• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indeks Keanekaragaman, Indeks Kemerataan, dan Indeks Kekayaan Spesies pada Seluruh Aliansi Zona Sub Pegunungan Gunung Salak

131Tabel 31. Pola pengelompokan spesies pada seluruh tipe vegetasi tingkat aliansi

4. Indeks Keanekaragaman, Indeks Kemerataan, dan Indeks Kekayaan Spesies pada Seluruh Aliansi Zona Sub Pegunungan Gunung Salak

Perhitungan H’ (indeks keanekaragaman spesies Shanon Wienner) di aliansi 1, menghasilkan nilai yang berkisar antara 2,666 – 3,391. Nilai H’ terkecil ditemukan pada blok pengamatan 4, dan terbesar pada blok pengamatan 24. Nilai H’ di aliansi 2 berkisar antara 1,163 – 3,233 dengan nilai H’ terkecil ditemukan pada blok pengamatan 16, dan terbesar pada blok pengamatan 34. Nilai H’ di aliansi 3 berkisar antara 1,683 – 3,498. Nilai H’ terkecil di temukan pada blok pengamatan 11 dan terbesar ditemukan pada blok pengamatan 47 (Gambar 40).

Melalui Tabel 33 dapat dilihat hasil uji statistik perbedaan nilai H’ di antara ketiga aliansi. Secara statistik hanya nilai H’ antara aliansi 1 dan 2 yang berbeda nyata, sedangkan antara aliansi lainnya tidak. Namun jika dilihat pada Tabel 32, nampak bahwa rata-rata nilai H’ pada aliansi 1 merupakan yang tertinggi disusul oleh aliansi 3, dan terakhir oleh aliansi 2. Hal ini menunjukkan bahwa hutan alam campuran yang ditemukan di aliansi 1 memiliki nilai H’ yang paling tinggi, dan yang terendah ditemukan pada hutan bambu di aliansi 2.

Tingginya keanekaragaman spesies di aliansi 1 dibanding aliansi lainnya juga nampak pada banyaknya blok pengamatan dengan nilai H’ di atas 3. Pada aliansi ini terdapat 72,22% blok pengamatan dengan nilai H’ di atas 3, dan tidak ditemukan sama sekali blok pengamatan dengan nilai H’ di bawah 2. Pada aliansi 2, terdapat 17,65% blok pengamatan dengan nilai H’ di bawah 2, 70,59% dengan nilai H’ di antara dan 2 dan 3, dan 11,76% dengan nilai H’ di atas 3. Pada aliansi 3 ditemukan 14,29% blok pengamatan dengan nilai H’ di bawah 2, 42,86% dengan nilai H’ antara 2 dan 3, dan 42,86% dengan nilai H’ lebih besar 3 (Tabel 32).

Nilai e (indeks kemerataan spesies) pada aliansi 1 berkisar antara 1,136-1,403. Blok pengamatan 24 memiliki nilai e tertinggi, sedangkan terendah pada blok pengamatan 4. Blok pengamatan 47 memiliki nilai e tertinggi pada aliansi 2, sedangkan blok pengamatan 11 memiliki nilai e terendah. Kisaran nilai e di aliansi ini adalah 0,551-1,331. Pada aliansi 3 nilai e yang ditemukan berkisar antara 0,770-1,434. Blok pengamatan 11 memiliki nilai e terendah dan blok pengamatan 47 memiliki nilai e tertinggi (Gambar 41).

133

Keterangan: H’ : Indeks Keanekaragaman Shanon Wienner

Gambar 40. Nilai H’ pada seluruh tipe vegetasi tingkat aliansi

Tabel 32. Deskripsi statistik nilai H’ pada seluruh tipe vegetasi tingkat aliansi

Aliansi Rata-Rata Min Max Range Error CV Std. (%) N 1 3,105 2,670 3,390 0,730 0,031 5,986 36 2 2,457 1,163 3,233 2,070 0,128 21,405 17 3 2,778 1,683 3,498 1,815 0,235 22,379 7

Tabel 33. Perbedaan nilai H’ antara tipe vegetasi tingkat aliansi

Aliansi Test Statistics 1-2 1-3 2-3

Mann-Whitney U 52** 85 37

Z -4,84** -1,349

Nilai e (indeks kemerataan spesies) pada aliansi 1 berkisar antara 1,136-1,403. Blok pengamatan 24 memiliki nilai e tertinggi, sedangkan terendah pada blok pengamatan 4. Blok pengamatan 47 memiliki nilai e tertinggi pada aliansi 2, sedangkan blok pengamatan 11 memiliki nilai e terendah. Kisaran nilai e di

Aliansi 1 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 4 13 3 5 55 14 10 60 37 8 38 20 15 39 43 58 46 54 59 33 42 35 50 31 45 53 51 56 49 44 25 30 40 57 52 24 H' Aliansi 2 0,0 2,0 4,0 16 6 21 17 26 18 7 22 27 28 19 2 36 23 32 29 34 H' Aliansi 3 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 11 1 9 41 12 48 47 BLOK PENGAMATAN H'

aliansi ini adalah 0,551-1,331. Pada aliansi 3 nilai e yang ditemukan berkisar antara 0,770-1,434. Blok pengamatan 11 memiliki nilai e terendah dan blok pengamatan 47 memiliki nilai e tertinggi (Gambar 41).

Hasil uji perbedaan nilai e di antara ketiga aliansi menunjukkan bahwa hanya antara aliansi 1 dan 2 yang berbeda nyata, sedangkan antara aliansi lainnya tidak (Tabel 36). Pada sisi lain jika dilihat pada Tabel 35 nampak ada kecendrungan nilai rata-rata e yang bergerak naik dari aliansi 2 ke aliansi 3, dan terakhir pada aliansi 1. Hal ini menunjukkan bahwa aliansi 1 memiliki kemerataan spesies yang paling tinggi, disusul oleh aliansi 3, dan terakhir aliansi 2.

Tabel 34. Kisaran nilai H’ pada seluruh tipe vegetasi tingkat aliansi ALIANSI KISARAN NILAI H' JUMLAH BLOK

<2 2-3 >3

1 0 10 26

2 3 12 2

3 1 3 3

Kisaran nilai R (indeks kemerataan spesies) di aliansi 1 adalah 1,691-2,662. Blok pengamatan 55 memiliki nilai R terendah, dan tertinggi pada blok pengamatan 24. Pada aliansi 2 ditemukan bahwa blok pengamatan 16 memiliki nilai R terendah, sedangkan pada blok pengamatan 29 memiliki nilai R tertinggi. Pada aliansi ini kisaran nilai R adalah 0,621-2,829. Pada aliansi 3 nilai R terendah ditemukan pada blok pengamatan 11 sedangkan tertinggi pada blok pengamatan 47. Kisaran nilai R pada aliansi 3 adalah 1,051-2,588 (Gambar 42).

Perbedaan nilai R yang nyata hanya ditemukan antara aliansi 1 dengan 2, sedangkan antara aliansi lainnya tidak (Tabel 38). Selanjutnya jika dilihat pada Tabel 37 nampak ada kecendrungan nilai rata-rata R bergerak naik dari aliansi 3 ke aliansi 2 dan terakhir pada aliansi 1. Hal ini menunjukkan bahwa secara rata-rata aliansi 1 memiliki nilai kekayaan species yang lebih tinggi, disusul oleh aliansi 2, dan terakhir aliansi 3.

Keanekaragaman spesies yang relatif lebih tinggi di aliansi 1 dibanding aliansi-aliansi lainnya diduga disebabkan oleh kemerataan dan kekayaan spesies di aliansi ini relatif lebih tinggi. Menurut Barnes et al., (1998) komponen dari keanekaragaman spesies terdiri atas kemerataan spesies dan kekayaan spesies.

135

Keterangan: e : Indek Kemerataan Spesies

Gambar 41. Nilai e pada seluruh tipe vegetasi tingkat aliansi Tabel 35. Deskripsi statistik nilai e pada seluruh tipe vegetasi tingkat aliansi

Aliansi

Mean Minimum Maximum Range Error CV Std. (%) N 1 1.301694 1.136 1.403 0.267 0.011 4.998 36 2 1.067529 0.551 1.331 0.78 0.049 18.821 17 3 1.186143 0.77 1.434 0.664 0.090 20.162 7

Tabel 36. Perbedaan nilai e antara seluruh tipe vegetasi tingkat aliansi

Aliansi

Test Statistics(a) 1-2 1-3 2-3

Mann-Whitney U 51** 97 36.5

Z -4.859** -0.95425

Keterangan: ** : Signifikan pada P < 0,05. Aliansi 3 0,000 0,500 1,000 1,500 2,000 11 1 9 41 12 48 47 BLOK P ENGAMAT AN e Aliansi 2 0,000 0,200 0,400 0,600 0,800 1,000 1,200 1,400 16 6 21 2 17 18 26 22 28 27 7 36 19 32 23 34 29 e Al i an si 1 0,000 0,200 0,400 0,600 0,800 1,000 1,200 1,400 1,600 4 3 5 5 5 6 0 1 3 3 7 4 3 5 4 3 8 5 8 3 9 5 3 1 0 4 2 5 0 4 9 2 0 5 9 3 3 5 1 3 5 4 6 5 6 4 4 3 1 1 5 4 5 2 5 5 2 4 0 3 0 8 5 7 1 4 2 4 e Aliansi 1 0,500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 R

Keterangan: R : Indeks Kekayaan Spesies

Gambar 42. Nilai R pada seluruh tipe vegetasi tingkat aliansi

Faktor lain yang mendukung lebih tingginya keanekaragaman spesies di aliansi 1 karena di aliansi ini banyak jenis unsur hara tanah makro yang secara rata-rata lebih tinggi. Dari 6 unsur hara makro yang dikaji, terdapat 4 unsur hara yang secara rata-rata lebih tinggi di aliansi 1 dibanding aliansi lainnya (Tabel 8). Unsur-unsur tersebut adalah N total tanah, K, Ca, dan Mg, bahkan secara statistik kandungan unsur N total tanah di aliansi ini berbeda nyata dengan kedua aliansi lainnya (Tabel 9). Kondisi ini akan membuat ekosistem di aliansi 1 mampu mendukung lebih banyak individu spesies maupun jumlah spesies untuk tumbuh di aliansi ini. Kandungan unsur Al yang ada di aliansi 1 secara rata-rata lebih rendah dibanding aliansi lainnya. Hal ini akan mengakibatkan peluang keracunan unsur Al akibat tingginya kemasaman tanah di aliansi 1 menjadi lebih kecil.

137

Adanya spesies jarang dalam jumlah yang relatif banyak di duga juga merupakan salah satu faktor yang mendukung tingginya keanekaragaman spesies di aliansi 1 (Tabel 20). Whitten et al., (1988) mengatakan bahwa suatu ekosistem yang memiliki spesies jarang yang melimpah akan memiliki ruang yang lebih luas untuk ditempati oleh banyak spesies, dan pada gilirannya akan meningkatkan keanekaragaman spesies.

Tabel 37. Deskripsi statistik nilai R pada seluruh tipe vegetasi tingkat aliansi Aliansi

Mean Minimum Maximum Range Error CV Std. (%) N 1 2.197 1.691 2.662 0.971 0.041 11,260 36 2 1.901 0.621 2.829 2.208 0.142 30,756 17 3 1.87 1.051 2.588 1.537 0.198 28,150 7

Tabel 38. Perbedaan nilai R antara tipe vegetasi tingkat aliansi

Aliansi

Test Statistics(a) 1-2 1-3 2-3 Mann-Whitney U 200.5 * 74.5 55.5

Z -2.010 * -1.694

Keterangan: ** : Signifikan pada P < 0,05.

Keanekaragaman spesies yang lebih rendah di aliansi 2 diduga disebabkan oleh tekanan tumbuhan bambu yang sangat kuat terhadap spesies lain sehingga mengakibatkan spesies bersangkutan sulit untuk tumbuh. Menurut (Heyne, 1987) bambu merupakan salah satu tumbuhan dengan daya tumbuh yang pesat dan membentuk rumpun yang besar dan tinggi. Pada umumnya tumbuhan lain sulit tumbuh pada daerah yang didominasi oleh bambu.