• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 3 KLASIFIKASI ZAT

B. Indikator Asam dan Basa

Kamu sudah mengetahui bahwa setiap larutan dapat bersifat asam, basa, dan netral. Sifat larutan dapat ditunjukkan dengan menggunakan indikator asam atau basa, yaitu zat warna yang mempunyai warna berbeda dalam larutan yang bersifat asam, atau yang bersifat basa. Cara penentuan larutan yang bersifat asam, basa, atau netral dapat menggunakan kertas lakmus, larutan indikator, dan indikator alam.

1. Kertas Lakmus

Untuk mengidentifikasi suatu larutan yang bersifat asam, basa, atau netral secara sederhana dapat digunakan kertas lakmus. Dalam larutan yang bersifat asam kertas lakmus berwarna merah, sedangkan dalam larutan yang bersifat basa kertas lakmus berwarna biru. Warna kertas lakmus dalam larutan yang bersifat asam, basa, dan netral ditunjukkan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Warna Kertas Lakmus dalam Larutan yang Bersifat Asam, Basa, dan Netral

Untuk memahami perubahan warna kertas lakmus pada larutan asam, basa, atau netral, lakukanlah percobaan berikut. Sebelumnya bentuklah kelompok yang terdiri 4 siswa; 2 laki-laki dan 2 perempuan.

Tujuan belajarmu adalah dapat:

( menggunakan alat sederhana untuk me- nentukan skala ke- asaman dan kebasa- an;

( melakukan perco- baan untuk mengeta- hui sifat asam, basa di laboratorium dan alam.

Tujuan Pembelajaran

Tujuan: Mengetahui dan memahami perubahan warna kertas lakmus dalam larutan asam, basa, dan netral.

Alat dan Bahan:

– Pipet tetes – Plat tetes

– Kertas lakmus merah – Kertas lakmus biru – Air suling (akuades) – Air sumur

– Air PAM

– Air kapur – Air sabun – Air abu jerami – Air jeruk

– Larutan cuka: CH3COOH – Larutan asam klorida: HCl – Larutan gula: C12H22O11

– Larutan soda kaustik: NaOH

– Larutan garam dapur: NaCl – Larutan alkohol: C2H5OH Indikator Larutan asam Larutan basa Larutan netral lakmus merah lakmus biru merah merah biru biru merah biru

Cara Kerja:

1. Gunting masing-masing kertas lakmus merah dan biru ± 0,5 cm, kemudian letakkan pada lekukan plat tetes. Tetesi kertas lakmus, amati apakah terjadi perubahan. Catatlah hasil pengamatanmu.

2. Lanjutkan percobaan dengan menguji larutan-larutan lain yang tersedia. Amati dan catatlah hasil pengamatanmu.

Pertanyaan:

1. Larutan manakah yang berubah warna menjadi merah? 2. Larutan manakah yang berubah warna menjadi biru? 3. Nyatakan kesimpulanmu di buku kerjamu.

2. Larutan Indikator

Larutan indikator asam-basa adalah zat-zat warna yang mempunyai warna berbeda dalam larutan yang bersifat asam, basa, atau netral. Di laboratorium, indikator yang sering digunakan adalah larutan indikator PP (phenolphtalin), metil merah, dan metil jingga. Warna indikator tersebut dalam larutan asam, basa, dan netral ditunjukkan pada Tabel 3.3.

Untuk mengidentifikasi larutan asam, basa, atau netral dengan menggunakan larutan indikator, lakukan kegiatan berikut. Sebelum- nya bentuklah kelompok yang terdiri 4 siswa; 2 laki-laki dan 2 perempuan.

Indikator Larutan asam Larutan basa Larutan netral

Phenolphtalin (PP) Metil merah (MM) Metil jingga (MJ) merah muda kuning kuning tidak berwarna kuning kuning tidak berwarna merah merah

Tabel 3.3 Warna Larutan Indikator Asam-Basa

Tujuan: Mengidentifikasi dan mengelompokkan larutan yang bersifat asam, basa, atau netral dengan menggunakan larutan indikator.

Alat dan Bahan:

- Pipet tetes

- Tabung reaksi bernomor sebanyak sembilan buah

- Rak tabung reaksi - Air suling (akuades)

- Larutan cuka - Air sabun - Air kapur - Air abu jerami - Larutan gula

- Air buah jeruk - Larutan asam klorida

- Larutan garam dapur (natrium klorida) - Larutan soda api (natrium hidroksida)

- Indikator phenolphtalin (PP) - Indikator metil merah (MM) - Indikator metil jingga (MJ)

Cara Kerja:

1. Siapkan sembilan buah tabung reaksi yang bersih pada rak tabung reaksi.

2. Dengan menggunakan gelas ukur, masukkan 0,5 ml larutan cuka ke dalam masing-masing tabung reaksi no. 1–3. 3. Dengan cara yang sama masukkan 0,5 ml air kapur ke dalam

masing-masing tabung reaksi no. 4–6; masukkan 0,5 ml air suling (akuades) ke dalam masing-masing tabung reaksi no. 7–9.

4. Tambahkan dua tetes larutan phenolphtalin (PP) ke dalam tabung no. 1, 4, dan 7.

5. Tambahkan dua tetes larutan metil merah (MM) ke dalam tabung reaksi no, 2, 5, dan 8.

6. Tambahkan dua tetes larutan metil jingga (MJ) ke dalam tabung reaksi no. 3, 6, dan 9.

7. Amati dan catat hasil pengamatanmu.

8. Dengan cara yang sama, uji larutan-larutan lain dan catat hasil pengamatanmu ke dalam tabel di buku kerjamu. 9. Kelompokkan larutan-larutan yang diuji menurut sifatnya

kemudian masukkan ke dalam tabel di buku kerjamu.

Pertanyaan:

Berdasarkan hasil pengamatanmu, apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan di atas? Nyatakan kesimpulanmu dalam buku kerjamu.

3. Indikator Alami

Tumbuh-tumbuhan dapat dimanfaatkan sebagai indikator asam-basa, contoh: mahkota bunga (bunga sepatu, bugenvil, dan mawar), kunyit, kubis ungu, dan kulit manggis. Ekstrak bahan- bahan itu dapat memberikan warna yang berlainan dalam larutan asam maupun larutan basa. Sebagai contoh, cobalah haluskan kulit manggis, kemudian tambahkan sedikit air. Warna kulit manggis dalam keadaan netral adalah ungu. Kemudian ekstrak kulit manggis dibagi dua dan masing-masing diteteskan ke dalam larutan asam dan larutan basa. Dalam larutan asam, terjadi perubahan warna dari ungu menjadi kemerah-merahan, sedangkan dalam larutan basa terjadi perubahan warna dari ungu menjadi biru kehitaman. Dengan demikian, ekstrak kulit manggis dapat digunakan sebagai indikator alami.

Mahkota bunga dapat digunakan sebagai indi- kator pencemaran ling- kungan. Jika warna mah- kota bunga berubah tidak seperti layaknya, kemung- kinan di tempat itu telah tercemar zat kimia yang bersifat asam atau basa.

Ada juga contoh lain yang dapat digunakan sebagai indikator alami, yaitu ekstrak kubis ungu. Ekstrak kubis ungu dapat dimanfaatkan untuk menentukan sifat suatu larutan. Jika ekstrak kubis ungu diteteskan dalam larutan asam, basa, dan netral akan menghasilkan warna-warna seperti pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Warna Ekstrak Kubis Ungu dalam Larutan Asam, Basa, dan Netral.

Untuk menentukan sifat asam, basa, atau netral pada larutan yang menggunakan ekstrak bunga sepatu, lakukan kegiatan berikut. Sebelumnya bentuklah kelompok yang terdiri 4 siswa, 2 laki-laki dan 2 perempuan.

Tujuan: Mengetahui sifat asam basa dengan menggunakan bunga sepatu

Alat dan Bahan:

- Erlenmeyer - Penumbuk - Kertas saring - Pipet tetes - Alkohol 10% - Aseton

- Mahkota bunga sepatu - Larutan HCl dan NaOH

Cara Kerja:

1. Tumbuklah beberapa lembar mahkota bunga sepatu. Campurkan dengan aseton dan alkohol secukupnya.

2. Tambahkan lagi alkohol supaya lebih encer.

3. Saringlah campuran itu hingga didapat ekstra bunga sepatu. Perhatikan warnanya.

4. Tetesi kedua larutan itu dengan ekstrak bunga sepatu. Perhatikan warna masing-masing larutan.

Pertanyaan:

Berdasarkan hasil pengamatanmu, apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan di atas? Nyatakan kesimpulanmu dalam buku kerjamu.

Warna indikator kubis ungu Sifat larutan Merah tua Merah Merah keunguan Ungu Biru kehijauan Hijau Kuning Asam kuat Asam medium Asam lemah Netral Basa lemah Basa medium Basa kuat

4. Derajat Keasaman

Derajat keasaman (pH = potenz hidrogen) atau tingkat keasaman suatu larutan bergantung pada konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam larutan. Untuk menyederhanakan penulisan, seorang ahli

kimia dari Denmark bernama Sorensen mengusulkan konsep pH untuk menyatakan konsentrasi ion H+.

Ada beberapa cara yang digunakan untuk menentukan pH suatu larutan, yaitu:

a. pH-meter

Di laboratorium, pH suatu larutan dapat ditentukan dengan alat pH-meter yang mempunyai ketelitian sampai dua angka desimal.

pH suatu larutan dapat ditentukan dengan lebih tepat dan lebih akurat dengan menggunakan pH-meter. Alat pH-meter dioperasikan dengan cara mencelupkan elektroda ke dalam larutan yang diuji, dan harga (nilai) pH dapat dilihat pada skala pembacaan pada pH-meter. Skala pada pH-meter menggunakan skala digit untuk pengukuran pH. Skala pH berkisar antara 0–14. Larutan dengan pH kurang dari 7 bersifat asam. Larutan dengan pH lebih dari 7 bersifat basa. Adapun larutan dengan pH 7 bersifat netral.

Penggunaan pH-meter dapat dianggap sebagai cara terbaik penentuan pH suatu larutan. Sebab pH-meter mampu mengukur ion hidrogen dan menghitung nilai pH secara tepat.

b. Indikator universal

Indikator universal adalah campuran dari berbagai macam indikator asam-basa yang dapat menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan warnanya. Indikator universal ada dua macam, yaitu berupa larutan dan kertas.

Sumber: Ensiklopedia Iptek, 2004

S Gambar 3.4 Seorang peneliti lingkungan sedang menggunakan

Untuk larutan indikator universal, jika dimasukkan dalam larutan yang bersifat asam, basa, dan garam yang mempunyai pH berbeda akan memberikan warna-warna yang berbeda pula. Pada indikator universal bentuk kertas, caranya dengan mencelupkan kertas ke dalam larutan yang akan dicari pH-nya, selanjutnya dicocokkan dengan warna standar yang terdapat pada kemasan indikator tersebut.

Tabel 3.5 Daerah Warna pH Indikator Universal

Sumber: Dirangkum dari berbagai sumber

pH Warna indikator universal

d3 4 5 6 7 8 9 t10 merah merah jingga jingga kuning hijau kekuning-kuningan biru kehijau-hijauan biru ungu

Sumber: Ensiklopedi Iptek, 2004

S Gambar 3.5 Indikator uni- versal dalam bentuk kertas

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 Asam kuat (asam hidroklorida) Asam lemah (cuka) Netral (air) Alkali lemah (natrium bikarbonat) Alkali kuat (soda kaustik)

1. Kelompokkan zat-zat berikut ke dalam asam, basa, atau garam.

a. Larutan NaOH

b. Larutan cuka (CH3COOH) e. Larutan HCl d. Larutan KNO3 e. Larutan AgNO3 f. Larutan KOH g. Larutan H2SO4 h. Larutan NaCl i. Larutan H2CO3 j. Larutan Ba(OH)2

2. Sebutkan bahan alami yang dapat digunakan untuk menunjukkan larutan yang bersifat asam, basa, dan netral. 3. Sebutkan contoh makanan atau

Metaloid

Saat ini sudah diketahui ada unsur yang tidak dapat di- kelompokkan menjadi lo- gam maupun nonlogam. Unsur itu dinamakan meta- loid. Yang termasuk unsur metaloid antara lain boron, silikon, arsen, dan germa- nium.