• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Teoritis

BAB III IMPLEMENTASI

A. Implementasi Teoritis

Setiap manusia membutuhkan pembebasan tekanan maupun ketegangan dari dalam dirinya menuju ke dunia di luar dirinya. Namun, pembebasan ketegangan tersebut dengan cara yang benar dan tidak bertentangan dengan moral di masyarakat, serta tidak merugikan orang lain. Ketegangan yang dimaksud dalam hal ini adalah kondisi kekacauan mental yang disebabkan oleh keadaan yang penuh pertimbangan, sehingga belum juga menemukan titik temu permasalahan menuju jalan keluar permasalahan yang diharapkan.

Sedangkan, keadaan tersebut sudah melewati batas waktu yang sudah ditentukan dan diharuskan untuk menyerahkan laporan penulisan, namun, masih dalam keadaan proses penulisan. Sehingga, menimbulkan konflik (pertentangan), antara hasrat untuk menyelesaikannya secara sempurna (perilaku super ego) dengan keingingan untuk cepat menyerahkan laporan penulisan tanpa mempedulikan kualitas hasil pekerjaan (perilaku ego), atau tidak ingin mengerjakannya sama sekali, bahkan, hanya berimajinasi semata (perilaku id) dalam waktu yang bersamaan. Dengan kata lain, bahwa, keadaan tersebut merupakan konflik intrapsikis, yaitu, pertentangan antara kebutuhan “dalam diri”,

dengan kebutuhan yang bersifat “kematerian” di luar diri yang berlangsung dalam

commit to user

Alam pikiran tersebut menurut persepsi imajinasi penulis, seperti suatu medan pertempuran para monster tanpa batasan ruang dan waktu. Sementara pengertian persepsi adalah proses memberikan makna pada stimulus inderawi yang bersifat individual, dan dapat berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lainnya. Berdasarkan persepsi penulis tentang monster di atas dirasa cukup tepat, mengingat pergulatan antara hasrat dan keinginan penulis

yang begitu kontras dalam upaya pembebasan “diri pribadi” dan “kematerian”

tersebut, sebagaimana, sifat monster yang liar, misterius, dan tidak mudah diatur. Karakter sifat monster yang dimaksud di atas seperti halnya konsep Freud mengenai karakter perilaku id, ego dan super ego dalam diri manusia pada saat ego melakukan pertimbangan untuk menentukan tingkah laku manusia tersebut. Lebih khusus lagi, bahwa, setiap tindakan individu dalam keadaan seperti di atas selalu disertai dengan konflik antara ketiga instansi tersebut. Dengan kata lain, yang paling dominanlah yang akan terwujud dalam tindakan yang akan direalisasikan ego ke dunia nyata. Sehingga pembebasan tekanan yang dimaksud di atas jika ditinjau dari pemikiran Freud tentang mekanisme pertahanan ego, bahwa seni merupakan sublimasi dari kondisi psikis penulis, yang memuat

konflik intrapsikis dan kecemasan yang ter‟represi oleh ego. Sublimasi adalah

suatu bentuk mekanisme pertahanan ego untuk mengurangi ketegangan yang

disebabkan oleh konflik intrapsikis maupun kecemasan yang tidak dapat ditahan lagi dari wilayah id dalam bentuk tindakan yang dapat diterima baik oleh masyarakat. Untuk itu ego berusaha mengurangi ketegangan psikis tersebut ke objek di luar dirinya.

commit to user

Sedangkan, salah satu tindakan mekanisme pertahanan ego seperti yang dimaksud di atas, dalam hal ini adalah seni. Seni adalah segala kegiatan manusia yang secara khusus mencurahkan suatu gagasan, perasaan, maupun kondisi mental dengan pengalaman batin seniman terhadap alam melalui medium yang dikehendakinya. Sehingga, terciptalah yang disebut sebagai karya seni. Untuk itulah seni sebagai jalan untuk membebaskan konflik yang menghasilkan ketegangan dalam diri tersebut, melalui hasrat dan dorongan untuk bermain-main (dalam prinsip kenikmatan).

Lebih lanjut lagi, menurut Arthur Schopenhaeur dalam pemikirannya tentang seni sebagai pembebasan hasrat bahwa dunia merupakan pergulatan hasrat-hasrat manusia dalam merealisasikan gagasannya. Schopenhaeur melihat karya seni sebagai pembebasan manusia dari “diri pribadi” dan “kematerian”, melalui pengertian hasrat dan keinginan. Dalam berinteraksi dengan karya itulah, antara hasrat dan keinginan akan terhanyut dalam permainan imajinasi dalam alam pikirannya. Untuk itu, kedalaman intuitif penulis berperan penting dalam mewujudkan kondisi ketiga sistem yang dirasa berada dalam diri penulis pada karya seni lukis. Sehingga ekspresi bentuk monster yang dihadirkan mempuyai kesan sesuai dengan karakter id, ego dan super ego dalam kondisi yang dialami penulis saat proses berkarya. Dengan begitu diharapkan bahwa karakteristik individual bentuk monster yang dihadirkan dalam karya lukis ini dapat membebaskan pencipta dari tuntutan maupun dorongan dari dalam diri pribadi penulis saat ini.

commit to user

Tema kehidupan alam monster dirasa mampu memberikan ruang gerak bagi penulis untuk menciptakan bentuk estetik dalam karya seni lukis yang ditampilkan. Monster adalah suatu jenis makhluk yang tidak lazim, misterius, dan terkesan aneh bila dibandingkan dengan makhluk normal pada umumnya di alam

yaitu baik dari segi fisik maupun non-fisik. Berbagai mitologi menggambarkan

monster sebagai makhluk yang mempunyai kemampuan yang sangat kuat dan mengerikan. Pengertian monster tersebut kemudian dibedakan menjadi dua yaitu

pengertian monster secara fisikdansecara non-fisik.

Pengertian monster dari segi fisik adalah sejenis makhluk yang bentuk atau rupanya sangat menyimpang dari yang biasa pada umumnya, atau bisa juga mengarah pada makhluk yang berukuran sangat besar (raksasa). Sedangkan

secara non-fisik, monster adalah suatu persepsi tentang perilaku makhluk hidup

yang tidak wajar (menyimpang), atau mempunyai kemampuan yang lebih dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya di alam. Sehingga disimpulkan bahwa, pengertian monster dalam hal ini adalah monster menurut persepsi

imajinasi penulis, yaitu, suatu karakter (fisik maupun non-fisik) yang terbentuk

sebagai penggambaran wujud suatu figur atau objek, oleh adanya hubungan batin antara persepsi luar dengan persepsi dalam yang dialami sang penulis terhadap objek alam.

Mengingat hal tersebut maka penulis mengangkat “Kehidupan Alam

Monster” sebagai tema untuk memberikan batasan ruang gerak para monster yang

akan dihadirkan dalam wujud bentuknya masing-masing. Alam monster menurut persepsi imajinasi penulis adalah suatu tempat yang di dalamnya hanya terdiri dari figur-figur dan objek monster, termasuk peristiwa di dalamnya yang

commit to user

berhubungan dengan figur dan objek monster semata. Dengan kata lain atau lebih khususnya lagi bahwa kehidupan alam monster adalah suatu tempat yang mencakup keadaan dimana para figur dan objek monster tersebut hidup dan berkembang untuk melakukan aktifitasnya masing-masing.

Dokumen terkait