• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari penelitian yang dilakukan diketahui bahwa terdapat kontribusi yang positif dari visi bersama, pengelolaan percakapan, dan penyebaran pengetahuan internal terhadap pengetahuan organisasi koperasi susu. Namun demikian dari tiga variabel yang ada, hanya dua yang berpengaruh nyata terhadap pengetahuan organisasi di enam koperasi susu yaitu pengelolaan percakapan dan penyebaran

pengetahuan internal. Berkaitan dengan hal tersebut, maka perlu penyesuaian-penyesuaian yang dapat dilakukan oleh koperasi dalam meningkatkan peran faktor pendukung dalam proses penciptaan pengetahuan, antara lain sebagai berikut :

1. Manajer koperasi harus memperhatikan tentang Visi Bersama koperasi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa Visi Bersama tidak berpengaruh nyata terhadap pengetahuan organisasi koperasi susu. Namun demikian ketika variabel ini ditingkatkan, maka akan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pengetahuan organisasi koperasi susu. Berdasarkan teori Krogh et al (2000) yang dikutip Irsan (2005), Visi Bersama merupakan visi pengetahuan yang memuat apa yang diinginkan di masa depan dan kebutuhan saat ini. Ketika visi pengetahuan dapat menjelaskan relevansi dari kreasi pengetahuan bagi organisasi dan mampu menciptakan kepedulian terhadap kreasi pengetahuan pada semua level dan dapat mengidentifikasi sharing pengetahuan maka hal tersebut akan menjadi nilai tambah bagi koperasi, dengan demikian Visi Bersama ini dapat menciptakan rasa percaya, peduli, dan kooperatif sehingga tidak ada rasa curiga, tidak acuh, dan persaingan internal sehingga pada akhirnya Visi Bersama dapat menjawab tantangan di masa depan, dan hal ini perlu terus ditanamkan kepada karyawan dengan memberikan pemahaman kepada karyawan bahwa tujuan koperasi adalah tujuan bersama dari seluruh karyawan koperasi sehingga visi bersama dalam koperasi tersebut harus dapat dikomunikasikan melalui pengelolaan percakapan yang dilakukan antar orang-orang yang berada dalam koperasi tersebut.

2. Manajer perlu pula meningkatkan Pengelolaan Percakapan (manage conversation) untuk meningkatkan pengetahuan organisasi koperasi susu. Hal ini dikarenakan ketika Pengelolaan Percakapan meningkat, maka pengetahuan organisasi koperasi juga akan meningkat. Berdasarkan teori Krogh et al (2000) yang dikutip Irsan (2005), Pengelolaan Percakapan membangun suasana dialogis agar terdapat konfirmasi dan kreasi pengetahuan. Dialog personal adalah satu dari banyak mekanisme efektif untuk informasi dan pertukaran pengetahuan. Pengelolaan Percakapan ini harus ditingkatkan untuk menciptakan suatu lingkungan di mana setiap

individu dapat berpartisipasi dalam percakapan yang dilakukannya dan membuat kontribusi yang berharga sehingga perlu adanya peraturan-peraturan eksplisit untuk etika percakapan, intervensi percakapan, dan percakapan langsung serta memperkenalkan bahasa yang inovatif untuk menjelaskan konsep-konsep dan ide-ide. Dengan demikian, diharapkan dari percakapan-percakapan yang terjadi di koperasi akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kemajuan koperasi.

3. Manajer harus lebih mendorong lagi serta meningkatkan Penyebaran Pengetahuan Internal koperasi kepada para karyawan. Hal ini dikarenakan ketika Penyebaran Pengetahuan Internal meningkat, maka pengetahuan organisasi koperasi juga akan meningkat. Manajer dapat melakukannya antara lain melalui pengadaan buletin dan majalah koperasi secara rutin, juga perlunya berbagai informasi terkini tentang koperasi yang bisa disalurkan kepada para karyawan.

4. Dalam meningkatkan pemahaman terhadap Visi Bersama, meningkatkan Pengelolaan Percakapan, dan Penyebaran Pengetahuan Internal, manajer koperasi dapat memanfaatkan ruang fisik seperti penempelan visi dan misi koperasi di dinding koperasi serta peraturan-peraturan yang dapat menunjang kemajuan koperasi. Selain ruang fisik, manajer juga dapat memanfaatkan ruang bersama/ikatan emosional antara pengurus, karyawan, dan anggota karena anggota koperasi berperan ganda yaitu selain sebagai konsumen juga merupakan pemilik (owner) sehingga anggota mempunyai tanggung jawab juga untuk memajukan koperasi. Selain itu intensitas bertemu antar anggota dan pengurus koperasi juga cukup tinggi sehingga di sela-sela pertemuan tersebut bisa dilakukan berbagai penyuluhan tentang peternakan, susu segar, kesehatan sapi, dll. Dengan mempertajam ikatan emosional, juga memudahkan pimpinan koperasi dalam memberikan sikap keteladanan kepada para anggota koperasi, selain itu dengan cara ini, akan lebih sedikit biaya yang harus dikeluarkan dibandingkan dengan menggunakan ruang maya, pelatihan atau yang lainnya.

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Pendukung Proses Penciptaan Pengetahuan Organisasi di Koperasi Susu, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Visi Bersama, Pengelolaan Percakapan, dan Penyebaran Pengetahuan Internal merupakan faktor-faktor pendukung dalam proses penciptaan pengetahuan organisasi di enam koperasi yang diteliti, hal ini ditunjukkan dari koefisien regresinya yang positif, dimana yang paling besar adalah pengelolaan percakapan, kemudian penyebaran pengetahuan internal, dan selanjutnya visi bersama.

2. Secara simultan variabel-variabel visi bersama, pengelolaan percakapan, dan penyebaran pengetahuan internal memperlihatkan pengaruh yang signifikan terhadap proses penciptaan pengetahuan organisasi di enam koperasi susu yang diteliti. Secara parsial variabel pengelolaan percakapan dan penyebaran pengetahuan internal menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap proses penciptaan pengetahuan organisasi di enam koperasi koperasi susu yang diteliti sedangkan variabel visi bersama tidak berpengaruh secara signifikan, hal ini mungkin disebabkan oleh terbatasnya jumlah responden.

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan koperasi susu demi tercapainya kondisi yang lebih baik antara lain :

1. Peningkatan pemahaman visi koperasi kepada para karyawan, misal dengan sosialisasi visi koperasi. Dibutuhkan juga sikap keteladanan dari pimpinan koperasi sehingga karyawan merasa terlibat, berkomitmen, dan bertanggung jawab dalam pencapaian tujuan koperasi. Manajer dapat melakukannya dengan cara baru seperti

memanfaatkan ruang bersama untuk meningkatkan ikatan emosional antara pengurus, karyawan, dan anggota.

2. Manajer harus berperan dalam mengelola percakapan di koperasi, seperti mendorong karyawan untuk aktif berbicara dalam rapat koperasi, selalu mengarahkan kepada munculnya ide baru, pelayanan baru, produk baru dan cara kerja baru serta mengevaluasi dan mengkaji kembali hasil-hasil pertemuan koperasi untuk dapat dijadikan ide baru/bahasan untuk pertemuan berikutnya.

3. Pembagian buletin/majalah/berbagai informasi terkini dan terbaru tentang kemajuan dan pengetahuan koperasi secara rutin.

Dokumen terkait