• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. MEMBAYAR DLP di ERA JKN

3. Komponen Basik

Dokter yang menjalankan praktik kedokteran dimanapun pada dasarnya mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sama, yaitu melayani dan menyembuhkan pasiennya. Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut dokter harus mengikuti pendidikan yang sama, harus mengikuti pelatihan profesi yang sama, harus mengikuti kode etik profesi yang

METODE MEMBAYAR DOKTER LAYANAN PRIMER DALAM ERA JKN, OKTOBER 2013 Page 44 sama. Ironisnya, saat bekerja di lapangan ia diperlakukan berbeda. Dokter yang menjadi PNS dibayar mengikuti Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil, mendapat gaji + 2-3 juta/bulan yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup layak sehingga terpaksa praktik di luar jam kerja, dan ada jenjang karir. Dokter yang menjadi pegawai BUMN dibayar sesuai dengan aturan BUMN-nya, mendapat gaji + 9-15 juta/bulan dan bisa menerima 14-16 kali gaji setahun, plus rumah, kendaraan, dan berbagai tunjangan. Dokter yang berjiwa entrepreuner bekerja di klinik 24 jam, bekerja siang malam hanya mendapat bayaran 4 juta/bulan saja, tetapi tidak ada karir, tidak ada tunjangan apapun termasuk tidak ada jaminan sosial. Padahal tugas para dokter ini sehari-hari sama – melayani dan mengobati pasien.

Komponen basik dimaksudkan untuk membuang kesenjangan ironis ini. Landasan konseptualnya, profesi dokter seyogianya dihargai sama. Yang dihargai profesinya bukan atributnya. Negara membutuhkan profesi dokter untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan seluruh penduduk Indonesia. Sebagai contoh, upaya negara untuk menerapkan JKN akan gagal bila negara tidak bisa menjamin tersedianya DLP di seluruh wilayah NKRI. Komponen dasar ini menempatkan eksistensi profesi dokter sebagai tenaga strategis. Konsekuensinya, komponen dasar ini harus diatur negara.

Praktik dokter adalah pertemuan antara ilmu kedokteran dan masyarakat, dan pada pertemuan inilah terlihat pandangan dan penghargaan masyarakat pada profesi dokter. Harga profesi dokter merupakan kristalisasi dari persepsi dan pandangan masyarakat terhadap:

 tugas dokter yang menyangkut hidup/mati/kecacatan/kesembuhan  muatan sosial, kemanusiaan, dan pengabdian

 pendidikan dokter yang sepanjang hayat  ekspektasi terhadap mutu pelayanan terbaik  peranan strategis untuk menyehatkan bangsa  historis status sosial-intelektual di masyarakat

Seberapa besar masyarakat menghargai profesi dokter? Status sosial-ekonomi profesi dokter umumnya di atas rata-rata masyarakat. Sebagai contoh di negara OECD pendapatan dokter 3-4 kali pendapatan rata-rata semua profesi lain, di Amerika 4-7 kali. Data di Indonesia tidak ada, yang tampak adalah kesenjangan pendapatan antardokter spesialis dan DLP yang sangat lebar, 8-244 kali (survei IDI 2007).

Nilai komponen dasar seyogianya mempertimbangkan pandangan masyarakat tersebut, dan besarnya ditentukan dengan memperhitungkan kebutuhan biaya hidup layak seorang profesi dokter yang bersifat basik, yaitu: kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Idealnya komponen dasar besarnya 30-40% dari total kompensasi dokter. Komponen dasar pada prinsipnya sama untuk setiap dokter dan dibayarkan ke dokter dengan metode salary.

Penyesuaian terhadap geografi

Untuk kepentingan nasional dan sebagai strategi untuk menjamin penyebaran dan pemerataan dokter di seluruh wilayah Indonesia dapat dilakukan penyesuaian (adjustment) menurut domisili dokter menggunakan Indeks Geografi Praktik Dokter (IGPD). Misalnya dengan memberi poin lebih pada dokter yang bekerja di tempat terpencil seperti dummy table IGPD di bawah ini.

Domisili Kategori IGPD

METODE MEMBAYAR DOKTER LAYANAN PRIMER DALAM ERA JKN, OKTOBER 2013 Page 45 2 0.1 3 0.2 Pedesaan 4 0.3 5 0.4 6 0.5 Daerah terpencil 7 0.6 8 0.7 9 0.8 10 0.9

Penyesuaian terhadap masa kerja

Penyesuaian juga dapat dilakukan pada masa kerja dokter, dengan asumsi masa kerja dokter berpengaruh pada kematangan, wawasan pengetahuan, dan keterampilan dokter. Pada dummy table di bawah ini diasumsikan ada kebijakan nasional yang membagi status dokter menjadi 4 kategori berdasarkan masa kerja kerja.

Status Dokter Masa Kerja Poin

Internsip 0 0 Pratama 1-5 tahun 0.2 Madya 6-15 tahun 0.4 Utama > 15 tahun 0.6

Contoh penerapan komponen dasar

Dalam era JKN, dokter ditetapkan sebagai tenaga strategis dan kompensasi dasar diatur oleh negara. Disimulasikan negara menetapkan gaji dasar dokter sebesar Rp.5 juta/bulan, yang disesuaikan dengan geografi domisili dan masa kerja masing-masing dokter.

Simulasi berikut menunjukkan kompensasi dasar yang diterima 4 dokter yang mempunyai masa kerja dan domisili berbeda. Dr.DD dengan masa kerja 8 tahun berpraktik di wilayah pekotaan (kategori 1), Dr.EE menjalani internsip di pedesaan (kategori 4); Dr.FF dengan masa praktik 4 tahun berpraktik di daerah terpencil (kategori 8); dan Dr.GG yang sudah praktik lebih dari 25 tahun di wilayah pekotaan (kategori 2).

Dr.DD Dr.EE Dr.FF Dr.GG

Rupiah Poin Rupiah Poin Rupiah Poin Rupiah Poin Basik salari 5 juta 5 juta 5 juta 5 juta

Poin basik 1.00 1.00 1.00 1.00

Formula penyesuaian

Poin geografi 0 0.3 0.70 0.10

Poin masa kerja 0.4 0 0.20 0.60

SubTotal 1.4 1.30 1.90 1.70

Take home pay

per bulan 7 juta 6,5 juta 9,5 juta 8, juta Simulasi ini menunjukkan meskipun gaji dasar ditetapkan sama untuk semua dokter, tetapi karena adanya penyesuaian terhadap faktor geografi dan faktor masa kerja, maka keempat DLP tersebut memperoleh take home pay yang berbeda.

METODE MEMBAYAR DOKTER LAYANAN PRIMER DALAM ERA JKN, OKTOBER 2013 Page 46

Administrasi Komponen basik

Administrasi untuk menerapkan komponen basik ini relatif mudah. Inilah keunggulan dari metode salary yang digabungkan ke metode Sandwich. Untuk menerapkan komponen dasar dibutuhkan langkah berikut ini.

1. Tersedianya data dokter yang menjalankan praktik kedokteran di seluruh tanah air yang selalui diperbarui (up to date). Data akurat tersebut saat ini sudah ada di Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) dan di Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

2. Adanya regulasi yang menetapkan dokter sebagai tenaga strategis dan berhak mendapat kompensasi dasar yang besarnya sama untuk setiap dokter. Penyusunan regulasi ini menjadi ranah Kemenkes dan Kemenpan.

3. Adanya regulasi tentang Indeks Geografi Praktik Dokter (IGPD) yang menjadi acuan nasional untuk mengatur penyebaran dan pemerataan dokter, dan menyesuaikan kompensasi dokter. Penyusunan IGPD membutuhkan keterlibatan Kemenkes, Kemendagri, Kemenpan, BPS, dan IDI.

Dokumen terkait