• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

Untuk mengkaji masalah faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan ibu menyusui dalam penggunaan susu formula untuk bayi, peneliti mengunakan

teori tindakan sosial yang dikemukakan oleh Max Weber dan teori masyarakat konsumer yang dikemukakan oleh Jean Baudrillard. Teori Weber menyebutkan bahwa individu melakukan suatu tindakan berdasarkan pengalaman, persepsi, pemahaman dan penafsiran atas suatu objek stimulus atau situasi tertentu. Bahwa manusia jauh sebelum bertindak, mengalami proses pemaknaan yang kemudian melahirkan dorongan atau motivasi atau disebut pula sebagai alasan seseorang untuk melakukan tindakan tertentu. Tindakan sosial dapat dibedakan dari sudut waktu sehingga ada tindakan yang diarahkan kepada waktu sekarang, waktu lalu atau waktu yang akan datang. Sasaran tindakan sosial adalah aktor yang berupa seorang individu atau sekumpulan orang. Sedangkan teori Jean Baudrillard menyatakan bahwa masyarakat yang dibentuk dan dihidupi oleh konsumsi, yang menjadikan konsumsi sebagai pusat aktivitas kehidupan, dengan hasrat selalu dan selalu mengkonsumsi. Dengan demikian konsumen akan berusaha untuk memenuhi keinginannya karena menganggap keinginan tersebut sebagai kebutuhan. Nilai-tanda dan nilai-simbol, yang berupa status, prestise, ekspresi gaya dan gaya hidup, kemewahan dan kehormatan adalah motif utama aktivitas konsumsi masyarakat konsumer. Nilai-tanda dan nilai-simbol, yang berupa status, prestise, ekspresi gaya dan gaya hidup, kemewahan dan kehormatan adalah motif utama aktivitas konsumsi masyarakat konsumer.

Teori yang dipakai oleh penulis diatas relevan dengan penelitian yang telah dilakukan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan ibu menyusui dalam penggunaan susu formula untuk bayi, karena dalam hal ini,

faktor-faktor yang mempengaruhi ibu menyusui untuk menggunakan susu formula bayi (meliputi faktor internal dan eksternal) merupakan suatu pendorong ibu menyusui melakukan suatu tindakan sosial yaitu memberikan susu formula untuk bayinya dan tindakan ibu menyusui untuk menggunakan susu formula dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat modern (banyaknya ibu yang bekerja di luar rumah) dan banyaknya ibu menyusui di lingkungan sekitar yang menggunakan susu formula untuk menunjukkan bahwa dia mampu membeli sehingga situasi dan kebiasaan tersebut diikuti oleh banyak ibu lainnya.

2. Implikasi Metodologis

Penelitian yang berjudul Persepsi Ibu Menyusui terhadap Penggunaan Susu Formula untuk Bayi ini merupakan studi deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang menekankan pada suatu analisa dan sekaligus penggambaran tentang suatu kondisi realitas yang ada, dan menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati. Pada penelitian jenis ini, penulis berusaha mengembangkan konsep dan menghimpun fakta dengan cermat tanpa melakukan hipotesa, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari keutuhan. Adapun fokus dari penelitian ini adalah untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan ibu menyusui dalam penggunaan susu formula untuk bayi di daerah Losari, Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta.

Dalam metode penelitian kualitatif, peneliti sendiri adalah instrumen pengumpul data di lapangan dengan cara observasi langsung ke lapangan. Peneliti mengandalkan teknik wawancara mendalam (in-depth interview) untuk mengumpulkan data. Wawancara yang mendalam harus dilakukan peneliti agar dapat benar-benar mengerti bagaimana kondisi para subjek dalam penelitian ini. Tipe observasi yang peneliti lakukan adalah observasi berperan pasif, peneliti berperan sebagai pengamat saja. Selain itu peneliti juga memanfaatkan dokumen atau bahan tertulis secara kepustakaan, dan data dari Puskesmas atau Posyandu sebagai sumber data. Penelitian dengan cara ini dirasa relevan dengan penelitian yang dilakukan karena untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan ibu menyusui dalam penggunaan susu formula untuk bayi harus dilakukan dengan observasi dan wawancara secara mendalam agar penulis dapat benar-benar mengetahui bagaimana kondisi subjek yang diteliti.

Strategi pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan strategi pengambilan sampel berdasarkan tujuan atau purposive sampling. Purposive sampling atau sampel bertujuan, yaitu sampel yang ditarik dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan dan maksud penelitian. Starategi ini dirasakan penulis cukup tepat untuk memperoleh data tentang tindakan ibu menyusui dalam penggunaan susu formula untuk bayi karena sampel yang diambil oleh penulis sudah mewakili karakteristik responden yang dibutuhkan sesuai tujuan penelitian.

Agar diperoleh data dengan validitas yang tinggi, maka peneliti melakukan pengecekan dengan menggunakan trianggulasi, yaitu dengan pengecekan yang memperbandingkan derajat kepercayaan informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Triangulasi yang telah dilakukan peneliti adalah dengan mengecek informasi yang diperoleh dari hasil wawancara para ibu menyusui dengan kader dari Posyandu di wilayah tempat tinggal mereka dan dengan melakukan pengecekan ulang di Rumah Sakit tempat responden dirawat selama melahirkan. Peneliti juga berkunjung dan melakukan krosscek data ke Puskesmas Sangkrah dimana banyak terdapat ibu menyusui di daerah Losari yang memeriksakan diri disana. Dari hasil penelitian, informasi yang diberikan oleh kader Posyandu dan staff kesehatan juga relevan dengan informasi yang diberikan oleh ibu menyusui selaku para responden atau subyek penelitian.

3. Implikasi Empiris/ Praktis

Penelitian yang telah dilakukan di lapangan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan ibu menyusui dalam penggunaan susu formula untuk bayi ini secara empiris masih menemukan sedikit kendala, terutama saat penulis melakukan pendekatan terhadap ibu menyusui yang di wawancarai. Ibu menyusui yang dijadikan responden cenderung tertutup dan terbatas dalam memberikan jawaban sehingga diperlukan pendekatan khusus agar ibu menyusui dapat merasa nyaman, namun pada akhirnya semua

informasi dapat diperoleh dengan pendekatan khusus yang dilakukan oleh penulis terhadap responden.

Secara umum, masyarakat di daerah Losari, Kelurahan Semanggi, Kota Surakarta memberikan respon yang positif terhadap penulis karena sebelum melakukan penelitian, penulis telah melakukan pendekatan terhadap Kader Posyandu di wilayah ini sehingga masyarakat yang ada di lokasi penelitian tidak merasa terganggu dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis.

C. Saran

1. Untuk Ibu Menyusui

Bagi ibu menyusui diharapkan agar diharapkan dapat memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berumur 6 bulan dan meningkatkan pengetahuan mengenai ASI eksklusif dengan mencari informasi pada berbagai bentuk sumber informasi dan media massa sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan sehingga tercipta lingkungan, kebiasaan dan pengalaman yang mendukung untuk proses pemberian ASI eksklusif.

2. Untuk Tenaga Kesehatan

Bagi tenaga kesehatan, baik yang berada di Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Puskesmas maupun tempat kesehatan yang lain diharapkan agar dapat meningkatkan pendidikan kesehatan tentang ASI eksklusif dengan memperhatikan faktor internal dan lingkungan pada masyarakat khususnya kepada ibu-ibu menyusui di daerah Losari, Kelurahan Semanggi, Kecamatan

Pasar Kliwon, Kota Surakarta dan diperlukan peningkatan penyuluhan kesehatan secara umum khususnya tentang ASI dan menyusui kepada masyarakat, khususnya kepada ibu hamil tentang gizi dan perawatan payudara selama masa kehamilan dan menyusui, sehingga dapat meningkatkan angka ASI eksklusif di masyarakat.

3. Untuk Kader Posyandu

Bagi Kader Posyandu, khususnya yang berada di daerah Losari, Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta diharapkan agar kader-kader yang ada lebih aktif mengajak para ibu menyusui untuk datang ke Posyandu secara rutin sehingga dapat memberikan penyuluhan tentang ASI Eksklusif sehingga pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif meningkat.

4. Untuk Pemerintah Kota Surakarta

Bagi pemerintah Kota Surakarta, khususnya dinas kesehatan, diharapkan agar pihak pemerintah setempat dapat menumbuhkan kesadaran ibu-ibu yang memiliki bayi untuk mau memberi ASI Eksklusif, bukan sekedar menumbuhkan sikap setuju saja terhadap pemberian ASI Eksklusif dan diharapkan agar pihak pemerintah (kecamatan/kabupaten) memberikan penyuluhan kepada keluarga yang memiliki bayi tentang manfaat dan tujuan ASI Eksklusif bagi bayi dan ibu, serta lebih tegas lagi dalam mengatur pemasaran/promosi produk susu formula untuk bayi berusia dibawah 6 bulan.

Dokumen terkait