• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1. PENDAHULUAN

D. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Proses Pembelajaran

Implementasi bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya

mekanisme suatu sistem. Selain itu, implemantasi bukan sekedar aktivitas,

tetapi suatu hal yang terencana dengan matang dan untuk mencapai tujuan

kegiatan (Usman, 2002: 70). Menurut Guntur Setiawan (2004: 39) dalam

bukunya yang berjudul Implementasi dalam Birokrasi Pembangunan,

interaksi antara tujuan dan ada tindakan untuk mencapainya serta

memerlukan jaringan pelaksana yaitu birokrasi yang efektif.

Dengan demikian, implementasi diartikan sebagai sebuah tindakan,

pelaksanaan dan penerapan dari rencana yang disusun secara matang untuk

mencapai suatu tujuan. Implementasi pendekatan saintifik artinya yang

dilakukan dan diterapkan dalam PBM adalah pendekatan saintifik yang

sebelumnya telah dirancang di dalam Rancangan Proses Pembelajaran

(RPP).

Dalam PBM terdapat tiga tahapan/ kegiatan pembelajaran secara

umum yang juga diterapkan pada PBM Fisika. Ketiga tahapan/ kegiatan

pembelajaran tersebut secara implementasi pendekatan saintifik dalam

pembelajaran memiliki tujuan masing-masing. Berikut uraiannya:

1. Tujuan utama tahap Prainstruksional/ kegiatan pendahuluan

adalah menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif

yang memungkinkan siswa mengikuti PBM dengan baik melalui

kegiatan awal pembelajaran dan memantapkan pemahaman

siswa akan materi yang telah dipelajari yang berkaitan dengan

materi baru yang akan dipelajari melaluai pemantapan

pemahaman prasyarat.

2. Tujuan utama tahap Instruksional/ kegiatan inti adalah

terkonstruksinya konsep, hukum, asas, prinsip oleh siswa dengan

bantuan guru sebagai fasilitator dalam melakukan

observasi, mengajukan pertanyaan, mengumpulkan informasi,

mengolah informasi/ menalar/ mengasosiasi, dan

mengkomunikasikan.

3. Tahap evaluasi/ kegiatan penutup memiliki dua tujuan utama,

yaitu: validasi konsep, hukum, asas, prinsip yang telah

dikontruksi siswa dan pengayaan materi pelajaran yang telah

dipelajari siswa (Daryanto, 2014: 81).

Selain itu, PBM memiliki beberapa faktor yang mendukung

keberhasilannya, yaitu faktor guru, faktor siswa, faktor sarana, dan faktor

lingkungan khususnya faktor sosial-psikologi secara internal. Keempat

faktor itu sangat penting dan tidak mungkin dihilangkan dalam proses

pembelajaran, sehingga dalam pengimplementasian pendekatan saintifik

dalam PBM mata pelajaran Fisika keempat hal tersebut memiliki peran

penting dan memiliki perannya masing-masing serta mempunyai kaitan

satu dengan yang lain, dan dengan merumuskan peran-peran tersebut dari

sub bab proses belajar mengajar, pembelajaran fisika dan pendekatan

saintifik dalam proses pembelajaran, maka dapat dibuat rumusannya

berupa aktivitas-aktivitas belajar yang dilakukan oleh guru dan siswa ke

dalam bagian tahapan-tahapan/ kegiatan-kegiatan pembelajaran fisika

sesuai dengan tujuan implementasi pendekatan saintifik dalam tiap tahap/

1. Tahap Prainstruksional/ kegiatan pendahuluan.

Tahap prainstruksional/ kegiatan pendahuluan adalah tahap

di mana guru memulai proses belajar mengajar yang

mempunyai tujuan menciptakan suasana awal pembelajaran

yang efektif yang memungkinkan siswa mengikuti PBM dengan

baik melalui kegiiatan awal pembelajaran dan memantapkan

pemahaman siswa akan materi yang telah dipelajari yang

berkaitan dengan materi baru yang akan dipelajari melalui

pemantapan pemahaman prasyarat. Berikut uraiannya:

a. Kegiatan awal pembelajaran, aktivitas-aktivitas belajar

sebagai berikut:

1) guru memotivasi siswa dengan memberi

dorongan semangat/ kritik/ saran.

2) guru memberi tahu kompetensi apa saja yang

akan dipelajari pada pertemuan tersebut.

3) guru menyapa siswa dengan ramah.

4) guru melihat kesiapan siswa dalam PBM dan

guru mempersiapkan perlengkapan yang akan

digunakan untuk pembelajaran pada hari tersebut.

b. Pemantapan pemahaman prasyarat, aktivitas-aktivitas

belajar sebagai berikut:

1) guru memberi kesempatan pada siswa untuk

2) guru meriview materi sebelumnya sebagai

pemantapan pemahaman bagi siswa dan

mengkaitkannya dengan materi yang akan

dipelajari.

2. Tahap Instruksional/ kegiatan inti.

Tahap instruksional disebut juga kegiatan inti. Pada

pendekatan saintifik, pembelajaran berpusat pada siswa, di

mana siswa yang aktif dan guru menjadi fasilitator, dan

menerapkan kaidah-kaidah ilmiah berupa langkah metode

ilmiah yang dilakukan dengan kegiatan pengamatan/ observasi,

mengajukan pertanyaan, mengumpulkan informasi, mengolah

informasi/ menalar/ mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

Dengan melakukan langkah metode ilmiah tersebut

ditujukan untuk terkonstruksinya konsep, hukum, asas, prinsip

oleh siswa dengan bantuan guru sebagai fasilitator dalam

melakukan langkah-langkah ilmiah. Berikut uraiannya:

a. Pengamatan atau observasi. Aktivitas-aktivitas belajar,

sebagai berikut:

1) penyediaan objek observasi oleh guru dan objek

tersebut sesuai dengan materi yang dibahas saat

PBM tersebut.

2) siswa dengan aktif melakukan observasi dengan

3) guru dan siswa menyepakati dan menentukan

cara dan prosedur pangamatan.

4) guru mengetahui posisinya beserta posisi siswa

dalam observasi.

b. Mengajukan pertanyaan. Aktivitas-aktivitas belajar,

sebagai berikut:

1) siswa aktif bertanya dan mengajukan pendapat.

2) guru bertanya dengan kualitas pertanyaan yang

baik dan tepat untuk membimbing atau memandu

siswanya belajar dengan baik dan membentuk

interaksi yang baik antara guru dan siswa.

3) guru menjawab pertanyaan siswa untuk

mendorong siswa menjadi penyimak dan

pembelajar yang baik.

4) guru membuka kesempatan secara luas kepada

siswa untuk bertanya mengenai apa yang sudah

dilihat, disimak, dibaca atau dilihat.

5) guru memberi waktu kepada siswa beberapa saat

sebelum meminta atau menunjuk siswa untuk

menjawab pertanyaan itu.

c. Mengumpulkan informasi. Aktivitas-aktivitas belajar,

1) siswa aktif dalam mengumpulkan informasi

dapat dari berbagai sumber dan berbagai cara.

2) guru menampung semua pendapat siswa dan

membimbingnya untuk mendapatkan informasi

yang tepat.

3) siswa mencatat fenomena yang terjadi dengan

baik dan tepat.

d. Mengolah informasi atau menalar atau mengasosiasikan.

Aktivitas-aktivitas belajar, sebagai berikut:

1) siswa mengolah informasi yang sudah

dikumpulkan.

2) siswa menemukan keterkaitan satu informasi

dengan informasi lainya.

3) guru mengetahui posisinya beserta siswa dalam

kegiatan mengelola informasi.

4) siswa menarik kesimpulan dari kegiatan

observasi sampai mengolah informasi.

e. Mengkomunikasikan. Aktivitas-aktivitas belajar, sebagai

berikut:

1) siswa menuliskan atau menceritakan apa yang

ditemukan dalam kegiatan mencari dan

2) siswa menyampaikan hasil pengamatan,

kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara

lisan, tertulis, atau media lainnya.

3) guru dan siswa menanggapi kesimpulan/ jawaban

yang diberikan siswa.

3. Tahap evaluasi/ kegiatan penutup.

Tahap evaluasi/ kegiatan penutup memiliki dua tujuan utama,

yaitu: validasi konsep, hukum, asas, prinsip yang telah

dikontruksi siswa dan pengayaan materi pelajaran yang telah

dipelajari siswa. Aktivitas-aktivitas belajar, sebagai berikut:

a. Validasi konsep, hukum, asas, prinsip yang telah

dikontruksi siswa, aktivitas belajarnya antara lain:

1) guru dan atau siswa memberikan rangkuman dan

atau refleksi dari PBM yang telah dilaksanakan.

2) guru melakukan cek pemahaman siswa, dengan

memberi latihan soal atau sekedar pertanyaan

yang mampu dijawab tanpa perlu ditulis.

3) siswa menjawab soal-soal tersebut menggunakan

pemahaman yang telah siswa dapatkan.

b. Pengayaan materi pelajaran yang telah dipelajari siswa,

aktivitas belajarnya antara lain:

1) guru memberikan tugas lanjutan pada hari

2) rencana pemberian ulangan pada pertemuan

berikutnya.

Aktivitas-aktivitas belajar pada tiap tahapan/ kegiatan

pembelajaran di atas merupakan tolok ukur/ dasar pandangan bagi peneliti

untuk melakukan penelitian tentang implementasi pendekatan saintifik

pada mata pelajaran fisika.

Dokumen terkait