• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 4 WUJUD ZAT

C. Kalor

Dahulu kalor dianggap sebagai suatu zat yang mengalir, semacam air atau udara. Akhirnya anggapan itu terbukti tidak benar. Kalor merupakan salah satu bentuk energi atau tenaga yang berhubungan dengan panas atau suhu suatu benda. Benda yang diberi kalor suhunya akan naik. Sementara itu, benda yang melepas kalor suhunya akan turun. Jika benda yang bersuhu lebih tinggi dicampur dengan benda bersuhu rendah, maka setelah beberapa saat akan dicapai suhu yang sama.

Suhu campuran dua benda, misalnya air dingin dicampur air panas, lebih dingin daripada benda yang lebih panas dan lebih panas daripada benda yang lebih dingin. Secara matematis pernyataan itu dapat ditulis TA > TC > TB.

Berdasarkan uraian di atas kamu juga mengetahui, bahwa air yang dingin suhunya akan naik jika dicampur air panas. Suhu benda juga dapat naik jika benda itu dipanasi. Apa sajakah yang memengaruhi kenaikan suhu suatu benda? Untuk menjawabnya cobalah kamu melakukan kegiatan berikut. Sebelumnya, bentuklah satu kelompok yang terdiri 4 siswa; 2 laki-laki dan 2 perempuan.

Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kenaikan suhu benda.

Alat dan Bahan:

Termometer

Gelas pyreks

Pemanas kaki tiga

Stop-watch

Air

Cara Kerja:

1. Sediakan termometer, gelas pyreks, pemanas kaki tiga, air, dan stop-watch.

2. Isilah gelas dengan air kira-kira setengah bagian, masukkan termometer dan catatlah suhunya.

3. Panaskan gelas itu di atas kaki tiga.

4. Catatlah suhu air setiap 2 menit sekali hingga menit ke-10. Tulislah pengamatanmu pada tabel pengamatan di buku kerjamu. 5. Ulangilah cara kerja nomor 2 – 4, tetapi dengan jumlah air lebih

sedikit (usahakan suhu awal air sama).

6. Ulangilah cara kerja nomor 2 – 4, tetapi dengan jumlah air lebih banyak (usahakan suhu awal air sama).

7. Bandingkan kenaikan suhu air berdasarkan tabel nomor 4, 5, dan 6.

Pertanyaan:

1. Mengapa jumlah air dalam kegiatan ini perlu dibedakan? 2. Nyatakan kesimpulan kelompokmu dalam buku kerjamu.

Cobalah kegiatan di atas kamu kembangkan dengan mengubah nyala pemanas dan mengganti bahan uji selain air. Jika kegiatan terse- but kamu lakukan dengan teliti dan benar, kamu akan mendapatkan bahwa:

– kenaikan suhu sebanding dengan panas;

– kenaikan suhu berbanding terbalik dengan jumlah air; – kenaikan suhu bergantung jenis zat.

Jika jumlah panas yang digunakan dinyatakan dalam Q, secara matematis kenaikan suhu ('T) dapat ditulis dalam bentuk rumus.

'T = mc

Q

dalam hal ini 'T = T2T1

Dalam bentuk lain rumus tersebut dapat ditulis

Q = mc 'T

atau

Q = mc (T2T1)

Dengan:

Q = jumlah panas (joule)

m = massa benda (kg)

c = kalor jenis benda (J/kgoC)

'T = perubahan suhu benda (oC) T1 = suhu awal benda (oC) T2 = suhu akhir benda (oC).

Dalam sistem SI satuan kalor adalah joule (J). Satuan itu juga merupakan satuan energi. Selain joule, kalor juga dapat dinyatakan da- lam satuan kalori (kal). Adapun 1 kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1 gram air untuk menaikkan suhunya menjadi 1oC le-

bih tinggi. Nilai 1 kalori setara dengan 4,2 joule. Kesetaraan satuan ka- lori dan joule disebut tara kalor mekanis.

1 joule = 0,24 kal 1 kal = 4,2 joule

Dalam keseharian, penggunaan satuan kalori sering kamu te- mukan dalam kemasan makanan atau minuman. Kemasan itu biasanya menunjukkan kandungan gizi, contohnya pada kemasan susu (perhatikan Gambar 5.8).

Pada persamaan kalor (Q = m c 'T), terdapat besaran yang dinotasikan dengan huruf c. Besaran itu berkaitan dengan jenis suatu benda, besaran itu disebut kalor jenis. Adapun yang dimaksud kalor jenis zat adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 oC. Kalor jenis zat merupakan sifat khas suatu

benda terhadap kalor. Sebab tidak ada dua zat atau lebih yang mempu- nyai kalor jenis yang sama. Kalor jenis beberapa zat dapat dilihat pada Tabel 5.3. Satuan kalor jenis dapat menggunakan J/kg oC, J/kg K, atau

kal/kg oC S Gambar 5.8 Satuan

kalori terdapat pada kemasan makanan atau minuman (perhatikan tanda lingkaran)

Tabel 5.3 Kalor Jenis Zat

Alkohol 2.400 550 Kaca 670 160

Air (es) 2.100 500 Kuningan 380 90

Air 4.180 1.000 Marmer 860 210

Air (uap) 2.010 480 Minyak tanah 2.200 530

Aluminium 900 210 Perak 230 60

Badan manusia 3.470 830 Raksa 140 30

Besi/baja 450 110 Seng 390 90

Emas 130 30 Tembaga 390 90

Gliserin 2.400 580 Timbal 130 30

Kayu 1.700 410 Udara 1.000 240

Zat

Zat

Dirangkum dari berbagai sumber

Kalor Jenis Kalor Jenis

J/kg oC kal/kg oC J/kg oC kal/kg oC

1. Sebatang besi semula mempunyai suhu 2 oC.

Besi itu mempunyai massa 10 kg. Berapa- kah kalor yang diper- lukan untuk

menaikkan suhu besi menjadi 12 oC, jika kalor jenisnya 450 J/kg oC? Penyelesaian: Diketahui: m = 10 kg c = 450 J/kg oC T1 = 2oC T2 = 12oC Ditanyakan: Q = ...? Jawab: Q = mc (T2 – T1) = 10 kg

u

450 J/kg oC

u

(12 – 2) oC Q = 45.000 J

Jadi, kalor yang diperlukan sebesar 45.000 J atau 45 kJ.

2. Satu liter air bersuhu 50 oC. Setelah didiam-

kan beberapa saat, suhu air menjadi 10 oC.

Jika kalor jenis air 4,18 kJ/kg oC dan massa

jenis air 1.000 kg/m3,

tentukan kalor yang dilepas air selama itu.

Penyelesaian: Diketahui: V= 1liter = 10-3 m3

U

= 1.000 kg/m3 c = 4,18 kJ/kg oC T1= 50 oC T2= 10 oC Ditanyakan: Q = ...? Jawab:

Massa air belum diketahui, karena itu perlu dicari dulu dengan V

m

Bagaimana cara kamu mencampur dua air yang bersuhu tidak sama? Apa yang terjadi pada suhu campuran keduanya? Cobalah ka- mu mencampur segelas air es (0 oC) dengan segelas air bersuhu

50 oC. Percampuran dua benda yang suhunya berbeda pertama kali

diteliti oleh Joseph Black. Black menyatakan bahwa jika dua benda bersuhu tidak sama disatukan, benda bersuhu rendah akan menyerap kalor, sedangkan benda bersuhu lebih tinggi akan melepas kalor. Pernyataan Black itu dikenal sebagai asas Black.

Dalam bentuk persamaan, asas Black dapat ditulis dalam bentuk:

Qserap = Qlepas

1. Penguapan

Tahukah kamu mengapa air dapat menguap? Penguapan adalah peristiwa meninggalkannya molekul-molekul zat dari kelompoknya. Penguapan terjadi pada permukaan zat dan dapat terjadi pada berbagai suhu.

Pada saat di rumah, kamu juga dapat mengamati peristiwa pe- nguapan. Sewaktu memasak air, apa yang terjadi seandainya air itu di- panasi terus-menerus, habiskah air itu? Mengapa? Jadi, setiap peng- uapan memerlukan kalor. Peristiwa-peristiwa berikut merupakan con- toh hasil panguapan, yaitu: pada pembuatan garam, penyulingan, dan terjadinya awan.

Penguapan merupakan gejala alam yang banyak manfaatnya. Untuk itu, orang berusaha mencari cara mempercepat proses peng- uapan. Pernahkah kamu memerhatikan orang minum segelas mi- numan panas? Orang itu kadang meniupkan udara ke permukaan gelas, atau mungkin menuangkan air panas itu ke piring kecil. Kedua cara itu dapat mempercepat penguapan. Selain dengan cara memberi kalor, penguapan dapat dipercepat dengan cara meniupkan udara ke atas zat itu dan memperluas permukaan bidang. Perlu diketahui, pada dasarnya meniupkan udara merupakan cara untuk mengurangi tekanan udara pada permukaan bidang. Cara-cara tersebut membantu molekul di permukaan cairan untuk melepaskan diri dari ikatan antarmolekul dalam cairan.

m = UV = 1.000 kg/m3

u

10-3 m3 = 1 kg Q = mc (T2T1)

= 1 kg

u

4,18 kJ/kg oC

u

(10 – 50) oC Q = –167,2 kJ

Jadi, kalor yang dilepas air adalah 167,2 kJ (tanda negatif menunjukkan adanya pelepasan kalor).

Untuk Diingat Penguapan dapat diper- cepat dengan cara me- nambah kalor, memper- luas permukaan bidang, dan mengurangi tekanan udara di atas permukaan.

2. Pendidihan

Cobalah kamu mengamati proses memasak air. Pada saat air mendidih, apakah suhunya terus naik? Zat cair disebut mendidih, jika pada seluruh bagian zat itu telah terjadi penguapan. Pada saat zat cair mendidih, suhu zat cair tersebut tetap meskipun terus-menerus diberi kalor. Titik didih zat cair yang satu berbeda dengan titik didih zat cair yang lain. Jika kita akan mendidihkan zat cair, banyaknya kalor yang dibutuhkan bergantung pada banyaknya massa zat cair dan jenis zat cair. Makin besar massa zat cair yang akan kita didihkan, makin besar pula kalor yang dibutuhkan.

Adapun yang dimaksud titik didih normal adalah suhu pada saat zat mendidih pada tekanan 1 atmosfer. Titik didih dipengaruhi oleh tekanan udara. Jika tekanan udara kecil, titik didihnya rendah, demikian pula sebaliknya. Contohnya jika suatu tempat bertekanan udara 1 atmosfer, di tempat itu air mendidih pada suhu 100 oC. Akan tetapi, jika

di tempat lain yang bertekanan udara 72 cmHg (kurang dari 1 at- mosfer), air akan mendidih pada suhu kurang dari 100 oC.

3. Peleburan

Untuk mengamati pengaruh kalor yang lain cobalah kamu melakukan kegiatan berikut secara berkelompok. Sebelumnya bentuklah satu kelompok yang terdiri 4 siswa; 2 laki-laki dan 2 perempuan.

Tujuan: Mengamati pengaruh kalor terhadap perubahan wujud.

Alat dan Bahan:

– Bejana – Termometer – Lampu spiritus – Es batu

Cara Kerja:

1. Sediakan beberapa potong es batu. Letakkan es batu itu dalam suatu bejana.

2. Letakkan pula termometer Celsius dengan skala ke dalamnya. Selanjutnya, panaskan bejana itu di atas lampu spiritus atau kompor.

3. Catatlah suhu tepat es mulai mencair.

Pertanyaan:

1. Apa kegunaan nyala lampu spiritus pada percobaan ini?

2. Dapatkah suhu es batu berubah tanpa dipanasi lampu spiritus?

3. Apa yang terjadi jika air es itu dipanaskan terus? Bagaimana suhu air?

4. Nyatakan kesimpulanmu dalam buku kerjamu. Perubahan wujud air a. padat; b. cair; c. gas

DISKUSI (Akurasi Teori)

Suhu manakah yang lebih tinggi untuk mendidihkan segelas air, jika menggunakan satu lilin atau dua lilin?

Kamu dapat pula mencoba perubahan zat padat langsung menjadi zat gas. Jika terdapat kapur barus diberi kalor, maka kapur barus itu akhirnya menjadi hilang. Hilangnya kapur barus merupakan perubahan wujud dari padat menjadi gas.

Berdasarkan dua hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa kalor mampu mengubah wujud suatu zat. Pada saat terjadi perubahan wujud zat, tidak terjadi perubahan suhu (suhunya tetap) sebab kalor yang diberikan digunakan oleh zat tersebut untuk mengubah wujudnya. Kalor tersebut disebut kalor laten. Jadi, kalor laten (L) adalah banyak- nya kalor yang dibutuhkan oleh suatu zat untuk mengubah wujudnya. Pada kegiatan di atas terjadi dua perubahan, yaitu mencair dan menguap. Kalor yang digunakan mengubah wujud es batu menjadi air disebut kalor cair/lebur (L). Adapun kalor yang digunakan mengubah wujud air menjadi uap air disebut kalor uap (U). Dalam hal ini kalor lebur dan kalor uap merupakan kalor laten. Oleh karena itu, dalam per- ubahan wujud zat berlaku rumus:

Q = m L atau Q = m U

Dengan:

Q = banyaknya kalor (J atau kkal)

m = massa zat (kg)

L = kalor lebur (Jkg-1 atau kkal kg-1) U = kalor uap (Jkg-1 atau kkal kg-1)

Besar suhu di mana es batu tepat mulai mencair menjadi air di- sebut titik cair/lebur. Adapun suhu dimana air tepat mulai mendidih di- sebut titik didih. Pada Tabel 5.4 ditampilkan titik lebur, titik didih, dan kalor uap beberapa zat.

Titik lebur Kalor lebur Titik didih Kalor uap (0 oC) (kJ/kg) (0 oC) (kJ/kg) Air 0 334 100 2.260 Alkohol –114 10,4,2 78 853 Belerang 119 55 444 – Emas 1.063 64,5 2.660 1.580 Nitrogen –210 25,5 –196 201 Oksigen –219 13,8 –18,3 213 Perak 961 88,3 – – Platina 1.775 112,5 – – Raksa –39 11,8 357 272 Timah hitam 327 24,5 – –

Dirangkum dari berbagai sumber Tabel 5.4 Lalor laten zat

Zat Untuk Diingat

Kalor dapat mengubah suhu benda dan wujud zat.