensi dan standar isi mata pelajaran yang ada

dalam kurikulum KTSP

c) Memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang menaungi

materi ajar

d) Memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait

e) Menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.

Guru yang profesional diyakini mampu memotivasi peserta didik untuk

mengoptimalkan potensinya dalam kerangka pencapaian standar

pendidikan yang ditetapkan.

c. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Peningkatan Kompetensi Guru

Mulyasa dalam Muhammad Joko Susilo (2007: 97) mengemukakan

bahwa kompetensi dalam kurikulum ³...is a knowledge, skills, and abilities or

(48)

commit to user

exent he or she can satisfactorily perform particular cognitive, affective, and

SV\FKRPRWRU EHKDYLRXUV´. (Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan,

ketrampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi

bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif,

afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.)

Kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses

pembelajaran merupakan faktor utama dalam mencapai tujuan pengajaran.

Keterampilan merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran ini sesuatu

yang erat kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab guru sebagai pengajar

yang mendidik. Guru sebagai pendidik mengandung arti yang sangat luas, tidak

sebatas memberikan bahan-bahan pengajaran tetapi menjangkau etika dan

estetika perilaku dalam menghadapi tantangan kehidupan di masyarakat. Guru

adalah figur yang sangat berperan dalam proses dan hasil belajar peserta didik.

Karakter guru perlu dibangun sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan

zaman. Guru tidak berperan lagi sebagai penyampai informasi tetapi guru juga

harus mampu menjadikan dirinya sebagai fasilitator agar peserta didik dapat

belajar dengan lebih optimal. Mulyasa (2007: 164) mengemukakan bahwa Agar

KTSP dapat dikembangkan secara efektif, serta dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran, guru perlu memiliki hal-hal sebagai berikut:

1) Menguasai dan memahami kompetensi dasar dan hubungannya dengan

kompetensi lain dengan baik.

2) Menyukai apa yang diajarkannya dan menyukai mengajar sebagai suatu

profesi.

3) Memahami peserta didik, pengalaman, kemampuan dan prestasinya.

4) Menggunakan metode yang bervariasi dalam mengajar dan membentuk

kompetensi peserta didik.

5) Mengeliminasi bahan-bahan yang kurang penting dan kurang berarti dalam

kaitannya dengan pembentukan kompetensi

6) Mengikuti perkembangan pengetahuan mutakhir

7) Menyiapkan proses pembelajaran.

(49)

commit to user

9) Menghubungkan pengalaman yang lalu dengan kompetensi yang akan

dikembangkan.

Karakteristik guru yang berhasil dalam mengembangkan pembelajaran

secara efektif dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1) Respek dan memahami dirinya, serta dapat mengontrol dirinya (emosinya

stabil)

2) Antusias dan bergairah terhadap bahan, kelas, dan seluruh kegiatan

pembelajaran.

3) Berbicara dengan jelas dan komunikatif (dapat mengkomunikasikan idenya

terhadap peserta didik)

4) Memperhatikan perbedaan individual peserta didik

5) Memiliki banyak pengetahuan, inisiatif, kreatif, dan banyak akal

6) Menghindari sarkasme dan ejekan terhadap peserta didik

7) Tidak menonjolkan diri, dan menjadi teladan bagi peserta didik.

Gordon dalam Muhammad Joko Susilo (2007: 99) menjelaskan tentang aspek

atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi guru dalam KTSP yaitu

sebagai berikut:

1) Pengetahuan (knowledge) yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya

seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan

bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan

kebutuhannya.

2) Pemahaman (understanding) yaitu kedalaman kognitif, dan efektif yang

dimiliki oleh individu. Misalnya seorang guru yang akan melaksanakan

pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik dan

kondisi peserta didik.

3) Kemampuan (skills) yaitu sesuatu yang dimiliki seorang individu untuk

melakukan tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya

kemampuan guru dalam memilih, dan membuat alat peraga sederhana dalam

(50)

commit to user

4) Nilai (value) adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara

psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya standar perilaku guru

dalam pembelajaran (kejujuran, keterbukaan, demokratis, dan lain-lain).

5) Sikap (attitude) yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau

reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya reaksi

terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap kenaikan upah/gaji, dan

sebagainya.

6) Minat (interest) adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu

perbuatan. Misalnya minat untuk mempelajari atau melakukan sesuatu.

Proses pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru-peserta

didik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Proses tersebut akan

berlangsung secara optimal dan efektif bila direncanakan dengan baik dan

dikelola dengan baik pula. Kompetensi guru harus diperhatikan secara seksama

dan proporsional. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya kompetensi bagi

para guru dalam melaksanakan KTSP.

Saat ini, dalam segi kurikulum salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk

Gambar

Gambar 4. Struktur organisasi SMA Islam 1 Surakarta                                       52
Tabel 4. Pelaksanaan Pembelajaran kelas X-3 SMA Islam 1 Surakarta
Gambar 1. Kerangka Berfikir Implementasi KTSP dalam upaya meningkatkan kompetensi guru
Gambar 2. Model Analisis Interaktif
+6

Referensi

Dokumen terkait

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan disidang pengadilan terhadap tindak pidana korupsi dilakukan berdasarkan hukum Acara Pidana

[r]

Daftar semua asumsi selalu ada pertanyaan dimana user tidak dapat menjawab dengan tepat, dan hanya dapat menjawab yang bersifat sementara jika asumsi tersebut mempunyai pengaruh

City development can not be separated its from population growth, like Bekasi city with till the end reached about 1.708.337 people. The high population growth caused appear of

Dalam asuransi jiwa, model beberapa penyebab kegagalan dapat diterapkan antara lain untuk menyusun tabel beberapa penyebab kegagalan ( multiple decrement table ) dan menentukan besar

Bukti kontrak pengalaman paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk

Setelah dilakukan pengecekan terhadap calon penyedia yang mendaftar dan memasukan dokumen penawaran Paket Makan Jaga Kawal Polres Pagar Alam yang mana

Sistem akuntansi penjualan kredit yang diterapkan pada koperasi Duta Banua Banjarmasin yaitu kegiatan penjualan kredit hanya dapat dilakukan apabila pembeli adalah