BAB V PENUTUP
5.2 Saran
Dari penelitian di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran kepada pihak pelaksana maupun kepada Rumah Tangga Sasaran penerima dana yang kiranya dapat bermanfaat dalam pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera selanjutnya, yaitu sebagai berikut:
1. Dalam pelaksanaan program hendaknya Dinas Sosial, Badan Pusat Statistik, Kantor Pos dan pihak terkait lainnya mempersiapkan dan meningkatkan sumber daya yang akan digunakan, seperti sumber daya manusia dan waktu serta finansial yang baik guna untuk dapat memperlancar jalannya suatu program.
2. Peningkatan fasilitas yang ada di lapangan dapat mendukung kelancaran dalam pencairan dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera, seperti kursi yang disediakan oleh pihak Kantor Pos lebih diperbanyak sesuai dengan jumlah penerima dana yang melakukan pencairan dana agar dapat memberikan kenyamanan bagi penerima dana yang ada.
3. Dalam penetapan jadwal pencairan Program Simpanan Keluarga Sejahtera pun Kantor Pos perlu mempertimbangkan jumlah masyarakat penerima dana yang akan mencairkan dana agar tidak menimbulkan gejala atau konflik yang berarti saat pencairan dana dilangsungkan, misalnya seperti dalam satu hari hanya 1.000 penerima dana di satu kecamatan saja yang dapat mencairkan dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera.
4. Perlu adanya peningkatan agen pelaksana pada masing-masing daerah penerima dana, seperti peningkatan TKSK sebagai pendamping penerima dana PSKS karena mengingat jumlah penerima dana program yang sangat banyak dan agar setiap penerima dana mendapatkan pendampingan yang baik dari setiap agen pelaksana. 5. Komunikasi antarorganisasi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang
terlibat seperti Dinas Sosial, Kantor Pos, TKSK dan pihak terlibat lainnya hendaknya lebih ditingkatkan dengan baik, seperti sosialisasi program harus diberikan oleh Dinas Sosial sebelum program dimulai dengan menunjuk penanggungjawab sosialisasi agar dapat terencana dengan baik. Selain itu, informasi yang diberikan kepada penerima dana harus secara menyeluruh dan jelas serta dapat mudah dipahami atau dimengerti oleh masyarakat penerima dana guna untuk meminimalisir atau mencegah terjadinya perbedaan penafsiran di masyarakat. Selain itu, koordinasi pun perlu dilakukan dalam menentukan waktu atau jadwal pencairan Program Simpanan Keluarga Sejahtera yang tepat guna untuk memperlancar jalannya pencairan dana dan mencegah terjadinya antrian panjang yang berdesakkan, serta perlunya disediakan tempat pencairan dana secara khusus di beberapa titik wilayah penerima dana yang sulit menjangkau lokasi pencairan dana maupun jarak tempat tinggal menuju lokasi pencairan dana cukup jauh.
6. Data rumah tangga sasaran penerima dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera harus diverifikasi oleh Dinas Sosial bekerjasama dengan TKSK, Lurah/Kepala Desa serta RT maupun RW setempat agar dapat meminimalisir ketidaktepatan sasaran karena kemungkinan dapat terjadi perubahan status sosial atau kondisi kesejahteraan masyarakat di lapangan selama periode pendataan dilakukan hingga saat data digunakan.
7. Adapun saran yang peneliti berikan untuk masyarakat penerima dana PSKS untuk mempergunakan dana PSKS dengan sebaik mungkin sesuai dengan kebutuhan agar dapat memenuhi kebutuhan hariannya dalam jangka waktu yang panjang.
Buku:
Abidin, Said Zainal. 2012. Kebijakan Publik, Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Humaika
Agustino, Leo. 2006. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta
Anggara, Sahya. 2014. Kebijakan Publik. Bandung: Pustaka Setia
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Bungin, Burhan. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana
Irawan, Prasetya. 2004. Logika dan Prosedur Penelitian, Pengantar Teori dan Panduan Praktis Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula. Jakarta: STIA-LAN Press
Islamy, M Irfan. 2004. Prinsip-prinsip Perumusan Kebijakan Negara. Jakarta: Bumi Aksara
Mulyadi, Deddy. 2015. Studi Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik “Konsep dan Aplikasi Proses Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik”. Bandung: Alfabeta
Pasolong, Harbani. 2010. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta
Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suharto, Edi. 2005. Analisis Kebijakan Publik “Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial”. Bandung: Alfabeta
Syafiie, Inu Kencana. 2006. Sistem Administrasi Publik Republik Indonesia (SANKRI). Jakarta: PT Bumi Aksara
Usman, Husaini dan Purnomo Setyadi Akbar. 2009. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara
Dokumen:
Undang-Undang Dasar 1945
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial
Peraturan Presiden Nomor 166 Tahun 2014 tentang Program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
Intruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar dan Program Indonesia Sehat untuk membangun Keluarga Produktif
Tim Penulis Lembaga Penelitian Smeru. 2011. Kajian Cepat Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) 2008 dan Evaluasi Penerima Program BLT 2005 di Indonesia. Hal 57.
Tim Penulis Lembaga Penelitian Smeru. 2015. Penggunaan Kartu Perlindungan Sosial (KPS) dan Pelaksanaan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) 2013. Jakarta
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/06/18/19561159/BLSM.Mulai.Diba gikan.Akhir.Bulan.Ini (diakses pada tanggal 19 Maret 2016)
http://blsm.posindonesia.co.id/umum.php (diakses pada tanggal 3 April 2016)
https://id.wikipedia.org/wiki/Bantuan_langsung_tunai (diakses pada tanggal 5 Maret 2016)
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Tangerang (diakses pada tanggal 7 September 2016)
http://intelresos.kemsos.go.id/?module=Program+Kks (diakses pada tanggal 13 Januari 2016)
http://metro.sindonews.com/read/759480/31/takut-didemo-2-000-warga-tangerang-kembalikan-kps-1373444678 (diakses pada tanggal 20 Januari 2016)
http://www.psks.sapa.or.id/tentang-psks (diakses pada tanggal 4 Maret 2016)
www.psks.info (diakses pada tanggal 4 November 2015)
www.tnp2k.go.id/id/program/program-membangun-keluarga-produktif/mengapa-bantuan-dalam-bentuk-simpanan/ (diakses pada tanggal 21 Desember 2015)
Pontianak Timur Kota Pontianak. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura: Jurnal
Syamsir, Nurfahira. 2014. Implementasi Program Keluarga Harapan Bidang Pendidikan di Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poltik Universitas Hasanuddin: Skripsi
Iqbal, Hasbi. 2008. Implementasi Kebijakan Program Bantuan Langsung Tunai Tahun 2008 Di Kabupaten Kudus. Magister Ilmu Administrasi Universitas Diponegoro: Tesis
Maryana, Rt. Nina. 2011. Implementasi Program Beras Miskin (Raskin) di Kelurahan Kabayan Kecamatan Pandeglang Kabupaten Pandeglang Tahun 2010. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa: Skripsi.
No.341, 2014 KESRA. Penanggulangan. Kemiskinan. Percepatan. Program.
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 166 TAHUN 2014
TENTANG
PROGRAM PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa kemiskinan merupakan permasalahan bangsa
yang mendesak dan memerlukan langkah-langkah penanganan dan pendekatan yang sistematik, terpadu dan menyeluruh, dalam rangka mengurangi beban dan memenuhi hak-hak dasar warga negara secara layak melalui pembangunan inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan untuk mewujudkan kehidupan yang bermartabat;
b. bahwa dalam upaya meningkatkan efektifitas dan
efisiensi program percepatan penanggulangan
kemiskinan perlu dilakukan upaya-upaya penajaman program perlindungan sosial;
c. bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut pada
huruf a dan huruf b, dipandang perlu menetapkan
Peraturan Presiden tentang Program Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan;
Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1), Pasal 28 C ayat (1), dan Pasal 34
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
5. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456);
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
7. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang
Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967);
8. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5235);
9. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG PROGRAM
PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN. Pasal 1
Dalam Peraturan Presiden ini, yang dimaksud dengan:
1. Penanggulangan Kemiskinan adalah kebijakan dan program
pemerintah dan pemerintah daerah yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan bersinergi dengan dunia usaha dan masyarakat untuk mengurangi jumlah penduduk miskin dalam rangka meningkatkan derajat kesejahteraan rakyat.
2. Program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan yang dilakukan
oleh pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha, serta masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha
ekonomi mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka
meningkatkan kegiatan ekonomi. Pasal 2
(1) Untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan, Pemerintah
menetapkan program perlindungan sosial.
(2) Program perlindungan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
a. Program Simpanan Keluarga Sejahtera;
b. Program Indonesia Pintar;
c. Program Indonesia Sehat.
Pasal 3
(1) Untuk menjamin ketepatan sasaran program perlindungan sosial
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pemerintah melaksanakan pendataan penerima program perlindungan sosial.
(2) Pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh
Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian terkait.
(3) Pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 4
(1) Dalam pelaksanaan program perlindungan sosial sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2, Pemerintah menerbitkan kartu identitas bagi penerima program perlindungan sosial.
a. Kartu Keluarga Sejahtera untuk penerima Program Simpanan Keluarga Sejahtera;
b. Kartu Indonesia Pintar untuk penerima Program Indonesia Pintar;
c. Kartu Indonesia Sehat untuk penerima Program Indonesia Sehat.
Pasal 5
(1) Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan program penanggulangan
kemiskinan, Pemerintah membentuk Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
(2) Pembentukan Tim, tugas dan fungsi, susunan organisasi, dan tata
kerja Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Presiden tersendiri.
Pasal 6
Pendanaan bagi pelaksanaan program percepatan penanggulangan
kemiskinan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan sumber pendanaan lain yang tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 7
Pada saat berlakunya Peraturan Presiden ini, segala kegiatan perlindungan sosial tetap dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan atau disesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Presiden ini.
Pasal 8
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Presiden ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 3 November 2014 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
JOKO WIDODO Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 10 November 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
YASONNA H. LAOLY
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 TAHUN 2014
TENTANG
PELAKSANAAN PROGRAM SIMPANAN KELUARGA SEJAHTERA,
PROGRAM INDONESIA PINTAR, DAN PROGRAM INDONESIA SEHAT
UNTUK MEMBANGUN KELUARGA PRODUKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan program perlindungan sosial melalui Program Simpanan Keluarga Sejahtera,
Program Indonesia
Pintar,
dan Program IndonesiaSehat,
denganini
menginstruksikan:
Kepada: 1. Menteri Koordinator Bidang Manusia dan Kebudayaan;
Pembangunan ',' ",
2.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, danKeamanan;
.
3. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional;
4. Menteri Dalam Negeri;
5. Menteri Keuangan; 6. Menteri Kesehatan;
7. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan; 8. Menteri Sosial;
9. Menteri Agama;
Untuk
12. Jaksa Agung;
13. Panglima Tentara Nasional Indonesia;
14. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia; 15. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan;
16. Kepala Badan Pusat Statistik;
17. Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah;
18. Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan;
19. Para Gubernur; 20. Para Bupati/Walikota.
PERTAMA: Mengambil Iangkah-Iangkah yang diperlukan sesuai
tugas,
fungsi dan kewenangan masing-masingsecara
terkoordinasi dan terintegrasi untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar, dan Program Indonesia Sehat bagi keluarga kurang mampu dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat dan dunia usaha.
KEDUA Khusus kepada:
1. Menteri Koordinator Bidang Pernbangunan
Manusia dan Kebudayaarr;
a. meningkatkan koordinasi pelaksanaan dan
pengawasan Program Simp
.
anan KeluargaSejahtera, Program Indonesia Pintar, dan
Program Indonesia Seh.dt;
b. penanganan pengaduan masyarakat berkaitan dengan pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar, dan Program Indonesia Sehat, dengan melibatkan Menteri terkait, Para Gubernur, Para Bupati/Walikota, dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;
c. meningkatkan koordinasi dan evaluasi pelaksanaan . Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar, dan Program Indonesia Sehat pada Kementerian/ Lembaga di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan;dan.
d. melaporkan kepada Presiden atas pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar, dan Program
<I
Indonesia Sehat sekurang-kurangnya 3
(tiga)
bulan sekali atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.
2. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
a. meningkatkan koordinasi kebijakan politik, hukum, dan keamanan terkait dengan pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar, dan Program Indonesia Sehat;
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
- 4 -
b. rneningkatkan koordinasi dan evaluasi perkembangan politik, hukum, dan keamanan terkait dengan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar, dan Program Indonesia Sehat pada Kementerian/ Lembaga di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
3. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional melakukan perencanaan dan
penganggaran Program Simpanan Keluarga
Sejahtera, Program Indonesia Pintar; dan Program Indonesia Sehat.
4. Menteri Dalam Negeri:
a. meningkatkan pemberian fasilitasi dan dukungan kebijakan kepada pemerintah
,
daerah dalam pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar, dan Program Indonesia Sehat;
b. mendorong Gubernur dan / atau Bupati/ Walikota untuk berperan aktif rnenjalankan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar, dan Program Indonesia Sehat di daerahnya masing-masing.
5. Menteri ...
- 5 -
5. Menteri Keuangan menyediakan, mengalokasikan, dan .melakukan pengendalian anggaran untuk pelaksanaan Program Simpanan Keluarga
Sejahtera,
Program Indonesia Pintar, dan Program Indonesia Sehat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.6. Menteri Kesehatan:
~
a. meningkatkan koordinasi dengan Menteri
Sosial Direktur Utama Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan dalam:
1) menetapkan sasaran .Prograrn Indonesia
'"'
Sehat yang juga merupakan Penerima Bantuan luran,
2) membayarkan iuran Penerima Bantuan
Iuran kepada Badan Penyelenggara
.Jaminan Sosial Kesehatan; dan
3) menyediakan dan memperbaiki fasilitas
kesehatan dalamm rangka pelaksanaan Program Indonesia Sehat.
b.
melaksanakan sosialisasi secara intensif .kepada penerima Program Indonesia Sehat; c. menjadi Pengguna Anggaran dalam ..
. pelaksanaan Program Indonesia Sehat; dan
d.
melaporkan pelaksanaan Program Indonesia Sehat sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulansekali atau sewaktu-waktu apabila diperlukan
kepada Menteri Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. 7. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan:
a. meningkatkan koordinasi dengan ~I, '
Menteri
Sosial, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, dan Pernerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penetapan sasaran Program Indonesia
Pintar,
b. menyediakan Kartu Indonesia Pintar sejumlah Penerima Program Indonesia Pintar untuk siswa Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan;
c. membayarkan manfaat Program Indonesia. Pintar beserta tambahan manfaat lainnya kepada, siswa .. Penerima Program Indonesia Pintar yang berada di sekolah yang dikelola Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
d.
melaksanakan sosialisasi secara intensifkepada penerima Program Indonesia Pintar; e. menjadi ...
e. menjadi Pengguna Anggaran dalam
pelaksanaan Program Indonesia Pintar di
lingkup Kementerian
Ke
budayaan; danPendidikan dan
f. melaporkan pelaksanaan Program Indonesia
Pintar
sekurang-kurangnya 3
(tiga) bulansekali atau sewaktu-waktu apabila diperlukan kepada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
8. Menteri Sosial:
a. meningkatkan
koordinasi dengan Tim
NasionalPercepatan Penanggulangan Kemiskinan dan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota dalam . penetapan sasaran
Program Simpanan Keluarga Sejahtera; , ,.. ,-
b. menyediakan Kartu Simpanan Keluarga-Sejahtera sejumlah penerima
Simpanan Keluarga Sejahtera:
Program: c. mendorong Dinas So sial Kabupaten/Kota
untuk melakukan verifikasi dan .pemutakhiran data Kartu Perlindungan Sosial sebelumnya; d. menyalurkan Program Simpanan Keluarga
Sejahtera melalui mekanisme penggunaan Layanan Keuangan Digital dan Rekening Giro Pos;
- 8 -
e. melaksanakan sosialisasi secara intensif kepada penerima Program Simpanan Keluarga Sejahtera;
f. menjadi Pengguna Anggaran dalam . pelaksanaan Program Simpanan Keluarga
Sejahtera; dan
g. melaporkan
pelaksanaan
Program SimpananKeluarga Sejahtera sekurang- kurangnya 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu apabila diperlukan kepada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
9. Menteri Agama:
a. meningkatkan koordinasi dengan Menteri: Sosiaf Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, dan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaterr/Kota dalam penetapan sasaran Program Indonesia Pintar;
b. menyediakan Kartu Indonesia Pintar sejumlah penerima Program Indonesia Pintar untuk siswa Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah;
c. membayarkan manfaat Program Indonesia Pintar beserta tambahan manfaat lainnya' kepada siswa penerima Program Indonesia Pintar yang berada di sekolah yang dikelola
Kementerian Agama;
- 9 -
d. melaksanakan sosialisasi secara intensif kepada penerima Program Indonesia Pintar; e. menjadi Pengguna Anggaran dalam
pelaksanaan Program Indonesia Pintar di lingkup Kementerian Agama; dan
f. melaporkan pelaksanaan Program Indonesia
Pintar sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan
sekali atau sewaktu-waktu apabila diperlukan kepada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
10. Menteri Komunikasi dan Informatika:
a. meningkatkan koordinasi dengan badan regulasi dan penyelenggara jasa
telekomunikasi
untuk
menjamin:1) penyelenggara jasa telekomunikasi
melakukan pendaftaran massal nomor dan
Kartu SIM (Subscriber Indentity Module)"
prabayar untuk Program Simpanan
Keluarga Sejahtera melalui Layanan
Keuangan Digital; dan
2) memberlakukan nomor dan Kartu S1M
(Subscriber Indentity Module) prabayar
selama pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera melalui Layanan Keuangan Digital berjalan .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 10 -
b. meningkatkan koordinasi pelaksanaan sosialisasi Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar, dan Program Indonesia Sehat secara nasional.
11. Menteri Badan Usaha Milik Negara:
a. menugaskan Bank Badan Usaha Milik Negara
menjadi pelaksana .penyaluran bantuan
Program Simpanan Keluarga Sejahtera dengan menggunakan Layanan Keuangan Digital; b. menugaskan PT. Pos Indonesia (Persero)
menjadi pelaksana
penyaluran
bantuanProgram Simpanan Keluarga Sejahtera dengan menggunakan Giro Pos.
12. Jaksa Agung:
a. memberikan advokasi kepada Kementerian/ Lembaga terkait pelaksanan Program
Simpanan Keluarga Sejahtera, Program,
Indonesia Pintar, dan Program Indonesia Sehat untuk menghindari terjadinya penyimpangan dan penyelewengan;
b. mempercepat penyelesaian proses perkara penanganan' dan yang berhubungan dengan penyimpangan dan penyelewengan
pelaksanaan Program Simpanan Keluarga
Sejahtera, Program Indonesia Pintar, dan
Program Indonesia Sehat.
13.
Panglima Tentara NasionalIndonesia
memberikan dukungan dan bantuan pelaksanaan Program Sejahtera, Program Indonesia Indonesia Sehat.14. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia:' '. a. meningkatkan kegiatan kepolisian
bersifat pre-emptif (bimbingan dan
penyuluhan) kepada masyarakat khususnya
penerima Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar, dan Program Indonesia Sehat untuk menghindari terjadinya penyimpangan dan Penyelewengan; b. mempercepat penanganan dan penyelesaian
proses hukum bagi pelaku penyimpangan dan penyelewenangan pelaksanaan Program
Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar, dan Program Indonesia Sehat.
15. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, melaksanakan pemantauan, bimbingan, dan pembinaan terhadap kegiatan pengawasan keuangan serta mengambil langkah- langkah pengawasan keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan atas
penyelenggaraan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar,
Indonesia Sehat.
.
dan ProgramPRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 12 -
16. Kepala Badan Pusat
pemutakhiran Basis
Statistik melaksanakan Data Terpadu melalui pendataan rumah tangga penerima Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar, dan Program Indonesia Sehat.
17. Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah:
a. melaksanakan advokasi kepada Kementeriari/
Lembaga dalam proses pengadaan barang/ jasa
yang. berkaitan dengan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar, dan Program Indonesia Sehat;
b. merumuskan prosedur penugasan langsung
kepada pihak terkait pengadaan barang/jasa
untuk pelaksanaan Program Simpanan
Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar, dan Program Indonesia Sehat; dan
c. melakukan pemantauan dan evaluasi atas
pelaksanaan kebijakan pengadaan barang/
. jasa yang dilaksanakan oleh KementerianJ
Lembaga.
18. Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan:
a. menyediakan Kartu Indonesia Sehat sejumlah Penerima Bantuan luran;
b. meningkatkan koordinasi dengan Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Uasa Pemerintah
berkaitan
.
Sehat; dan
dengan penyediaan Kartu Indonesia c. meningkatkan ...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 13 -
c. meningkatkan
koordinasi dengan Menteri Sosial dan Tim Nasional PercepatanPenanggulangan Kemiskinan terkait
pelaksanaan Program Kartu Indonesia Sehat. 19. Para Gubernur beserta jajarannya memberikan
dukungan terhadap pelaksanaan dan
pengawasan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar, dan Program Indonesia Sehat di daerah masing-masing.
20. Para
Bupati/Walikota
besertamemberikan dukungan terhadap. pelaksanaan dan pengawasan Program Simpanan Keluarga
Sejahtera,
Program Indonesia Pintar, dan Program Indonesia Sehat di daerah masing-rnasing.KETIGA Pembiayaan pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar, dan Program Indonesia Sehat dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah serta sumber lain
yang tidak mengikat yang pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
KEEMPAT Melaksanakan Instruksi Presiden ini dengan penuh tanggung jawab.
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
- 14 -
KELIMA : Instruksi Presiden ini mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan.
Dikeluarkan di Jakarta
pada tanggal 3 November 2014
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
JOKO WIDODO
Salinan Sesuai dengan aslinya Sekretaris Kabinet RI
Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Surat Indrijarso
KUESIONER PENELITIAN
Nomor Responden :
Identitas Responden
Jenis Kelamin : P / L (Lingkari salah satu)
Usia : < 26 tahun
27-36 tahun 37-46 tahun 47-56 tahun
> 56 tahun
Pendidikan : Tidak Sekolah