• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1. PENDAHULUAN

B. Pembelajaran Fisika

Fisika merupakan ilmu yang sangat memerlukan pemahaman

daripada hafalan. Fisika adalah ilmu yang pembelajarnya diarahkan untuk

mencapai suatu pengetahuan ilmiah yang bersifat obyektif. Menurut

Suparno (2007: 2), belajar Fisika yang terpenting adalah:

1. Siswa yang belajar.

Bila dilihat pada faktor yang mendukung PBM dalam sub

bab proses belajar mengajar, maka siswa yang belajar adalah

faktor siswa, di mana siswa merupakan pribadi yang harus aktif

belajar, melakukan PBM fisika dengan prinsip-prinsip dan

siswa bukan objek pasif yang hanya menerima ceramah materi

fisika yang disampaikan oleh guru. Siswa harus dihadapkan

pada banyak hal yang menyangkut pada tindakan melakukan

percobaan daripada hanya membaca buku, karena dengan

mendapatkan pengalaman, siswa akan lebih memahami konsep

fisika daripada siswa sekedar menerima pengetahuan fisika

dengan membaca buku atau mendengarkan ceramah guru.

Dengan menggunakan model doing science, maka hal tersebut

dapat diwujudkan.

2. Guru yang mengajar.

Bila dilihat pada faktor yang mendukung PBM dalam sub

bab proses belajar mengajar, maka guru yang mengajar adalah

faktor guru, di mana guru harus mampu menjadi siswa aktif

belajar fisika dan memberikan ruang luas bagi siswa dalam

melaksanakan PBM fisika dengan prinsip-prinsip dan metode

ilmiah dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, guru perlu

mengasah dan meningkatkan beberapa hal di bawah ini:

a. Guru perlu mengerti tujuan pengajaran Fisika, sehingga

guru dapat mengarahkan siswa ke arah tujuan yang efektif

dan efisien, seperti dengan mengerti tujuan umum

pengajaran Fisika (mengerti dan menggunakan metode

ilmiah, menguasai konsep, mengunakan sikap ilmiah,

kesadaran akan karir masa depan), kompetensi Fisika yang

diharapkan dapat dikuasai siswa, dan tuntutan sekolah atau

pemerintah dalam pengajaran Fisika.

b. Guru dapat mengorganisasi pengajaran Fisika, maksudnya

adalah guru Fisika yang baik dapat mempersiapkan

pengajaran sesuai dengan tujuan, tahu cara mengajar

bahan dengan sesuai dan tepat, memilih alat dan sarana

yang sesuai dengaan pembelajaran, dan memilih evaluasi

dan latihan yang akan diberikan pada siswa selama PBM.

c. Guru perlu mengerti situasi siswa. Proses pembelajaran

akan mengena dan siswa akan senang, bila situasi siswa

diperhatikan. Berikut beberapa situasi siswa: konsepsi

awal siswa, pemikiran siswa, konsep yang telah dipunyai,

tinkah laku, perkembangan kognitif, mode, dan situasi

psikologis siswa, dan sebagainya. Guru perlu mengerti

keadaan-keadaan tersebut sehingga dapat membantu

pembelajaran secara lebih kontekstual.

d. Guru dapat berkomunikasi dengan siswa. Guru yang dapat

berkomunikasi dengan siswa akan mampu membangun

suasana yang akrab, mampu memotiivasi siswa, menegur,

dan menggerakkan siswa. Sehingga PBM akan berjalan

e. Guru menguasai berbagai metode. Oleh karena situasi

siswa berbeda-beda, maka diperlukan keterampilan guru

dalam memilih dan melaksanakan metode pembelajaran

yang sesuai dan tepat selama PBM. Hal tersebut akan

membuat siswa menyukai Fisika yang diajarkan.

3. Bahan Pelajaran.

Bila dilihat pada faktor yang mendukung PBM dalam sub

bab proses belajar mengajar, maka bahan pelajaran/ materi

pelajaran adalah faktor sarana, di mana bahan pelajaran

tersebut dapat disampaikan melalui media pembelajaran dan

melalui sumber-sumber pembelajaran yang akan dipilih guru.

Kesulitan yang banyak dihadapi oleh sebagian besar siswa

adalah dalam menginterpretasi berbagai konsep dan prisip

Fisika, siswa harus mampu menginterpretasikan secara tepat

dan tidak samar-samar atau tidak mendua arti. Kemampuan

siswa dalam mengidentifikasi dan menginterpretasi

konsep-konsep Fisika jelas merupakan prasyarat penting bagi

penggunaan konsep-konsep untuk pemecahan soal Fisika yang

berkaitan dengan konsep-konsep tersebut. Soal sebenarnya

dapat dipermudah pemahamannya dengan mendeskripsikannya

dalam berbagai cara, seperti menggunakan kata sederhana,

gambar, diagram vektor, atau simbol-simbol matematik.

untuk menggambarkan situasi soal yang dihadapi. Oleh karena

itu, dalam hubungannya dengan kemampuan siswa dalam

menggunakan pengetahuan Fisika tergantung pada seberapa

efektif pengetahuan tersebut terorganisasi, karena fisika

merupakan ilmu yang terdiri dari banyak konsep dan prinsip

yang pada umumnya abstrak. Fisika merupakan ilmu

pengetahuan yang terorganisasi, di mana ada kaitan antara satu

materi dengan materi lainnya yang ada pada materi pelajaran

Fisika. Dalam pemecahan soal Fisika akan menjadi semakin

mudah jika banyak tersedia informasi yang diperlukan. Penting

sekali untuk diperhatikan bahwa pengetahuan Fisika yang

terorganisasi secara efektif akan memudahkan dalam

pemecahan soal-soal Fisika. Pada kenyataannya siswa pada

umumnya cenderung mengelompokkan pengetahuan Fisika

yang mereka peroleh menjadi bagian-bagian yang seolah-olah

tidak saling berkaitan. Pemikiran tersebut perlu diubah,

sehingga siswa secara utuh dapat memahami konsep-konsep

fisika. Disinilah faktor guru dalam memilih metode

pembelajaran yang tepat, memotivasi siswa, serta

menggunakan faktor sarana da faktor sosial-psikologi secara

internal yaitu antara guru dengan siswa dipergunakan dengan

baik dan tepat, sehingga faktor siswa akan mampu

4. Hubungan antara guru dan siswa.

Bila dilihat pada faktor yang mendukung PBM dalam sub

bab proses belajar mengajar, maka hubungan antara guru dan

siswa termasuk faktor lingkungan pada bagian faktor

sosial-psikologi secara internal, di mana terjalinnya hubungan yang

akrab dan baik akan meningkatkan gairah dan motivasi belajar

fisika siswa dan memacu siswa untuk lebih mandiri dalam

belajar fisika selama PBM fisika berlangsung maupun di luar

PBM. Oleh karena itu, hal penting yang perlu diperhatikan

dalam meningkatkan pemahaman siswa adalah komunikasi di

antara guru dan siswa. Pada kenyataannya, pengajaran klasikal

dengan jumlah siswa yang banyak akan menimbulkan kesulitan

bagi guru untuk membantu semua siswa secara merata dengan

baik dalam belajar Fisika. Selain itu, siswa terkadang malu

untuk bertanya ketika menemukan kesulitan dalam belajar.

Dokumen terkait