commit to user
i
IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP ) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU
MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X
(Studi Di SMA Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010)
SKRIPSI
Oleh:
HIDAYATI MARTHATIASARI K 7406011
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP ) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU
MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X
(Studi Di SMA Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010)
Oleh:
HIDAYATI MARTHATIASARI K7406011
Skripsi
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, 9 Desember 2010
Pembimbing I
Prof. Dr. Soetarno, J, M.Pd NIP. 194807131973041001
Pembimbing II
commit to user
PENGESAHANSkripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Kamis
Tanggal : 9 Desember 2010
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Sudarno, S.Pd, M.Pd.
Sekretaris : Drs. Soemarsono, M.Pd.
Anggota I : Prof. Dr. Soetarno J, M.Pd.
Anggota II : Dra. Dewi Kusuma W, M.Si.
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Dekan
commit to user
v ABSTRAK
Hidayati Marthatiasari. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X (Studi Di SMA Islam 1 Surakarta Tahun ajaran 2009/2010). Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desember 2010.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui sejauh mana implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dapat meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi kelas X tahun ajaran 2009/2010 di SMA Islam 1 Surakarta, (2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun ajaran 2009/2010 di SMA Islam 1 Surakarta.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian adalah guru mata pelajaran ekonomi SMA Islam 1 Surakarta dan siswa kelas X SMA Islam 1Surakarta semester II tahun ajaran 2009/2010. Teknik sampling yang digunakan bersifat purposive sampling (sampel bertujuan) dengan snowball sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, dokumentasi, serta observasi berperan pasif. Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif (interactive of analysis). Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi sumber dan trianggulasi metode.
commit to user
commit to user
vii
ABSTRACT
Hidayati Marthatiasari. The Implementation of Education Unit Level Curriculum (KTSP) In The Effort of Improving Economics Subject matter Teacher¶s Competency In The Class X(A Study on SMA Islam 1 Surakarta in the School Year of 2009/2010). Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, November 2010.
The objectives of research are (1) to find out the extent to which the Education Unit Level Curriculum (KTSP) can improve the economics subject
PDWWHUWHDFKHU¶VFRPSHWHQF\LQVHFRQGVHPHVWHURI&ODVV;in the School Year of
2009/2010 in SMA Islam 1 Surakarta, (2) to find out the obstacles of the school
HQFRXQWHUVLQLPSURYLQJWKHHFRQRPLFVVXEMHFWPDWWHUWHDFKHU¶VFRPSHWHQF\DQG
the efforts taken to cope with such obstacles in implementing the Education Unit Level Curriculum in the School Year of 2009/2010 in SMA Islam 1 Surakarta.
The research method used was a descriptive qualitative method. The
VXEMHFWRIUHVHDUFKZDVWKHHFRQRPLFVVXEMHFWPDWWHUWHDFKHU¶VRI60$,VODP
Surakarta and the X graders of SMA Islam 1 Surakarta in the semester II of 2009/2010 School Year. The writer used purposive sampling and snowball sampling. Techniques of collecting data used were interview, documentation, as well as pasive participatory observation. Technique of analyzing data used was an interactive analysis one. The data validity techniques employed in this research were source triangulations and method triangulations.
The conclusion of this research mentions that (1) the indicators of the implementation of KTSP are programme plan, the process of learning activities, and evaluation of learning result that can improve the economics subject matter
WHDFKHU¶V FRPSHWHQF\ ,W FDQ EH VHHQ WKDW HDFK PDLQ DFWLYLW\ LQ WKH .763
implementation has their own role and effect, such as in the lesson plans, the teacher had prepared the learning set involving syllabus, lesson plan and other well-arranged and systematical sets, in the term of learning implementation, in the learning process, the teacher tried explaining the material by relating to the daily life, in the term of evaluation, the teacher had evaluated the learning to asses the
VWXGHQWV¶DEVRUEDELOLW\WRWKHPDWHULDOGHOLYHUHGZHOO7KXVLWFDQEHVDLGWKDWWKH HFRQRP\ VXEMHFW WHDFKHU¶V FRPSHWHQF\ LQFUHDVH ZLWK WKH LPSOHPHQWDWLRQ RI
KTSP; (2) the obstacles faced by the school in the implementation of KTSP are the teacher is still uncapable to develop his own curriculum, in this case (KTSP).
7KHUHOXFWDQFHRIWKHVWXGHQW¶VLQWHUHVW DQGHQWKXVLDVPFDXVHGWKHVWXGHQWVOHVV
active. It indicates that the students are less active in the learning process. The school facilities are inadequate; it can be seen from the learning process in which the teacher only uses whiteboard media, not LCD or OHP. The books available in the library are also incomplete so that it inhibits the learning process; the students
GRQ¶WKDYHWKHVRXUFHERRNVRUWKHOHVVRQERRNVWKH\RQO\KDYHZRUNVKHHW7KH HIIRUWWKHVFKRROWDNHVWRLPSURYHWKHWHDFKHU¶VFRPSHWHQF\LVE\LQYROYLQJWKH
commit to user
commit to user
ix MOTTO
Menuntut ilmu adalah wajib hukumnya bagi setiap muslim (HR. At-Tabrani)
Kesulitan dan tantangan hari ini adalah harga yang harus kita bayar untuk prestasi dan kemenangan hari esok
(William J.H. Boetcker)
K
ebahagiaan sejatiku adalah ketika aku bisa melukiskan senyuman bangga di hati kedua orang tuaku(Penulis)
Tiap detik waktu sangatlah berarti karena di tiap detik waktu bergerak tidak akan
dapat terulang kembali.
commit to user
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kusuntingkan skripsi ini untuk:
Bapak dan Almarhumah ,EXVHEDJDLVXPEHUVHPDQJDWNXDWDVGR¶DNDVLKVD\DQJ dan pengorbanan yang tak pernah tergantikan apapun
Kakak-kakakku mas Fajar, mbak Erni, mbak Titin, mbak Ria, mbak Ucik yang selalu mendukungku
Adikku tersayang (dik taufik) penghibur dikala kelelahan dan kebosanan melanda
Sahabat-Sahabat terbaikku Nisa, Puji, Ika, Mala, Isti, Shana, Dini, Trijhi, Tin-Tin pemberi semangat dan arti persahabatan yang sejati
Teman-WHPDQVHSHUMXDQJDQ371µ
commit to user
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang memberikan
kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Selama
pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
ijin dalam rangka mengadakan penelitian guna penyusunan skripsi ini.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah menyetujui atas permohonan ijin penyusunan skripsi ini.
3. Drs. Sutaryadi, M.Pd., selaku Ketua Program Pendidikan Ekonomi Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan
ijin dalam penyusunan skripsi ini.
4. Sudarno, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua BKK Pendidikan Tata Niaga Program
Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan ijin dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Prof. Dr. Sutarno J, M.Pd., selaku Pembimbing I yang dengan arif dan bijak
dalam memberikan masukan, dorongan, bimbingan dan pengarahan sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Dra. Dewi Kusuma W, M.Si., selaku Pembimbing II yang dengan arif dan
bijak dalam memberikan masukan, dorongan, bimbingan dan pengarahan
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Dosen Prodi pendidikan Ekonomi BKK PTN yang telah memberi bekal ilmu
pengetahuan sehingga dapat menunjang terselesainya skripsi ini.
8. Tim penguji skripsi yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk menguji
penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan ujian skripsi guna
commit to user
9. Drs. Kadarusman, selaku Kepala SMA Islam 1 Surakarta yang telah
memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
10. Dwi Djajanti, S.Pd, selaku Wakasek Kurikulum SMA Islam 1 Surakarta yang
telah membantu dalam pengumpulan data penelitian skripsi ini.
11. Henny Farida Rifai selaku guru Ekonomi SMA Islam 1 Surakarta yang telah
membantu dan menyediakan waktu dalam memberikan informasi tentang
pelaksanaan penelitian.
12. Siswa kelas X SMA Islam 1 Surakarta, terima kasih atas kerjasama dalam
pengumpulan data sehingga penelitian dapat diselesaikan tepat waktu.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Surakarta, Desember 2010
commit to user
xiii
commit to user
JUDUL PENGAJUAN SKRIPSI PERSETUJUAN PENGESAHAN ABSTRAK ABSTRACT MOTTO PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
a. Pengertian KTSP
b. Hakekat KTSP
c. Tujuan KTSP
d. Komponen KTSP
e. Karakteristik KTSP
f. Landasan Pengembangan KTSP
g. Prinsip Pengembangan KTSP
2. Tinjauan Tentang Implementasi KTSP
a. Pengertian Implementasi
commit to user
xv
b. Kegiatan Pokok Implementasi KTSP
c. Proses Pembelajaran dalam KTSP
d. Evaluasi dalam KTSP
3. Tinjauan Tentang Kompetensi Guru
a. Pengertian Kompetensi Guru
b. Macam-macam Kompetensi Guru
c. KTSP dan Peningkatan kompetensi guru
B. Kerangka Berfikir
BAB III METODOLOGI
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
2. Strategi Penelitian
C. Sumber Data
D. Teknik Sampling
E. Teknik Pengumpulan Data
1.Wawancara.
2.Observasi.
3.Analisis Dokumen
4.Validitas Data
F. Analisis Data.
G. Prosedur Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
B. Deskripsi Hasil Penelitian
commit to user
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI , SARANA. Simpulan
B. Implikasi
C. Saran
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
72
73
75
commit to user
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Berfikir 37
Gambar 2. Model Analisis Interaktif. 46
Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian 48
commit to user
DAFTAR TABELTabel 1. Daftar guru mata pelajaran SMA Islam 1 Surakarta 53
Tabel 2. Daftar karyawan SMA Islam 1 Surakarta 53
Tabel 3. Daftar rekap siswa SMA Islam 1 Surakarta tahun 2009/2010 54
commit to user
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian 76
Lampiran 2. Denah Lokasi SMA Islam 1 Surakarta 77
Lampiran 3. Kalender Pendidikan SMA Islam 1 Surakarta 78
Lampiran 4. Daftar Informan 79
Lampiran 5. Daftar Pedoman Wawancara 80
Lampiran 6. Pedoman Observasi 85
Lampiran 7. Daftar Pedoman Analisis Dokumen 87
Lampiran 8. Daftar Catatan Lapangan 88
Lampiran 9. Validitas Data dengan Trianggulasi Metode 127
Lampiran 10. Validitas Data dengan Trianggulasi Sumber 132
Lampiran 11. Silabus 139
Lampiran 12. RPP 141
Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian 147
Lampiran 14. Surat Permohonan Penyusunan Skripsi kepada 150
Dekan FKIP UNS Lampiran 15. Surat Ijin Menyusun Skripsi dari Dekan FKIP UNS 151
Lampiran 16. Surat Keterangan Ijin Penelitian kepada Kepala 152
SMA Islam 1 Surakarta Lampiran 17. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian 153
commit to user
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah
Kurikulum merupakan acuan dalam pelaksanaan proses pembelajaran di
sekolah, oleh sebab itu kurikulum harus senantiasa dikembangkan dan diperbaiki.
Hal ini dimaksudkan agar kurikulum yang ada tidak ketinggalan zaman dan
mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi aktual. Perbaikan biasanya
dilakukan dalam suatu periode tertentu, misalnya; tiap lima tahun, tiap sepuluh
tahun dan seterusnya. Peraturan Mendiknas RI No.24 tahun 2006 dan
pelaksanaan PP No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi dan PP No.23 tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah menandai peluncuran kurikulum baru yang dijadikan dasar
dalam kegiatan pembelajaran mulai tahun 2006/2007.
Beberapa pihak memberi istilah kurikulum baru tersebut dengan nama
´.XULNXOXP ´ QDPXQ DGD MXJD \DQJ PHQ\HEXWNDQ GHQJDQ ´.XULNXOXP
Tingkat 6DWXDQ 3HQGLGLNDQ .763´ 3HUXEDKDQ NXULNXOXP WHUVHEXW DNDQ
membawa dampak bagi semua pihak yang berkecimpung dalam dunia pendidikan.
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan
memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi)
kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan
pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.
Secara khusus terdapat tiga tujuan diterapkannya KTSP, yaitu:
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah
dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan
sumberdaya yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas
commit to user
Perubahan kurikulum ini memberi dampak yang sangat luas terhadap
keseluruhan komponen dalam proses pembelajaran. Komponen-komponen ini
antara lain guru, peserta didik, tujuan pembelajaran, materi pelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Semua komponen
ini menjalankan fungsinya masing-masing dalam suatu ikatan yang saling
berhubungan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Guru sebagai figur sentral pendidikan, harus dapat diteladani
akhlaknya di samping kemampuan keilmuan dan akademisnya. Selain itu, guru
harus mempunyai tanggung jawab dan keagamaan untuk mendidik peserta
didiknya menjadi orang yang berilmu dan berakhlak (Azyumardi Azra, 2006: 9).
Dengan demikian, guru bukan hanya menjadi sosok yang suka berceramah dengan
pola pembelajaran yang konvensional, tetapi juga sosok yang mahir di bidang
teknologi informasi dengan model pembelajaran berbasis ICT (Information and
Communication Technology).
Dalam KTSP ini peran guru lebih dominan terutama dalam menjabarkan
standar kompetensi dan kompetensi dasar, tidak saja dalam program tertulis tetapi
juga dalam pembelajaran nyata di kelas. Guru juga harus menentukan indikator
sendiri yang disesuaikan dengan kondisi sekolah, lingkungan dan karakteristik
peserta didik. Guru berperan sebagai fasilitator sehingga peserta didik lebih aktif
berperan dalam proses pembelajaran. Guru harus terbiasa memberikan peluang
yang seluas-luasnya agar peserta didik dapat belajar lebih bermakna dengan
memberi respon yang mengaktifkan semua peserta didik secara positif dan
edukatif. Jika guru kurang kreatif dalam pengelolaan pembelajaran dengan
memberikan metode pembelajaran yang kurang variatif maka akan menghambat
pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Saat ini, dalam segi kurikulum salah satu upaya yang dilakukan
pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan memberlakukan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Hal yang paling penting adalah
faktor guru.Suatu kurikulum tanpa kualitas guru yang baik, maka semua itu tidak
akan membuahkan hasil yang maksimal. Guru diharapkan memiliki kompetensi
commit to user
efisien. Kompetensi merupakan salah satu kualifikasi guru yang terpenting. Bila
kompetensi ini tidak ada pada diri seorang guru, maka ia tidak akan berkompeten
dalam melakukan tugas dan hasilnya pun tidak akan optimal.
Tingkat kesulitan yang dialami oleh guru dari berbagai jenis pendidikan
tentu saja akan sangat berlainan. Perbedaan tingkat kesulitan yang dihadapi oleh
guru dari satu jenis pendidikan disebabkan oleh kemampuan dan kemauan para
tenaga pendidik untuk senantiasa memperbaharui perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, menganalisis sumberdaya lokal, dan menganalisis
kebutuhan masyarakat adalah perbedaan materi yang akan disajikan kepada
peserta didik. Sebagai contoh, materi yang akan disajikan untuk peserta didik dari
pendidikan dasar tentu sangat berbeda dengan materi yang akan disajikan untuk
peserta didik pendidikan menengah.
Dengan adanya perbedaan ini, guru dan peserta didik sebagai subjek utama
proses pembelajaran dituntut untuk bisa beradaptasi dengan cepat. Bagi guru yang
mempunyai peranan sebagai pembimbing dan fasilitator pengajaran hendaknya
lebih cepat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi agar dapat
secepatnya membimbing peserta didik dalam proses pembelajaran. Ini mencakup
pemilihan materi pelajaran, metode yang digunakan dan media yang diperlukan.
Kendala-kendala yang dihadapi oleh guru di SMA Islam 1 Surakarta
dalam mengimplementasikan KTSP adalah :
a. Guru belum terbiasa mengembangkan kurikulum sendiri karena pada
kurikulum sebelumnya (kurikulum berbasis kompetensi) guru langsung
menerapkan kurikulum yang telah dibuat oleh Dinas Pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menuntut guru untuk mampu
menyusun dan mengembangkan kurikulumnya sendiri, kenyataannya
selama ini guru terbiasa melaksanakan kurikulum yang hanya dibuat oleh
pusat. Guru merasa kesulitan untuk menyusun dan mengembangkan
kurikulum. Seperti dalam pengembangan silabus kesulitan yang dihadapi
guru adalah:
commit to user
2) Mengembangkan indikator ketercapaian dari proses pembelajaran yang
dilaksanakan
3) Merencanakan kegiatan pembelajaranyang dapat mengarahkan peserta
didik mencapai kompetensi yang sedang dipelajari
b. Terbatasnya sarana dan prasarana yang belum bisa dimanfaatkan secara
optimal dalam menunjang pembelajaran di SMA Islam 1 Surakarta.
c. Jumlah peserta didik dalam satu kelas masih terlalu banyak. Untuk
mengimplementasikan metode pembelajaran yang variatif dan
menyenangkan seperti tuntutan KTSP, mengembangkan sistem penilaian
yang berkelanjutan, mengembangkan program remidial dan pengayaan
yang merupakan pelayanan individual terhadap peserta didik, sulit
terlaksana karena situasi kelas tidak kondusif.
Implementasi kurikulum hampir seluruhnya tergantung pada kreativitas,
kecakapan, kesungguhan, dan ketekunan guru. Guru hendaknya mampu
memilih dan menciptakan situasi-situasi belajar yang menarik peserta didik.
Guru mampu melaksanakan metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan
kemampuan peserta didik, serta memilih bahan pelajaran yang mengaktifkan
peserta didik. Selain itu guru juga mampu memilih, menyusun dan
melaksanakan evaluasi baik untuk mengevaluasi perkembangan atau hasil
belajar peserta didik, atau untuk menilai efisiensi pelaksanaannya. (Nana
Syaodih, 2000)
Mulyasa dalam Muhammad Joko Susilo (2007: 189) menyatakan
bahwa guru perlu memperhatikan hal-hal berikut, yaitu :
1) Mengurangi metode ceramah
2) Memberikan tugas yang berbeda bagi peserta didik
3) Mengelompokkan peserta didik berdasarkan kemampuannya 4) Bahan harus dimodifikasi dan diperkaya.
5) Jangan ragu untukberhubungan dengan spesialis bila ada peserta didik yang mempunyai kelainan
6) Gunakan prosedur yang bervariasi dalam membuat penilaian dan membuat laporan
commit to user
Di samping itu terdapat permasalahan lain yaitu kurang optimalnya
penggunaan fasilitas sekolah seperti penggunaan perpustakaan, kurang
memadai buku-buku referensi bagi guru maupun peserta didik. Implementasi
KTSP memerlukan sinergi yang harmonis semua pihak dalam lingkungan
sekolah yaitu peserta didik, guru, dan pengelola sekolah. Hal ini bertujuan
agar KTSP dapat diimplementasikan secara benar, efektif dan berhasil guna
meningkatkan kompetensi guru untuk mewujudkan kualitas proses dan hasil
belajar peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas, nampak bahwa kesiapan sekolah dan
kompetensi guru mempunyai andil yang cukup besar terhadap keberhasilan
dalam pelaksanaan kurikulum. Permasalahan dalam implementasi KTSP
menarik perhatian penulis untuk mengadakan penelitian dengan judul
´,MPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU
0$7$3(/$-$5$1(.2120,.(/$6;´(Studi Kasus di SMA Islam 1
Surakarta Tahun ajaran 2009/2010)
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dapat meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi
kelas X Semester genap tahun ajaran 2009/2010 di SMA Islam 1
Surakarta?
2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh sekolah dalam
meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi dan bagaimana
upaya yang dilakukan pihak sekolah untuk mengatasi kendala tersebut
dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun
commit to user
C. Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini adalah untuk menjawab masalah yang telah
dirumuskan secara tegas dalam rumusan masalah. Adapun tujuan penelitian yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui sejauh mana implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dapat meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran
ekonomi kelas X semester genap tahun ajaran 2009/2010 di SMA Islam 1
Surakarta.
2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh sekolah dalam
meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi dan upaya yang
dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut dalam mengimplementasikan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun ajaran 2009/2010 di SMA
Islam 1 Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan dengan baik akan menghasilkan informasi
yang akurat, rinci, dan faktual, sehingga dapat memberikan manfaat yang besar
bagi peneliti sendiri dan orang lain. Manfaaat penelitian ini dapat dilihat dari
sudut aplikasi dalam konteks kehidupan manusia yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Bagi ilmu pengetahuan berguna untuk meningkatkan wacana bagi
pengembangan ilmu pendidikan khususnya bidang pengembangan kurikulum,
perencanaan pengajaran, dan belajar pembelajaran. Diharapkan hasil penelitian ini
dapat berguna untuk memberikan informasi dalam pengembangan penelitian
commit to user
2. Manfaat Praktisa. Bagi sekolah, dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
perbaikan proses belajar mengajar.
b. Bagi pembuat kebijakan tidak menutup kemungkinan pemerintah, dapat
menambah informasi dalam upaya pengembangan dan penyempurnaan
kurikulum
c. Bagi peneliti, berguna untuk memperkaya wawasan pengetahuan serta
untuk memperdalam teori-teori yang diperoleh dalam kuliah dan
commit to user
8 BAB II LANDASAN TEORI
A.Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan a.Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Menurut Hilda Taba dalam Nasution (2003) mengemukakan bahwa
pada hakikatnya kurikulum merupakan suatu cara untuk mempersiapkan anak
agar berpartisipasi sebagai anggota yang berproduktif dalam masyarakatnya.
Dalam kurikulum terdapat komponen-komponen tertentu yaitu pernyataan
tentang tujuan dan sasaran, seleksi dan organisasi bahan dan isi pelajaran,
bentuk dan kegiatan belajar mengajar dan evaluasi hasil belajar.
0HQXUXW 0XO\DVD PHQJHPXNDNDQ EDKZD ´.XULNXOXP
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, kompetensi
dasar, materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi
GDVDUGDQWXMXDQSHQGLGLNDQ´.XULNXOXPQDQWLQ\DDNDQGLJXQDNDQVHEDJDLDODW
untuk membina dan mengembangkan peserta didik menjadi manusia yang
berilmu (berkemampuan intelektual tinggi/cerdas), bermoral (memahami dan
memiliki nilai-nilai sosial dan nilai religi) sebagai pedoman hidupnya serta
beramal (menggunakan ilmu yang dimilikinya untuk kepentingan masyarakat)
sesuai dengan fungsinya sebagai makhluk sosial.
Kurikulum merupakan alat pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Karena itu, pengenalan tentang arti, asas, dan faktor-faktor serta komponen kurikulum penting dalam rangka menyusun perencanaan pengajaran (Hamalik, 2001: 26).
0HQXUXW %613 ´.XULNXOXP 7LQJNDW 6DWXDQ 3HQGLGLNDQ
(KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-PDVLQJVDWXDQSHQGLGLNDQ´0HQXUXW0XO\DVD-´.763
adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakan pada posisi
commit to user
KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang
memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan
masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar mengajar di sekolah.
Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki
keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan
mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap
kebutuhan setempat. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan, struktur dan
muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan
silabus. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) termasuk salah satu
wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah dan
satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi,
tuntutan, dan kebutuhan masing-masing. Kurikulum KTSP merupakan strategi
pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif,
dan berprestasi. Dalam KTSP, pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru,
kepala sekolah, serta Komite sekolah dan Dewan Pendidikan.
b.Hakekat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 1)Landasan
Landasan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu:
a). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional
b). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan
c). Standar Isi (SI)
Standar Isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Termasuk dalam SI adalah: kerangka dasar dan struktur kurikulum,
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata
pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan
dasar menengah. SI ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 22 tahun
commit to user
d). Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan
Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006.
c.Tujuan KTSP
Mulyasa (2007) Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk
memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian
kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan atau satuan pendidikan dan
mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara
partisipatif dalam pengembangan kurikulum. Secara khusus tujuan
diterapkannya KTSP adalah untuk:
1) Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah
dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan
sumberdaya yang tersedia.
2) Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
3) Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang
kualitas pendidikan yang akan dicapai.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa KTSP
memiliki dua tujuan yaitu tujuan secara umum dan tujuan secara khusus.
Tujuan umum KTSP adalah menciptakan kemandirian guru melaui pergantian
sistem penyusunan kurikulum dari sentralistik menjadi desentralistik. Tujuan
KTSP secara khusus yaitu meningkatkan mutu pendidikan pengembangan
kurikulum secara bersama-sama, dan meningkatkan kompetensi yang sehat
antar satuan pendidikan. Kedua tujuan KTSP tersebut, baik tujuan umum dan
commit to user
d.Komponen-Komponen KTSP1) Visi dan misi satuan pendidikan
Dalam mengembangkan visinya, kepala sekolah harus mampu
mendayagunakan kekuatan-kekuatan yang relevan bagi kegiatan internal
sekolah. Kekuatan-kekuatan tersebut dapat dibagi dalam dua kelompok.
Pertama, kekuatan yang berhubungan dengan apa yang sedang
berlangsung di luar sekolah. Kedua, kekuatan yang berhubungan dengan
klien pendidikan yaitu latar belakang sosial, aspirasi keuangan,
sumber-sumber masyarakat dan karakteristik lingkungan. Kepala sekolah dalam
mengembangkan visinya harus mampu menyeleksi secara berkelanjutan
atas kelompok-kelompok kekuatan tersebut.
2) Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan
Dalam pengembangan KTSP, satuan pendidikan harus mampu menyusun
program peningkatan mutu yang mencakup tujuan, sasaran dan target yang
akan dicapai untuk program jangka pendek maupun jangka panjang.
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3) Menyusun kalender pendidikan
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu kegiatan pembelajaran
peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup
permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran
efektif dan hari libur.
Setiap permulaan tahun pelajaran, sekolah/madrasah menyusun kalender
pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran selama satu
tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif
belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu
belajar di sekolah/madrasah mengacu pada Standar Isi dan disesuaikan
dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah/madrasah, kebutuhan
peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah/pemerintah
commit to user
4) Struktur muatan KTSP
Struktur muatan KTSP mencakup mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan
pengembangan diri, pengaturan beban belajar, kenaikan kelas, penjurusan
dan kelulusan, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan berbasis
keunggulan lokal dan global.
a).Mata pelajaran
Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat
satuan pendidikan tertera pada struktur kurikulum yang tercantum
dalam Standar Isi.
b).Muatan lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan
lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.
c).Kegiatan pengembangan diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh
oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi
dan atau dibimbing oleh konselor, guru atau tenaga kependidikan yang
dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling
yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial,
belajar dan pengembangan karier peserta didik.
d).Pengaturan beban belajar
Beban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan sistem pengelolaan
program pendidikan yang berlaku di sekolah Sistem tersebut terdiri dari
sistem paket dan sistem kredit semester (SKS). Beban belajar dalam
sistem paket digunakan oleh tingkat satuan pendidikan SD/MI/SLB,
commit to user
SMA/MA/SMALB/SMK/ MAK kategori standar. Beban belajar dalam
sistem kredit semester (SKS) dapat digunakan oleh SMP/MTs/SMPLB
kategori mandiri, dan oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori
standar. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem
paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum.
Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam
pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam
pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik
dalam mencapai kompetensi. Alokasi waktu untuk penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket
SD/MI/SLB 0%-40%, SMP/MTs/SMPLB 0%-50% dan
SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK 0%-60% dari waktu kegiatan tatap
muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu
tersebut mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai
kompetensi. Alokasi waktu mandiri untuk praktik, dua jam kegiatan
praktik di sekolah dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di
luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Alokasi waktu untuk
tatap muka, penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
untuk SMP/MTs/SMPLB dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK
menggunakan sistem SKS mengikuti aturan sebagai berikut: satu SKS
pada SMP/MTs terdiri atas 40 menit tatap muka, 20 menit kegiatan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
e). Kenaikan kelas, penjurusan dan kelulusan
Kenaikan kelas, penjurusan dan kelulusan mengacu pada standar
penilaian yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP). Dalam pelaksanaannya, guru dan kepala sekolah
dapat mengambil tindakan yang diperlukan dalam memutuskan
kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan bagi peserta didik.
f). Pendidikan kecakapan hidup
Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTS/SMPLB dan SMA/MA/
commit to user
hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial,
kecakapan akademik dan satu kecakapan vokasional. Pendidikan
kecakapan hidup dapat merupakan bagian dari pendidikan semua mata
pelajaran.
g).Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global Kurikulum untuk
semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan pendidikan
berbasis keunggulan lokal dan global. Pendidikan berbasis keunggulan
lokal dan global dapat merupakan bagian semua mata pelajaran.
5) Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian.
6) RPP
RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian
pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan
dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup RPP paling luas
mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator
untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.
e.Karakteristik KTSP
KTSP merupakan bentuk operasional pengembangan kurikulum dalam
konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah, yang akan memberikan
wawasan baru terhadap sistem yang sedang berjalan selama ini. Hal ini dapat
membawa dampak terhadap peningkatan efisiensi dan efektivitas kinerja
sekolah, khususnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Mengingat
peserta didik datang dari berbagai latar belakang kesukuan dan tingkat sosial,
commit to user
bidang sosial, ekonomi, maupun politik. Di sisi lain, sekolah juga harus
meningkatkan efisiensi, partisipasi, dan mutu, serta bertanggung jawab kepada
masyarakat dan pemerintah.
Karakteristik KTSP dapat diketahui antara lain dari bagaimana
sekolah dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses
pembelajaran, pengelolaan, sumber belajar, profesionalisme tenaga
kependidikan, serta sistem penilaian. Mulyasa (2007) terdapat 4 karakteristik
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut:
1) Pemberian otonomi luas Kepada sekolah dan satuan Pendidikan
KTSP memberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan,
disertai seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum
sesuai dengan kondisi setempat. Sekolah dan satuan pendidikan juga diberi
kewenangan dan kekuasaan yang luas untuk mengembangkan pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan peserta didik serta tuntutan masyarakat.
2) Partisipasi Masyarakat dan Orang Tua yang tinggi
Dalam KTSP, pelaksanaan kurikulum didukung oleh partisipasi masyarakat
dan orang tua peserta didik yang tinggi. Orang tua peserta didik dan
masyarakat tidak hanya mendukung sekolah melalui bantuan keuangan,
tetapi melalui komite sekolah dan dewan pendidikan merumuskan serta
mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran.
3) Kepemimpinan yang Demokratis dan Profesional
Kepala sekolah dan guru-guru sebagai tenaga pelaksana kurikulum
merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan dan integritas
profesional. Kepala sekolah adalah manajer pendidikan profesional yang
direkrut komite sekolah untuk mengelola segala kegiatan sekolah
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan. Guru-guru yang direkrut oleh
sekolah merupakan pendidik profesional dalam bidangnya masing-masing,
sehingga mereka bekerja berdasarkan pola kinerja profesional yang
disepakati bersama untuk memberi kemudahan dan mendukung
commit to user
NHSXWXVDQNHSDODVHNRODKPHQJLPSOHPHQWDVLNDQSURVHV´bottom-up´VHFDUD
demokratis, sehingga semua pihak memiliki tanggung jawab terhadap
keputusan yang diambil beserta pelaksanaanya.
4) Tim kerja yang kompak dan Transparan
Dalam KTSP, keberhasilan pengembangan kurikulum dan pembelajaran
didukung oleh kinerja tim yang kompak dan transparan dari berbagai pihak
yang terlibat dalam pendidikan. Dengan demikian, kebehasilan KTSP
merupakan hasil sinergi (synergistic effect) dari kolaborasi tim yang
kompak dan transparan. Dalam konsep KTSP yang utuh kekuasaan yang
dimiliki sekolah dan satuan pendidika, terutama mencakup pengambilan
keputusan tentang pengembangan kurikulum dan pembelajaran, serta
penilaian hasil belajara peserta didik.
f. Landasan Pengembangan KTSP
KTSP dilandasi oleh undang-undang dan peraturan pemerintah
sebagai berikut:
1) Undang ±Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
2) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3) Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar isi
4) Permendiknas No 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan 5) Permendiknas No.24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan permendiknas no.22,
dan 23. (Pusat Penataran Guru Teknologi Bandung, 2006: 1)
g.Prinsip Pengembangan KTSP
Dalam bukunya Mulyasa (2007) mengemukakan prinsip-prisip
pengembangan KTSP, antara lain:
1) Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan
lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prisip bahwa peserta didik memiliki
posisisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga
commit to user
2) Beragam dan Terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa
membedakan agama, suku, budaya, dan adat-istiadat, serta status sosial
ekonomi dan gender.
3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi. dan seni.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu
semangat kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan secara tepat perkembangkan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni.
4) Relevan dengan Kebutuhan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan hidup dan dunia kerja. Oleh karena itu pengembangan
kurikulum harus mempertimbangkan dan memperhatikan pengembangan
integritas pribadi, kecerdasan spritual, ketrampilan berpikir (thinking skill),
kreatifitas sosial, kemampuan akademik, dan ketrampilan vokasional.
5) Menyeluruh dan Berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
6) Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, informal,
dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
commit to user
7) Seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global,
nasional, dan lokal untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
2. Tinjauan Tentang Implementasi KurikulumTingkat Satuan Pendidikan a. Pegertian Implementasi KTSP
³Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan
dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, ketrampilan maupun nilai, dan
VLNDS´ 0XKDPPDG -RNR 6XVLOR /HELK ODQMXW GLMHODVNDQ
Mulyasa dalam bukunya Muhammad Joko Susilo bahwa ³Implementasi
kurikulum merupakan suatu proses penerapan konsep, ide, program, atau
tatanan kurikulum ke dalam praktik pembelajaran, sehingga terjadi perubahan
SDGDVHNHORPSRNRUDQJ\DQJGLKDUDSNDQXQWXNEHUXEDK´
Mulyasa (2006: 246) mengemukakan bahwa ³Implementasi
pembelajaran berbasis KTSP dapat didefinisikan sebagai suatu proses
penerapan ide, konsep, dan kebijakan KTSP dalam suatu aktivitas
pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi
tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkXQJDQ´ 0DUV GDODP EXNXQ\D
Mulyasa (2007: 247) ³Tiga faktor yang mempengaruhi implementasi KTSP
yaitu adanya dukungan dari kepala sekolah, dukungan rekan sejawat guru,
GDQGDULGDODPGLULJXUXLWXVHQGLUL´
Implementasi KTSP juga dapat diartikan sebagai aktualisasi
kurikulum operasional dalam bentuk pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas
dapat dikemukakan bahwa implementasi kurikulum adalah operasional
konsep kurikulum yang masih bersifat tertulis menjadi aktual dalam bentuk
commit to user
b. Kegiatan Pokok Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Menurut Muhammad Joko Susilo (2007) secara garis besarnya
implementasi KTSP mencakup tiga kegiatan pokok, meliputi:
1) Pengembangan Program
Pengembangan KTSP mencakup pengembangan program tahunan
(program umum umum setiap mata pelajaran), program semester (berisi
hal-hal yang akan disampaikan dalam semester tersebut), program
modul/pokok bahasan ( lembar kerja, kunci, soal, dan jawaban), program
mingguan dan harian (untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan peserta
didik), program pengayaan dan remidial, serta program bimbingan dan
konseling.
2) Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah
mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan
perilaku bagi peserta didik. Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran
berbasis KTSP mencakup tiga hal, yaitu pre test, pembentukan
kompetensi, post test.
3) Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi belajar dalam KTSP dapat dilakukan dengan penilaian kelas,
test kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi,
benchmarking, dan penilaian.
c. Proses Pembelajaran Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Menurut Hasan yang dikutip oleh Mulyasa (2007: 246) pembelajaran
berbasis KTSP sedikitnya dipengaruhi oleh tiga faktor berikut:
1) Karakteristik KTSP, mencakup ruang lingkup KTSP dan kejelasannya bagi pengguna di lapangan.
2) Strategi pembelajaran, yaitu srategi yang digunakan dalam pembelajaran, seperti diskusi, pengamatan, tanya jawab, serta kegiatan lain yang dapat mendorong pembentukan kompetensi peserta didik.
commit to user
Dalam suatu pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah
mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku
bagi peserta didik. Mulyasa (2007) mengemukakan bahwa dalam pelaksanaan
pembelajaran berbasis KTSP mencakup tiga hal, yaitu pre test (tes awal),
pembentukan kompetensi, dan post tes. Ketiga hal tersebut dijelaskan berikut
ini:
1) Pre Test (tes awal)
Pada umumnya pelaksanaan proses pembelajaran dimulai dengan pre test.
Pre test ini memiliki banyak kegunaan dalam menjajagi proses
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu pre test memegang
peranan yang cukup penting dalam proses pembelajaran.
2) Pembentukan Kompetensi
Pembentukan kompetensi merupakan kegiatan inti dari pelaksanaan proses
pembelajaran, yakni bagaimana kompetensi dibentuk pada peserta didik,
dan bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan. Proses pembelajaran
dan pembentukan kompetensi perlu dilakukan dengan tenang dan
menyenangkan, hal tersebut tentu saja menuntut aktivitas dan kreativitas
guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Proses pembentukan
kompetensi dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat secara
aktif, baik mental, fisik maupun sosialnya. Kualitas pembentukan
kompetensi dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Pada
pembelajaran tuntas, kriteria pencapaian kompetensi yang ditetapkan
adalah minimal 75 % oleh karena itu setiap kegiatan pembelajaran diakhiri
dengan penilaian pencapaian kompetensi peserta didik dan diikuti rencana
tindak lanjutnya.
3) Post Test
Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan post test. Sama
halnya dengan pre test, post test juga memiliki banyak kegunaan, terutama
dalam melihat keberhasilan pembelajaran dan pembentukan kompetensi.
commit to user
a) Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap
kompetensi yang telah ditentukan, baik secara individu maupun
kelompok. Hal ini dapat diketahui dengan membandingkan antara
hasil pre test dan post test.
b) Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang dapat dikuasai
oleh peserta didik, serta kompetensi dan tujuan-tujuan yang belum
dikuasainya.
c) Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan
remedial, dan yang perlu mengikuti kegiatan pengayaan, serta untuk
mengetahui tingkat kesulitan belajar yang dihadapi.
d) Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap kegiatan
pembelajaran dan pembentukan kompetensi yang telah dilaksanakan,
baik terhadap perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi.
Dalam pengembangan KTSP juga perlu didukung oleh iklim
pembelajaran yang kondusif bagi terciptanya suasana yang aman, nyaman,
dan tertib, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan tenang
dan menyenangkan. Iklim yang demikian akan mendorong terwujudnya
proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan bermakna.
d. Evaluasi/Penilaian dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Evaluasi atau penilaian dibedakan menjadi dua, yaitu evaluasi yang
dilakukan oleh pihak dalam (guru dan pengelola sekolah) yang selanjutnya
disebut evaluasi diri dan evaluasi oleh pihak luar (badan independen atau
badan akreditasi sekolah). Sasaran evaluasi secara garis besar mencakup
masukan (termasuk program), proses, dan hasil. Diberlakukannya KTSP
mengharapkan adanya perubahan dalam kegiatan pembelajaran, termasuk
dalam penilaian. Mulyasa (2007: 258) menjelaskan, ³Penilaian hasil belajar
dalam KTSP dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar,
penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, dan
commit to user
1) Penilaian Kelas
Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum, dan
ujian akhir. Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran
dalam kompetensi dasar tertentu. Ulangan harian terdiri dari seperangkat
soal yang harus dijawab para peserta didik, dan tugas-tugas terstruktur
yang berkaitan dengan konsep yang sedang dibahas. Ulangan harian
minimal dilakukan tiga kali setiap semester. Ulangan harian ini terutama
ditujukan untuk memperbaiki program pembelajaran, tetapi tidak
menutup kemungkinan digunakan untuk tujuan-tujuan lain, misalnya
sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan nilai bagi para peserta
didik.
Ulangan umum dilaksanakan setiap akhir semester, dengan bahan yang
diujikan sebagai berikut:
a) Ulangan umum semester pertama soalnya diambil dari materi
semester pertama.
b) Ulangan umum semester kedua soalnya merupakan gabungan dari
materi semester pertama dan kedua, dengan penekanan pada materi
semster kedua.
Ujian akhir dilakukan pada akhir program pendidikan. Bahan-bahan yang
diujikan meliputi seluruh kompetensi dasar yang telah diberikan, dengan
penekanan pada kompetensi dasar yang dibahas pada kelas-kelas tinggi.
Hasil evaluasi ujian akhir ini terutama digunakan untuk menentukan
kelulusan bagi setiap peserta didik, dan layak tidaknya untuk
melanjutkan pendidikan pada tingkat di atasnya. Penilaian kelas
dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta
didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik untuk
perbaikan proses pembelajaran, dan penentuan kenaikan kelas.
2) Tes Kemampuan Dasar
Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan
commit to user
memperbaiki program pembelajaran (program remedial). Tes
kemampuan dasar dilakukan pada setiap tahun akhir kelas III.
3) Penilaian Akhir Satuan Pendidikan dan Sertifikasi
Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselenggrakan kegiatan
penilaian guna mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh
mengenai ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan waktu tertentu.
4) Benchmarking
Benchmarking merupakan suatu standar untuk mengukur kinerja yang
sedang berjalan, proses, dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang
memuaskan. Hasil penilaian tersebut dapat dipakai untuk melihat
keberhasilan, keberhasilan kurikulum dan pendidikan secara keseluruhan,
dan dapat digunakan untuk memberikan peringkat kelas, tetapi tidak
untuk memberikan nilai akhir peserta didik. Hal ini dimaksudkan sebagai
salah satu dasar untuk pembinaan guru dan kinerja sekolah.
5) Penilaian Program
Penilaian program dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan
Dinas Pendidikan secara kontinu dan berkesinambungan. Penilaian
program dilakukan untuk mengetahui kesesuaian KTSP dengan dasar,
fungsi, dan tujuan pendidikan nasional, serta kesesuaiannya dengan
tuntuntan perkembangan masyarakat, dan kemajuan zaman.
3. Tinjauan Tentang Kompetensi Guru a. Pengertian Kompetensi Guru
Menurut Broke and Stone yang dikutip oleh Mulyasa (2007: 25)
PHQJHPXNDNDQ EDKZD NRPSHWHQVL JXUX VHEDJDL ´...descriptive qualitative
nature of teacher behaviour appears to be entirely meaningful´NRPSHWHQVL
guru merupakan gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku guru yang penuh
arti.)
Menurut Charles yang juga dikutip oleh Mulyasa (2007: 25)
mengemukakan bahwa: ³Competency as rational performance which
commit to user
merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan
sesuai dengan kondisi yang diharapkan.). Dalam Undang-Undang RI No. 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa ³Kompetensi adalah seperangkat
pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan
GLNXDVDLROHKJXUXDWDXGRVHQGDODPPHODNVDQDNDQWXJDVNHSURIHVLRQDODQ´
Menurut Uzer Usman (2001: ³.RPSHWHQVL JXUX DGDODK
kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara
EHUWDQJJXQJMDZDEGDQOD\DN´
Guru adalah jabatan profesional yang memerlukan berbagai keahlian
khusus. Sebagai suatu profesi, maka harus memenuhi kriteria kompetensi secara
profesional. Kriteria guru yang dinilai kompeten secara profesional apabila:
1) Guru tersebut harus mampu mengembangkan tanggung jawab dengan
sebaik-baiknya.
2) Guru tersebut harus mampu menjalankan peran-peranannya secara berhasil.
3) Guru tersebut mampu bekerja dalam mencapai tujuan pendidikan (tujuan
instruksional) sekolah.
4) Guru tersebut harus mampu melaksanakan peranannya dalam proses belajar
mengajar di dalam kelas. (Hamalik, 2006: 38)
Tugas guru dalam menjalankan profesi kependidikannya yang teramat
luas, termasuk di dalamnya tugas guru sebagai pendidik dan sebagai pengajar.
Akan tetapi, muara tugas utama kedua peran tersebut terjadi pada arena proses
pembelajaran, yaitu suatu upaya guru dalam menciptakan situasi interaksi
pergaulan sosial dengan merekayasa lingkungan yang kondusif bagi terjadinya
perkembangan optimal peserta didik. Guru memainkan multiperan dalam proses
pembelajaran yang diselenggarakan dengan tugas yang amat bervariasi.
Salah satu tugas utama guru adalah mengajar. Guru akan memiliki
kompetensi mengajar apabila memiliki pemahaman dan penerapan secara taktis
berbagai metode pembelajaran. Seorang guru harus selalu memiliki ilmu
pengetahuan. Ia harus mampu mengupayakan dirinya sendiri agar memiliki
commit to user
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi
mengacu pada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui
pendidikan, kompetensi guru menunjuk kepada penampilan dan perbuatan yang
rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu di dalam pelaksanaan tugas-tugas
pendidikan. Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan
personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara menyeluruh
membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan
materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,
pengembangan pribadi dan profesionalisme.
b.Macam-macam Kompetensi Guru
Dalam hubungan dengan kegiatan dan hasil belajar peserta didik,
kompetensi guru berperan penting. Proses pembelajaran dan hasil belajar para
peserta didik bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi
kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru
yang mengajar dan membimbing para peserta didik. Guru yang berkompeten
akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para peserta didik
berada pada tingkat optimal. Agar tujuan pendidikan tercapai, yang dimulai
dengan lingkungan belajar yang kondusif dan efektif, maka guru harus
melengkapi dan meningkatkan kompetensinya.
Untuk keberhasilan dalam mengemban peran sebagai guru, diperlukan
adanya standar kompetensi. Berdasarkan UU RI No. 14 tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen pasal 10, menentukan bahwa kompetensi guru meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan
kompetensi sosial. Syaiful Sagala (2009) mengemukakan bahwa kompetensi
guru meliputi:
1) Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran
peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi:
a) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan. Guru memiliki latar
belakang pendidikan keilmuan sehingga memiliki keahlian secara
commit to user
berbasis subjek (mata pelajaran), guru seharusnya memiliki kesesuaian
antara latar belakang keilmuan dengan subjek yang dibina. Selain itu,
guru memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam penyelenggaraan
pembelajaran di kelas. Kedua hal tersebut dapat dibuktikan dengan
ijazah akademik dan ijazah keahlian mengajar (akta mengajar) dari
lembaga pendidikan yang diakreditasi pemerintah.
b) Pemahaman terhadap peserta didik. Guru memiliki pemahaman akan
psikologi perkembangan anak, sehingga dapat mengidentifikasi
problem-problem yang dihadapi anak serta menentukan solusi dan
pendekatan yang tepat.
c) Pengembangan kurikulum/silabus. Guru memiliki kemampuan
mengembangkan kurikulum pendidikan nasional yang disesuaikan
dengan kondisi spesifik lingkungan sekolah.
d) Perancangan pembelajaran. Guru memiliki perencanaan sistem
pembelajaran yang memamfaatkan sumber daya yang ada. Semua
aktivitas pembelajaran dari awal sampai akhir telah dapat
direncanakan secara strategis, termasuk antisipasi masalah yang
kemungkinan dapat timbul dari skenario yang direncanakan.
e) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Guru
menciptakan situasi belajar bagi anak yang kreatif, aktif dan
menyenangkan. Memberikan ruang yang luas bagi anak untuk dapat
mengaktualisasikan potensi dan kemampuannya sehingga dapat dilatih
dan dikembangkan.
f) Evaluasi hasil belajar. Guru memiliki kemampuan untuk
mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan meliputi perencanaan,
respon anak, hasil belajar anak, metode dan pendekatan. Untuk dapat
mengevaluasi, guru harus dapat merencanakan penilaian yang tepat,
melakukan pengukuran dengan benar, dan membuat kesimpulan dan
solusi secara akurat.
g) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
commit to user
membimbing anak, menciptakan wadah bagi anak untuk mengenali
potensinya dan melatih untuk mengaktualisasikan potensi yang
dimiliki.
2) Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan personal pendidik yang
mencerminkan kepribadian. Kepribadian mencakup semua unsur, baik
fisik maupun psikis. Sehingga dapat diketahui bahwa setiap tindakan dan
tingkah laku seseorang merupakn cerminan dari kepribadian seseorang.
Kompetensi kepribadian meliputi:
a) Mantap dan stabil yaitu memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai
norma hukum, norma sosial, dan etika yang berlaku.
b) Dewasa yang berarti mempunyai kemandirian untuk bertindak sebagai
pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.
c) Arif dan bijaksana yaitu tampilannya bermanfaat bagi peserta didik,
sekolah, dan masyarakat dengan menunjukkan keterbukaan dalam
berpikir dan bertindak.
d) Berwibawa yaitu perilaku guru yang disegani sehingga berpengaruh
positif terhadap peserta didik.
e) Berakhlak mulia dan memiliki perilaku yang diteladani oleh peserta
didik, bertindak sesuai norma religius.
3) Kompetensi sosial yaitu kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan
masyarakat sekitar. Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan
pendidik sebagai anggota masyarakat dan sebagai makhluk sosial, yaitu:
a) Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman
sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional.
b) Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap
lembaga kemasyarakatan.
c) Kemampuan untuk menjalin kerjasama baik secara individual maupun
commit to user
Beberapa kompetensi sosial yang perlu dimiliki pendidik, antara lain
berikut ini:
a) Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua peserta
didik.
b) Bersikap simpatik.
c) Dapat bekerja sama dengan Komite sekolah maupun Dewan
Pendidikan.
d) Pandai bergaul dengan Kawan sekerja dan Mitra Pendidikan.
e) Memahami lingkungan sekitarnya dan sosial. (Wanda, 2009)
4) Kompetensi profesional yaitu kemampuan pendidik dalam penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan
membimbing peserta didik dalam menguasai materi yang diajarkan sesuai
dengan kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
Kompetensi profesional berkaitan dengan bidang studi yang terdiri dari
sub kompetensi:
a) Memahami mata pelajaran yang telah dipersiapkan untuk mengajar
b) Memahami standar kompetensi dan standar isi mata pelajaran yang ada
dalam kurikulum KTSP
c) Memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang menaungi
materi ajar
d) Memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait
e) Menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
Guru yang profesional diyakini mampu memotivasi peserta didik untuk
mengoptimalkan potensinya dalam kerangka pencapaian standar
pendidikan yang ditetapkan.
c. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Peningkatan Kompetensi Guru
Mulyasa dalam Muhammad Joko Susilo (2007: 97) mengemukakan
bahwa kompetensi dalam kurikulum ³...is a knowledge, skills, and abilities or
commit to user
exent he or she can satisfactorily perform particular cognitive, affective, and
SV\FKRPRWRU EHKDYLRXUV´. (Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan,
ketrampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi
bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif,
afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.)
Kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran merupakan faktor utama dalam mencapai tujuan pengajaran.
Keterampilan merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran ini sesuatu
yang erat kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab guru sebagai pengajar
yang mendidik. Guru sebagai pendidik mengandung arti yang sangat luas, tidak
sebatas memberikan bahan-bahan pengajaran tetapi menjangkau etika dan
estetika perilaku dalam menghadapi tantangan kehidupan di masyarakat. Guru
adalah figur yang sangat berperan dalam proses dan hasil belajar peserta didik.
Karakter guru perlu dibangun sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan
zaman. Guru tidak berperan lagi sebagai penyampai informasi tetapi guru juga
harus mampu menjadikan dirinya sebagai fasilitator agar peserta didik dapat
belajar dengan lebih optimal. Mulyasa (2007: 164) mengemukakan bahwa Agar
KTSP dapat dikembangkan secara efektif, serta dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran, guru perlu memiliki hal-hal sebagai berikut:
1) Menguasai dan memahami kompetensi dasar dan hubungannya dengan
kompetensi lain dengan baik.
2) Menyukai apa yang diajarkannya dan menyukai mengajar sebagai suatu
profesi.
3) Memahami peserta didik, pengalaman, kemampuan dan prestasinya.
4) Menggunakan metode yang bervariasi dalam mengajar dan membentuk
kompetensi peserta didik.
5) Mengeliminasi bahan-bahan yang kurang penting dan kurang berarti dalam
kaitannya dengan pembentukan kompetensi
6) Mengikuti perkembangan pengetahuan mutakhir
7) Menyiapkan proses pembelajaran.
commit to user
9) Menghubungkan pengalaman yang lalu dengan kompetensi yang akan
dikembangkan.
Karakteristik guru yang berhasil dalam mengembangkan pembelajaran
secara efektif dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1) Respek dan memahami dirinya, serta dapat mengontrol dirinya (emosinya
stabil)
2) Antusias dan bergairah terhadap bahan, kelas, dan seluruh kegiatan
pembelajaran.
3) Berbicara dengan jelas dan komunikatif (dapat mengkomunikasikan idenya
terhadap peserta didik)
4) Memperhatikan perbedaan individual peserta didik
5) Memiliki banyak pengetahuan, inisiatif, kreatif, dan banyak akal
6) Menghindari sarkasme dan ejekan terhadap peserta didik
7) Tidak menonjolkan diri, dan menjadi teladan bagi peserta didik.
Gordon dalam Muhammad Joko Susilo (2007: 99) menjelaskan tentang aspek
atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi guru dalam KTSP yaitu
sebagai berikut:
1) Pengetahuan (knowledge) yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya
seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan
bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan
kebutuhannya.
2) Pemahaman (understanding) yaitu kedalaman kognitif, dan efektif yang
dimiliki oleh individu. Misalnya seorang guru yang akan melaksanakan
pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik dan
kondisi peserta didik.
3) Kemampuan (skills) yaitu sesuatu yang dimiliki seorang individu untuk
melakukan tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya
kemampuan guru dalam memilih, dan membuat alat peraga sederhana dalam
commit to user
4) Nilai (value) adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara
psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya standar perilaku guru
dalam pembelajaran (kejujuran, keterbukaan, demokratis, dan lain-lain).
5) Sikap (attitude) yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau
reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya reaksi
terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap kenaikan upah/gaji, dan
sebagainya.
6) Minat (interest) adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu
perbuatan. Misalnya minat untuk mempelajari atau melakukan sesuatu.
Proses pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru-peserta
didik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Proses tersebut akan
berlangsung secara optimal dan efektif bila direncanakan dengan baik dan
dikelola dengan baik pula. Kompetensi guru harus diperhatikan secara seksama
dan proporsional. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya kompetensi bagi
para guru dalam melaksanakan KTSP.
Saat ini, dalam segi kurikulum salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk