BAB III METODE PENELITIAN
B. Penyajian Data dan Analisis
2. Implementasi Pengelolaan Program Sistem Informasi Sekolah
a. Pengertian Implementasi Pengelolaan Program Sistem Informasi Sekolah Terpadu
Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara terperinci.28 Implementasi adalah proses untuk memastikan terlaksananya suatu program dan tercapainya program tersebut.29.
Pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekolompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu menurut Oldcorn (1988) bahwasannya “Pengelolaan dimaksudkan untuk menjadikan sesuatu itu berjalan dengan lancar, sehingga dapat berfungsi secara efektif dan efisien”.30 Jadi Implementasi pengelolaan program merupakan suatu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari suatu tindakan tersebut
Adapun perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari program sister yaitu:
28 KBBI Ofline.
29 Zainal Mukarom dan Muhibudin, Manajemen Public Relation Panduan Efektif Pengelolaan Hubungan Masyarakatt (Bandung: Pustaka setia, 2015), 216.
30 Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Bandung: PT Alfabeta, 2010), 117.
1) Perencanaan Program (Sister) Sistem Informasi Sekolah Terpadu.
Pada hakikatnya perencanaan adalah aktifitas pengambilan keputusan mengenai sasaran (objectives) apa yang akan dicapai, tindakan apa yang akan diambil dalam rangka pencapaian tujuan atau sasaran dan siapa yang sakan melaksanakan tugas-tugasnya.31
Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan serangkaian keputusan untuk mengambil tindakan dimasa yang akan datang yang Diarahkan kepada tercapainya tujuan-tujuan dengan sarana yang optimal.32
Perencanaan mengutamakan kontinuitas program sebagai lanjutan bagi terciptanya stabilitas kegiatan belajar mengajar disekolah. Sekolah membuat rencana jangka panjang dan pendek pada setiap semester dan tahunan, karena kegiatannya selalu berubah. Perencanaan adalah proses pemikiran dan menetapkan kegiatan-kegiatan atau program-program yang akan dilakukan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang akan dicapai, bagaimana mencapai, berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut, berapa orang personal yang diperlukan, dan berapa banyak biayanya.33
Pada dasarnya perancanan merupakan suatu kegiatan yang sistemastis mengenai apa yang akan dicapai, kegiatan yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode-metode, pelaksanaan
31 Baharuddin Dan Moh Makin, Manajemen Pendidikan Islam: Transformasi Menuju Sekolah/Madrasah Unggul (Malang: UIN Maliki Press, 2010), 99.
32 Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan (Yogyakarta: Aditya Media, 2009), 9.
33 Khotibul Umam, Paradigma Baru Manajemen Pendidikan Islam: Sebuah Alternatif Dalam Mengelola Pendidikan Islam Untuk Lebih Maju (Jember: Stain Jember Press, 2013), 16.
(tenaga) yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan pencapaian tujuan. Beberapa syarat perencanaan yaitu:
tujuannya dirumuskan secara jelas, bersifat sederhana (simple) artinya dapat dilaksanakan, memuat analisis dan penjelasan, serta penggolongan tindak usaha yang direncanakan untuk dilakukannya, memiliki fleksibilitas dan planning didukung oleh ketersediaan sumber daya yang dapat digunakan seefisien dan seefektif mungkin.34
Perencanaan pendidikan dalam prespektif islam merupakan bentuk kegiatan sistematis yang merancang sumber daya organisasi, meliputi tujuan yang akan dicapai (diidealkan), merumuskan metode dan tata cara untuk merealisasikannya dengan dasar efisiensi serta kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan dan memilih pelaksana kegiatan yang tepat bagi usaha pencapaiana tujuan pendidikan islam tersebut dengan dasar keefektifan yang semuanya dikerangkai oleh nilai-nilai ajaran islam. Dalam fungsi manajemen pendidikan islam perencanaan mepunyai dasar normatif yang muncul dalam alqur’an, salah satumya ada dalam surat Al-Hasyr ayat 18 yang menyatakan bahwa:
34 Baharuddin Dan Moh Makin, Manajemen Pendidikan Islam, 99.
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Qs. Al-Hasyr:
18).35
Dari ayat tesebut dapat dijelaskan bahwasannya seruan bagi orang-orang yang beriman untuk bertaqwa dan menganalisis perilakunya, dan merencanakan sesuatu untuk bekal masa depan mereka. Perencanaan pendidikan islam tidak serta merta menjadi titik awal dalam pengelolaan pendidikan islam, namun bisa jadi merupakan akhir dari pengelolaan pendidikan islam itu sendiri.
Konsep yang muncul berusaha membalikkan yang awal jadi akhir dan akhir jadi awal, sehingga dalam manajemen pendidikan islam, perencanaan adalah evaluasi dan evaluasi adalah perencanaan. Evaluasi terhadap program pendidikan Islam menjadi bagian integral dalam fungsi perencanaan pendidikan Islam, sebab perencanaan program pendidikan tidak lepas dari konstruksi pemahaman masa lalu. Pada aspek ini, fungsi manajemen perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen pendidikan Islam lainnya, karena tanpa
35 Sukarji, dan Umiarso, Manajemen Dalam Pendidikan Islam: Konstruksi Teoritis-Filosofis Dalam Menemukan Kebermaknaan Pengelolaan Pendidikan Islam (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2014), 86.
perencanaan program pendidikan Islam akan berjalan terseok-seok atau bahkan tidak dapat berjalan sama sekali.
Bentuk perencanaan dan evaluasi terhadap program atau tindakan-tindakan pendidikan Islam merupakan proses pematangan program dan tindakan agar lebih sesuai dengan potensi sumber daya organisasi pendidikan Islam. Proses perencanaan yang berupa rethinking (memikirkan kembali untuk disesuaikan dengan situasi dan kondisi) seluruh kegiatan manajemen pendidikan Islam yang ada dalam lembaga menuntut pola yang sama yaitu Akhlak al-karimah dari pengelola.36
Hal ini dalam Al-qur’an dideskripsikan dalam surat al-Baqarah ayat 195 yang menyatakan:
Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”. (Qs. Al-Baqarah: 195)37
Jadi perencanaan program (sister) sistem informasi sekolah terpadu merupakan proses penyusunan berbagai keputusan untuk menetapan suatu tindakan program sister melalui absensi online yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
36 Sukarji, dan Umiarso, Manajemen Dalam Pendidikan Islam: Konstruksi Teoritis-Filosofis Dalam Menemukan Kebermaknaan Pengelolaan Pendidikan Islam (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2014), 87.
37 Al-Qur’an, 2:195.
2) Pelaksanaan Program (Sister) Sistem Informasi Sekolah Terpadu
Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien, dan akan memiliki nilai jika dilaksanakan dengan efektif dan efisien.38 Pelaksanaan adalah aktifitas untuk memberikan dorongan untuk memberikan penggerakan dan kesadaran terhadap dasar daripada pekerjaan yang mereka lakukan, yaitu menuju tujuan yang telah ditetapkan, disertai dengan memberikan motivasi dan bimbingan sehingga mereka bisa menyadari dan timbul kemauan untuk bekerja dengan baik dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.39 Pelaksanaan pada dasarnya adalah himpunan kegiatan dan pilihan yang diperlukan untuk menjalankan rencana. Implementasi (pelaksanaan) tidak lain merupakan proses menjabarkan strategi dan kebijakan dengan mengembangkan program, anggaran, dan prosedur.40
Jadi pelaksanaan program (sister) sistem informasi sekolah terpadu merupakan suatu tindakan untuk merealisasikan program sister tersebut guna untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
38 Muhammad Rohman dan Sofan Amri, Manajemen pendidikan: Analisis dan Solusi Terhadap Kinerja Manajemen Kelas dan Strategi Pengajaran yang Efektif (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2012), 52.
39 Ibid., 16.
40 Yosal, Ariantara, Community Relations konsep dan Aplikasinya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), 123-124.
3) Evaluasi Program (Sister) Sistem Informasi Sekolah Terpadu Evaluasi berasal dari kata evaluation istilah bahasa indonesia menjadi “evaluasi” yaitu “penilaian” merupakan kata benda dari
“nilai” arinya pengukuran.
Definisi yang ditulis dalam kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English menurut As Hornby
“Evaluasi adalah to find out, decide the amount or value yang artinya suatu upaya untuk menentukan nilai atau jumlah”.41
Evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen adalah proses penilaian secara sistematis tentang nilai, tujuan, efektifitas, atau ketetapan sesuatu berdasarkan kriteria dan tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Evaluasi dalam pendidikan islam adalah suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu aktivitas didalam pendidikan Islam.42
Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan.43
Evaluasi program adalah upaya untuk mengetahui efektifitas komponen program dalam mendukung pencapaian tujuan
41 Suharsimi, Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan: Prdoman Teoritis Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), 01.
42 Abdul, Mujib, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2010), 211.
43 Suharsimi, Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan: Prdoman Teoritis Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), 2.
program.44 Tujuan evaluasi program adalah untuk mengetahui pencapaian tujuan program dengan mengetahui langkah keterlaksanaan kegiatan program, karena evaluator program harus mengetahui komponen dan subkomponen program yang belum terlaksana atau tidak.45
Menurut Suharsimi Arikunto dkk menjelaskan bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang cara bekerjanya sesuatu, selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternative yang tepat dalam mengambil keputusan. Evaluasi program adalah unit atau kesatuan kegiatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang guna pengambilan keputusan.46 3. Disiplin Peserta Didik
Disiplin berasal dari kata “disciple” yang berarti belajar. Disiplin merupakan arahan untuk melatih dan membentuk seseorang melakukan sesuatu menjadi lebih baik. Disiplin adalah suatu proses yang dapat menumbuhkan perasaan seseorang untuk mempertahankan dan
44 Suharsimi, Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan: Prdoman Teoritis Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, 17.
45 Ibid., 18.
46 Zainal Mukarom dan Muhibudin, Manajemen Public Relation: Panduan Efektif Pengelolaan Hubungan Masyarakat (Bandung: Pustaka setia, 2015), 241.
meningkatkan tujuan organisasi secara obyektif, melalui kepatuhannya menjalankan peraturan organisasi.47
Disiplin merupakan salah satu komponen dari manajemen peserta didik. Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian atau pengawasan dari sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.48 Peserta didik adalah orang atau individu yang mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya agar tumbuh dan berkembang dengan baik serta mempunyai kepuasan dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru. 49 Peserta didik subyek sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dari lembaga pendidikan sekolah.
Manajemen peserta didik adalah upaya penataan peserta didik, dimulai dari masuk sampai dengan mereka lulus sekolah, dengan cara memberikan layanan sebaik mungkin kepada peserta didik.
Tujuannya adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar menunjang proses pembelajaran, sehingga dapat berjalan dengan lancar, tertib dan teratur serta memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan yang ditetapkan.50
Disiplin sangat penting artinya bagi peserta didik. Karena itu harus ditanamkan secara terus-menerus kepada peserta didik. Jika disiplin ditanamkan secara terus menerus maka disiplin tersebut akan menjadi kebiasaan bagi peserta didik. Disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang bergabung dalam suatu organisasi tunduk pada
47 Sofyan Tsauri, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jember: Stain Press, 2013), 127.
48 Baharuddin dan Moh Makin, Manajemen Pendidikan Islam (Malang: UIN Maliki Press, 2010), 67.
49 Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik (Bandung: Alfabeta, 2011), 4.
50 Baharuddin dan Moh Makin, Manajemen Pendidikan Islam, 67.
peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati. Disiplin merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusi, karena tanpa disiplin yang kuat akan merusak sendi-sendi kehidupannya, yang akan membahayakan dirinya dan manusia lainnya, bahkan alam disekitarnya.
Dalam Al-Qur’an diterangkan tentang disiplin pada surat An-Nisa’
ayat 103, yang berbunyi:
Artinya: Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalatmu, ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.
Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.51
Adapun pengertian disiplin peserta didik adalah suatu keadaan yang tertib dan teratur yang dimiliki oleh peserta didik disekolah, tanpa ada pelanggaran-pelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap peserta didik sendiri dan terhadap sekolah secara keseluruhan.
Adapun macam-macam disiplin yaitu ada tiga macam. Pertama, disiplin yang dibangun berdasarkan konsep otoritarian. Yaitu Disiplin otoritarian dikatakan mempunyai disiplin tinggi yang mengendalikan
51 Departemen Agama RI, Al-Hikmah Alqur’an Dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro, 2008), 95.
tingkah laku berdasarkan dorongan, pemaksaan dari luar diri seseorang.
Peserta didik harus mematuhi kehendak guru, dan tidak boleh membantah. Dengan seperti itu guru bebas memberikan tekanan kepada peserta didik. Dengan demikian, peserta didik takut dan terpaksa mengikuti apa yang diinginkan oleh guru.
Kedua, disiplin dibangun berdasarkan konsep permissive. Yaitu Disiplin permisif merupakan kebebasan seluas-luasnya di dalam kelas dan sekolah. Artinya aturan-aturan disekolah dilonggarkan dan tidak perlu mengikat kepada peserta didik. Peserta didik dibiarkan berbuat sesuatu apapun yang menurutnya baik, jika seseorang yang berbuat sesuatu ternyata melanggar norma atau aturan sekolah yang berlaku, maka tidak diberi sanksi atau hukuman. Disiplin permisif merupakan harapah bahwa disiplin itu tumbuh dari peserta didik sendiri tanpa adanya paksaan dari sekolah. 52
Ketiga, disiplin yang dibangun berdasarkan konsep kebebasan (demokratis). Disiplin demikian, memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk berbuat apasaja, tetapi konsekuensi dari perbuatan itu, haruslah ia tanggung. Karena ia menabur maka dia pula yang menuai.53 Kedisiplinan demokratis memungkinkan kepada peserta didik untuk mendapatkan penjelasan atau melakukan diskusi atau musyawarah tentang perilaku yang diharapkan dilakukan oleh peserta
52 Fajar Ahwa, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan (Jember : STAIN Jember Press, 2013), 29.
53 Ali imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah (Jakarta : Bumi Aksara, 2012), 173.
didik dan yang tidak diharapkan oleh peserta didik. 54 Kedisiplinan tersebut merupakan titik pertemuan yang tepat diantara disiplin otoritarian dan disiplin permissive.
1) Mengatur kehadiran dan ketidakhadiran Peserta Didik
Kehadiran peserta didik disekokah adalah kehadiran dan keikutsertaan peserta didik secara fisik dan mental terhadap aktivitas sekolah pada jam-jam efektif disekolah. Sedangkan ketidakhadiran adalah ketiadaan partisipasi secara fisik peserta didik terhadap kegiatan-kegiatan sekolah.
Pada jam-jam efektif sekolah, peserta didik memang harus berada disekolah. Jika tidak, harus dapat memberikan keterangan yang diketahui oleh orang tua atau walinya. Hal demikian sangat penting, karena sering kali ada peserta didik yang tidak hadir disekolah, namun orang tua tidak mengetahuinya. Menurut Carter.
V. good menjelaskan bahwasannya memberi batasan kehadiran sebagai berikut:
The act of being present, particulary at school (certain court dicisions have defined attendance at school as not merely being bodily presence but incluiding actual participation in the work and activities orientasi the school).
Pengertian kehadiran seperti ini yang dikemukakan diatas sering kali dipertanyakan, terutama pada saat teknologi pendidikan dan
54 Ali imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, 29.
pengajaran telah berkembang pesat seperti sekarang ini. Jika aktivitas sekolah dapat dilakukan secara online melalui media televisi, dan lain sebagainya.
Dalam mengatur kehadiran dan ketidakhadiran peserta didik ada sebab-sebab ketidakhadiran peserta didik yaitu:
(a) Sebab – Sebab Ketidakhadiran Peserta Didik
Penyebab ketidak hadiran peserta didik disekolah yaitu:
Pertama, ketidakhadiran bersumber dari lingkungan keluarga.
Ada kalanya suatu keluarga mendukung terhadap kehadiran peserta didik disekolah, adakalanya tidak mendukung. Bahkan dapat juga terjadi, bahwa keluarga justru menjadi perintang bagi peserta didik untuk hadir disekolah. Misalnya kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya
Kedua, ketidakhadiran yang disebabkan oleh peserta didik itu sendiri. Hal demikian bisa terjadi, terutama pada peserta didik yang berjiwa labil serta kurang mendapatkan pengawasan dari orang tua atau keluarga. Misalnya lupa tidak bersekolah dan moralnya tidak baik.
Ketiga, ketidakhadiran yang bersumber dari sekolah.
Sekolah juga dipersepsi oleh peserta didik tidak mengakomodasi keinginan mereka. Oleh karena itu, ketidakhadiran mereka disekolah, dapat juga bersumber dari lingkungan sekolah.
Misalnya lokasi sekolah yang tidak menyenangkan dan program sekolah tidak efektif.
(b) Jenis Ketidakhadiran Peserta Didik
Ada beberapa jenis ketidakhadiran peserta didik disekolah.
Pertama, ketidakhadiran tanpa memberi izin atau yang dikenal dengan membolos (Truency). Kedua, ketidakhadiran beberapa jam pelajaran karena terlambat (Tardiness). Ketiga, ketidakhadiran dengan izin (Permission). Jenis ketidakhadiran yang ketiga ini, bisa karena sakit yang tidak memungkinkan untuk hadir, dan bisa juga ada kepentingan keluarga. Disamping itu ada peserta didik yang hadir disekolah, tetapi begitu jam jam sekolah pelajaran sekolah masih belum selesai, mereka sudah pulang meninggalkan sekolah.
Terhadap peserta didik yang membolos, sekolah dapat mengirim surat kepada orang tua yang berisi pemberitahuan bahwa anaknya tidak hadir disekolah, mempertanyakan mengapa peserta didik tersebut tidak hadir disekolah, serta berapa jumlah hari peserta didik tersebut tidak sekolah. Serat kepada orang tua tersebut penting agar orang tua memperhatikan kehadiran anaknya ke sekolah.
Terhadap keterlambatan peserta didik, sekolah juga perlu berkirim surat kepada orang tua atau wali peserta didik. Dengan pemberitahuan demuikian, orang tua atau wali siswa akan
semakin memperhatikan mengenai kehadiran anaknya disekolah dengan waktu yang tepat. Kontrak anatar guru dengan peserta didik mengenai sanksi atas mereka yang terlambat juga dapat dibuat, agar mereka sama-sama menepati waktu yang telah dijadwalkan.55
Peserta didik yang meninggalkan sekolah sebelum waktunya, juga perlu dipertanyakan oleh guru. Sebab peserta didik tentu juga memiliki alasan mengapa ia meninggalkan sekolah sebelum waktunya. Dengan upaya tersebut maka ketertiban dan kelancaran pendidikan disekolah akan terjaga.56 (c) Pendekatan Peningkatan Kehadiran Peserta Didik
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kehadiran peserta didik disekolah adalah dengan melihat kasus per kasus, sebab anatara peserta didik satu dengan peserta didik yang lain, mempunyai masalah-masalah yang berbeda.
Meskipun demikian, upaya untuk meningkatkan peserta didik dapat dilakukan dengan memperhatikan sumber-sumber penyebab ketidakhadiran peserta didik disekolah seperti:
(1) Perbaikan lingkungan rumah, usaha yang dilakukan berkaitan dengan perbaikan lingkungan rumah dalam rangka meningkatkan kehadiran peserta didik melalui:
mengantar peserta didik kesekolah tepat pada waktunya.
55 Eka prihatin, Manajemen Peserta Didik (Bandung: PT Alfabeta, 2011), 82.
56 Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), 90.
Peserta didik diberi pekerjaan tertentu dan memerintahkannya untuk mengumpulkannya ke sekolah dan mengupayakan agar peserta didik memahami sedalam mungkin mengenai tata tertib sekolah.
(2) Perbaikan kondisi sekolah, usaha yang dapat dilakukan berkenaan dengan perbaikan kondisi sekolah adalah sebagai berikut: menggunakan tata tertib sekolah sebagai salah satu pendekatan untuk meningkatkan kehadiran peserta didik disekolah. Peserta didik yang melanggar tata tertib sekolah bisa diberi sanksi sesuai dengan yang ditentukan dan disepakati oleh peserta didik. Memperbaiki kondisi sekolah agar peserta didik tertarik pada lingkungan sekolah.
(3) Perbaikan terhadap peserta didik sendiri sangat penting, oleh karena yang menentukan hadir tidaknya peserta didik adalah mereka sendiri dan bukan orang lain. Usaha yang dilakukan dapat secara preventif, kuratif dan preservative.
Pengawasan terhadap peserta didik yang dilakukan secara bersama-sama ini akan menjadikan peserta didik yang ingin tidak hadir ke sekolah menjadi tdak berkutik. Ke manapun dia akan membolos dan menyembunyikan diri akan tetap diketahui oleh pihak sekolah dan orang tua ataupun wali, mengingat ketiga wahana tadi sama-sama mengadakan pengawasan kepada mereka.
(4) Perbaikan terhadap kondisi masyarakat, perbaikan demikian akan dilakukan, manakala ada kerja sma yang erat antara sekolah dengan masyarakat. Jika sekolah tersebut didirikan untuk masyarakat, maka semestinyalah masyarakat juga mendukung terhadap keberlangsungan sekolah. Dukungan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk mendukung terhadap upaya sekolah untuk meningkatkan kehadiran peserta didik disekolah. Peserta didik tidak boleh memasuki tempat-tempat hiburan dan toko-toko pada saat jam-jam sekolah sedang berlangsung. Hal ini sebagai salah satu manifestasi dukungan yang patut dikembangkan.57
2) Hukuman
1) Problematika Hukuman
Membahas tentang disiplin maka tidak dapat lepas dengan hukuman. Hukuman diberikan karena ada kesalahan dan bertujuan agar siswa jangan berbuat salah lagi, dengan demikian mengandung nilai positif. Menghukum tidak sama dengan membalas dendam atau bertindak sewenang-wenang. Adapun macam-macam hukuman yaitu: hukuman badan, penahanan dikelas, menulis sekian kali, menghilangkan hak tertentu (seperti tidak boleh mengikiti ulangan atau pelajaran dikelas).
Pemberian hukuman dalam upaya penegakan disiplin memang
57 Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah (Jakarta : Bumi Aksara, 2012), 93.
perlu, karena itu hukuman yang diberikan kepada peserta didik yang melanggar peraturan hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip hukuman yaitu: Hukuman diberikan secara hormat dan penuh pertimbangan, Berikan kejelasan/alasan mengapa hukuman diberikan, Hindarkan pemberian hukuman pada saat marah atau emosional, hukuman yang bersifat badaniah atau fisik. Jangan menghukum kelompok/kelas apabila kesalahan dilakukan oleh seseorang. Jangan memberi tugas tambahan sebagai hukuman, yakini bahwa hukuman sesuai dengan kesalahan, pelajari tipe hukuman yang diizinkan oleh sekolah, jangan menggunakan standart hukuman ganda, jangan mendendam. Konsisten dengan pemberian hukuman, jangan mengancam dengan ketidakmungkinan, jangan memberi hukuman berdasarkan selera.
Hukuman bagi peserta didik yaitu setelah peserta didik mendapatkan vonis dari pengadilan peserta didik yang hukuman telah dijatuhkan kepada peserta didik siap direalisasikan.
Karena, realisasi ini sangat penting, agar vonis yang diberikan tidak hanya berhenti pada memvonis saja, sebab jika terjadi maka akan menjatuhkan wibawa petugas pengadilan peserta didik.
Hukuman adalah suatu sanksi yang diterima oleh seseorang atu peserta didik sebagai akibat pelanggaran aturan-aturan yang
telah ditetapkan. Sanksi dapat berupa material dan dapat pula berupa non material. Tujuan hukuman adalah sebagi alat pendidikan dimana hukuman yang diberikan justru harus dapat mendidik dan menyadarkan peserta didik. Ada beberapa macam hukuman yaitu:
Pertama, Hukuman Badan, adalah hukuman yang yang menyebabkan peserta didik menjadi cedera, maka pendidik akan diajukan ke pengadilan sebagai orang yang bersalah atau melakukan penganiyaan terhadap peserta didik.. Hakuman yang seperti itulah yang sebaiknya tidak boleh digunakan, karena hukan tersebut sangat tidak efektif untuk mengubah sikap dan perilaku peserta didik.
Kedua, Penahanan dikelas, adalah hukuman yang efektif pada peserta didik. Karena penahanan kelas adalah jenis hukuman yang diberikan kepada peserta didik yang melanggar aturan-aturan sekolah. Misalnya, jika terlambat maka harus mengerjakan soal, mengepel kelas dan lain sebagainya.
Ketiga, Menghilangkan privalage, yang dimaksud dengan menghilangkan privage adalah mencabut hak-hak peserta didik.
Ini perlu dilakukan kepada peserta didik yang bersalah agar mengetahui bahwa kesalahan memang tidak boleh diulang-ulangi. Misalnya, tidak boleh mengikuti jam pelajaran atau tidak boleh mengikuti ulangan.