BAB III IMPLEMENTASI
B. Implementasi Visual
1. Konsep dan Perwujudan Karya
Sehubungan dengan konsep perwujudan bentuk subject matter yang
dihadirkan dalam karya lukis ini yaitu figur atau objek penghuni alam monster, yang terdiri dari tiga jenis monster dengan karakter bentuk yang berbeda.
Pertama, monster id yang diadopsi dari karakter perilaku id dalam struktur mekanisme pertahanan ego. Karakter id tersebut begitu kompleks, yaitu ganas, liar, buta, penuh dengan vitalitas energi untuk bergerak, dan menyimpan misteri yang sulit ditebak. Hal tersebut mengingat bahwa id sendiri merupakan penguasa alam bawah sadar yang merupakan suatu wilayah dimana berbagai tekanan, hasrat, keinginan, yang tertunda, bahkan tidak mungkin direalisasikan, harus ditampung di dalamnya. Sedangkan untuk menjaga wilayahnya, id harus terus bergerak untuk membuang luapan yang tak mampu ditampung dalam wilayah alam bawah sadar tersebut, supaya tidak menimbulkan kerusakan yang terlalu parah. Maka dari itu, id merupakan monster yang mempunyai kesan sangat kuat, lentur, mengerikan, bahkan suka
commit to user
perwujudan bentuk yang ditampilkan tidak sama dengan bentuk representasi lagi yaitu sudah melalui penggubahan bentuk dengan teknik abstraksi. Bentuk yang diolah tersebut adalah bentuk berbagai organ tubuh makhluk hidup yang bergabung menjadi satu kesatuan bentuk.
Kedua, monster ego yang diadopsi dari karakter perilaku ego dalam struktur mekanisme pertahanan ego. Karakter ego tersebut yaitu sebagai operator yang merealisasikan dorongan id maupun tuntutan atas super ego ke dunia luar (realitas) atau dunia nyata. Sehingga monster ego dalam hal ini merupakan monster yang memiliki kesan lebih tenang, tidak agresif bahkan terkesan lambat. Seperti halnya konsep bentuk id, bahwa bentuk ego yang dihadirkan merupakan abstraksi dari bentuk makhluk hidup di alam, yaitu, abstraksi bentuk figur kepala manusia yang digabung dengan bentuk siput darat.
Ketiga, monster super ego yaitu diadopsi dari karakter perilaku super ego dalam struktur mekanisme pertahanan ego. Karakter tersebut yaitu selalu menuntut ego untuk tidak selalu menuruti dorongan id. Hal tersebut dilakukan super ego bila dorongan id sudah di luar batas pelanggaran yang terprogam
dalam super ego yang diciptakan oleh ego. Untuk itu, monster super ego
dalam hal ini diwujudkan dengan figur robot. Figur robot yang dimaksud dalam hal ini adalah figur robot humanoid yaitu robot yang berbentuk sebagaimana tubuh manusia.
Perwujudan seni sebagai satu kesatuan karya mampu menjadi ekspresi yang bermatra individual, sosial, maupun budaya dengan muatan substansi ekspresi yang merujuk pada berbagai tema, interpretasi, atau pengalaman
commit to user
hidup penciptanya. Pertama, karya seni berisikan pesan dalam idiom
komunikasi; kedua, merangsang perasaan misteri: sebuah perasaan yang lebih
dalam dan kompleks dibanding apa yang tampak dari luar karya tersebut. Konsep perwujudan dalam Tugas Akhir ini terimplementasi dalam sub-bab totalitas karya atau bentuk.
b. Bentuk atau Perwujudan Karya
Bentuk adalah totalitas penggambaran yang dapat ditangkap oleh persepsi panca indera. Penulis dalam hal ini berusaha untuk menciptakan monster dengan bentuk yang beragam namun masih dalam karakter bentuk yang sama dengan karya penulis sebelumnya. Proses mewujudkan bentuk tersebut mengandalkan energi spontanitas yang mempengaruhi perasaan penulis saat proses berkarya berlangsung guna menghadirkan penekanan emosional yang melandasi bentuk karya. Bentuk yang divisualisasikan dalam karya ini sudah tidak lagi berwujud representative dari objek yang sebenarnya. Objek dan figur tersebut merupakan bentuk-bentuk yang abstraksi dari
bagian tubuh manusia dan binatang. Abstraksi adalah suatu proses pemisahan
aspek tertentu dari objek secara keseluruhan, dan hanya memusatkan perhatian pada satu aspek saja di antara beberapa aspek yang ada. Kemudian, bentuk objek atau figur tersebut ditransformasikan lagi menjadi bentuk yang baru. Transformasi bentuk tersebut mengarah pada penggambaran wujud untuk mencapai karakter ganda dari suatu objek atau figur menjadi bentuk objek atau figur yang lain sesuai dengan konsep bentuk yang diinginkan. Untuk menjelaskan bentuk karya dengan tema figur monster yang dimaksud
commit to user
sehingga penulis merumuskannya melalui unsur-unsur bentuk dalam prinsip desain dalam penciptaan sebagai berikut:
1) Garis
Pengertian garis dalam hal ini adalah kesan jejak tinta dalam
goresan yang disebabkan oleh permainan mata bollpoint-pen di atas
kertas. Sehingga dengan goresan tersebut penulis mampu mengeksploitir
semaksimal mungkin sifat-sifat garis melalui tinta ballpoint-pen, sebagai,
pencurahan seluruh perasaan penulis yang dicurahkan melalui bentuk yang penuh dengan goresan-goresan pena. Dalam proses ini, sesuai dengan kemampuan spontanitas yang dimiliki penulis. Sehingga, emosi yang terpendam, akan tercurah (terbebas) melalui jejak-jejak tinta yang tergoreskan dalam pengertian garis tersebut. Sifat garis yang divisualkan dalam karya ini meliputi, garis lengkung, lurus, bergelombang, panjang, pendek, tebal dan juga tipis dengan penekanan pena yang kuat, sehingga, memunculkan karakter tegas, kasar dan kesan yang mencolok. Ada juga goresan dengan penekanan yang lemah, sehingga memunculkan kesan halus dan samar. Penulis memanfaatkan kombinasi antara sifat-sifat garis tersebut sebagai pembentuk objek maupun figur yang dihadirkan.
2) Bidang (Shape)
Bidang (Shape) adalah suatu bentuk yang sekilingnya dibatasi oleh
garis. Sedangkan bidang yang ditampilkan dalam hal ini adalah bidang geometris dan bidang organis. Bidang geometris lebih mengarah pada bentuk-bentuk geometrik seperti segiempat, segitiga, dan segi-segi lainnya
commit to user
dan lingkaran, maupun bulatan. Sedangkan, bidang organis lebih mengarah pada bentuk-bentuk bebas yang tidak terbatas.
Dalam visualisasi karya yang dihadirkan, penulis memanfaatkan
kombinasi antara shape geomertis dan shape organis tersebut, menjadi
bentuk masing-masing bagian organ tubuh figur dan objek yang
dihadirkan. Sedangkan kombinasi antara kedua jenis shape yang
didominasi dengan shape geomatris, menjadi bentuk seperti lempengan-
lempengan besi, silinder, bulatan. Susunan tersebut kemudian berwujud menjadi satu kesatuan bentuk yaitu robot yang berbentuk seperti tubuh
manusia. Kemudian kombinasi yang didominasi dengan shape organis,
menjadi berbagai bentuk transformasi dari wujud bentuk figur kepala manusia menjadi wujud bentuk siput darat, dan bentuk lainnya.
3) Tekstur
Tekstur merupakan nilai raba suatu permukaan. Berdasarkan pemahaman tentang penggolongan jenis tekstur, yaitu tekstur aktual dan tekstur semu, maka penulis mencoba memanfaatkan kedua jenis tekstur tersebut. Tektur semu yang dihadirkan yaitu oleh adanya permainan sifat garis yang dirasa kompleks sehingga mempunyai kesan raba meskipun nilai rabannya tidak seperti yang terlihat ketika diraba. Sedangkan, tekstur
aktual dalam hal ini penulis memanfatkan sifat bahan material kertas ivory
yang telah diolah sedemikian rupa (lihat pada uraian medium) sehingga membantu penulis untuk menciptakan efek berserabut. Dengan adanya sifat tersebut berpadu dengan teknik goresan individual penulis maka akan menghasilkan kesan bentuk tersendiri.
commit to user 4) Ruang
Ruang dalam hal ini adalah daerah yang memiliki kesan tiga dimensi dimana suatu unsur seni dapat ditempatkan atau dihadirkan. Ruang dalam seni rupa dibagi menjadi dua macam, yaitu, ruang nyata dan ruang semu. Ruang nyata adalah bentuk dan ruang yang benar-benar dapat dibuktikan oleh panca indera. Sedangkan ruang semu adalah kesan indera penglihatan terhadap permainan bentuk dan ruang seperti apa adanya. Penulis memanfaatkan kesan ruang semu untuk mendukung konsep perwujudan yang akan dihadirkan dalam karya ini. Kesan ruang semu
tersebut yaitu oleh adanya persepsi visual antara putih kertas karton ivory
terhadap kesan gelap terang bentuk, penataan susunan figur dan objek monster (adanya balance), serta permainan sifat garis yang membentuk
persepektif yang dihasilkan dari goresan ballpoint-pen.