• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implikasi Pada Kebijakan Nasional

IV. MEMBAYAR DLP di ERA JKN

7. Implikasi Pada Kebijakan Nasional

Penerapan JKN yang menempatkan BPJS sebagai pembayar tunggal (single payer) dengan mekanisme asuransi kesehatan sosial akan mendorong perubahan berantai (domino effect) pada berbagai bidang dan sektor. Sektor pendidikan harus berubah agar dapat menyediakan tenaga kerja yang jenis, kualitas dan kuantitasnya sesuai kebutuhan JKN. Sektor pemberi pelayanan akan terdorong melakukan integrasi vertikal dan horizontal untuk mengamankan pasarnya dan untuk menjamin kesinambungan pelayanan bagi peserta JKN, industri farmasi terdorong memproduksi obat-obatan berkualitas dan harganya terjangkau (murah), lembaga dan institusi baru akan terbentuk untuk mengawal hak masyarakat, menjamin kualitas layanan dan mengawasi penyelenggaraan JKN yang baik (good governance), dan perubahan lainnya.

Dalam melaksanaka berbagai perubahan menuju sistem pelayanan kesehatan nasional yang lebih baik tersebut, sekaligus harus ditata pula status dan karir profesi dokter. Dalam konteks ini adanya metode membayar dokter yang transparan dan menjadi acuan semua pemangku kepentingan sangat diperlukan, mengingat status dan karir dokter selama ini nyaris terabaikan. Penerapan metode Sandwich skala nasional harus ditempatkan sebagai salah satu kebijakan untuk menata ulang sistem pelayanan kesehatan nasional. Penerapan metode ini antara lain membutuhkan regulasi dan kebijakan lintas sektor berikut ini:

 Menetapkan porsi dana untuk pelayanan primer minimal 40-50% dari total dana BPJS. Penetapan ini menunjukkan komitmen negara untuk menjamin sistem pelayanan kesehatan yang menopang JKN berorientasi pelayanan primer, mengutamakan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan seluruh penduduk Indonesia, dan menyelesaikan 80-90% masalah kesehatan yang ada di masyarakat.

 Menetapkan Indeks Geografi Praktik Dokter sebagai acuan pemangku kepentingan dalam menyusunan kebijakan tentang penyebaran dokter, pemberian kompensasi dokter, dan penghitungan biaya pelayanan kesehatan.

 Menetapkan profesi dokter sebagai profesi strategis yang karir dan kesejahteraannya dijamin negara, baik sebagai abdi negara (PNS) maupun bukan abdi negara. Hal ini bukan berarti seluruh dokter Indonesia harus menjadi PNS.

 Menetapkan DLP sebagai pemilik usaha pelayanan kesehatan primer atau pemilik entitas praktiknya, mengingat dokter adalah self-employed profession dan dalam era JKN nanti praktik DLP akan menjadi karir dan tumpuan hidup mayoritas dokter Indonesia selama ia berprofesi dokter + 30-40 tahun. Kebijakan ini sekaligus diarahkan untuk menata ulang bentuk entitas praktik DLP yang ada saat ini agar menjadi entitas praktik DLP yang dapat

METODE MEMBAYAR DOKTER LAYANAN PRIMER DALAM ERA JKN, OKTOBER 2013 Page 56 menyajikan pelayanan komprehensif, bermutu, aman, dan biayanya terjangkau, serta mudah diakses masyarakat pada saat ia membutuhkan, dan penyebarannya merata di seluruh wilayah NKRI.

 Menetapkan organisasi profesi dokter sebagai pihak yang berwenang mewakili entitas praktik DLP dalam bernegosiasi dengan pihak BPJS, mengingat DLP sebagai pemilik praktiknya dan pelayanan DLP kepada peserta JKN pada hakekatnya merupakan pengejawantahan pengetahuan, keterampilan dan waktu kerja DLP.

Catatan: Metode Membayar Dokter Spesialis di Era JKN

Metode Sandwich yang dirancang untuk membayar dokter layanan primer ini, dapat pula diterapkan untuk membayar dokter spesialis. Penyesuaian yang harus dilakukan adalah pada komponen 2, yaitu komponen untuk membayar kompensasi untuk tanggung jawab, beban kerja dan kinerja dokter. Dengan mempertimbangkan cara kerja dan pola pelayanan dokter spesialis, metode yang tepat untuk membayar komponen 2 ini adalah metode FFS namun pembayarannya bukan berdasarkan tarif jasa medik, tapi berbasis relative value unit (RVU) yang diadopsi dari konsep Resource Based Relative Value Scale (RBRVS).

Jadi metode Sandwich untuk membayar dokter spesialis terdiri dari 3 komponen:

 komponen 1 (sebagai kompensasi kebutuhan dasar profesi dokter), berbasis salary,  komponen 2 (sebagai kompensasi tanggung jawab, beban kerja dan kinerja dokter),

berbasis relative value unit, dan

 komponen 3 (sebagai insentif kontribusi dokter mensukseskan program nasional), berbasis fee for service reimbursement.

METODE MEMBAYAR DOKTER LAYANAN PRIMER DALAM ERA JKN, OKTOBER 2013 Page 57

KEPUSTAKAAN

Adams, Owen. Physician Remuneration in Canada: Trends and Prospects. Edmonton : Canadian Medical Association, 2010.

Boland, Peter. A Practical Guide to Managing At Risk Arrangements. Berkeley : Boland Health care, 1996.

Cotton, Horace. Medical Group Practice. New Jersey : Medical Economics, 1965.

Chawla, Mukesh at al. Paying the Physician : Review of Different Methods. Boston : Department of Population and International Health Harvard School of Public Health, 1997. Drossos, Alex. Health Economics Analysis : Fee for Service vs. Capitation. 2002.

Du Bois, Gerd C. The Business Of Medical Practice A Canadian Handbook. Ontario : Copp Clark Pitman, 1990.

Docteur, Elizabeth et al. Health-Care Systems: Lessons From The Reform Experience. Organisation for Economic Co-operation and Development. 2003

Fujisawa, Rie et al. The Remuneration Of General Practitioners And Specialists In 14 OECD Countries: What Are The Factors Influencing Variations Across Countries?. 2008

Gosden T et al. Capitation, salary, fee-for-service and mixed systems of payment: effects on the behaviour of primary care physicians (Review). Wiley, 2006.

Grignon, Michel et al. Influence of Physician Payment Methods on the Efficiency of the Health Care System. Commission on the Future of Health Care in Canada, 2002.

Gilman, Thomas A. Alternative Delivery Systems. Ohio : An Aspen Publication, 1987.

Holden, Michael et al. Remuneration Of Primary Care Physicians. Library of Parliament, 2002.

Hsiao WC, Braun P, Dunn D, et al: Resource based relative values: An overview. JAMA 1988; 260: 2347-2353.

Hsiao WC, Braun P, Becker ER, et al: The Resource-Based Relative Value Scale – Toward the development of an alternative physician payment system. JAMA 1987; 258: 799-802. Kemenkes. Peta Jalan Menuju Jaminan Kesehatan Nasional 2012-2019. Jakarta, 2012. Lee, Sidney et al.Paying the Doctor: the three-layered cake revisited. CMA Journal, 1975. Massam, Alan. Britain’s National Health Service faces crisis over pay settlements. CMA Journal, 1975.

METODE MEMBAYAR DOKTER LAYANAN PRIMER DALAM ERA JKN, OKTOBER 2013 Page 58 Orovan, William L. Reviewing Models For Physician Compensation Canada And Abroad. Pavlock, Ernest J. Financial Management For Medical Groups. Englewood : MGMA ,2000. Robinson, James C. Theory and Practice in the Design of Physician Payment Incentives. Berkeley : University of California, 2001.

Soetono, Gatot. Konsep IDI Tentang Jasa Pelayanan Dokter. Jakarta : IDI, 2008. Soetono, Gatot. Program Penyusunan Panduan Jasa Medik. Jakarta : IDI, 2006. Soetono, Gatot cs. Membangun Praktik Dokter Keluarga Mandiri. Jakarta : IDI, 2007 The World Health Report 2000. Health Systems: Improving Performance. WHO, 2000.

Wranik, Dominika W. cs. Physician Remuneration Methods for Family Physicians in Canada: Expected Outcomes and Lessons Learned. Halifax : Springer Science+Business Media, 2009. Warren, Tom. A Brief History of Physician Remuneration. 2008.

METODE MEMBAYAR DOKTER LAYANAN PRIMER DALAM ERA JKN, OKTOBER 2013 Page 59

LAMPIRAN-1: Contoh Pelayanan Praktik Dokter Layanan Primer

1.PENILAIANSTATUSKESEHATANPRIBADI(WELLNESCHECKUP)

Layanan ini merupakan suatu metode pengujian kesehatan terkini yang menggabungkan penilaian faktor risiko dan pemeriksaan medik terarah. Layanan ini meliputi pengumpulan informasi kesehatan pribadi melalui kuesioner, anamnesis, pemeriksaan fisik lengkap, pemeriksaan penunjang terarah, dan konseling wellness. WellnessCheckup merupakan metode dokter keluarga untuk memperoleh profil kesehatan pribadi yang diperlukan untuk merancang upaya promotif-preventif-kuratif-rehabilitatif yang sesuai dengan kebutuhan mitra. Bagi mitra sendiri, profil kesehatan pribadi ini dapat dijadikan cermin untuk melihat bagaimana kondisi kesehatannya dan dapat pula dijadikan materi edukasi karena berisi langkah-langkah yang harus dilakukan jika ingin memiliki kondisi kesehatan yang optimal. WellnesCheckup akan dilaksanakan segera setelah seseorang menjadi mitra praktik dokter mandiri (PDM) dan selanjutnya akan diulang setiap tahun.

2.PROGRAMPROAKTIFPENGENDALIANPENYAKIT/KONDISIKHUSUS

Layanan ini merupakan program promotif-preventif yang dilaksanakan secara proaktif dengan tujuan mengendalikan penyakit/kondisi khusus, seperti hipertensi, diabetes mellitus, hiperlipidemia, kegemukan, merokok, dll. Sebagai contoh, bila hasil WellnessCheckup menunjukkan mitra menderita hipertensi, maka dokter keluarga akan merencanakan program yang sesuai dengan kondisi mitra. Program ini harus diikuti selama satu periode, meliputi konseling tentang gaya hidup seperti apa yang cocok untuk mitra, pola makan yang sehat, aktivitas olah raga, dan lain-lain agar mitra menjadi sehat, di samping upaya medik (obat-obatan, pemeriksaan penunjang, dll). Selama mengikuti program ini dokter keluarga akan mengingatkan mitra kapan harus datang ke PDM dan kegiatan apa yang harus diikuti, memantau kemajuan yang telah dicapai mitra, dan menginformasikan hasilnya kepada mitra. Dengan pendekatan ini penyakit/kondisi tertentu dapat ditangani dengan lebih terarah, terpadu, dan biayanya dapat terkendali.

3. PENDIDIKAN KESEHATAN

Program pendidikan kesehatan ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan kesehatan mitra. Dokter keluarga dan timnya akan memberikan pendidikan kesehatan tentang pola hidup sehat, cara-cara mengatasi masalah kesehatan sehari-hari, dan kemandirian dalam memelihara kesehatan. Sasaran pendidikan kesehatan ini adalah individu, keluarga yang mempunyai masalah tertentu (misalnya narkoba), kelompok penderita penyakit (misalnya, penyakit jantung, diabetes, i, dll), dan kelompok individu yang mempunyai minat terhadap kesehatan.

PDM secara berkala akan menyelenggarakan pendidikan kesehatan dalam bentuk seminar, mini-seminar, diskusi kelompok, konseling, audio-visual, dan brosur. Informasi tentang agenda pendidikan kesehatan ini dapat diperoleh di layanan pelanggan yang ada di setiap PDM.

METODE MEMBAYAR DOKTER LAYANAN PRIMER DALAM ERA JKN, OKTOBER 2013 Page 60 4. IMUNISASI

Kegiatan ini merupakan suatu tindakan preventif untuk melindungi mitra dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. PDM menyediakan pelayanan imunisasi dasar, booster, atau imunisasi khusus untuk bayi dan anak yang sesuai dengan jadwal imunisasi anjuran IDAI dan WHO. Selain untuk bayi dan anak, juga disediakan imunisasi khusus untuk dewasa dan lansia, seperti influenza, tifoid, serta imunisasi untuk calon haji.

5. PEMELIHARAANKESEHATANBAYIDANANAKBALITA

Dokter keluarga peduli dengan golden period pada bayi dan anak balita dan meyakininya sebagai masa tumbuh kembang yang terpenting. Oleh sebab itu dokter keluarga dan timnya akan melaksanakan pemeriksaan rutin pada bayi dan anak balita, seperti memantau pertumbuhan, status imunisasi dan gizi, perkembangan motorik, dan memberikan nasehat tentang perawatan, nutrisi, dan psikologi agar tercapai pertumbuhan yang optimal.

6. PEMELIHARAAN KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAH

Dalam kerja sama dengan sekolah-sekolah, dokter keluarga dan timnya akan melaksanakan pemeriksaan rutin dan deteksi dini masalah kesehatan anak usia sekolah, termasuk status imunisasi dan gizi, kesehatan mata, kesehatan gigi dan mulut, dan memberikan konsultasi psikologi perkembangan anak bila diperlukan.

7. PEMELIHARAAN KESEHATAN WANITA DAN KESEHATAN REPRODUKSI

Kesehatan wanita memerlukan pemeliharaan yang khusus dan teratur. Oleh sebab itu dokter keluarga dan timnya akan melaksanakan pemeriksaan rutin, deteksi dini, dan mengelola masalah kesehatan yang khususnya ada pada wanita, seperti deteksi dini kanker mulut rahim (pemeriksaan Pap’s Smear) dan kanker payudara, menopause, dan masalah kesehatan umum seperti pengelolaan berat badan, dan perawatan kulit wajah.

Untuk menjaga kesehatan reproduksi, dokter keluarga dan timnya menyediakan pelayanan KB, termasuk konsultasi dan pemeriksaan rutin pra-nikah, tes kehamilan, pelayanan kontrasepsi, konseling Keluarga Berencana, dan pemeriksaan kemandulan sampai batas tertentu. Pelayanan kesehatan reproduksi juga dilaksanakan untuk kesehatan reproduksi laki-laki.

8. PEMELIHARAAN KESEHATAN LANSIA

DLP dan timnya akan melaksanakan pemeriksaan rutin bagi mereka yang termasuk kelompok lansia untuk deteksi dini dan mengelola masalah kesehatan yang sering ditemui di usia lanjut, seperti pembesaran prostat, penyakit degeneratif, dan lain-lainnya.

DLP dan timnya juga melakukan pendampingan keluarga dalam menunjang pemeliharaan kualitas hidup lansia. Pendampingan berupa pelayanan pembinaan keluarga.

METODE MEMBAYAR DOKTER LAYANAN PRIMER DALAM ERA JKN, OKTOBER 2013 Page 61 9. PEMERIKSANANTE-&POSTNATAL

DLP dan timnya akan melakukan pemeriksaan rutin pada mitra yang hamil agar diperoleh kehamilan yang baik dan persalinan yang aman. Jika tiba saatnya, dokter keluarga dan timnya akan menangani persalinan atau merujuk ke rumah bersalin atau rumah sakit yang tepat.

Untuk memulihkan kondisi ibu serta memelihara kesehatan bayi, pemeriksaan rutin pascasalin (postpartum) akan dilakukan. Pelayanan edukasi perawatan bayi, perawatan luka pascasalin, perawatan payudara dan cara menyusui yang sehat, dan lain lain akan diberikan secara individual maupun kelompok.

10. KONSULTASIDANPENGOBATAN

Dokter keluarga memberikan layanan konsultasi dan pengobatan yang dibutuhkan mitra. Layanan pengobatan ini meliputi konsultasi medis/anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis, pengobatan, dan tindakan medis yang sesuai dengan kewenangan dokter keluarga dan kebutuhan medis mitra.

Dokter keluarga akan merujuk mitra bila dibutuhkan layanan yang di luar kompetensi dan bukan kewenangannya, atau bila di PDM-nya tidak tersedia fasilitas yang dibutuhkan mitranya. Dalam hal ini dokter keluarga akan membuat surat rujukan ke dokter lain yang telah menjalin kemitraan dengan PDM-nya dan memantau hasilnya.

11.PERESEPANOBAT

Dokter keluarga akan meresepkan obat-obatan secara rasional yaitu meresepkan obat yang dibutuhkan secara klinis dengan dosis yang cukup untuk jangka waktu yang memadai, dan dengan cara pemberian yang tepat. Ia akan mengutamakan penggunaan obat esensial dan obat generik yang terdapat di dalam ”Formularium Obat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama” yang tersedia di PDM.

12.TINDAKANMEDIS

Bila diperlukan tindakan medis untuk menyelesaikan masalah mitra, dokter keluarga akan melakukan tindak medis yang menjadi kompetensi dan kewenangannya, antara lain tindakan bedah kecil (ekstirpasi, insisi, sirkumsisi), injeksi, resusitasi, dan persalinan normal. 13.KONSELING

Dokter keluarga akan melaksanakan pelayanan konseling, yaitu membantu mitranya dalam proses pengambilan keputusan menyangkut masalah kesehatan yang dihadapi mitra. Konseling dapat diberikan kepada perseorangan, keluarga, atau kelompok yang mempunyai masalah tertentu.

Konseling biasanya diberikan pada mitra yang perlu memodifikasi gaya hidup atau yang menderita penyakit kronis atau penyakit berat, atau yang harus dirawat di rumah sakit (misalnya harus menjalani tindak bedah yang berisiko, aborsi, HIV/AIDS, dll). Konseling keluarga diselenggarakan dalam rangka menyelesaikan masalah pasien yang memerlukan

METODE MEMBAYAR DOKTER LAYANAN PRIMER DALAM ERA JKN, OKTOBER 2013 Page 62 peran serta keluarga (misalnya masalah narkoba, perawatan lansia). Konseling kelompok diselenggarakan untuk kelompok yang berpenyakit sama (misalnya penyakit jantung, diabetes, stroke).

Konseling memerlukan waktu khusus, karena itu mitra harus membuat perjanjian lebih dahulu untuk konseling perseorangan maupun konseling keluarga. Konseling kelompok akan terjadwal di PDM.

14.PENUNJANGDIAGNOSTIK

Bila kondisi setempat membutuhkan, PDM dapat dilengkapi dengan fasilitas penunjang diagnostik seperti laboratorium untuk layanan strata pertama, elektrokardiografi, ultrasonografi, dan fasilitas penunjang lainnya. Bila fasilitas ini tidak tersedia, mitra dapat dirujuk ke PDM lain atau sarana kesehatan lain yang bermitra dengan PDM.

15. REHABILITASI MEDIK

Dokter keluarga dan timnya menyediakan perawatan rehabilitasi medik bagi penderita pasca-stroke, pascabedah, dan kondisi lainnya. Perawatan rehabilitasi medik ini sebatas kompetensi dokter keluarga dan timnya dan dapat dilakukan di PDM atau di rumah mitra. 16. KUNJUNGAN RUMAH

Dokter keluarga melakukan kunjungan rumah untuk memberikan layanan bila kondisi mitra, karena alasan medis, tidak memungkinkannya datang ke PDM. Ia juga akan berkunjung untuk melakukan penilaian kemungkinan adanya potential hazards di rumah mitra, atau melakukan pendidikan kesehatan kepada seluruh keluarga. Kunjungan dijadwalkan dan dibedakan antara kebutuhan yang mendesak dengan yang tidak mendesak.

17.PERAWATANDIRUMAH

Mitra dapat minta dirawat di rumah karena pertimbangan ekonomi dan kenyamanan, dan dokter keluarga akan menyetujui permintaan tersebut bila secara medis memungkinkan. Tim PDM akan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan agar perawatan di rumah dapat dilaksanakan dengan baik, termasuk melatih anggota keluarga dalam merawat mitra. Bila diperlukan, seorang perawat akan ditugaskan merawat mitra. Selama mitra menjalani perawatan di rumah, dokter keluarga secara periodik akan memonitor mitra. Kasus yang dapat dirawat di rumah antara lain adalah penderita yang telah melewati masa kritis di rumah sakit dan tinggal menunggu masa pemulihan dan mitra yang memerlukan perawatan paliatif.

18.KUNJUNGANKERUMAHSAKIT

Bila mitra dirawat di rumah sakit, dokter keluarga akan mengunjungi mitra. Ia akan menjelaskan riwayat penyakit mitra kepada dokter yang merawat dan memantau perawatan mitra. Upaya ini dilakukan agar mitra mendapat pelayanan medis yang sesuai dengan kebutuhan dan terhindar dari pelayanan yang tidak perlu. Bila kondisi mengizinkan DLP dapat ikut merawat dan mendampingi mitra dalam memutuskan tindakan/prosedur yang akan dijalani mitra.

METODE MEMBAYAR DOKTER LAYANAN PRIMER DALAM ERA JKN, OKTOBER 2013 Page 63

19.LAYANANMENDESAK/GAWATDARURAT

PDM disiapkan untuk memberikan layanan gawat darurat yang sewaktu-waktu terjadi di PDM, seperti mengatasi syok atau asma akut. Mitra dapat menghubungi dokter keluarganya bila sewaktu di rumah ia menghadapi masalah kesehatan yang bersifat mendesak tetapi bukan gawat darurat, seperti alergi setelah minum obat, tidak mengetahui dosis obat yang harus diminum atau bayi panas tinggi. Namun, bila mitra menemui keadaan gawat darurat, disarankan untuk mencari bantuan ke sarana kesehatan terdekat yang mempunyai fasilitas layanan kedaruratan medis, baru setelah itu menghubungi dokter keluarga. DLP akan segera mendampingi mitra bila secara medis kehadirannya dibutuhkan.

20. AMBULANS

Sesuai dengan kebutuhan dan kondisi setempat, PDM dapat dilengkapi dengan layanan ambulans untuk kemudahan dan kenyamanan transportasi mitra yang memiliki kondisi khusus.

Berbagai produk layanan tersebut di atas sebagian besar tampaknya sama dengan layanan di puskesmas dan praktik dokter umum. Namun, karena dokter keluarga memiliki rasa tanggung jawab dan pola pikir dan pola tindak (mindset) yang khas, maka pengguna PDM akan merasakan suatu bentuk layanan yang berbeda dengan yang biasa dirasakan selama ini.

Dalam tulisan ini terminologi dokter keluarga dan dokter layanan primer mengandung pengertian yang sama dan dapat dipertukarkan.

METODE MEMBAYAR DOKTER LAYANAN PRIMER DALAM ERA JKN, OKTOBER 2013 Page 64

LAMPIRAN-2: Contoh Menghitung Kapitasi Dokter Layanan Primer

NO LANGKAH KETERANGAN KALKULASI

1 Tentukan unit layanan Setiap episode of care peserta yang datang ke PDM

ditetapkan sebagai satu kunjungan 2 Tentukan kapasitas

produksi setahun

Diasumsikan PDM dengan 1 DK dibantu oleh 1 Perawat dan 1 HCA mampu memberikan pelayanan kepada 7120 kunjungan setahun (dibulatkan jadi 7200)

7,200

3 Kalkulasi biaya langsung

Biaya DK Salary & benefit DK Rp.180 jt/tahun : 50mg/th : 40 jam/

mg : 60 menit/jam = Rp.933/menit x 10menit/kunjungan 15,000 Biaya Perawat Salary & benefit Perawat Rp.42 jt/tahun : 50mg/th : 40 jam

/mg : 60 menit/jam = Rp.500/menit x 5 menit/kunjungan 2,500 Biaya Health Care

Assistant (HCA)

Salary & benefit HCA Rp.30 jt/tahun : 50mg/th : 40jam/mg

: 60 menit/jam = Rp.250/menit x 5 menit/kunjungan 1,250 Material habis pakai Obat, spuit, sarung tangan, linen, reagen, desinfektan, dll 5,000 Laboratorium dasar dan

rutin

Darah lengkap, urinalisis, glukosa darah, GOT/GPT, asam

urat, panel lipid, tes kehamilan, widal 4,000 Penunjang diagnostik Foto polos, EKG, USG 1,600 Obat peresepan Generik, OTC 11,600

Total biaya langsung per tahun

40,950 4 Kalkulasi biaya tidak

langsung

Tempat praktik Sewa gedung, listrik, air, telepon 28,800,000 RTK Stationary, barang cetakan, pemeliharaan, kebersihan, dll 6,000,000 CME/CPD Seminar, Langganan jurnal, iuran organisasi, dll 4,800,000 Salary & benefit Administrator, office boy 15,000,000 Marketing Brosur, poster, boklet, dll 3,600,000 Lain-lain 2,400,000

TOTAL 60,600,000

Jumlah kunjungan Dari nomor 2 di atas 7,200

8,417

PRAKTIK DOKTER MANDIRI (PDM)

TEMPLATE UNTUK MENGHITUNG BIAYA SATU KUNJUNGAN DAN KAPITASI

TOTAL biaya langsung per kunjungan

METODE MEMBAYAR DOKTER LAYANAN PRIMER DALAM ERA JKN, OKTOBER 2013 Page 65

5 Kalkulasi depresiasi dan amortisasi

Nilai awal aset untuk

praktik 50,000,000 Nilai jual asset

kedaluwarsa 10,000,000

TOTAL 40,000,000

Estimasi jangka waktu

penggunaan aset 10 Basis alokasi Rasio terhadap jumlah kunjungan 7,200

556

Nilai barang & jasa

untuk praktik 20,000,000 Estimasi jangka waktu

pemanfaatan 10 Basis alokasi Rasio terhadap jumlah kunjungan 7,200

278 833 6 Kalkulasi biaya per

kunjungan

Total dari 3 40,950 Total dari 4 8,417 Total dari 5 833

TOTAL biaya per kunjungan 50,200

7 Kalkulasi biaya per kapita

Jumlah peserta Jumlah peserta yang mampu dilayani oleh 1 DK dibantu

oleh 2 asistennya 2,400 Rata-rata kunjungan per

peserta per tahun 3 Jumlah kunjungan

seluruh peserta per tahun 7,200 Biaya seluruh kunjungan

peserta per tahun 361,440,000

12,550 TOTAL depresiasi dan amortisasi per kunjungan

Biaya kapitasi per peserta per bulan

TOTAL depresiasi per kunjungan

Dokumen terkait