• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indeks harga saham merupakan indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham, ukurannya yang didasarkan pada perhitungan statistik untuk mengetahui perubahan-perubahan harga saham setiap saat. Fungsinya sebagai indikator trend pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar, apakah pasar sedang dalam keadaan bullish atau bearish, sebagai indikator tingkat keuntungan, sebagai tolak ukur (benchmark) kinerja suatu portfolio, untuk menfasilitasi pembentukan portfolio dengan strategi pasif, serta untuk menfasilitas berkembangnya produk derivatif.

Indeks saham menunjukan trend pergerakan saham pada saat ini, apakah harga saham naik, stabil, atau turun. Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi para investor untuk menentukan apakah mereka akan menjual atau menahan, serta membeli satu atau beberapa saham. Karena harga-harga saham bergerak dalam hitungan detik dan menit, maka nilai indeks pun bergerak turun naik dalam hitungan waktu yang cepat pula. (Sukatendel, 2013:27)

Di Bursa Efek Indonesia terdapat sebelas jenis indeks, antara lain:

1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menggunakan semua Perusahaan Tercatat sebagai komponen perhitungan Indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar, Bursa Efek Indonesia berwenang mengeluarkan dan atau tidak memasukan satu atau beberapa Perusahaan Tercatat dari perhitungan IHSG. Dasar pertimbangannya antara lain, jika

jumlah saham Perusahaan Tercatat tersebut yang dimiliki oleh publik (free float) relatif kecil sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar, sehingga perubahan harga saham Perusahaan Tercatat tersebut berpotensi mempengaruhi kewajaran pergerakan IHSG. IHSG adalah milik Bursa Efek Indonesia

2. Indeks Sektoral, menggunakan semua Perusahaan Tercatat yang termasuk dalam masing-masing sektor. Sekarang ini ada sepuluh sektor yang ada di Bursa Efek Indonesia yaitu sektor Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Barang Konsumsi, Properti, Infrastruktur, Keuangan, Perdagangan dan Jasa, dan Manufaktur.

3. Indeks LQ-45, indeks yang terdiri dari 45 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6 bulan (setiap awal Februari dan Agustus).

4. Jakarta Islamic Index (JII), indeks yang menggunakan 30 saham yang dipilih dari saham-saham yang masuk dalam kriteria syariah (Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh Bapepam-LK) dengan mempertimbangkan kapitalisasi pasar dan likuiditas.

5. Indeks Kompas-100, indeks yang terdiri dari 100 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6 bulan.

6. Indeks BISNIS-27, kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan harian Bisnis Indonesia meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks BISNIS-27. Indeks yang terdiri 27 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan kriteria fundamental, teknikal atau likuiditas transaksi dan Akuntabilitas dan tata kelola perusahaan.

7. Indeks PEFINDO-45, kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan lembaga rating PEFINDO meluncurkan indeks saham yang diberi nama indeks PEFINDO-45. Indeks ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan informasi bagi pemodal khususnya untuk saham-saham emiten kecil dan menengah (Small Medium Enterprises/SME). Indeks ini terdiri dari 45 saham Perusahaan Tercatatat yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria seperti: Total Asset, tingkat pengenmbalian modal (Return on Equity) dan opini akuntan publik. Selain kriteria tersebut di atas, diperhatikan juga faktor likuiditas dan jumlah saham yang memiliki publik

8. Indeks SRI-KEHATI, indeks ini dibentuk atas kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). SRI adalah singkatan dari Sustainable Responsible Investment. Indeks ini diharapakan memberi tambahan informsi kepada investor yang ingin berivestasi pada emiten-emiten yang serta memiliki kesadaran terhadap lingkungan dan menjalankan tata kelola perusahaan yang baik. Indeks ini terdiri dari 45 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteri-kriteria seperti: Total Asset, Price Earming Ratio

9. Indeks Papan Utama, menggunakan saham-saham Perusahaan Tercatat yang masuk dalam papan utama.

10. Indeks Papan Pengembangan, menggunakan saham-saham Perusahaan Tercatat yang masuk dalam kriteria Papan Pengembangan.

11. Indeks Individual, indeks harga saham masing-masing emiten.

2.3.4 Harga saham 1. Pengertian harga saham

Harga saham adalah harga dari suatu saham yang ditentukan pada saat pasar sedang berlangsung dengan berdasarkan kepada permintaan dan penawaran pada saham yang dimaksud (financeroll.co.id).

Harga dasar saham merupakan harga perdananya. Harga saham terbentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan permintaan dan penawarannya pada pasar sekunder. Semakin banyak akan permintaan suatu saham, maka akan semakin cepat terjadi perubahan harga akan saham tersebut ke level yang lebih tinggi, dengan kata lain terjadi kenaikan harga saham. Banyaknya investor ingin memiliki dan menyimpan saham tersebut dikarenakan harganya yang akan semakin naik, yang salah satu faktornya juga karena kinerja perusahaan yang semakin baik.

2. Pendekatan penilaian harga saham

Pendekatan penilaian harga saham terbagi atas dua bagian, yaitu dengan analisis fundamental atau analisis teknikal.

Analisis fundamental ini yaitu memperkirakan harga saham yang akan datang dengan cara memperkirakan nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, serta menerapkan variabel-variabel tersebut untuk mengestimasi harga saham. Analisis ini membandingkan nilai instrinsik dengan harga pasar untuk mencerminkan apakah harga pasar sekuritas sudah mencerminkan nilai instrinsiknya atau belum.

Menurut Bodie et al (2006:485) menyatakan:

Analisis fundamental (fundamental analysis) menggunakan prospek laba dan dividen perusahaan, harapan tingkat bunga dimasa depan, dan evaluasi risiko perusahaan untuk menentukan harga saham yang tepat. Pada akhirnya, ini mnunjukan sebuah cara untuk menentukan nilai sekarang yang mendiskontokan sebuah pembayaran yang akan diterima pemegang saham dari setiap saham yang dimilikinya. Jika nilai tersebut melebhi harga saham, analisis fundamental akan merekomendasikan untuk membeli saham.

b. analisis teknikal

Analisis ini didasari oleh bahwa harga saham ditentukan oleh penawaran dan permintaannya di pasar. Menurut Bodie et al (2006:480) menyatakan bahwa:

Analisis teknikal pada dasarnya merupakan upaya pencarian pola perulangan yang dapat diprediksi dalam harga saham. Meskipun para pengguna teknik ini mengakui nilai informasi yang terkait dengan prospek ekonomi perusahaan di masa depan mereka percaya bahwa informasi seperti itu belum tentu merupakan strategi perdagangan yang berhasil. Karena apapun alasan fundamental untuk perubahan harga saham, jijka harga saham merespons cukup lambat, maka analis akan mampu mengidentifikasi tren yang dapat dimanfaatkan selama periode penyesuaian.

Terdapat sebuah teori yang menyebutkan tiga kekuatan yang secara bersamaan mempengaruhi harga saham yang merupakan kunci untuk analisis teknikal, yaitu teori Dow ( Dow Theory) :

1. Tren primer (Primary trend) adalah penggerak harga dalam jangka panjang, berlalu beberapa bulan hingga beberapa tahun.

2. Tren sekunder atau perantara (secondary atau intermediate trend) disebabkan oleh deviasi harga jangka pendek dab garis trennya. Deviasi ini akan dieliminasi dengan koreksi, ketika harga kembali pada nilai trennya.

3. Tren tersier atau minor (tertiary atau minor trend), yaitu fluktuasi harian yang kurang penting.

Dokumen terkait