• Tidak ada hasil yang ditemukan

2011 2012 2013 1 Indeks Pembangunan Manusia (Komposit) 72,58 73,08 73,

x i = Atribut di mana performansi alternatif diukur

2011 2012 2013 1 Indeks Pembangunan Manusia (Komposit) 72,58 73,08 73,

Komponen IPM terdiri dari;

a. Angka Harapan Hidup (AHH) (tahun) 69,28 69,70 70,00 b. Angka Melek Huruf (AMH) (%) 95,09 95,27 95,35 c. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) (tahun) 7,99 8,00 8,04 d. Kemampuan Daya Beli Masyarakat

(Konsumsi riil per kapita) (Rp/kap/bln) 631,63 634,52 636,62 2. Jumlah Penduduk Miskin (jiwa) 470.500 447.290 446.890 Sumber : BPS Kabupaten Bogor dan TNP2K pusat (2014)

Fokus Kesejahteraan Sosial

Fokus kesejahteraan masyarakat terdiri dari (1) pendidikan, (2) Kesehatan, dan (3) Ketenagakerjaan, hasil evaluasi berdasarkan permendagri No 54 Tahun 2010, secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :

Pendidikan

Pendidikan merupakan prioritas Nasional dan menjadi target dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Capaian kinerja pembangunan bidang pendidikan sampai dengan 2012 relatif berfluaktif dengan tingkat kecenderungan tidak sesuai target. Pencapaian APK Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebesar 27,57%, APM SD/MI/SDLB/paket A sebesar 108,09%, APM SMP/SMPLB/Paket B sebesar 84,74%, APM SMA/SMK/MA/SMALB/paket C sebesar 40,24%, RLS sebesar 8,04%, dan AMH sebesar 95,35% serta Rata-rata nilai Ujian Nasional, yaitu : SD/MI sebesar 7,40%, SMP/MTs sebesar 5,52%, SMA/SMK/MA sebesar 6,93%.

Kesehatan

Analisis kinerja kesehatan di lihat dari angka kelangsungan hidup bayi, angka usia harapan hidup, dan prosentase balita gizi buruk. Hasil evaluasi menunjukkan capaian realisasi kinerja angka usia harapan hidup (tahun) masih di bahwa target RPJMD. Jika dilihat berdasarkan nasional, bahwa kesehatan merupakan prioritas nasional, maka seharusnya Kabupaten Bogor juga harus ikut melaksanakan program tersebut untuk mencapai prioritas nasional, setidaknya kabupaten Bogor harus menargetkan Angka Kelangsungan Hidup Bayi mencapai 80.00% tentu hal ini tidak mudah karena harus di dukung oleh infrastruktur sarana dan prasarana kesehatan lebih baik.

41   

Ketenagakerjaan

Secara garis besar penduduk dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun-64 tahun. Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan. Namun hasil evaluasi menunjukan bahwa nilai rasio penduduk yang bekerja dengan angkatan kerja tidak sesuai target, sehingga kemungkinan jumlah pengangguran masih besar.

Aspek Pelayanan Umum Fokus LayananUrusan Wajib Pekerjaan Umum

Jaringan jalan di Kabupaten Bogor terdiri atas Jalan Nasional, Jalan Provinsi dan Jalan Kabupaten serta jalan lingkungan permukiman. Hingga tahun 2013 jumlah panjang jalan nasional adalah sepanjang 124,85 km dengan jumlah ruas 11, panjang jalan provinsi adalah sepanjang 121,820 km dengan jumlah ruas 10 serta jalan kabupaten adalah sepanjang 1.748,915 km dengan jumlah ruas sebanyak 458 ruas. Untuk jalan lingkungan permukiman yang meliputi jalan perumahan dan jalan desa dari data pemetaan sepanjang 6.662,89 km dengan jumlah panjang jalan yang terdata sepanjang 1.038,17 km dengan jumlah ruas 505 ruas.

Kondisi jaringan jalan di Kabupaten Bogor tahun 2013 ditunjukkan dari indikator panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik yang mencapai 76,27% dengan rata-rata panjang jalan kabupaten per jumlah penduduk hanya mencapai sekitar 0,32 m/jiwa hal ini menunjukkan bahwa kapasitas penanganan jalan yang ditangani masih sangat rendah terhadap jumlah penduduk yang sangat tinggi di wilayah Kabupaten Bogor.

Dari jumlah panjang jalan kabupaten yang ditangani tersebut, sekitar 2,23% sempadan jalan digunakan oleh pedagang kaki lima dan bangunan liar dan baru sekitar 31,38% jalan yang memiliki trotoar dan drainase. Dari jumlah jalan yang memiliki drainase tersebut hanya sekitar 39,09% yang memiliki drainase yang baik.

Untuk jaringan irigasi hingga tahun 2013 tercatat luas daerah irigasi (D.I) yang ada di Kabupaten Bogor adalah 1.479 ha yang berada di 2 D.I Kewenangan Nasional, 4.482 ha yang berada di 19 D.I kewenangan Pemerintah Provinsi, dan 47.121 ha yang berada di 990 D.I kewenangan Pemerintah Kabupaten. Dari jumlah daerah irigasi yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten memiliki panjang saluran sepanjang 2.313,198 km. Kondisi rasio jaringan irigasi di wilayah Kabupaten Bogor hingga tahun 2013 mencapai 4,909 m/ha dengan total luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik mencapai 63,50%.

Terkait sektor pemakaman dan persampahan, hingga tahun 2013, rasio tempat pemakaman umum persatuan penduduk mencapai 24,95 sedangkan rasio tempat pembuangan sampah per satuan penduduk mencapai 1,99 dengan mengandalkan TPA Galuga sebagai satu-satunya tempat pembuangan akhir sampah yang masih beroperasi untuk wilayah Kota dan Kabupaten Bogor.

5.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan Aktifitas Ekonomi Wilayah Kecamatan di Kabupaten Bogor

Perkembangan suatu wilayah merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembangunan. Tujuannya yaitu untuk memacu perkembangan sosial ekonomi dan mengurangi disparitas pembangunan antar wilayah. Untuk mengetahui perkembangan suatu wilayah dapat dilakukan dengan menganalisis pencapaian hasil pembangunan melalui indikator-indikator kinerja di bidang ekonomi dan sosial serta bidang-bidang lain, salah satunya dengan menggunakan analisis indeks entropi.

Perkembangan aktivitas perekonomian pada suatu wilayah dapat dianalisis dengan menghitung indeks diversifikasi dengan konsep entropi. Prinsip indeks entropi ini adalah semakin beragam aktivitas atau semakin luas jangkauan spasial, maka semakin tinggi entropi wilayah, yang berarti bahwa wilayah tersebut semakin berkembang. Aktivitas suatu wilayah dapat dicerminkan dari perkembangan sektor-sektor perekonomian dalam PDRB. Semakin besar indeks entropinya maka dapat diperkirakan semakin berkembang dan semakin proporsional komposisi antar sektor-sektor perekonomiannya. Sebaliknya, semakin kecil indeksnya maka dapat diperkirakan terdapat sektor perekonomian yang dominan di wilayah tersebut. Hasil perhitungan indeks entropi kecamatan di Kabupaten Bogor pada tahun 2013 dan sektor-sektor perekonomiannya, tertera pada Tabel 11.

Tabel 11 menunjukkan bahwa Indeks entropi kecamatan-kecamatan di Kabupaten Bogor dengan nilai diatas rata-rata nilai indeks (0,0957) hanya berjumlah 10 kecamatan dari 40 Kecamatan yang ada. Hal ini menunjukkan, secara umum perkembangan proporsi keragaman sektor perekonomian di Kabupaten Bogor belum cukup baik.

Kecamatan Gunung Putri mempunyai indeks entropi yang paling tinggi dengan nilai 0,5728 dan berada diatas rata-rata nilai indeks (0,0957), dipengaruhi oleh nilai PDRB Kecamatan Gunung Putri yang menduduki peringkat paling tinggi. Hal ini berarti bahwa Kecamatan Gunung Putri merupakan wilayah yang paling berimbang dan terdiversifikasi perkembangan sektor-sektor perekonomian dengan baik sehingga tidak didominasi oleh sektor tertentu saja. Sebaliknya, Kecamatan Rancabungur mempunyai indeks entropi yang paling rendah dengan nilai 0,0158 dan berada di bawah rata-rata nilai indeks (0,0957), dipengaruhi oleh nilai PDRB Kecamatan Rancabungur menduduki peringkat paling rendah.

Sektor Industri pengolahan di Kabupaten Bogor memiliki jumlah indeks entropi cukup tinggi 1,5867 dan rata-rata nilai indeks entropi 0,0397. Sektor Pertambangan dan Galian di Kabupaten Bogor memiliki jumlah indeks entropi paling rendah 0,0652 dan rata-rata nilai indeks entropi 0,0016.

Berdasarkan analisis entropi perkembangan wilayah (Stot/Smaks), dapat diketahui bahwa nilai entropi Kabupaten Bogor memiliki tingkat perkembangan sebesar 0.7066 atau sebesar 71% dibandingkan dengan kemampuan maksimumnya. Peta tingkat perkembangan ekonomi wilayah di Kabupaten Bogor berdasarkan nilai entropi disajikan pada Gambar 7.

43   

Tabel 11. Indeks entropi Kecamatan di Kabupaten Bogor tahun 2013

Sumber : BPS (2014) Diolah dari hasil analisis Entropi

KECAMAT

AN TANI TMB IND LIGAS KONS DAG AKT KEU JASA Jumlah

Nanggung 0.0045 0.0328 0.0409 0.0022 0.0001 0.0097 0.0008 0.0006 0.0028 0.0943 Leuwiliang 0.0062 0.0004 0.0122 0.0041 0.0014 0.0296 0.0010 0.0082 0.0050 0.0680 Leuwisadeng 0.0040 0.0000 0.0036 0.0021 0.0006 0.0097 0.0008 0.0016 0.0034 0.0258 Pamijahan 0.0153 0.0000 0.0040 0.0038 0.0002 0.0123 0.0018 0.0007 0.0055 0.0437 Cibungbulang 0.0085 0.0000 0.0037 0.0047 0.0002 0.0172 0.0021 0.0033 0.0041 0.0439 Ciampea 0.0051 0.0001 0.0173 0.0053 0.0016 0.0279 0.0024 0.0038 0.0075 0.0712 Tenjolaya 0.0077 0.0001 0.0025 0.0022 0.0003 0.0072 0.0005 0.0007 0.0024 0.0235 Dramaga 0.0078 0.0000 0.0066 0.0046 0.0026 0.0175 0.0075 0.0042 0.0038 0.0546 Ciomas 0.0051 0.0000 0.0235 0.0122 0.0028 0.0157 0.0020 0.0012 0.0057 0.0681 Tamansari 0.0058 0.0001 0.0156 0.0038 0.0017 0.0107 0.0026 0.0012 0.0033 0.0447 Cijeruk 0.0065 0.0000 0.0138 0.0028 0.0015 0.0081 0.0014 0.0006 0.0034 0.0383 Cigombong 0.0096 0.0000 0.0097 0.0046 0.0036 0.0134 0.0015 0.0001 0.0040 0.0465 Caringin 0.0148 0.0000 0.0141 0.0043 0.0014 0.0213 0.0031 0.0037 0.0058 0.0686 Ciawi 0.0089 0.0000 0.0400 0.0054 0.0068 0.0181 0.0018 0.0157 0.0058 0.1024 Cisarua 0.0112 0.0000 0.0022 0.0060 0.0033 0.0380 0.0024 0.0043 0.0078 0.0752 Mgamendung 0.0089 0.0000 0.0017 0.0042 0.0022 0.0353 0.0014 0.0011 0.0042 0.0591 Sukaraja 0.0033 0.0000 0.0787 0.0089 0.0055 0.0256 0.0130 0.0010 0.0074 0.1435 Babakan Madang 0.0039 0.0000 0.0520 0.0117 0.0167 0.0177 0.0011 0.0038 0.0070 0.1140 Sukamakmur 0.0167 0.0001 0.0007 0.0026 0.0001 0.0044 0.0002 0.0001 0.0015 0.0264 Cariu 0.0057 0.0001 0.0017 0.0023 0.0004 0.0153 0.0007 0.0007 0.0022 0.0291 Tanjungsari 0.0086 0.0001 0.0025 0.0024 0.0001 0.0062 0.0007 0.0003 0.0021 0.0230 Jonggol 0.0088 0.0004 0.0024 0.0048 0.0022 0.0239 0.0020 0.0014 0.0057 0.0516 Cileungsi 0.0031 0.0004 0.2588 0.0188 0.0226 0.0431 0.0047 0.0158 0.0185 0.3856 Klapanunggal 0.0086 0.0076 0.1823 0.0048 0.0072 0.0109 0.0013 0.0062 0.0036 0.2324 Gunung Putri 0.0014 0.0000 0.2988 0.0264 0.0176 0.1401 0.0599 0.0094 0.0192 0.5728 Citeureup 0.0034 0.0035 0.2299 0.0101 0.0607 0.0368 0.0036 0.0068 0.0127 0.3674 Cibinong 0.0048 0.0000 0.1464 0.0197 0.0142 0.0633 0.0352 0.0160 0.0270 0.3266 Bojonggede 0.0016 0.0000 0.0024 0.0123 0.0039 0.0246 0.0045 0.0018 0.0113 0.0623 Tajurhalang 0.0036 0.0000 0.0007 0.0056 0.0047 0.0086 0.0012 0.0001 0.0067 0.0312 Kemang 0.0058 0.0000 0.0034 0.0047 0.0023 0.0171 0.0020 0.0008 0.0081 0.0442 Rancabungur 0.0033 0.0000 0.0002 0.0023 0.0003 0.0063 0.0013 0.0001 0.0017 0.0156 Parung 0.0106 0.0000 0.0278 0.0050 0.0051 0.0268 0.0018 0.0020 0.0099 0.0891 Ciseeng 0.0207 0.0001 0.0053 0.0041 0.0002 0.0104 0.0014 0.0004 0.0037 0.0462 Gunung Sindur 0.0144 0.0039 0.0552 0.0067 0.0107 0.0128 0.0027 0.0009 0.0049 0.1123 Rumpin 0.0064 0.0076 0.0039 0.0043 0.0014 0.0208 0.0016 0.0006 0.0046 0.0512 Cigudeg 0.0080 0.0075 0.0089 0.0035 0.0004 0.0149 0.0019 0.0012 0.0033 0.0494 Sukajaya 0.0084 0.0001 0.0006 0.0028 0.0001 0.0036 0.0003 0.0000 0.0007 0.0165 Jasinga 0.0090 0.0000 0.0046 0.0026 0.0002 0.0170 0.0011 0.0005 0.0032 0.0381 Tenjo 0.0047 0.0000 0.0010 0.0018 0.0001 0.0069 0.0011 0.0002 0.0021 0.0179 Parung Panjang 0.0041 0.0001 0.0074 0.0059 0.0002 0.0243 0.0025 0.0023 0.0060 0.0529 Jumlah (Xi) 0.2990 0.0652 1.5867 0.2462 0.2069 0.8733 0.1787 0.1236 0.2475 3.8272 Rata2 0.0075 0.0016 0.0397 0.0062 0.0052 0.0218 0.0045 0.0031 0.0062 0.0957 Smaks = ln (9*25) 5.4161

indeks perkembangan wilayah =

Gambar 7. Peta Perkembangan Ekonomi Wilayah 40 kecamatan di Kabupaten Bogor

Berdasarkan Gambar 7, dapat diperoleh penjelasan sebagai berikut :

a. Indeks entropi kecamatan-kecamatan di Kabupaten Bogor dengan nilai (>0,2), secara umum termasuk ke dalam kategori sangat baik dan masih di atas rata-rata nilai indeks (0,0957) berjumlah 5 kecamatan, yaitu kecamatan Gunung Putri, Cileungsi, Citeureup, Cibinong dan Klapanunggal.

b. Indeks entropi kecamatan-kecamatan di Kabupaten Bogor dengan nilai (0,10 - 0,15), secara umum termasuk ke dalam kategori cukup dan masih di atas rata-rata nilai indeks (0,0957) berjumlah 4 kecamatan, yaitu kecamatan Sukaraja, Babakan madang, Gunung Sindur, dan Ciawi.

c. Indeks entropi kecamatan-kecamatan di Kabupaten Bogor dengan nilai (0,05 - 0,10), secara umum termasuk ke dalam kategori kurang dan sebagian besar masih di bawah rata-rata nilai indeks (0,0957) berjumlah 13 kecamatan, yaitu Kecamatan Nanggung, Leuwiliang, Ciampea, Dramaga, Ciomas, Caringin, Cisarua, Megamendung, Jonggol, Bojong Gede, Parung, Rumpin dan Parung panjang.

d. Indeks entropi kecamatan-kecamatan di Kabupaten Bogor dengan nilai (<0,05), secara umum termasuk ke dalam kategori sangat kurang dan masih di bawah rata-rata nilai indeks (0,0957) berjumlah 18 kecamatan, yaitu kecamatan Leuwisadeng, Pamijahan, Cibungbulang, Tenjolaya, Tamansari, Cijeruk, Cigombong, Sukamakur, Cariu, Tanjungsari, Tajurhalang, Kemang, Rancabungur, Ciseeng, Cigudeg, Sukajaya, Jasinga, dan Tenjo

45   

Sektor Ekonomi Basis dan Komoditas Unggulan Pertanian Sektor Ekonomi Basis

Analisis keunggulan komparatif wilayah dilakukan untuk mengidentifikasi sektor ekonomi basis dan non basis sebagai dasar bagi penetapan arahan prioritas penanganan jaringan jalan di Kabupaten Bogor. Untuk menentukan apakah suatu sektor merupakan sektor basis atau tidak bagi suatu daerah, dapat dilakukan melalui analisis Location Quotient (LQ). Hasil perhitungan LQ dengan data dasar PDRB per kecamatan di Kabupaten Bogor berdasarkan sektor-sektor perekonomian tahun 2013 disajikan pada Tabel 12.

Tabel 12. Nilai LQ Per Sektor-sektor Perekonomian di Kab. Bogor Tahun 2013

NO KECAMATAN TANI TMB IND LI

Dokumen terkait