• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRESENTASI DATA PENELITIAN

C. Implementasi Pendidikan Agama Konfesional dalam Meningkatkan Kerukunan Sosial Beragama Antar Siswa dan Kesadaran Pluralitas Kerukunan Sosial Beragama Antar Siswa dan Kesadaran Pluralitas

1. Implementasi Pendidikan Agama Konfesional Dalam Meningkatkan Kerukunan Sosial Beragama Antar Siswa

SMA Negeri I Muntilan pada tahun pelajaran 2014-2015 memilki 802 siswa, yaitu 765 siswa beragama Islam (95,38%), 5 siswa beragama Kristen (0,62%), 32 siswa beragama Katholik (3,99%). Walaupun mayoritas siswanya Muslim, SMA Negeri I Muntilan menyelenggarakan pendidikan agama konfesional.109

a. Pendapat Siswa Muslim 1). Hasil Wawancara

Pengumpulan data tentang implementasi pendidikan agama konfesional dalam meningkatkat kerukunan sosial beragama antar siswa penulis melakukan wawancara dengan 26 (10,4%) dari 250 siswa Muslim. Berikut hasil wawancara penulis dengan siswa Muslim.

a) Dhania Dwi kelas XI IS 4, dia sangat setuju dengan implementasi pendidikan agama konfesional. Setiap siswa

berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya, dan diajarkan oleh guru yang seagama pula. Walaupun dia seorang Muslim, dia tetap membuka diri untuk bersahabat dengan siswa yang berbeda agama dengan saling menghormati dan toleransi terhadap agama lain. Selain itu agama merpakan keyakinan seseorang yang tidak boleh dipaksakan.

b) Ilham Fadhila Akbar kelas XI MS 2, dia berpendapat bahwa pendidikan agama harus diberikan sesuai dengan agama siswa dan diajarkan oleh guru yang seagama pula. Dia setuju dengan implementasi pendidikan agama konfesional. Indonesia sangat menghargai perbedaan agama. Selain itu SMA Negeri Muntilan adalah sekolah negeri bukan sekolah yang bercirikan agama tertentu. Perbedaan agama harus disikapi dengan bijak, yakni bersahabat dengan pemeluk agama lain dalam masalah kehidupan sosial.

c) Arum Kuncoro Wati kelas XI MS 2, menurut dia pendidikan agama konfesional sangat tepat diberikan di SMA Negeri Muntilan. Sebagai umat Muslim yang baik harus menghormati dan menghargai agama lain. Wujud dari menghormati dan menghargai agama lain yaitu bersahabat dan berkomunikasi dalam kehidupan sosial setiap hari.

d) Farida Diyan kelas XI MS 2, dia sangat setuju dengan implementasi pendidikan agama konfesional ini, karena di Indonesia memiliki beberapa macam agama. Dan agama Islam juga menganjurkan umatnya untuk tetap bekerja sama dengan umat yang lain dalam kehidupan sosial setiap hari dengan prinsip toleransi.

e) Winda Kurnia indah kelas XI IS 4, dia setuju dengan implementasi pendidikan agama konfesional. Setiap siswa berhak menerima pendidikan agama yang sesuai dengan agamanya dan diajarkan oleh guru yang seagama juga. Sebagai umat yang mayoritas, kita harus menghargai dan menghormati agama lain. Selain itu sebagai warga Negara Indonesia kita harus bekerja sama dalam kehidupan sosial, karena Indonesia mengakui agama-agama yang lain.

f) Anggun Khariesma kelas XI MS 2, menurut dia implementasi

pendidikan agama konfesional sangat tepat sekali. Sebagai sesama umat beragama, semua wajib mendapatkan pendidikan agama walaupun siswa tersebut menganut agama yang minoritas. Dan sebagai umat yang mayoritas kita juga harus menghormati dan bekerja sama dalam sosial kemasyarakatan. g) Diana Lestari kelas XI MS 2, dia setuju dengan implementasi

pendidikan agama konfesional. Sebagai siswa yang belajar dalam satuan pendidikan yang sama, kita juga mempunyai hak

yang sama pula dalam memperoleh pendidikan agama sesuai agama yang di anutnya. Islam tidak mengajarkan toleransi terhadap agama lain dan bekerja sama dalam sosial kemasyarakatan tanpa diskriminasi agama tertentu.

h) Hesti Setyawati kelas XI MS 2, dia sepakat dengan

implementasi pendidikan agama konfesional, karena semua siswa mendapat pendidikan agama yang sesuai dengan agama siswa dan diajarkan oleh guru yang seagama juga. Dan dia tetap bersahabat dengan teman lain yang berbeda agama dengan saling toleransi, serta saling membantu dalam bidang sosial.

i) Nur Peni kelas XI MS 2, dia setuju dengan implementasi pendidikn agama konfesional. Sebagai umat Muslim harus menghargai agama lain. Tidak pantas sebagai sekolah Negeri yang siswanya plural hanya mengajarkan satu pendidikan agama saja. Dan kita harus tetap bekerja sama dalam kehidupan sosial dengan umat yang lain.

j) Hernata Danu Arta kelas XI MS 2, menurut dia model pendidikan agama konfesional sangat tepat sekali, karena setiap siswa berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan dengan guru yang seagama pula. Dan sebagai umat beragama kita harus saling

toleransi dan saling bekerja sama dalam sosial kemasyarakatan khususnya di sekolah.

k) M Wahyu kelas XI MS 2, dia setuju dengan implementasi pendidikan agama konfesional. Setiap siswa berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agamanya dan diajarkan oleh guru yang seagama juga, walaupun itu siswa minoritas. Dan sebagai umat Muslim kita harus menjaga dan bekerja sama dalam kehidupan sosial.

l) Sintia Mashitoh kelas XI MS 2, dia setuju dengan

implementasi pendidikan agama konfesional, karena model pendidikan agama seperti ini tidak ada diskriminasi agama baik yang mayoritas maupun minoritas. Dan sebagai warga negara yang ber bineka tunggal ika, kita tetap harus hidup rukun dengan umat yang lain.

m) Siti Amirotul Umah kelas XI IS 4, dia setuju sekali dengan implementasi pendidikan agama konfesional. Dengan demikian sekolah memberikan kesempatan siswa untuk belajar pendidikan agama yang dianutnya. Model pendidikan agama seperti ini akan menciptakan toleransi dan salang menghargai anatar sesame umat beragama serta akan menumbuhkan semangat kerjasama sosial kemasyarakatan.

n) Laila Nurhayati siswa kelas XI IS 4, dia setuju sekali dengan pendidikan agama konfesional ini. Model pendidikan seperti ini

semua siswa mendapatkan pendidikan agama baik yang mayoritas maupun minoritas. Dengan demikian tidak ada diskriminasi antara siswa yang mayoritas dengan minoritas. Dan sebagai siswa yang mayoritas kita tetap bekerja sama dalam proses pembelajaran setiap hari.

o) Erwin Septi kelas XI IS 4, dia sangat bersyukur sekali, karena dia bisa mendapatkan pendidikan agama yang sesuai dan diajarkan oleh guru yang seagama juga, sehingga dia bisa memperdalam wawasan keagamaannya. Model pendidikan agama seperti ini dia setuju sekali, karena semua siswa mendapat keadilan dalam pendidikan agama. Sebagai siswa muslim dia tetap bersahabat dengan siswa yang beragama lain dalam urusan pelajaran.

p) Dina Fitriyani kelas XI IS 4, dia setuju dengan implementasi pendidikan agama konfesional. Dengan demikian setiap siswa terpenuhi haknya untuk memperoleh pendidikan agama. Sebagai siswa Muslim dia setiap hari tetap bersahabat dengan siswa yang beragama lain dalam kehidupan sosial.

q) Dimas Rama Bayu Pamungkas kelas XI IS 2, dia setuju dengan model pendidikan agama konfesional ini. Dia bisa menerima pendidikan agama Islam yang dapat memperdalam pengetahuan tentang agamanya sehingga dapat memperkuat iman dia. Selain itu siswa yang beragama lain juga bisa

menerima pelajaran agamanya dan diajarkan oleh guru yang seagama pula. Sebagai umat beragama yang taat harus toleransi dan bekerja sama dalam kehidupan kemasyarakatan.

r) Dwi Nisa‟ul Husna kelas XI IS 2, dia setuju dengan implementasi pendidikan agama konfesional, karena semua siswa mendapat pendidikan agama sesuai dengan agamanya masing-masing. Pendidikan agama hak bagi semua siswa walaupun minoritas. Dan sebagai orang terpelajar harus hidup rukun dan saling bekerja sama dalam dunia pendidikan dengan sesama teman yang berlainan agama.

s) Sahara Citra Kharisma kelas XI MS 4, dia sangat setuju dengan implementasi pendidikan agama konfesional, karena dapat memperdalam keimanan. Pendidikan agama seperti ini sangat menghargai siswa yang beragama minoritas. Walaupun dia memeluk agama yang mayoritas, dia tetap bersahabat dengan teman yang beragama minoritas dalam batas pembelajaran dan kehidupan sosial.

t) Achmad Mujaddid kelas XI MS 4, dia setuju dengan

implementasi pendidikan agama konfesional, karena di lihat dari sudut pandang pendidikan semua siswa berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. Dan sebagai umat Muslim

harus tetap menjaga kerukunan dengan umat yang lain dengan saling toleransi.

u) Mardiyanti Dwi Pratiwi kelas XI MS 4, dia setuju dengan implementasi pendidikan agama konfesional, karena bisa memperdalam ilmu agama sehingga dapat menghindari pertentangan antar umat beragama. Dia senantiasa bersosialisasi dengan teman yang berbeda agama dengan saling toleransi.

v) Lela Wahyu Anggraeni kelas XI MS 4, dia menilai

implementasi pendidikan agama konfesional sangat tepat, karena Indonesia adalah negara yang plural. Walaupun Islam agama mayoritas khususnya di SMA Negeri Muntilan, tetapi menerapkan pendidikan agama konfesional. Selain itu dia tetap menghargai, menghormati, bersahabat tanpa membeda-bedakan agama yang lain dengan tetap menjaga akidahnya sendiri. w) Novita Dyah Pratiwi kelas XI MS 4, dia setuju dengan

implementasi pendidikan agama konfesional. Dengan pendidikan agama konfesional ini memberikan manfaat dan kepuasan batin, karena bisa mendalami ilmu agama dengan lebih baik. Dia bersikap menghargai dan toleransi dengan teman yang beragama lain dengan tujuan tercipta kerukunan sosial antar umat beragama.

x) Widi Astuti kelas XI MS 4, dia berpendapat: Dengan adanya pendidikan agama konfesional ini dia menjadi semakin semangat untuk memperdalam ilmu agama. Semakin bertambahnya pengetahuan keagamaan yang di miliki, maka seseorang akan lebih berakhlak. Dia tetap membuka diri dengan teman yang beragama lain dalam masalah sosial, karena tidak boleh sebagai umat Muslim membenci umat yang lain.

y) Muhammad Ridwan kelas XI MS 4, dia setuju dengan

implementasi pendidikan agam konfesional ini, karena agama merupakan landasan utama akhlak seseorang. Terhadap teman yang beragama lain, dia tetap menjunjung rasa hormat dan toleran. Kerukunan akan menciptakan ketentraman dan kedamaian dalam berinteraksi.

z) Wildan Akmal Ari kelas XI MS 1, dia setuju dengan

implementasi pendidikan agama konfesional. Pendidikan agama konfesional dapat mendidik pribadi yang bertakwa dan berakhlak mulia. Dengan teman yang berbeda agama harus saling menghormati dan bersikap toleran.110

2). Hasil Questioner Tertulis

Untuk melengkapi data tentang implementasi pendidikan agama konfesional dalam meningkatkan kerukunan sosial antar

110

Wawancara dengan siswa Islam, Kristen, dan Katholik pada tanggal 26 Mei 2015.

umat beragama, penulis memberikan Qustioner tertulis kepada siwa Muslim.

Adapun kesimpulan dari Qustioner yang dijawab oleh siswa Muslim adalah: Siswa muslim setuju dengan implementasi pendidikan agama konfesional ini, karena semua siswa menerima pendidikan agama sesuai dengan agamanya dan diajarkan oleh guru yang seagama pula.

Pendidikan agama sesuai dengan agama dan diajarkan oleh guru yang seagama pula merupakan hak semua siswa. Karena SMA Negeri I Muntilan sudah menerapkan model pendidikan agama konfesional, SMA Negeri I Muntilan tidak mendiskriminasikan siswa yang beragama tertentu, walaupun siswa tersebut sangat minoritas.

Semua siswa Muslim tetap menjalin kerja sama dengan siswa yang beragama lain dalam konteks sosial keagamaan, misalnya belajar kelompok, kegiatan ekstra kurikuler sekolah, dan sebagainya.

b. Pendapat Siswa Kristen 1). Hasil Wawancara

Selain mewawancarai siswa Muslim, penulis juga mewawancarai seorang siswa Kristen. Berikut pendapat siswa Kristen yang penulis wawancarai.

a) Unggul Satrio Nugroho kelas X IS 3, dia setuju dengan implementasi pendidikan agama konfesional, karena dia bisa tahu secara lebih mendalam tentang ajaran agamanya. Dia merasa senang bersahabat dengan teman yang beragama lain untuk membina kerukunan sosial beragama dengan prinsip toleransi dan saling menghargai.111