• Tidak ada hasil yang ditemukan

TERHADAP LINGKUNGAN

7.3 Kebijakan Pengelolaan Jalan Raya

7.3.1 Implementasi Peraturan dalam Perundang-undangan Pengelolaan Jalan

Menurut UU No 38 tahun 2004 dan UU No 22 tahun 2009, jalan dapat dibagi ke dalam empat klasifikasi yaitu menurut sistem, fungsi, status dan kelas jalan. Jalan Raya Kasomalang merupakan bagian dari sistem jaringan sekunder yang berfungsi sebagai jalan kolektor, berstatus jalan provinsi dan merupakan jalan kelas III.

Secara teknis, kondisi fisik Jalan Raya Kasomalang merupakan salah satu jalan yang kurang memenuhi Persyaratan Umum Sistem Jaringan dan Geometrik Jalan sesuai standar Badan Standarisasi Nasional (BSN). Menurut Dinas Perhubungan Kabupaten Subang, Jalan Raya Kasomalang termasuk Jalan Kolektor yang melayani pergerakan dari Subang ke Jakarta dan ke Kabupaten Sumedang. Jalan Raya Kasomalang merupakan jalan kelas III A. Penggunaan Jalan Raya Kasomalang kurang sesuai dengan kondisi dan peruntukkannnya. Perbandingan ketentuan pada perundangan dengan kondisi di Jalan Raya Kasomalang dapat dilihat pada Tabel 7.6.

63

Tabel 7.6 Kesesuian Fisik Jalan Raya Kasomalang dengan Aturan Perundangan

Data Sekunder mengenai Jalan Raya Kasomalang Karakteristik Kondisi di Jalan Raya Kasomalang

Jalan Kolektor Sekunder • Dirancang berdasarken kecepatan rencana paling

rendah 20 km/jam.

• Lebar badan jalan kolektor sekunder tidak kurang dari 7 meter.

• Kendaraan angkutan barang berat tidak diizinkan melalui fungsi jalan ini di daerah permukiman.

• DAWASJA tidak kurang dari 7 meter. (Badan Standardisasi Nasional 2003)

Kecepatan perjalanan masih diatas 20 km/jam. Lebar badan jalan maksimal hanya 5 meter.

Jalan Raya Kasomalang merupakan daerah permukiman dan dilalui kendaraan angkutan barang berat.

Daerah Pengawasan Jalan (DAWASJA) jauh 7 meter karena sangat dekat dengan permukiman

Jalan Kelas III A Jumlah berat yang diizinkan JBI (berat maksimum

kendaraan bermotor berikut muatannya yang diizinkan berdasarkan kelas jalan yang dilalui) untuk jenis kendaraan truk besar bersumbu 2 pada jalan kelas III yaitu 14 ton.

Memiliki perlengkapan jalan: rambu, marka,lampu lalu lintas di persimpangan

Alat pengendali dan pengaman pemakai jalan:

-Pengendali: alat pembatas kecepatan,alat pembatas tinggi dan lebar kendaraan

-Pengaman : pagar pengaman,cermin tikungan,dsb Fasilitas pendukung: fasilitas pejalan kaki, parkir pada badan jalan, halte, tempat istirahat pejalan kaki, penerangan jalan

(Badan Standardisasi Nasional 2003)

Jalan Raya Kasomalang sebagai salah satu contoh jalan kelas III A, dilalui oleh truk angkutan barang terbesar yang melawati jalur tersebut yaitu berukuran panjang 7700 milimeter, lebar 2500 milimeter dan tinggi 3500 milimeter, berat kendaraan berikut muatannya sekitar 17,42-20 ton (melebihi ketentuan).

Angkutan ini melakukan aktivitas pengangkutan barang setiap hari selama 24 jam.

Saat ini rambu lalu lintas memang sangat sedikit, hanya ada rambu petunjuk jalan menikung di satu titik jalan sebelah barat, sedangkan rambu peringatan, rambu larangan, rambu perintah tidak ada.

Marka jalan sudah terhapus, tidak memiliki alat pengendali dan pengaman pemakai jalan, namun sudah terdapat lampu peringatan baik pada jalur menuju Sumedang maupun Subang, dan pagar pengaman di area sungai Cipunagara kurang memadai.Fasilitas pejalan kaki, halte, tempat istirahat pejalan kaki tidak tersedia.

Sumber : Studi Literatur, Suvey dan Wawancara, 2011 63

64 Sebagaimana terlihat dalam Tabel 7.6, kondisi fisik dan penggunaan Jalan Raya Kasomalang tidak sesuai dengan standar yang berlaku. Hal demikian akan menimbulkan kerugian bagi pengguna maupun masyarakat sekitar. Faktor penyesuaian lebar jalan berbanding lurus dengan kapasitas jalan (kemampuan ruas jalan untuk menampung arus atau volume lalu lintas yang ideal dalam satuan waktu tertentu). Jadi semakin sempit jalan maka kapasitasnya akan semakin kecil. Apabila volume lalu lintas melebihi kapasitas jalan, maka akan meningkatkan kepadatan lalu lintas dan pada akhirnya timbul kemacetan.

Saat ini secara keseluruhan implementasi peraturan perundangan berkenaan dengan Peraturan Kendaraan, Peraturan Pemakai Jalan, Peraturan Lalu Lintas dan Sistem Pengaturan, Perlindungan Masyarakat, Ketetapan Finansial, dan Pengelolaan dan Pengoperasian Sistem Jalan (Hobbs, 1995), belum terlaksana dengan baik. Kesesuaian fisik dan perlengkapan jalan dengan klasifikasinya menurut peraturan perundangan, manajeman pencegahan dan pengendalian efek negatif aktivitas lalu lintas serta pengawasan pelayanan jalan, masih belum optimal.

Pemeriksaan kendaraan bermotor dan persyaratan laik jalan di Dinas Perhubungan Kabupaten Subang saat ini telah berlangsung secara rutin, namun masih banyak pengendara kendaraan bermotor yang tidak disiplin. Pemeriksaan kendaraan bermotor secara rutin sangat penting dilakukan untuk mengontrol emisi gas buang dan kebisingan suara kendaraan.

Saat ini perlengkapan jalan seperti rambu lalu lintas belum tersedia dengan baik, begitu pula marka jalan yang keseluruhan sudah terhapus. Alat pengawasan dan pengamanan jalan juga tidak tersedia di jalan tersebut. Kondisi jalan yang

65 sempit dan berliku sangat rawan akan kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas berpotensi semakin meningkat, apabila jalan yang juga dilalui truk-truk angkutan barang tersebut tidak disertai dengan perlengkapan jalan yang memadai.

Upaya pengendalian lalu lintas baik dengan pembatasan fisik atau berupa pemungutan biaya, tidak diberlakukan di Jalan Raya Kasomalang. Penarikan dana atau retribusi angkutan umum maupun kendaraan angkutan barang sifatnya tidak resmi dengan bukti tertulis. Pelaksanaannya juga belum tertib. Penarikan dana dari angkutan umum dan barang juga salah satunya dilakukan di Pasar Kasomalang dan diperuntukkan untuk administrasi Desa Kasomalng Wetan.

Hal yang lebih mendasar adalah Kecamatan Kasomalang dan sekitarnya merupakan kawasan rawan gerakan tanah. Saat ini Jalan Raya Kasomalang yang melalui Kecamatan Kasomalang menjadi salah satu jalur pengangkutan berbagai hasil industri menggunakan truk-truk bermuatan besar. Terlebih lagi jalan tersebut menjadi jalur utama pendistribusian hasil produksi air minum dalam kemasan yang juga menggunakan truk berukuran dan bermuatan besar secara rutin.

Matriks realisasi dan kendala penerapan peraturan perundangan dan peraturan pemerintah dalam pengelolaan jalan di Jalan Raya Kasomalang dapat dilihat pada lampiran 5.